Anda di halaman 1dari 17

PENGENALAN UMUM KELAS AVES

Burung memiliki keindahan bentuk dan warna serta cara perkawinan yang menarik. Beberapa
aspek pada burung seperti pola terbang,makanan dan kegiatan kawin tidak terlalu sulit untuk
diamati.Aspek lain yang menarik adalah tingkah laku burung,suara,siulan dan nyanyian yang
indah yang sangat spesifik bagi tiap-tiap burung. Burung berkembang dari reptilia. Nenek
moyang burung adalah Archeopteriyx yang merupakan kombinasi sifat reptilia dan burung dan
merupakan mata rantai perkembangan evolusi reptil dan burung yang tergambar melalui temuan
fosil zaman Jurasic di daerah bavaria. Beberapa akhli menilai archeopteryx adalah burung purba
dan ada pula yang berpendapat sebagai Dinosaurus yang berbuli,di mana bulu tersebut
merupakan thermoinsulator yang diperlkan pada wkatu terbang.

Ada beberapa alasan untuk menempatkan burung sebagai vertebrata tinggi. Burung memiliki
struktur tubuh dan fisiologi yang berkembang lebih baik dari pada vertebrata lainnya termasuk
mammalia.
Keanekaragaman Arsitektur Burung

Meskipun ada sejumlah kecil burung yang tidak dapat terbang,namun semua struktur aves
merupakan bentuk adaptasi untuk terbang. Hal ini jelas tampak pada burung yang tak dapat
terbang seperti burung unta dan penguin yang menunjukan bahwa mereka berasal dari nenek
moyang yang dapat terbang,adaptasi ini tampak dalam bentuk tubuh yang aerodinamik yang
memungkinkan mereka untuk terbang. Berarti lepas dari ukuran tubuh,warna,bentuk paruh dan
kaki,terdapat derajat keaneka ragaman struktur yang sangat tinggi untuk kelas aves jika
dibandingkan dengan kelas lainnya sperti mammalia. Keanekaragaman struktur ini menyebabkan
sistem klassifikasi yang meliputi perbedaan morfologi sulit untuk dibuat.

Masalah dalam sistematika burung


Jumlah species burung sangat banyak,bahkan yang terbanyak dibandingkan dengan kelas
lainnya kecuali kelas pisces. Perbedaan antar species seringkali sangat kecil,mungkin hanya pada
perbedaan plumage pada masa kawin, tingkah laku,suara yang hanya mugkin teramati oleh
seorang yang benar-benar akhli. Kadang-kadang spesies yang hampir mirip bentuk dan
warnanya,ternyata berbeda suaranya,sehingga spesiesnya terpisah. Masalah dalam semua
sistematika burung,adalah pengenalan konvergensi. Burung yang berbeda ternyata dapat
menunjukan hubungan kekerabatan yang dekat,atau dinyatakan berkerabat dekat karena
konvergensi dari bentuk yang berbeda yang disebabkan oleh adapatasi terhadap kehidupan.
Klassifikasi berdasarkan prinsip filogenetik sangat penting,tetapi sulit untuk dilakukan untuk
memilah persamaan dan perbedaan pada burung. Contoh konvergensi adalah kesamaan
umum,tetapi memiliki kekhususan seperti :

1. Struktur dan warna paruh,dari burung rangkong dan toucan yang sama-sama beradaptasi untuk
memakan buahbuahan dari pepohonan di hutan tropika.
2. Perbedaan kaki,kedua burung di atas memiliki susunan jari kaki yang berbeda, Secara umum
perbedaan kaki lebih konservatif daripada paruh karena itu lebih reliabel,karena itu kedua burung
ini tidak diklassifikasikan bersama.

3. Umumnya filogeni burung yang didasarkan pada sifat alur bulu-bulu,bentuk tendon otot
tungkai,protein pada albumin telur,tidak dapat diandalkan untuk identifikasi sehari-hari di
museum maupun untuk identifikasi di lapangan.

