Anda di halaman 1dari 43

GAMBARAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA PERAWAT DI

RUANG RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL


YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh :

ANDI PRAYITNO
2213122

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Gambaran
Pelaksanaan Timbang Terima Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul”.
Skripsi ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya
kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr,.M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.MB selaku Ketua Program
Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Yogyakarta.
3. Muhammad Novianto, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua PPPM.
4. Deby Zulkarnain Rahadian Syah, S.Kep.,Ns.,MMR selaku pembimbing yang
dengan sabar telah memberikan pengarahan, bimbingan serta motivasi, serta
memberikan dorongan penuh kepada penulis dalam penyusunan skripsi
5. Rahayu Iskandar, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku penguji atas segala masukan,
bimbingan, dan arahan dalam penyelesaian skripsi.
6. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul, yang
memberikan kesempatan bagi saya untuk melakukan penelitian.
7. Kedua orangtua, keluarga dan sahabat yang selalu memberikan dukungan,
do’a, dan semangat pada penulis selama penyusunan skripsi.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,
atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis
semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua.

Penulis

Andi Prayitno

iv
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix
INTISARI ........................................................................................................... x
ABSTRACT ....................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian ............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Timbang Terima ................................................................................. 8
B. Perawat ............................................................................................. 12
C. Karakteristik Perawat ....................................................................... 16
D. Kerangka Teori ................................................................................ 18
E. Kerangka Konsep ............................................................................. 19
F. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 19

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian .............................................................. 20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 20
C. Waktu Penelitian .............................................................................. 20
D. Populasi dan Subyek Penelitian ....................................................... 20
E. Variabel Penelitian ........................................................................... 21
F. Definisi Operasional ........................................................................ 21
G. Alat dan Metode Pengumpulan Data ............................................... 23
H. Validitas dan Reliabilitas ................................................................. 24
I. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 24
J. Etika Penelitian................................................................................. 25
K. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian .............................................................................. 30
B. Pembahasan .................................................................................... 37
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 41

v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 43
B. Saran ............................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1. Keaslian Penelitian ............................................................................ 6
Tabel 2.2. Definisi Operasional Variabel............................................................ 21
Tabel 4.1. Pelaksanaan Timbang Terima Ruang Bakung ...................................31
Tabel 4.2. Pelaksanaan Timbang Terima Ruang Baugenvile ............................. 31
Tabel 4.3. Pelaksanaan Timbang Terima Ruang Cempaka ................................ 32
Tabel 4.4. Pelaksanaan Timbang Terima Ruang Flamboyan ............................. 32
Tabel 4.5. Pelaksanaan Timbang Terima Ruang Melati .....................................33
Tabel 4.6. Distribusi Ruangan Dalam Melakukan Timbang Terima .................. 33
Tabel 4.7. Distribusi Keseluruhan Kriteria Timbang Terima ............................. 34
Tabel 4.8. Gambaran Keseluruhan Timbang Terima Di Ruangan ..................... 35
Tabel 4.9. Analisis Unsur Timbang Terima ........................................................ 35

vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1.1. Kerangka Teori................................................................................. 18
Gambar 1.2. Kerangka Konsep............................................................................. 19

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Bimbingan Skripsi


Lampiran 2. Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3. Informed Consent
Lampiran 4. Data Biografi
Lampiran 5. Alur Timbang Terima
Lampiran 6. Prosedur Timbang Terima
Lampiran 7. Lembar Checklist Observasi Timbang Terima
Lampiran 8. SPO Timbang Terima
Lampiran 9. Lembar Hasil Validitas
Lampiran 10. Surat Ijin Pendahuluan
Lampiran 11. Surat Ijin Uji Validitas
Lampiran 12. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 13. Surat Selesai Penelitian
Lampiran 14. Surat Etik Penelitian
Lampiran 15. Lembar Hasil Data

ix
GAMBARAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA PERAWAT DI
RUANG RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATI
BANTUL YOGYAKARTA

