Paparan Dari KemenPU PDF
Paparan Dari KemenPU PDF
Disampaikan oleh:
Dr. Ir. Arie Setiadi Moerwanto, MSc
Direktur Jenderal Bina Marga
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Kesadaran pengguna
jalan yang masih
rendah
1. Badan Jalan yang berkeselamatan 2. Perencanaan dan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan yang Berkeselamatan
Aksi Aksi
Menyediakan tata laksana perbaikan
Penyediaan tata laksana perencanaan jalan yang
1.a badan jalan terkait kelaikan a
berkeselamatan
keselamatan
Melaksanakan penutupan lubang Penyediaan tata laksana pelaksanaan pekerjaan jalan yang
1.b b
jalan (potholes) berkeselamatan
Melaksanakan perbaikan adanya c Pelaksanaan perencanaan jalan yang berkeselamatan
1.c
genangan air
1.d melaksanakan penanganan jalan licin d Pelaksanaan pekerjaan jalan yang berkeselamatan
Melaksanakan perbaikan bahu jalan e
1.e Pelaksanaan inspeksi keselamatan jalan
dan perlengkapan jalan
Pelaksanaan inventarisasi dan penelitian lokasi rawan
f
kecelakaan
g Pelaksanaan perbaikan lokasi rawan kecelakaan 8
Target Kementerian PUPR dalam Pemenuhan Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan
Pilar 2. Jalan Yang Berkeselamatan
Aksi
Aksi
Penyediaan tata laksana penertiban dan penataan lingkungan jalan
a
terkait keselamatan
9
b Pengendalian fungsi ruang tepi jalan
c Penyediaan fasilitas pejalan kaki
3. Perencanaan dan Pelaksanaan Pekerjaan Jalan
yang Berkeselamatan Pilar 2. Jalan Yang Berkeselamatan
Aksi
3.a Perencanaan kebutuhan Perlengkapan Jalan
3.b Pengadaan perlengkapan jalan
Pelaksanan inspeksi keselamatan Diharapkan Kementerian Perhubungan
3.c
perlengkapan jalan dapat melaporkan
Progres Pemenuhan Program Pilar 2
4. Penerapan Manajemen Kecepatan
Dekade Aksi Keselamatan Jalan
Aksi kepada Menteri PUPR
Penyusunan Pedoman Manajemen setiap awal tahun anggaran
4.a
Kecepatan
4.b Penetapan Batas Kecepatan
4.c Pemasangan Perlengkapan Jalan
4.d Penyelenggaraan manajemen kecepatan
Diharapkan Kementerian Dalam Negeri
7. Kegiatan Tepi Jalan yang Berkeselamatan dapat melaporkan
Progres Pemenuhan Program Pilar 2
Aksi Dekade Aksi Keselamatan Jalan
10
Permen PU 20/PRT/M/2010 tentang Pedoman • 2010 – Petunjuk Praktis Tanda dan Rambu Sementara
Pemanfaatan dan Penggunaan Bagian-Bagian Jalan untuk Jalan Rusak
Perhubungan Darat
Sumber: Peraturan Menteri PUPR No 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan
Upaya Kementerian PUPR dalam mewujudkan Jalan yang Berkeselamatan, antara lain:
14
Teknologi yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR dalam mewujudkan
Jalan yang Berkeselamatan
1. Penilaian Infrastruktur Jalan menggunakan iRAP (international
Road Assessment Program)
2. Integrasi Data IRODCO (Indonesian Road Data Center Operation)
3. Teknologi Flyover dan Underpass sebagai solusi Simpang Sebidang
4. Teknologi SINDILA (Sistem Informasi Dini Lalu Lintas)
5. Teknologi SIMBAGAS (Sistem Informasi Kesehatan Jembatan)
6. Sistem Manajemen Lereng Jalan
7. Sistem Manajemen Keselamatan Jalan Kota (Urban Safety Management System)
15
KOORDINASI
16
KOORDINASI
Tim uji laik fungsi jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) terdiri atas unsur
penyelenggara jalan, instansi yang bertanggung jawab di bidang sarana dan
prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Kepolisian Negara Republik
Indonesia
1) Pemasangan?
2) Penggantian?
17
Ketentuan mengenai Perlengkapan Jalan
• Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 96 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kegiatan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas – Lampiran I, BAB IV, Butir F.
• Pengadaan, Pemasangan, Perbaikan dan • Pada kondisi dan alasan tertentu, pengadaan dan
Pemeliharaan Perlengkapan Jalan yang pemasangan perlengkapan jalan yang berkaitan
Berkaitan Langsung dengan Pengguna langsung dengan pengguna jalan untuk
Jalan untuk Pembangunan Jalan Baru pembangunan jalan baru dan/atau pemeliharaan
dan/atau Pemeliharaan jalan dilakukan jalan dapat dilakukan oleh instansi yang
oleh instansi yang berwenang di bidang berwenang di bidang pembinaan jalan setelah
sarana dan prasarana lalu lintas dan mendapat persetujuan tertulis dari instansi
angkutan jalan yang berwenang di bidang sarana dan prasarana
lalu lintas dan angkutan jalan
Perhubungan Darat.
KOORDINASI
1) Pemasangan?
2) Penggantian?
