Disusun oleh:
Fathiya Akhsani (19/450715/SV/17053)
Ika Puspitasari (19/450716/SV/17054)
Ilafi Nastiti (19/450717/SV/17055)
Nurfillaeli (19/450724/SV/17062)
Prakasita Puspitasiwi (19/450725/SV/17063)
Wilis Hica Suryawindari (19/450733/SV/17071)
Scholastica Berty A.F. (19/450957/SV/17234)
Masalah 1
1. Latar Belakang Masalah
Mayoritas pasien di Rumah Sakit X adalah pasien BPJS, hanya 20-30 persen saja
yang menjadi pasien umum dan pasien dengan jaminan lain. Pasien yang
menggunakan BPJS melengkapi persyaratan yang telah ditetapkan oleh BPJS untuk
bisa melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit X.
Sebelumnya terdapat petugas BPJS yang ditempatkan di rumah sakit untuk
menangani permasalahan administratif pasien pengguna BPJS. Namun mulai tahun
2018, pihak BPJS menarik petugas BPJS yang berada di seluruh rumah sakit untuk
ditempatkan di kantor BPJS, bukan lagi di rumah sakit sehingga tidak ada pelayanan
penanganan permasalahan administratif pasien BPJS di Rumah Sakit X.
Saat ini, jika terdapat masalah terkait kepesertaan BPJS maka ditangani oleh
petugas pendaftaran rawat jalan. Petugas pendaftaran rawat jalan menangani
masalah tersebut sebatas pengetahuan yang dimiliki. Namun, jika masalah tidak bisa
ditangani oleh petugas, maka petugas akan berkoordinasi dengan petugas BPJS.
Proses tersebut akan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses mendaftar
dan menimbulkan komplain dari pasien lama. Terkadang masalah berkaitan dengan
kepesertaan BPJS tersebut tidak bisa ditangani dan pasien tidak bisa melakukan
pemeriksaan di Rumah Sakit X dengan BPJS.
2. Tujuan
Analisis ini dilakukan untuk menangani masalah terkait permasalahan administratif
pasien BPJS.
3. Langkah-langkah
a) Persiapan
1) Membuat analisis permasalahan
Analisis permasalahan ini dilakukan untuk mengidentifikasi akar masalah dari
permasalahan terjadi. Kepala instalasi dibantu koordinator pendaftaran rawat
jalan melakukan audit di TPP rawat jalan
2) Membuat Proposal ke Direktur RS
Membuat proposal yang ditujukan kepada direktur untuk memecahkan
masalah yaitu mengajukan untuk pembuatan loket khusus menangani
masalah yang terkait BPJS.
3) Membuat Regulasi dan SPO
Direktur membuat regulasi mengenai pembuatan loket khusus tersebut.
Regulasi tersebut kemudian diteruskan ke Instalasi rekam medis.kemudian
dilaksanakan di TPP rawat jalan.
SPO mengenai loket khusus untuk menangani masalah kepersetaan BPJS
disusun oleh kepala Intalasi rekam medis dengan memperhatikan langkah-
langkah yang ada.
4) Perencanaan Anggaran
Kepala instalasi rekam medis membuat perencanaan anggaran untuk
pembuatan loket khusus tersebut. Pembuatan perencanaan anggaran
tersebut dibantu oleh koordinator TPP rawat jalan.
b) Pelaksanaan
1) Rapat koodinasi
Rapat koordinasi diadakan dengan melibatkan unit lain yang terlibat seperti
Insalasi TI dan Instalasi Keuangan.
2) Pembuatan Loket khusus
Membuat loket khusus untuk pengananan masalah terkait kepersetaan BPJS.
Pengadaan komputer dan alat-alat pendukung lainnya dan jiuga pembuatan
loket khusus yang direncanakan dibangun di dekat loket 5 pendaftaran rawat
jalan. Disiapkan juga jaringan internet yang cepat dan telepon kabel untuk
mendukung koordinasi dengan pihak BPJS.
