Anda di halaman 1dari 10

OBJEK VIII

UJI ANGKA COLIFORM DALAM MINUMAN SERBUK

I. PRINSIP
Pertumbuhan koloni bakteri coliform setelah cuplikan diinokulasikan pada
media yang sesuai dengan cara tuang dua lapis dan diinkubasi pada suhu 35-37`c.
metode ini digunakan untu menetapkan angka bakteri coliform dalam minuman
serbuk.

II. TEORI DASAR


Bakteri coliform merupakan golongan mikroorganisme yang lazim digunakan
sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu
sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Berdasarkan penelitian,
bakteri Coliform ini menghasilkan zat etionin yang dapat menyebabkan kanker.
Selain itu, bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-macam racun seperti
indol dan skatol yang dapat menimbulkan penyakit bila jumlahnya berlebih di dalam
tubuh (Pracoyo, 2006).
Beberapa patogen yang telah dikenal sejak beberapa dekade lalu adalah
giardia lamblia (giardiasis), cryptosporidium (cryptosporidiosis), hepatitis A
(penyakit terkait hati), dan helminthes (cacing parasit). Bakteri Coliform dapat
digunakan sebagai indikator karena densitasnya berbanding lurus dengan tingkat
pencemaran air. Bakteri ini dapat mendeteksi patogen pada air seperti virus, protozoa,
dan parasit. Selain itu, bakteri ini juga memiliki daya tahan yang lebih tinggi daripada
patogen serta lebih mudah diisolasi dan ditumbuhkan (Doyle, 2006).
Ciri-ciri bakteri coliform antara lain bersifat aerob atau anaerob fakultatif,
termasuk ke dalam bakteri gram negatif, tidak membentuk spora, dan dapat
memfermentasi laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada suhu 35°C-37°C.
Contoh bakteri coliform antara lain Escherichia coli, Salmonella spp., Citrobacter,
Enterobacter, Klebsiella, dan lain-lain (Hajna, 1943).
Adanya bakteri coliform di dalam makanan atau minuman menunjukan
kemungkinan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan atau
toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri coliform dapat di bedakan
menjadi dua golongan yaitu ;
1. Bakteri coliform golongan fekal misalnya Escherichia coli
2. Bakteri coliform golongan non fekal.misalnya Enterobakter aerogenes
E. coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia
sedangkan E.aerogenes Biasanya di temukan pada hewan atau tanaman-tanaman
yang telah mati (Nengsih, 2010). Coliform fekal (kadang-kadang coliform feses atau
fecl coliform) adalah, bakteri fakultatif-anaerob berbentuk batang, gram negatif, dan
non-sporulasi. Coliform fekal mampu tumbuh dan menghasilkan asam dan gas dari
laktosa dalam waktu 48 jam di 44 ± 0,5 º C. Fekal Coliform, seperti bakteri lainnya,
biasanya dapat dihambat pertumbuhannya dengan air mendidih atau dengan
memperlakukan dengan klorin. Mencuci bersih dengan sabun setelah kontak dengan
air yang tercemar juga dapat membantu mencegah infeksi. Sarung tangan harus selalu
dipakai ketika melakukan tes coliform fecal. Rekomendasi EPA dan untuk suplai air
rumah tangga, untuk pengobatan, jumlah Coliform fekal kurang dari 2000
colonies/100 mL, dan untuk Standar air minum kurang dari 1 koloni / 100 ml
(Anonim1, 2010).
Bakteri coliform dalam air minum dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu
coliform total, fecal coliform, dan E. coli. Masing-masing memiliki tingkat risiko
yang berbeda. Coliform total kemungkinan bersumber dari lingkungan dan tidak
mungkin berasal dari pencemaran tinja. Sementara itu, fecal coliform dan E. coli
terindikasi kuat diakibatkan oleh pencemaran tinja, keduanya memiliki risiko lebih
besar menjadi patogen di dalam air. Bakteri fecal coliform atau E. coli yang
mencemari air memiliki risiko yang langsung dapat dirasakan oleh manusia yang
mengonsumsinya. Kondisi seperti ini mengharuskan pemerintah bertindak melalui
penyuluhan kesehatan, investigasi, dan memberikan solusi untuk mencegah
penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air (Anonim2, 2010).
Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan
penyakit. Air bersih adalah air yang jernih, tidak berwarna, tawar dan tidak berbau.
Sumber daya alam yaitu air, dapat diperoleh dari air permukaan meliputi air sungai,
danau, waduk, rawa dan genangan air lainya.
Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia.
Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang
mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan
jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya.
Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup, karena makhluk
hidup memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum
fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa
organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat
seluler.
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan
substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang
meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan
(presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test).
Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number(MPN) atau
Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT).
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk
mengetahui mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya
adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN
(Most Probable Number).
 Metode Perhitungan
Metode MPN (Most Probable Number)
Metode perhitungan MPN memiliki prinsip kerja dengan menggunakan
larutan sebagai media pertumbuhan atau disebut sebagai media cair (broth) yang
ditempatkan dalam tabung reaksi. Hasil perhitungannya dilakukan dengan melihat
jumlah tabung yang positif gas. Umumnya setiap pengenceran digunakan 3-5 buah
tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukan ketelitian yang lebih
tinggi.
Pengenceran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga beberapa tabung
ditumbuhi satu sel saja sedangkan tabung lain tidak mengandung sel. Setelah inkubasi
diharapkan pada beberapa tabung terjadi pertumbuhan (+) sedangkan lainnya (-).
Pemilihan kombinasi yaitu berdasrkan pada pengenceran terakhir dimana semua
tabung memberikan reasi positif, kemudian diambil dua pengenceran berikutnya.
Perhitungan koloni bakteri berdasarkan atas aktivitas bakteri tersebut dalam
melakukan metabolisme. Metode ini disebut juga sebagai APM (Most Probable
Number). Bahan uji yang akan dihitung populasi diencerkan beberapa kali,
dilanjutkan dengan inokulasi hasil pengenceran tersebut dalam media tertentu yang
dapat mendeteksi adanya aktifitas metabolisme bakteri uji. Hasil yang diperoleh
kemudian dirujuk pada table APM atau MPN, sehingga populasi dapat diketahui
dengan pendekatan tersebut.
Metode APM atau MPN sering dipakai untuk menghitung jumlah populasi
bakteri E.coli dalam air limbah, karena kemampuannya dalam melakukan fermentasi
dalam substrat media cair lactose Broth. Metabolitnya berupa gas karbon dioksida
yang akan terperangkap dalam tabung Durham yang sengaja dimasukan dalam tabung
reaksinya dengan posisi terbalik.
Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit
pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya,
nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang
digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN
10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan
setidaknya mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN,
maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN
memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat
jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi.
III. PROSEDUR KERJA
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Stomacher atau blender
b. Pipet ukur
c. Alat hitung koloni
d. Cawan petri
e. Bunsen
f. Ballfiller
g. Penangas air 45-50 C
3.1.2 Bahan
a. Desoxycholate Agar
b. Pepton Dilution Fluid (PDF)
3.2 Cara kerja
Ditimbang 25 g cuplikan, dimasukkan kedalam kantong plastic stomacher
steril. Ditambahkan 225 ml PDF, Dihomogenkan menggunakan stomacher selama
30detik hingga diperoleh suspense dengan pengenceran 10-1 . Disiapkan 4 tabung
yang masing – masing telah diisi dengan 9 ml PDF , dipipet 1 ml pengenceran 10-1
kedalam tabung yang terisi 9 ml PDF hingga diporelah suspense dengan pengenceran
10-2, dikocok sampai homogeny. Dibuat pengenceran berikutnya hingga 10-5. Dari
setiap pengenceran dipipet 1 ml kedalam masing-masing cawan petri dan dibuat
duplo. Kedalam cawan petri dituangkan media Desoxycholate Agar (45+-1 C).
Segera cawan petri digoyang dan diputar sedemikian rupa hingga suspense tersebut
merata. Dibiarkan memadat, kemudian ditambhakan diatasnya 4-5 ml media
Desoxycholate agar (45+-1 C). setelah lapisan kedua memadat cawan petri diinkubasi
pada suhu 35-37 C selama 24 jam dengan posisi terbalik. Jumlah koloni yang tumbuh
diamati dan dihitung.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Volume Tabung ke- Hasil Gambar


sampel
0.1 ml 1 +
2 +
3 +
4 +
5 +

1 ml 1 +
2 +
3 +
4 +
5 +
10 ml 1 +
2 +
3 +
4 +
5 +

Keterangan : (+) ada gelembung


(-) tidak ada gelembung
Dari table MPN diketahui uji yang kami lakukan yaitu MPN index per 100 ml =
1.600
kurang dari 1.600. Jadi , 100 𝑚𝑙 x sediaan