INTISARI
Andi Prayitno1, Deby Zulkarnain Rahardian Syah2

Latar Belakang: Keperawatan sebagai pelayanan professional bersifat


humanistik, holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, mengacu
pada standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan.
Perawat merupakan profesi yang memberikan pelayanan yang konstan dan terus-
menerus selama 24 jam kepada pasien. Timbang terima adalah transfer tentang
informasi selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup
pertanyaan, klasifikasi, konfirmasi tentang pasien, tanggung jawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutkan
perawatan. Untuk menghindari penyimpangan komunikasi saat timbang terima
perawat perlu memenuhi syarat komunikasi yaitu dapat dipercaya, konteks pesan
yang jelas, isi yang jelas serta berkesinambungan.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran timbang terima yang dilakukan
oleh perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif non-experiment dengan
rancangan penelitian deskriptif, menggunakan pendekatan cross sectional.
Pengambilan sampel dengan teknik total sampling yang berjumlah 15 tim
keperawatan yang berada di 5 ruangan. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi.
Hasil: Kriteria pelaksanaan timbang terima perawat di Ruang Bakung (70,2%),
Ruang Flamboyan (72,1%), Ruang Cempaka (78,0%), Ruang Bougenvile
(75,5%), Ruang Melati (81,5%).
Kesimpulan: Gambaran keseluruhan pelaksanaan timbang terima perawat di
ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dalam kategori
cukup (75,4%), meliputi dari persiapan timbang terima perawat dalam kategori
kurang (11,0%), pelaksanaan timbang terima perawat dalam kategori cukup
(62,6%), dan post timbang terima perawat dalam kategori kurang (1,7%).

Kata Kunci: Timbang Terima Perawat

____________________________
1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2 Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

x
THE DESCRIPTION IMPLEMENTATION OF NURSE IN THE
HANDOVER PROCESS AT THE INPATIENT WARD RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
YOGYAKARTA

ABSTRACT
Andi Prayitno1, Deby Zulkarnain Rahardian Syah2

Background: Nursing as a professional service is humanistic, holistic, based on


nursing science and tips, to refers nursing professional standards and uses nursing
ethics. Nurse is a profession that provides constant and continuous service for 24
hours to care patient. Handover is the transfer of information during the ongoing
transfer of care that includes questions, classification, confirmation of the patient,
primary responsibility and authority of the nurse from the previous nurse to the
nurse who will continue treatment. To avoid communication irregularities when
we receive the nurses need to meet the requirements of communication that is
reliable, clear message context, clear and continuous content.
Research Objectives: To know the picture of handover by the nurses in the
Inpatient Room of Panembahan Senopati Hospital in Bantul.
Methods: Type of non-experiment with quantitative research design descriptive
research and using cross sectional approach. Sampling with totally-sampling
technique of 15 nursing teams in 5 rooms. Data collection is done by using
observation sheet.
Result: Criteria of handover of nurses inpatient wards Bakung (70.2%),
Flamboyan (72.1%), Cempaka (78.0%), Bougenvile (75.5%) and Melati (81.5 %).
Conclusion: The overall description of the acceptance of handover in the
inpatient wards of RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta is in sufficient
category (75,4%), covering from the preparation of handover nurses in category
of less (11,0%), the acceptance of handover nurses in sufficient category (62,6%),
and post-handover nurses in the category of less (1,7%).

Keyword: Nurse in the process of handover

__________________________
1 Student of Nursing Science Program of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
2 Lecturer of Nursing Science Program of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai pelayanan atau asuhan professional bersifat
humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan
kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objektif lain, mengacu pada
standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntutan umum (Nursalam, 2016). Perawat merupakan profesi yang memberikan
pelayanan yang konstan dan terus-menerus selama 24 jam kepada pasien
(Departemen Kesehatan RI, 2008). Asuhan keperawatan profesional harus dapat
melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengevaluasian,
sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan pelayanan yang
efektif dan efesien bagi individu, keluarga, dan masyarakat (Nursalam, 2016).
Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat
memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada
klien menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian,
menegakkan diagnosis keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan
sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah atau cara
pemecahan masalah dan kemudian melakukan evaluasi berdasarkan respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Nursalam & Efendi, 2008).
Peran perawat tersebutlah yang mendorong untuk meningkatkan komunikasi yang
baik antar perawat untuk meningkatkan keselamatan pasien sesuai dengan
Permenkes RI No 1691 Tahun 2011 tentang standar keselamatan pasien yaitu
keselamatan pasien harus berkesinambungan dan komunikasi merupakan kunci
bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. Salah satu komunikasi antar
perawat adalah timbang terima atau operan jaga (Rushton, 2010).