3) Pengadaan SDM
Jika diperlukan SDM tambahan maka mengajukan tambahan SDM ke bagian
kepegawaian.
c) Kesinambungan
2. Rencana waktu
Pembuatan proposal v
Rapat koordinasi v v
Pembuatan loket v v
Evaluasi v v
4. Rencana Anggaran
Sumber Daya Tersedia Tidak Tersedia
Konsumsi Rapat Koordinasi Rp 750.000,- Rp 500.000,-
PC Rp 4.700.000,- Rp 4.000.000,-
Peinter Rp 2.100.000,- Rp 2.000.000,-
Printer dotmatrix Rp 700.000.- Rp 500.000.-
Alat pemasangan internet Rp 500.000,- Rp 400.000,-
Telepon kabel Rp 150.000,- Rp 100.000,-
Pajangan papan nama Rp 100.000,- Rp 100.000,-
ATK Rp 200.000,- Rp 150.000,-
Meja Rp 2.000.000,- Rp 1.500.000,-
Kursi Rp 1.000.000,- Rp 750.000,-
Biaya tukang Rp 4.000.000,- Rp 3.500.000,-
Jumlah Rp 16.200.000,- Rp 13.500.000,-
5. Evaluasi
Perintah pembutan loket baru disetujui oleh Direktur Rumah Sakit, kemudian
kepala instalasi rekam medis kemudian mulai berkoordinasi dengan pihak lain untuk
membangun loket baru. Rapat koordinasi dengan bagian lain yaitu bagian IT dan
keuangan sudah dilakukan pada bulan Januari-Februari. Pembuatan loket berjalan
lancar dari bulan Februari - Maret. Evaluasi kegiatan dilakukan ketika loket sudah jadi,
yaitu dilakukan pada bulan April-Mei.
6. Kesinambungan
Tugas yang dialkukan di loket khusus penanganan masalah terkait
kepoersetaan BPJS inijuga sangat tergantung pada pihak BPJSnya sendiri. Pihak
BPJS harus bisa merespon dengan cepat dan tepat ketika ada laporan daripihak
rumah sakit (loket pendaftaran khusus).
Masalah 2
ANALISIS SEBAB MASALAH (PSBH) 2
5. Rencana Anggaran
Sumber Daya Tersedia Tidak Tersedia
Konsumsi rapat dan sosialisasi Rp. 765.000,- Rp. 435.000,-
Pelatihan kodefikasi penyakit @4 Rp. 4.300.000,- Rp. 11.700.000,-
orang
Transportasi dan akomodasi pelatihan Rp. 600.000,- Rp. 1.400.000,-
@4 orang
Cetak Buku Panduan Pelayanan yang Rp. 350.000,- Rp. 0,-
direvisi
TOTAL Rp. 6.015.000,- Rp. 13.535.000,-
6. Evaluasi
Dalam kegiatan ini, proses evaluasi dilakukan tiga bulan sekali pada bulan Juli dan
Oktober. Evaluasi yang pertama pada bulan Juli didapatkan laporan bahwa 30%
dokter memperbaiki penulisan diagnosis di dokumen rekam medis yang mendukung
petugas koder untuk melakukan kodefikasi dan penurunan jumlah dokumen yang
dikembalikan oleh BPJS sebanyak 4%. Evaluasi kedua pada bulan Agustus
didapatkan laporan bahwa pelatihan koder berpengaruh terhadap peningkatan nilai
audit medis dengan hasil kesalahan kodefikasi yang menurun sebanyak 60%.
7. Kesinambungan
Hasil sosialisasi yang berdampak pada perbaikan tulisan dokter memberikan
kemudahan koder untuk menentukan kode penyakit. Kegiatan kodefikasi ini
berdampak pada proses verifikasi dan penjaminan. Berkurangnya dokumen yang
dikembalikan berdampak pada jumlah penerimaan biaya klaim yang didapatkan oleh
rumah sakit.