Filogenetik klassifikasi burung pada masa kini.


Kini Ornithologist mengenal 27 ordo dari burung yang masih hidup,dan beberapa diantaranya
terancam punah. Ada 3 kelompok ordo yaitu : Ratitae ;burung –burung yang berukuran
besar,tidak dapat terbang,Carinatae; adalah jenis burung yang dapat terbang,kedua kelompok ini
digolongkan sebagai Superordo. Diantara kedua superordo tersebut ada kelompok burung
intermediet yaitu burung yang tidak terlalu mahir terbang kelompok tersebut termasuk superordo
Tinamae

Sistematika yang digunakan


Sistematika yang digunakan dalam klassifikasi burung berbeda dengan veretebrata lainnya di
mana hanya perbedaan morfologi yang menjadi basis klassifikasi. Klassifikasi yang digunakan
dalam buku J. E Webb et.al,lebih ditekankan pada penggunaannya daripada filogenetiknya,dan
didasarkan terutama pada sifat tingkah laku dan ekologinya.

Pertama ;Perbedaan burung yang dapat terbang dan tak dapat terbang.

Kedua ; Pada tipe anak yang baru menetas dibedakan atas precoccial dan altricial. Precoccial
ditujukan pada anak burung yang dapat segera meninggalkan sarang setelah menetas untuk
mencari makanan, misalnya pada anak ayam atau anak bebek. Altricial;ditujukan pada anak
burung yang pada waktu menetas masih tak berbulu,belum dapat berdiri,tetap tinggal di dalam
sarang dan diberi makan oleh induknya sampai burung cukup kuat untuk terbang,misalnya pada
burung pemangsa dan penyanyi. Bebebrapa diantara ordo ini bersifat intermediat,beberapa jelas
precoccial atau altricial. Hampir semua ciconiformes seperti bangau dan blekok adalah
altricial,tetapi burung flamingo adalah precocial. Sebaliknya kebanyakan charadiiformes adalah
precocial tetapi sebagian lainnya seperti camar dan terna adalah intermediet,yaitu anakanaknya
dapat meninggalkan sarang tetapi masih diberi makan langsung oleh induknya.

Ketiga ; Perbedaan berdasarkan distribusi ekologis. Beberapa ordo dikategorikan sebagai burung
yang hidup di darat,aquatik dan burung bertengger. Bagian pertama dari sistem klasifikasi ini
adalah Burung yang hidup di tanah,seperti Ratitae,Tinamae,Crane dan burung yang diburu (game
bird). Bagian kedua adalah burung aquatik yang terdiri atas burung air tawar dan burung laut.
Bagian ketiga adalah burung yang hinggap atau bertengger yang dibedakan berdasarkan
makanannya yaitu predator dan pemakan udara (aerial feeders),kecuali Pssseriformes yasng
dikelompokkan sebagai burung arboreal (hidup di pohon).
Distribusi Geografi

Bagian yang paling menarik dari distribusi vertebrata terestrial adalah distribusi geografi yang
dipengaruhi oleh pemisahan benua (continental drift). Perlu ditekankan di sini bahwa Australia,
Antartika,Amerika Selatan dan Afrika bersamasama dengan India merupakan daratan yang luas
yang terpisah pada Zaman Mesozoic.Burung memiliki kekhususan, karena kemampuannya untuk
terbang jauh melintasi lautan. Kemampuan ini mempengaruhi distribusi burung,misalnya burung
egret (sej bangau) dapat melintasi lautan Atlantik dari Afrika hingga ke Amerika
selatan,sementara bagi burung yang tak terbang jauh maka lautan menjadi barier yang effektif
sehingga penyebarannya diskontinyu. (lihat peta). Burung kurang endemik dibandingkan
mamalia. Daerah pembiakan burung juga penting dalam distribusi geografis karena posisi burung
yang tidak statis dan ada jenis burung yang bermigrasi pada musim tertentu.