19
Perlengkapan Jalan
sesuai PP 34 Tahun 2006 tentang Jalan
20
TERIMA
KASIH 21
LAMPIRAN
22
Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bina Marga
sesuai Peraturan Menteri PUPR Nomor 20/PRT/M/2016
No Provinsi Balai No Provinsi Balai
1 Aceh BPJN I Banda Aceh 18 NTB BPJN IX Mataram
2 Sumut
BBPJN II Medan 19 NTT BPJN X Kupang
3 Riau
4 Sumbar 20 Kalbar
BPJN III Padang
5 Bengkulu 21 Kalteng BBPJN XI Banjarmasin
6 Kepri 22 Kalsel
BPJN IV Jambi
7 Jambi 23 Kaltim
8 Sumsel BPJN XII Balikpapan
24 Kaltara
9 Babel BBPJN V Palembang 25 Sulbar
10 Lampung BBPJN XIII Makassar
26 Sulsel
11 Banten 27 Sulteng
12 Jabar BBPJN VI Jakarta BPJN XIV Palu
28 Sultra
13 Jkt 29 Sulut
14 Jateng BPJN XV Manado
BBPJN VII Semarang 30 Gorontalo
15 Yogya 31 Maluku
16 Jatim BPJN XVI Ambon
BBPJN VIII Surabaya 32 Malut
17 Bali Papua 23
33 BPJN XVII Manokwari
Barat
BBPJN : Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
BPJN: Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
34 Papua BBPJN XVIII Jayapura
Peraturan terkait
Perlengkapan Jalan
• Pasal 1: Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi
UU 38/2004 segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang
tentang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
Jalan bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,
kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
UU 22/2009 • Pasal 25: Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum
wajib dilengkapi dengan perlengkapan Jalan berupa: Rambu Lalu
tentang Lalu Lintas, Marka Jalan, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, Alat
Lintas dan Penerangan Jalan, Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna
Jalan, Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan, Fasilitas untuk
Angkutan Sepeda, Pejalan Kaki dan Penyandang Cacat, dan Fasilitas
Pendukung Kegiatan LLAJ
Jalan (LLAJ) 25
PP
34/2006
• Pasal 22: (1) Jalan dilengkapi dengan perlengkapan jalan, (2) Perlengkapan
tentang terdiri atas perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dan tidak langsung
Jalan dengan pengguna jalan
• Pasal 23: (1) Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna
jalan diatur oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang LLAJ setelah memperhatikan pendapat Menteri.
• Pasal 23: (2) Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna
jalan pada pembangunan jalan baru dan peningkatan jalan dilaksanakan
oleh penyelenggara jalan dengan berpedoman pada ketentuan yang
ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang LLAJ.
• Pasal 23: (3) Perlengkapan jalan yang berkaitan tidak langsung dengan
pengguna jalan dilaksanakan oleh penyelenggara jalan sesuai kewenangannya.
• Pengadaan, Pemasangan, Perbaikan dan • Pada kondisi dan alasan tertentu, pengadaan dan
Pemeliharaan Perlengkapan Jalan yang pemasangan perlengkapan jalan yang berkaitan
Berkaitan Langsung dengan Pengguna langsung dengan pengguna jalan untuk
Jalan untuk Pembangunan Jalan Baru pembangunan jalan baru dan/atau pemeliharaan
dan/atau Pemeliharaan jalan dilakukan jalan dapat dilakukan oleh instansi yang
oleh instansi yang berwenang di bidang berwenang di bidang pembinaan jalan setelah
sarana dan prasarana lalu lintas dan mendapat persetujuan tertulis dari instansi
angkutan jalan yang berwenang di bidang sarana dan prasarana
lalu lintas dan angkutan jalan
Perhubungan Darat.
RENCANA STRATEGIS DITJEN BINA MARGA 2015 – 2019
(15 km PEMBANGUNAN FLY OVER/ UNDER PASS)
FO SP. FO PINANG BARIS 886 m, FO SP. KABIL 460 m & SP. NGURAH FO PANTOLOAN 400 UP SIMPANG MANDAI
SURABAYA 800 KATAMSO 625 km & SEI SP. JAM 150 m RAI 700 m (Bali) m (Sulteng) MAKASSAR 1.050 m & MAROS
m (Aceh) MANGKE 470 km (Sumut) (Kep. Riau) – BTS. KAB. BONE 237 m
(Sulsel)
UP SUDIRMAN 25 m
(Maluku)
Terowongan
BALINGKA –
BUKITTINGGI 100 m &
FO PADANG LUAR
(Sumbar)
FO SP. BANDARA –
TAA 150 m, LAWAI
278 m & BANTAIAN
150 m, serta UP SP.
PATAL - PUSRI 325 m
(Sumsel)
• Transportasi merupakan urat-nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanan keamanan
nasional
• Pembangunan infrastruktur jalan memperlancar arus distribusi barang dan jasa, serta berperan dalam
peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia
• Pembangunan infrastruktur jalan sejalan dengan tiga strategi pembangunan ekonomi: pro growth, pro jobs
dan pro poor.
30
Jalan menurut Kewenangan
K2 Provinsi
17)
K4 Kabupaten
2. Jalan Provinsi ditetapkan Gubernur (Pasal 19)
3. Jalan Kabupaten dan Desa ditetapkan Bupati
Umum Lokal Kabupaten
(Pasal 20)
Jalan
4. Jalan Kota ditetapkan Walikota (Pasal 21) Lingkungan Desa
Khusus
Arteri, Kolektor,
Sekunder Lokal, Lingkungan Kota
32
Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur
2015-2019
Restrukturisasi jaringan jalan perkotaan Dukungan jalan bagi pariwisata pada 25 KSPN
Pembangunan jalan lingkar perkotaan di Metropolitan dan prioritas
kota besar
Konstruksi jalan bebas Pembangunan jalan Pemeliharaan Pembangunan FO/UP pada perlitasan Dukungan jalan sub-
hambatan nasional jalan nasional KA dan kota metropolitan nasional
(1.000 km) (2.650 km) (47.017 km) (15.000 m) (500 km)
1.25 juta
kecelakaan lalu lintas mengakibatkan:
50 juta
3% dari GDP
jiwa mengalami luka luka
Kerugian ekonomi
34