SCORING SOLUSI
Permalahan pertama:
Masalah terkait BPJS di TPP rawat jalan
Kemungkinan Solusi:
A. Membuat SOP khusus terkait masalah BPJS di TPP RJ
B. Menambah SDM
C. Mengadakan pelatihan dengan mengundang pihak BPJS
D. Mengupdate sinkronisasi SIMRS dengan v-claim
E. Koordinasi dengan pihak IT untuk pemeliharaan jaringan
F. Penambahan komputer khusus untuk pengecekan masalah BPJS
G. Pengadaan Audit pelayanan di TPP rawat jalan
H. Penambahan poster alur pasien BPJS yang lebih komunikatif dan interaktif
Tabel Kriteria
1. Kemudahan (1-20)
2. Kemungkinan Keberhasilan (1-20)
3. Efektifitas solusi (1-50)
4. Resistensi yang relatif rendah (1-10)
Kriteria Solusi
A B C D E F G H
1 14 14 16 18 16 13 15 19
2 15 18 16 16 15 17 16 14
3 32 41 38 40 35 40 37 33
4 6 7 7 4 4 7 6 4
Jumlah 67 80 77 78 70 77 74 70
Kesimpulan
Didapatkan kesimpulan bahwa tiga solusi dengan hasil skor tertinggi adalah ‘Mengupdate
sinkronisasi SIMRS dengan v-claim’, ‘Mengadakan pelatihan dengan mengundang pihak
BPJS’, dan ‘Penambahan komputer khusus untuk pengecekan masalah BPJS’. Ketiga solusi
ini dapat digabungkan dengan membentuk loket khusus BPJS yang dilayani oleh petugas
yang telah mengikuti pelatihan menggunakan sistem yang sudah tersinkronisasi dengan v-
claim.
Permasalahan kedua:
Ketidaktepatan kodefikasi penyakit
Kemungkinan Solusi:
A. Memberikan pelatihan kodefikasi penyakit untuk petugas koder
B. Melakukan update database ICD pada SIMRS dengan ICD versi terbaru
C. Merevisi SOP dan BPPRM terkait penulisan diagnosis penyakit
D. Merevisi SOP pengkodean diagnosis penyakit
E. Melakukan audit kodefikasi penyakit
F. Memberikan reward untuk koder yang memiliki kinerja yang baik
G. Melakukan sosialisasi SOP penulisan diagnosis
Tabel Kriteria
1. Kemudahan (1-20)
2. Kemungkinan Keberhasilan (1-20)
3. Efektifitas solusi (1-50)
4. Resistensi yang relatif rendah (1-10)
Solusi
Kriteria
A B C D E F G
1 18 16 16 16 15 18 17
2 18 16 15 17 17 16 15
3 42 38 35 35 37 40 35
4 7 5 6 6 5 5 6
Jumlah 85 75 72 74 74 79 73
Kesimpulan
Didapatkan kesimpulan bahwa tiga solusi dengan skor tertinggi adalah ‘Memberikan pelatihan
kodefikasi penyakit untuk petugas koder’, ‘Melakukan update database ICD pada SIMRS
dengan ICD versi terbaru’, dan ‘Memberikan reward untuk koder yang memiliki kinerja yang
baik’.
Analisis SWOT
Strength
1. Pelayanan lebih cepat karena ada loket khusus untuk pasien bpjs yang bermasalah
sehingga antrian tidak menumpuk.
Weakness
1. Membutuhkan biaya yang besar untuk pembuatan loket baru
2. Anggaran SDM rumah sakit naik, karena untuk pelatihan koding
Opportunity
1. Kepercayaan masyarakat meningkat karena rumah sakit sudah memiliki loket khusus
untuk menangani pasien bpjs yang bermasalah
2. Meningkatnya hubungan kerja dengan pihak BPJS, pihak BPJS sebagai pihak konsultan
Threat
1. Tingginya harapan pasien yang akan menyebabkan adanya komplain di kemudian hari
Strength
1. Kompetensi petugas koder meningkat sehingga gagal klaim BPJS menurun
Weakness
1. Anggaran SDM rumah sakit meningkat karena harus mendatangkan pelatih koding
Opportunity
1. Pendapatan rumah sakit meningkat karena berkas klaim yang disetujui BPJS meningkat
Threat
1. Tidak adanya pelatihan yang diselenggarakan pihak BPJS sehingga pihak rumah sakit
harus mencari pelatih koding sendiri.