Tata nama ilmiah

Tata nama ilmiah yang diperkenalkan oleh Lineaus yang dikenal sebagai binomial,digunakan
secara luas dalam berbagai penamaan spesies. Setiap spesies hewan dan tumbuhan mempunyai
nama internasional yang terdiri atas dua nama latin atau nama yang dilatinkan. Pertama adalah
nama genus dan kedua adalah sifat. Misalnya Tyto alba, Tyto adalah nama genus burung hantu
alba adalah nama dikenal luas yang menunjukan ciri atau sifat khusus dari genus Tyto.

A.SISTEM RESPIRASI PADA AVES


› 1. Alat Pernapasan Burung
Selain paru-paru, burung biasanya memiliki 4 pasang perluasan paru-paru yang disebut pundi-
pundi hawa atau kantung udara (saccus pneumaticus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan
sayap. Kantung-kantung udara ini terdapat pada pangkal leher (saccus cervicalis), rongga dada
(saccus thoracalis anterior dan posterior), antara tulang selangka atau korakoid (saccus
interclavicularis), ketiak (saccus axillaris), dan di antara lipatan usus atau rongga perut (saccus
abdominalis). Kantung udara berhubungan dengan paru-paru, berselaput tipis, tetapi tidak terjadi
difusi udara pernapasan. Adanya kantung udara mengakibatkan, pernapasan pada burung
menjadi efisien.

Kantung udara memiliki beberapa fungsi berikut.


1) Membantu pernapasan, terutama pada waktu terbang, karena menyimpan oksigen cadangan.
2) Membantu mempertahankan suhu badan dengan mencegah hilangnya panas badan secara
berlebihan.
3) Membantu memperkeras suara dengan memperbesar ruang siring.
4) Mengatur berat jenis (meringankan) tubuh pada saat burung terbang
› 2. Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh) pada burung berturut-turut
sebagai berikut. :
1) Dua pasang lubang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada langit-
langit rongga mulut.

2) Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yang menghubungkan
rongga mulut dengan trakea.

3) Trakea atau batang tenggorok yang panjang, berbentuk pipa, dan disokong oleh cincin tulang
rawan.

4) Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Bagian ini
meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian akhir dari trakea.
Dalam bronkus pada pangkal trakea, terdapat sirink (siring), yang pada bagian dalamnya terdapat
lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat bergetar dan dapat menimbulkan suara. Bronkus
bercabang lagi menjadi mesobronkus, yang merupakan bronkus sekunder, dan dapat dibedakan
menjadi ventrobronkus (bagian ventral) dan dorsobronkus (bagian dorsal). Ventrobronkus
dihubungkan dengan dorsobronkus oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus
berupa tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga memungkinkan udara
berdifusi.

3. › Mekanisme Pernapasan pada Burung


Mekanisme pernapasan pada burung dibedakan menjadi dua, yaitu pernapasan waktu istirahat
dan pernapasan waktu terbang.
Pada waktu istirahat, tulang rusuk bergerak ke depan, rongga dada membesar, paru-paru
mengembang sehingga udara masuk dan mengalir lewat bronkus ke kantung udara bagian
belakang, bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di kantung udara belakang mengalir ke
paru-paru dan menuju kantung udara depan. Pada saat tulang rusuk kembali ke posisi semula,
rongga dada mengecil sehingga udara dari kantung udara masuk ke paru-paru. Selanjutnya, saat
di alveolus, O2 diikat oleh darah kapiler alveolus. Jadi, pengikatan O2 berlangsung pada saat
inspirasi maupun ekspirasi

Pada waktu terbang, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung-kantung udara. Waktu sayap
diangkat ke atas, kantung udara di ketiak mengembang, sedang kantung udara di tulang korakoid
terjepit, sehingga terjadi inspirasi (O2 pada tempat itu masuk ke paru-paru). Bila sayap
diturunkan, kantung udara di ketiak terjepit, sedang kantung udara di tulang korakoid
mengembang, sehingga terjadi ekspirasi (O2 pada tempat itu keluar). Makin tinggi burung
terbang, makin cepat burung mengepakkan sayapnya untuk mendapatkanoksigen yang cukup
banyak.

