Anda di halaman 1dari 26

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

ILMU KESEHATAN ANAK

DEPARTEMEN/SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT TK. II KARTIKA HUSADA
PONTIANAK
2018
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Did you know?


Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT TK. II KARTIKA HUSADA PONTIANAK
2018
DENGUE FEVER
Pengertian Salah satu varian klinik infeksi virus dengue, yang ditandai oleh gejala panas 2-
7 hari.
Anamnesis 1. Demam
a. Timbul mendadak, berlangsung 2-7 hari
b. Disertai dengan tidak mau bermain (”not doing well”), nafsu makan
menghilang, mual, dan tidak jarang disertai muntah.
c. Kadang kurva suhu berbentuk pelana (sadle-back fever)
d. Suhu turun mendadak, kemudian penderita merasa/tampak membaik
dan muncul nafsu makan.
2. Nyeri
a. Nyeri kepala
b. Nyeri belakang mata (retro orbital)
c. Nyeri otot (myalgia)
d. Nyeri sendi (arthralgia)
3. Ruam
a. Pada awal sakit dapat timbul kemerahan (flushing) pada kulit penderita
b. Pada periode penyembuhan dapat muncul ”confalescence rash”, berupa
morbilli like rash yang lokasinya di ekstremitas bawah (shoe like
appearance) dan di ekstremitas atas (handglove like appearance).
4. Manifestasi perdarahan
a. Tidak selalu ada
b. Dapat berupa tourniquet test yang positip, petekiae, epistaksis,
perdarahan gusi dan dapat terjadi perdarahan masif berupa
hematemesis/melena yang sampai membutuhkan transfusi darah.
5. Dapat dijumpai gejala gastro intestinal, berupa diare dan gejala saluran
napas atas berupa batuk serta pilek yang ringan.
Pemeriksaan Fisik 1. Febris
2. Malaise
3. Hepatomegali
4. Splenomegali
5. Epistaksis
6. Ptekiae
7. Hematemesis/ Melena

Kriteria Diagnosis 1. Demam < 7 hari


Did you know?
Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

3. Bleeding

Diagnosis 1. Exanthema subitum


Banding 2. German Measles
3. Chikungunya
4. Demam berdarah dengue grade I dan II
Pemeriksaan 1. Laboratorium rutin sering dijumpai adanya leukopenia, dan dapat disertai
Penunjang penurunan trombosit, walaupun seringkali masih > 100.000
2. Diagnosis etiologis :
a. Serologis eliza, memeriksa IgM dan IgG dengue, lakukan pada hari sakit
≥ 5, untuk lebih memperoleh hasil positif.
b. Serologis hemaglutinasi inhibisi, dengan mengambil serum sepasang,
dimana serum pertama saat masuk rumah sakit dan serum kedua
usahakan ≥ 7 hari kemudian (sering kali susah dipenuhi).
c. Virologi, isolasi virus dari spesimen darah, usahakan pengambilan serum
saat periode febris, kemudian dengan dry ice dikirim ke pusat-pusat
pemeriksaan virologi (dilakukan saat riset).
Terapi Apabila penderita infeksi Virus Dengue datang pada periode febris, dimana
belum/tidak dapat dibedakan apakah Dengue Fever/Dengue Hemorrhagic
Fever, maka pengobatan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Antipiretik
Parasetamol sebagai pilihan, dengan dosis 10 mg/BB/kali tidak lebih dari 4
kali sehari. Jangan memberikan aspirin dan brufen/ibuprofen, sebab dapat
menimbulkan gastritis dan atau perdarahan.
2. Antibiotika tidak diperlukan
3. Makan disesuaikan dengan kondisi napsu makannya
4. Apabila penderita ditetapkan rawat jalan, maka kalau dalam perjalanan
didapat keluhan dan tanda klinis seperti dibawah ini dianjurkan untuk segera
datang ke rumah sakit untuk pengobatan selanjutnya.
Gejala dan tanda yang dimaksud adalah :
a. Nyeri abdomen
b. Tanda perdarahan dikulit, petekiae dan ekimosis
c. Perdarahan lain seperti epistaksis & perdarahan gusi
d. Penderita tampak loyo& pada perabaan terasa dingin
5. Kebutuhan cairan harus dipenuhi. Pemberian cairan dapat diberikan per

oral, akan tetapi apabila penderita tidak mau minum, muntah terus, atau
panas yang terlalu tinggi maka pemberian cairan intravena menjadi
pilihannya.
Did you know?
Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Apabila cairan intravena dijadikan pilihan terapi, maka dikenal formula


untuk memenuhi cairan rumatan yaitu formula Halliday Segar dengan
rincian sebagai berikut :
Berat Badan ( Kg ) Cairan Rumatan (Vol)/ 24 jam
10 100 CC/Kg BB
10-20 1000 CC + 50 CC/Kg BB diatas 10 Kg
> 20 1500 CC + 20 CC/Kg BB diatas 20 Kg