1
2

Timbang terima adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggung


jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan
yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klasifikasi, konfirmasi tentang
pasien, tanggung jawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya
ke perawat yang akan melanjutkan perawatan (Rushton, 2010). Nursalam (2016)
menjelaskan bahwa timbang terima atau handover adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan
pasien. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat
itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan
keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada
perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis
dan lisan (Nikmatur dan Saiful, 2012).
Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat
mempengaruhi diri seorang perawat sebagai pemberi pelayanan kepada pasien,
yaitu efek fisiologis, efek psikososial, efek kinerja, efek terhadap kesehatan, efek
terhadap keselamatan kerja. Selain beberapa efek tersebut pendokumentasian
yang dilakukan perawat juga mempengaruhi timbang terima yang dilakukan
perawat. Dokumentasi dalam timbang terima berguna sebagai validasi asuhan
keperawatan, sebagai sarana komunikasi antar tim dan merupakan dokumen
pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Kemampuan dokumentasi yang
efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan kepada tenaga
kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang dan akan dikerjakan
oleh perawat. Karena itu penting bagi perawat untuk dapat melakukan timbang
terima yang baik dan efisien supaya dapat menciptakan pelayanan yang prima
pada pasien (Nursalam, 2016).
Timbang terima merupakan komunikasi yang dilakukan perawat yang
berisi tentang informasi apa saja tentang pasien. Apabila saat komunikasi dalam
timbang terima pasien tidak dilakukan dengan benar maka dapat menimbulkan
3

keterlambatan dalam diagnosis dan peningkatan kemungkinan efek samping juga


konsekuensi lain termasuk biaya yang lebih tinggi perawatan kesehatan, penyedia
yang lebih besar dan ketidakpuasan pasien (Permenkes, 2011). Komunikasi dalam
profesi keperawatan merupakan faktor pendukung pelayanan keperawatan
profesional yang dilaksanakan oleh perawat. Kemampuan berkomunikasi dengan
efektif dan mudah dipahami dalam pelayanan keperawatan akan mendasari upaya
pemecahan masalah pasien, mempermudah pemberian bantuan, baik dalam
pelayanan medik maupun psikologi (Liliweri, 2009). Untuk menghindari
penyimpangan komunikasi saat timbang terima perawat perlu memenuhi syarat
komunikasi yaitu dapat dipercaya, konteks pesan yang jelas, isi yang jelas serta
berkesinambungan (Nasir dkk, 2009).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 25 April 2017 di
ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul, peneliti melakukan
observasi pada shift pagi, shift siang dan shift malam. Dari hasil observasi
tersebut didapatkan hasil bahwa pada setiap pergantian shift jaga, perawat hanya
melakukan timbang terima berdasarkan diagnosa medis tanpa ada diagnosa
keperawatan serta tidak ada tindak lanjut implementasi keperawatan. Namun ada
beberapa perbedaan yang dilakukan perawat saat melakukan timbang terima
disetiap shift jaga, yaitu pada saat shift siang perawat tidak menyebutkan waktu
ketika dilakukan terapi medis pada pasien dan saat shift malam perawat
melakukan timbang terima secara lisan tanpa pendokumentasian dan tidak
memperkenalkan perawat yang akan shift malam.
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada perawat di ruang rawat inap,
selama ini timbang terima memang lebih fokus pada diagnosa medis dan jarang
menyebutkan diagnosa keperawatan namun ada beberapa perawat yang
menyebutkan diagnosa keperawatan juga. Sebagian perawat di ruang rawat inap
melakukan timbang terima seperti itu untuk mempersingkat waktu timbang terima
karena banyaknya jumlah pasien yang dirawat belum lagi ketika saat timbang
terima ada dokter penanggung jawab yang melakukan visit. Jadi untuk beberapa
alasan tersebut perawat di ruang rawat inap terkadang mempersingkat waktu
timbang terima dengan menyebutkan hal-hal yang penting yang terkait dengan
4