Udara luar yang masuk, sebagian kecil tetap berada di paru-paru, dan sebagian besar akan
diteruskan ke kantung udara sebagai udara cadangan. Udara pada kantung udara dimanfaatkan
hanya pada saat udara (O2) di paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan
sayapnya.

B. SISTEM PENCERNAAN PADA AVES


› Sistem pencernaan burung dibedakan menjadi :
a. Sistem Pencernaan secara mekanik
Sistem pencernaan mekanik pada burung berlangsung di dalam rongga mulut dengan bantuan
lidah yang mendorong makanan menuju kerongkongan. Dari kerongkongan menuju tembolok
yang kemudian menuju empedal. Di dalam empedal makanan mengalami pengecilan partikel
sehingga lebih mudah diserap.

b. Sistem Pencernaan secara enzimatis


Sistem pencernaan enzimatis pada burung terjadi di dalam mulut dengan bantuan enzim ptialin,
di dalam lambung dengan bantuan asam klorida (HCL), di dalam usus dengan bantuan enzim
yang dihasilkan oleh pankreas.

c. Sistem Pencernaan secara Biologis


Sistem pencernaan biologis pada burung dilakukan dengan bantuan bakteri sehingga disebut
pencernaan mikrobiologi. Proses pencenaan mikrobiolgi terjadi di dalam usus besar
Urutan proses pencernaan pada burung :
a. Rongga mulut
Di dalam rongga mulut makanan akan bercampur dengan saliva atau ludah. Air ludah pada
burung berguna sebagai

bahan lubrikasi air.

b. Tembolok
Tembolok merupakan saluran yang menghubungkan lambung dengan rongga mulut. Tembolok
terletak pada tenggorokan bagian akhir. Pada tembolok makanan hanya numpang lewat saja dan
tidak mengalami proses pencernaan. Tembolok juga menjadi tempat untuk menampung dan
menimbun makanan. Di sini makanan akan disimpan untuk sementara waktu dan mengalami
proses peredaman olah cairan yang disekresikan oleh dinding tembolok.

c. Lambung
Di dalam lambung makanan mengalami pencernaan secara enzimatis dengan bantuan getah
lambung. Lambung menghasilkan enzim pepsin, renin dan asam klorida (HCL)

d. Ampela (Gizzart)
Di dalam gizzart terjadi proses pelumatan makanan dengan bantuan grift. Grift membantu
pelumatan makanan menjadi partikel yang lebih kecil dengan permukaan yang luas sehingga
mudah ubtuk penetrasi enzim.

› e. Usus halus
Usus halus pada burung tersusun atas duodenum, jejunum dan ileum. Di dalam duodenum terjadi
proses penyerapan makanan. Pencernaan makanan di dalam usus halus dibantu oleh cairan
empedu, enzim pankreas dan enzim usus. Empedu berfungsi untuk mengelmulsikan lemak,
mengaktifkan lipase dan menghidrolisis lemak.

› f. Usus besar
Didalam usus masih terjadi proses pencernaan makanan yang belum dicerna oleh usus halus. Di
dalam usus besar terjadi pencernaan selulosa dan hemiselulosa yang belum terhidrolisis oleh
enzim.
Di dalam kolon terjadi pencernaan mikrobiologi dengan bantuan bakteri untuk mencerna protein.

› g. Kloaka
Sisa sari-sari makanan yang tidak diserap oleh tubuh di dorong oleh usus besar menuju rektum
selanjutnya dikeluarakan melalui kloaka
C. SISTEM REPRODUKSI PADA AVES
› 1.) Sistem Genitalia Jantan

› Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di
sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di
sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk
duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada
burung- burung kecil, duktus eferen bagian distal yang sangat panjang membentuk duktus aferen
yang berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara dikloaka ssebagai duktus ejakulatori.
Duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil dengan ureter ketika masuk kloka

› 2.) Sistem Genitalia Betina.

› Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan
terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya
yang sebelah kiri, dan dibagi menjadi beberapa bagian- bagian anterior adalah
infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang
dikelilingi oleh fimbre- fimbre. Di posterionya adalah magnum yang akan Mengekskrsikan
albumin, selanjutnya istimus yang mengsrkresikan fimbre. Di Posteriornya adalah magnum yang
akan mensekresikan albumin, selanjutnya Istimus akan mensekresikan membran sel telur dalam
dan luar.
D. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA AVES
› Jantung burung dan mamalia memiliki empat ruang yang sudah terpisah sempurna. Dengan
demikian, telah terjadi pemisahan yang sempurna antara darah kaya CO2 dan darah yang kaya
O2. Darah burung berbentuk oval dengan inti sel, dan hemoglobin yang terkandung dalam
protoplasma sel darahnya. Dari bilik kiri, darah akan mengalir lewat arteri yang bercabang tiga.

› Dua arteri bercabang-cabang lagi untuk menyuplai darah ke kepala dan organ-organ di tubuh
bagian depan, serta otot-otot terbang. Satu arteri menyuplai darah ke anggota badan bagian
belakang. Sementara itu, pembuluh balik (vena) pada burung dapat dibedakan atas vena cava
superior (yang membawa darah dari tubuh bagian atas) dan vena cava inferior (yang membawa
darah dari tubuh bagian bawah).

E. PENGATURAN SUHU TUBUH PADA AVES


› Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-
elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-
blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih
suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas
utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan
(menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung
pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia,
dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil
metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok
burung (Aves), dan mamalia.

F. SISTEM SARAF PADA AVES


› Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius kecil, serebrum
besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan ventral lobus optikus.lubang
telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris eksternal terus kemembran tympani (gendang
telinga). Telinga tengah dengan saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran
burung dara sangat baik. Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan
bermuara pada langit-langitt bagian belakang. Hidung sebagai organ pembau dimulai dengan dua
lubang hidung yang berupa celah pada dorsal paruh. Indra pencium pada burung kurang baik.
Mata besar dengan pekten yaitu sebuah membran bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada
mangkuk optik, dan melanjut kedalam humor vitreus. Syaraf optik memasuki sklera mata di
tempat yanag disebut bingkai skleral. Mata dengan kelenjar air mata. Penglihatan terhadap warna
sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak.
Struktur Bulu

Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh tubuh
aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang pada reptile
serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya
mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk
folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup
bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan
penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses pengeringan pada
perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).

Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:

 Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya

bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak

terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.

 Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.

 Plumae, Bulu yang sempurna.

 Barbae

 Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels
yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.

Susunan plumae terdiri dari :


 Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.

 Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.

dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.

Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari
rachis.

A. Sayap
Sayap merupakan ekstremitas anterior untuk terbang. Bulu pada sayap dibedakan atas
bulu dorsal dan ventral. Gambar dan keterangan bulu pada sayap adalah sebagai berikut:
Permukaan dorsal sayap
1. Remiges primarius coverts (bulu pada digiti dan metacarpal)
2. Remiges secondarius coverts (bulu daerah ulna)
3. Marginal
4. Alula
5. Greater primarius coverts
6. Greater secondarius coverts
7. Medium secondarius coverts
8. Lesser secondarius coverts

Bulu sayap
ventral
Ket: Apilars
Tipe paruh dan cakar

Burung adalah hewan yang bisa terbang, dan hampir setiap bagian tubuh dari

burung sangat disesuaikan dengan sifatnya yang bisa terbang. Tubuh pendek, kuat

dan kompak, organ-organ internal dilindungi oleh tulang dada yang luas dan rata

dengan membawa otot terbang yang besar. Kaki dan otot yang kuat dapat

memberikan dorongan untuk terbang dan daya pantul untuk mendarat. Anatomi sayap

burung berbentuk seperti tangan manusia, tetapi beberapa tulang jari tidak ada pada

burung. Morfologi burung dapat menunjukkan kondisi habitat dan cara hidupnya.