Setiap derajat C kenaikan temperatur, cairan dinaikkan 12 % dari


kebutuhan rumatan.
Jumlah tersebut diatas untuk seluruh kebutuhan cairan sehari, termasuk
cairan oral. Untuk cairan rumatan ini dapat dipakai solutio D 5½ Saline untuk
anak usia > 3 tahun atau D 5¼ Saline untuk penderita berumur ≤ 3 tahun.
6. Lakukan observasi secara cermat setiap 6 jam atas tanda vitalnya,
dengan tujuan untuk mendeteksi adakah tanda-tanda kebocoran plasma
(plasma leakage), yang mengarah ke dengue haemorhagic fever.
Did you know?
Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more
Did you know?
Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Edukasi 1. Jaga kebersihan


2. Perbanyak asupan cairan
3. Makanan bergizi
Prognosis Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Kepustakaan 1. WHO. 2009. Dengue Hemmorhagic Fever
Did you know?
Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

PANDUAN PRAKTIK KLINIK


SMF ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT TK. II KARTIKA HUSADA PONTIANAK
2018
DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)

Pengertian Suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi


>160/110 mmHg disertai protein urine dan atau edema, pada kehamilan 20
minggu atau lebih.
Anamnesis 1. Demam
e. Timbul mendadak, berlangsung 2-7 hari
f. Disertai dengan tidak mau bermain (”not doing well”), nafsu makan
menghilang, mual, dan tidak jarang disertai muntah.
g. Kadang kurva suhu berbentuk pelana (sadle-back fever)
h. Suhu turun mendadak, kemudian penderita merasa/tampak membaik
dan muncul nafsu makan.
2. Nyeri
e. Nyeri kepala
f. Nyeri belakang mata (retro orbital)
g. Nyeri otot (myalgia)
h. Nyeri sendi (arthralgia)
3. Ruam
c. Pada awal sakit dapat timbul kemerahan (flushing) pada kulit penderita
d. Pada periode penyembuhan dapat muncul ”confalescence rash”,
berup a morbilli like rash yang lokasinya di ekstremitas bawah (shoe
like appearance) dan di ekstremitas atas (handglove like appearance).
4. Manifestasi perdarahan
c. Tidak selalu ada
d. Dapat berupa tourniquet test yang positip, petekiae, epistaksis,
perdarahan gusi dan dapat terjadi perdarahan masif berupa
hematemesis/melena yang sampai membutuhkan transfusi darah.
5. Dapat dijumpai gejala gastro intestinal, berupa diare dan gejala saluran
napas atas berupa batuk serta pilek yang ringan.

2. Malaise
3. Hepatomegali
4. Splenomegali
5. Epistaksis
6. Ptekiae
7. Hematemesis/ Melena
Did you know?
Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Kriteria Diagnosis 1. DHF Grade I : semua gejala umum, peningkatan HCT >20%, satu-satunya

tanda perdarahan ialah uji bendung yang positif


2. DHF Grade II : semua gejala umum, peningkatan HCT >20%, dengan tanda
perdarahan lain
3. DHF Grade III : semua gejala umum, peningkatan HCT >20%, dengan
penyempitan nadi <20 mmHg
4. DHF Grade IV : syok. Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur.
Diagnosis 1. Exanthema subitum
Banding 2. German Measles
3. Chikungunya
Pemeriksaan 1. Laboratorium rutin sering dijumpai adanya leukopenia, dan dapat disertai
penunjang penurunan trombosit, walaupun seringkali masih > 100.000
2. Diagnosis etiologis :
a. Serologis eliza, memeriksa IgM dan IgG dengue, lakukan pada hari sakit
≥ 5, untuk lebih memperoleh hasil positif.
b. Serologis hemaglutinasi inhibisi, dengan mengambil serum sepasang,
dimana serum pertama saat masuk rumah sakit dan serum kedua
usahakan ≥ 7 hari kemudian (sering kali susah dipenuhi).
3. Virologi, isolasi virus dari spesimen darah, usahakan pengambilan serum
saat periode febris, kemudian dengan dry ice dikirim ke pusat-pusat
pemeriksaan virologi (dilakukan saat riset).
Did you know?
Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Terapi
Did you know?
Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Did you know?


Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more

Edukasi 1. Jaga kebersihan


2. Perbanyak asupan cairan
3. Makanan bergizi
Prognosis Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Kepustakaan 1. WHO. 2009. Dengue Hemorragic fever Diagnosis & Treatment
2. Pedoman Diagnosis & Terapi Ilmu Kesehatan Anak RSUD Soetomo. 2010
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Did you know?


Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT TK. II KARTIKA HUSADA PONTIANAK
2018
DIARE CAIR AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG
Pengertian Buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan
berlangsung kurang dari 1 minggu.
Anamnesis 1. Lama diare berlansung, frekuensi sehari, warna dan konsistensi tinja,
lendir, dan atau darah dalam tinja.
2. Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air
kecil terakhir, demam, sesak, kejang, kembung.
3. Jumlah cairan yang masuk selama diare
4. Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengonsumsi
makanan yang tidak biasa
5. Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum
Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum, kesadaran dan tanda vital
2. Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng, atau lemah/letargi/koma,
rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
3. Tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir,
mulut dan lldah.
4. Berat badan
5. Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, seperti napas
cepat dan dalam (asidosis metabolik), kembung (hipokalemia), kejang (hipo
atau hipernatremia).
6. Penilaian derajat dehidrasi ringan-sedang (kehilangan cairan 5-10% berat
badan). Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda
tambahan:
a. Keadaan umum gelisah atau cengeng
b. Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang,
mukosa mulut dan bibir sedikit kering
c. Turgor kurang, akral hangat
Kriteria Diagnosis 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik (apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau
lebih tanda tambahan)
3. Pemeriksaan penunjang
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Did you know?


Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more

2. Analisis gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya
gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

a. Cairan dehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75


mL/KgBB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang
telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/KgBB setiap diare cair.
b. Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap
diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi
sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang
diberikan adalah ringer laktat atau KaEN 3B atau NaCl dengan
jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan.
c. Pasien dipantau di Rumah Sakit selama proses rehidrasi sambil
memberi edukasi tentang dilakukan rehidrasi kepada orang tua.
d. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
2. Seng/Zink
Zink elemental diberikan selama 10-14 hari mesikpun anak telah tidak
mengalami diare dengan dosis :
a. Umur di bawah 6 bulan : 10 mg per hari
b. Umur di atas 6 bulan : 20 mg per hari
3. Nutirisi
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur
tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai
pengganti nutrisi yang hilang. Anak tidak boleh dipuasakan, makanan
diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6x sehari)
4. Medikamentosa
a. Tidak boleh diberikan obat anti diare
b. Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri
(diare berdarah) atau kolera.
c. Antiparasit : metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
merupakan obat pilihan untuk amuba vegetatif
5. Edukasi

2. Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan


3. Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban
4. Imunisasi campak
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Did you know?


Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more

Ad fungsionam : Dubia ad bonam

Kepustakaan 1. Dit. Jen PPM, PLP Dep.Kes. RI. PMPD. Buku Ajar Diare. 1996.
2. WHO, UNICEF.Oral Dehydration Salt Production of the new ORS. Geneva.
2006.
3. WHO. Hospital Cara for Childer. Geneva. 2005.
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Did you know?


Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT TK. II KARTIKA HUSADA PONTIANAK
2018
KEJANG DEMAM SEDERHANA
Pengertian Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38 C) tanpa adanya infeksi susunan saraf pusat, gangguan
elektrolit, atau metabolik lain.
Kejang demam sederhana adalah kejang yang berlangsung kurang dari 15
menit, bersifat umum serta tidak berulang dalam 24 jam.
Anamnesis 1. Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran, lama kejang
2. Suhu sebelum/saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, interval, keadaan anak
pasca kejang, penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat (gejala
infeksi saluran napas akut/ISPA, ISK, OMA, dll)
3. Riwayat perkembangan, riwajat kejang demam dan epilepsi dalam keluarga
4. Singkirkan penyebab kejang yang lain (misalnya diare/muntah yang
mengakibatkan gangguan elektrolit, sesah yang mengakibatkan
hipoksemia, asupan kurang yang dapat menyebabkan hipoglikemia)
Pemeriksaan Fisik 1. Kesadaran : apakah terdapat penurunan kesadaran
2. Suhu tubuh : apakah terdapat demam
3. Tanda rangsang meningeal : Kaku kuduk, Bruzinski I dan II, Laseque
4. Pemeriksaan nervus kranial
5. Tanda peningkatan tekanan intrakranial : ubun-ubun besar membonjol,
papil edema
6. Tanda infeksi di luar SSP : ISPA, OMA, ISK, dll
7. Pemeriksaan neurologi : tonus, motorik, reflex fisiologis, reflex patologis
Kriteria Diagnosis 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis 1. Infeksi SSP
Banding 2. Perdarahan intrakranial
3. Ketidakseimbangan elektrolit
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari penyebab
penunjang demam atau kejang. Pemeriksaan dapat meliputi darah perifer lengkap,
gula darah, elektolit, urinalisis dan biakan darah, urin atau feses.
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Did you know?


Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more

3. Pemeriksaan EEG tidak direkomendasikan.

4. Pencitraan (CT-Scan atau MRI Kepala) dilakukan hanya jika indikasi.


Terapi 1. Pada umumnya kejang berlangsung singkat (rerata 4 menit) dan pada waktu
pasien datang, kejang sudah berhenti. Apabila saat pasien datang dalam
keadaan kejang, obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah
diazepam intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,2-0,5 mg/kg
perlahan-lahan dengan kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit,
dengan dosis maksimal 10 mg. Bila setelah pemberian diazepam rektal
kejang belum berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama
dengan interval waktu 5 menit. Bila kejang telah berhenti, pemberian obat
selanjutnya tergantung dari indikasi terapi antikonvulsan profilaksis, yaitu :
a. Kelainan neurologis berat, misalnya palsi serebral
b. Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
c. Usia < 6 bulan
d. Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39 derajat celsius
e. Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu tubuh
meningkat dengan cepat
2. Antipiretik
Dosis parasetamol yang digunakan adalah 10-15 mg/kg/kali diberikan 4-6
jam. Dosis ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.
Edukasi 1. Meyakinkan orang tua bahwa kejang demam mempunyai prognosis baik
2. Memberitahukan cara penanganan kejang
3. Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
4. Pemberian obat profilaksis untuk mencegah berulangnya kejang memang
efektif, tetapi harus diingat adanya efek samping obat.
Prognosis Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Kepustakaan 1. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam. UKK Neurologi. IDAI
2016.
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Did you know?


Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more

PANDUAN PRAKTIK KLINIK

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT TK. II KARTIKA HUSADA PONTIANAK
2018
VOMITUS/MUNTAH
Pengertian Suatu gejala yang merupakan manifestasi dari berbagai kelainan atau penyakit
termasuk saluran cerna dan organ lain.
Anamnesis 1. Usia anak
Usia anak memegang peranan penting dalam penelurusan etiologi muntah
karena masing-masing diagnosis adalah spesifik pada usia-usia tertentu.
2. Waktu terjadinya mual atau muntah
a. Akut : episode pendek dan tiba-tiba
b. Kronik : episode relatif ringan tapi sering terjadi, lebih dari 1 bulan
c. Siklik: berulang, episode berat tetapi diselingi periode asimptomatik
Pemeriksaan Fisik 1. Ikterus
2. Ubun-ubun menonjol
3. Hipertensi arterial
4. Tumor abdomen

Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis


2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
Diagnosis
Banding
Did you know?
With Scribd you can unlock unlimited possibilities with over 1,000,000
audiobooks and ebooks.
Learn more

Did you know?


Over 1 million subscribers trust Scribd to be the library in their pocket.
Learn more

2. Pelacakan adanya gangguan metabolik: analisis gas darah, amonia, dan

lain-lain
3. Pemeriksaan laboratorium, meliputi pemeriksaan elektrolit, bilirubin dan
transaminase hepar, urinalisis, amilase dan lipas darah, pemeriksaan CSS.
4. Pemeriksaan radiologis terutama dibutuhkan pada kasus bedah : foto polos
abdomen, foto abdomen dengan kontras, USG.
Terapi 1. Atasi dehidrasi apabila ada
2. Pelacakan etiologi
3. Dukungan nutrisi
4. Terapi medikamentosa : obat antimuntah
Biasanya digunakan ondansetron intravena dengan dosis 0,15 mg/kgBB,
diberikan setiap 8 jam secara perlahan dalam 15 menit, maksimal 24-32
mg/hari.
Edukasi 1. Jaga kebersihan
2. Perbanyakan asupan cairan
3. Makanan bergizi
Prognosis Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Kepustakaan 1. Cotto, S. and R. Ranuh (2003). "Abdominal migraine and cyclical vomiting."
Seminars in Pediatric Surgery 12 : 254-258.
2. Dignan, F., D. N. K. Symon, et al. (2003). "The prognosis of cyclical vomiting
syndrome." Arch Dis Child 84 : 55-57.
3. Murray, K. F. and D. L. Christie (1998). "Vomiting." Pediatric 19 : 337-341.
4. Judith, M. S. (2004). Vomiting. Pediatric Gastrointestinal Disease. Walker.,
Goulet., Kleinman.et al. Ontario, BC. Decker Inc. 1 : 203-209.

Anda mungkin juga menyukai