1.600
= 100𝑚𝑙 x 300 ml

= 4.800
4.2 Pembahasan
Uji mikrobiologis suatu sediaan merupakan salah satu uji yang sangat penting
untuk mengetahui kualitas suatu sediaan. Makanan, minuman, obat tradisional
berasal dari alam yaitu dari hewan, tumbuhan, mineral ataupun sediaan galeniknya.
Oleh karena didalam pengadaannya bahan-bahan tersebut mengalami proses
pengangkutan dan penyimpanan dalam waktu yang cukup lama. Sehingga dalam
proses tersebut dapat terjadi pertumbuhan mikroba didalamnya. Untuk mengetahui
bahwa bahan baku, bahan tambahan maupun sediaan jadi tidak mengalami perubahan
sifat serta bebas dari kontaminan mikroba, maka diperlukan uji mikrobiologis,
meliputi pengujian angka lempeng total (ALT), dan uji cemaran bakteri / kapang. Jika
telah dilakukan uji-uji tersebut, dan tidak ditemukan bakteri dan kapang yang sesuai
standar SNI, maka produk tersebut layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Dalam percobaan tentang perhitungan jumlah mikroba digunakan metode
total plate count (TPC).metode ini merupakan analisis untuk menguji cemaran
mikroba dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang.
Metode cawan tuang adalah metode per plate. Metode ini dilakukan dengan
mengencerkan sumber isolate yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml larutan
garam fisiologis, larutan yang digunakan sekitar 1 ml suspense ke dalam cawan petri
steril, dilanjutkan dengan menuangkan media penyubur media untuk makanan
mikroba
Adanya bakteri coliform didalam makanan dan minuman menunjukkan
adanya mikroba yang bersifat eritropatogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri
coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal, misalnya
Esherichia coli dan coliform nonfecal mislnya Eritrobacteria aerogenes. Escherichia
coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia sedangkan
emterobacter aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbunhan yang telah mati.
Adanya Escherichia coli pada air minum menandakan air tersebut telah
terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usu. Uji
kealitatif coliform secara lengkap terdiri dari 3 tahap yaitu uji penduga (presumptive
test), uji penguat (confirmed test) dan uji pelengkap.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
 Semakin tinggi tingkat pengenceran yang dilakukan maka semakin
sedikit mikroba yang tumbuh dalam media
 Keberadaan bakteri kontaminan dapat menyebabkan berbagai macam
kerusakan pada makanan, misalnya terjadi perubahan warna pada
makanan, berbau yang tak sedap, terjadi perubahan rasa pada makanan
 Bakteri maupun jamur yang didapat tidak murni disebabkan oleh
sampel karena di dalam kotrol media dan pelarut juga terdapat bakteri
yang disebabkan oleh kurang aseptiknya praktikan dalam bekerja.
5.2 Saran
 Sebelum praktikum hendaknya memakai jas lab, handscoon , masker
terlebih dahulu.
 Lakukan dengan teliti dan hati-hati.
 Sterilkan alat terlebih dahulu sebelum praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

 Hadioetomo, R. S., 1985, Mikrobiologi Dasar-dasar Praktik, Gramedia,


Jakarta cit Ismiyati, 2004, Identifikasi Bakteri dari Tinja pasien
diare di Rumah Sakit Islam Klaten, Skripsi, Fakultas Farmasi, UMS,
Surakarta.
 Hart, T. dan Shears, P., 2004, Atlas Berwarna Mikrobiologi Kedokteran,
Hipokrates, Jakarta.
 Levinson, W., 2004, Medical Microbiology & Imunology, Examination &
Board review, 8th edition, McGraw-Hill, New York.
 W.Lay.Bibiana.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : PT.Raja
Grafindo

Anda mungkin juga menyukai