Contohnya bentuk paruh pada burung sesuai dengan jenis makanannya. Selain itu

bentuk kaki selalu disesuaikan dengan habitatnya atau jenis vegetasi dimana ia

hidup.

Bentuk Paruh Burung Sifat Paruh dan Kegunaannya

Paruh tajam untuk burung pemakan ikan.

Contoh: Burung Pecuk

Paruh panjang dan melengkung untuk menghisap nectar pada


bunga.

Contoh: Burung madu


Paruh kuat dan berbentuk seperti pisau belati digunakan untuk
menusuk dan merebut makanannya.

Contoh: Burung Bangau

Paruh berbentuk ramping untuk burung pemakan serangga.

Contoh: Burung Cikrak

Paruh kuat dengan pangkal yang melebar untuk memecahkan


biji pada burung pemakan biji.

Contoh: Burung Finch

Paruh panjang yang digunakan untuk menjangkau buah-


buahan pada burung pemakan buah.

Contoh: Burung Tukan

Paruh pipih untuk memfilter makanan dari air.

Contoh: Bebek

Paruh kuat dan pada ujung paruh seperti pengait digunakan


untuk mencabik-cabik makanannya untuk burung pemakan
daging.

Contoh: Elang
Menurut Gill (2007:17-18) Anatomi kaki sesuai dengan gaya hidup yang

berbeda.

Bentuk Kaki Burung Tipe Kaki dan Adaptasinya

Tipe kaki perenang. Terdapat selaput pada sela-sela jari yang


membantu burung air untuk berenang.

Contoh kaki pada bebek.

Pada jari kaki ada pelebaran (lobate) yang terdapat pada burung
yang memiliki kebiasaan berenang dan menyelam.

Contoh kaki pada burung Coot.

Tipe kaki pelari atau pejalan cepat dengan dua jari di bagian
depan yang besar dan kuat.

Contoh kaki pada Burung Unta.

Tipe kaki pengais dengan tiga jari pada satu bidang datar dan
satu jari ke belakang letaknya agak ke atas.

Contoh kaki pada Ayam.


Tipe kaki pada burung yang hidup di lingkungan bersalju
yang
digunakan untuk berjalan di salju. Ditumbuhi rambut-
rambut yang membentuk seperti sepatu salju.

Contoh kaki pada burung Ptarmigan.

Tipe kaki burung rawa yang memiliki kaki yang panjang


dan
jari yang panjang yang berguna untuk keseimbangan
sewaktu berada di atas air.

Contoh kaki pada burung Bangau.

Tipe kaki pemanjat dengan cakar melengkung tajam


yang
digunakan untuk memegang kulit

pohon. Contoh kaki pada burung

Pelatuk.

Tipe kaki pemegang atau pencengkram yang digunakan


untuk
mencengkram atau memegang mangsanya. Terdapat
pada burung-burung pemangsa.

Contoh kaki pada burung Elang.

Tipe kaki penghinggap yaitu kaki yang digunakan


untuk
hinggap dan memegang ranting pada saat mengambil
makanan.

Contoh kaki pada burung Finch


Referensi
Arif, A. R. E. dkk (2016) Diversitas Aves Diurnal di Agroforestry, Hutan Sekunder, dan Pemukiman
Masyarakat sekitar Rowo Bayu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi.Jurnal Biotropika.Vol. 4(2),46-
59
Gill, F. G. (2007). Ornitology Third Edition. New York : W. H Freeman and Company.
Dahrun, M et al (2019) Karakteristik Gaya Aerodinamika Pada Burung Merpati (Columba livia).Pharmacon.
Vol. 8(3), 266-272
Aksarina, R dkk (2018) Struktur Morfologi dan Anatomi Burung Endemik Sulawesi Cabai Panggul-Kelabu
(Dicaceum celebicum muller). Journal of Science and Technology. Vol.7(2)

Anda mungkin juga menyukai