penyakit pasien seperti diagnosa medis, terapi yang diberikan, terapi yang baru
atau terapi yang dirubah dokter untuk pasien, serta tindakan medis yang akan
dilakukan pada pasien hari ini.
Berdasarkan informasi yang di dapatkan mengenai timbang terima di
ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul, peneliti tertarik untuk
mengetahui tentang “Gambaran pelaksanaan timbang terima di ruang rawat inap
RSUD Panembahan Senopati Bantul” karena penting dan menarik untuk dijadikan
penelitian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi rumusan
masalahnya adalah “Bagaimanakah timbang terima yang dilakukan perawat di
Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui gambaran timbang terima yang dilakukan oleh perawat di Ruang
Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran persiapan pelaksanaan timbang terima yang
dilakukan oleh perawat diruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
b. Diketahui gambaran pelaksanaan pelaksanaan timbang terima yang
dilakukan oleh perawat diruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
c. Diketahui gambaran pelaksanaan post-timbang terima yang dilakukan
oleh perawat diruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.
5

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktisi
a. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran bagi
peneliti untuk mengetahui gambaran pelaksanaan timbang terima.
b. Bagi perawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengevaluasi kinerja perawat
dalam melakukan timbang terima.
c. Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam melakukan
penelitian lebih lanjut tentang timbang terima.
2. Manfaat Teoritis
Bagi ilmu pengetahuan khususnya manajemen keperawatan hasil penelitian
ini diharapkan dapat berguna dan sebagai refrensi untuk disempurnakan
peneliti selanjutnya.
6

E. Keaslian penelitian
Tabel 2.1
Penulis Judul Metode Hasil Persamaan dan perbedaan
Suryata, Hubungan Motivasi Kerja Desain penelitian ini Hasil penelitian ini adalah Persamaan penelitian ini adalah
(2016) Perawat Dengan adalah penelitian menunjukan ada hubungan yang pengambilan sampel, rancangan
Kedisiplinan Pelaksanaan kuantitatif bermakna dengan (p) 0,542 dan penelitian.
Timbang Terima Di korelasional dengan α≤0,05. Perbedaan penelitian ini adalah
Ruangan Bougenville Dan pendekatan cross desain penelitian, variabel
Ruangan Anggrek RSUD sectional study, penelitian, jumlah responden,
Manembo Nembo Bitung teknik sampelnya analisa data, dan tempat penelitian
adalah total
sampling, analisa
data dengan uji
chorelation sperman
rho.
Alim, Hubungan Pengarahan Desain penelitian Hasil dari penelitian ini adalah Persamaan penelitian ini adalah
(2015) Kepala Ruangan Dengan menggunakan bahwa 96,6% pengarahan kepala rancangan penelitian.
Pelaksanaan Timbang analitik ruangan pada kategori baik dan Perbedaan penelitian ini adalah
Terima (Operan) Perawat observasional 94,8% pelaksanaan timbang desain penelitian, variable
Di Ruang Rawat Inap dengan pendekatan terima berada pada kategori baik penelitian, pengambilan sampel,
RSUD Toto Kabila cross sectional study dengan nilai p value sebesar lokasi penelitian, tempat, jumlah
Kabupaten Bone Bolango. , teknik sampelnya 0,002. responden, analisa data dan tempat
adalah purposive penelitian.
sampling, analisa
data dengan uji chi-
square test
7

Lailiyyati, Studi Deskriptif Desain peneilitian Hasil penelitian ini adalah Persamaa pada penelitian ini adalah
(2013) Pelaksanaan Timbang ini adalah deskriftif melaksanakan pra timbang terima desain penelitian, rancangan
Terima Di Unit Rawat Inap dengan desain non 86,7%, pelaksanaan timbang penelitian , pengambilan data dan
RST Wira Bhakti Tamtama eksperimental terima 90,0%, pelaksanaan post analisa data.
Semarang. metode pendekatan timbang terima 90,0%. Perbedaan pada penelitian ini
yang dilakukan adalah lokasi penelitian, tempat,
adalah cross jumlah responden.
sectional, teknik
sampelnya adalah
total sampling, data
analisa univariat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul
merupakan rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul yang
didirikan pada tahun 1953 dengan nama Rumah Sakit Hongeroedem, namun
pada tahun 2003 berubah menjadi RSUD Panembahan Senopati Bantul.
RSUD Panembahan Senopati Bantul berada dalam kabupaten Bantul dan
tepatnya berlokasi di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo, No 14 Bantul tepat
ditengah Kota Bantul. RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah rumah
sakit bertipe B pendidikan dan merupakan rumah sakit terbesar di Bantul.
Pelayanan spesialis yang diselenggarakan di RSUD Panembahan Senopati
Bantul meliputi penyakit dalam, bedah, anak, obsgyn, syaraf, jiwa, THT,
mata, kulit dan kelamin, umum dan IGD 24 jam.
Penelitian dilakukan di lima ruang rawat inap yang ada di RSUD
Panembahan Senopati Bantul, yaitu ruang bakung, ruang bougenvile, ruang
cempaka, ruang flamboyan, dan ruang melati. Lima ruangan tersebut terdiri
dari 2 kelas yaitu kelas III (Ruang Flamboyan, Ruang Bakung, Ruang
Bougenvile dan Ruang Melati) dan kelas II (Ruang Cempaka) dan setiap
ruangan terdiri dari 16 sampai 18 perawat yang masing-masing dibagi
menjadi 3 tim yaitu tim A, tim B, dan tim C. Masing-masing tim terdiri dari 3
sampai 5 perawat dengan latar belakang pendidikan mulai dari D-III
Keperawatan sampai S-II Ilmu Kesehatan Masyarakat.

30
31

2. Analisa Hasil Penelitian


Hasil penelitian pelaksanaan timbang terima diuraikan berdasarkan
ruangan dan disajikan dalam tabel sebagai berikut:
a. Pelaksanaan timbang terima di RSUD Panembahan Senopati Bantul
1) Pelaksanaan timbang terima di Ruang Bakung RSUD Panembahan
Senopati Bantul
Tabel 4.1. Pelaksanaan timbang terima di Ruang Bakung RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Ruang Bakung
Timbang terima
Rata-rata % Kategori
Pre Timbang terima 11.35 Kurang
Pelaksanaan 58.12 Cukup
Post timbang terima 0.7 Kurang
Total 70.17 Cukup

Tabel 4.1 menunjukkan pelaksanaan timbang terima di ruang


bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul baru 70,17% dalam
kategori cukup. Dari tiga prosedur timbang terima yang paling sering
dilakukan di ruang bakung adalah prosedur pelaksanaan timbang
terima sebanyak 58,12% dalam kategori cukup.
2) Pelaksanaan timbang terima di Ruang Bougenvile RSUD Panembahan
Senopati Bantul
Tabel 4.2. Pelaksanaan timbang terima di Ruang Bougenvile RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Ruang Bougenvile
Timbang terima
Rata-rata % Kategori
Pre Timbang terima 11.06 Kurang
Pelaksanaan 63.03 Cukup
Post timbang terima 1.4 Kurang
Total 75.49 Cukup

Tabel 4.2 menunjukkan menunjukkan pelaksanaan timbang


terima di ruang bougenvile RSUD Panembahan Senopati Bantul baru
75,49% dalam kategori cukup. Dari tiga prosedur timbang terima yang
paling sering dilakukan di ruang bougenvile adalah prosedur
pelaksanaan timbang terima sebanyak 63,03% dalam kategori cukup.
32

3) Pelaksanaan timbang terima di Ruang Cempaka RSUD Panembahan


Senopati Bantul
Tabel 4.3. Pelaksanaan timbang terima di Ruang Cempaka RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Ruang Cempaka
Timbang terima
Rata-rata % Kategori
Pre Timbang terima 10.64 Kurang
Pelaksanaan 65.13 Cukup
Post timbang terima 2.24 Kurang
Total 78.01 Baik

Tabel 4.3 menunjukkan menunjukkan pelaksanaan timbang


terima di ruang cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul baru
78,01% dalam kategori cukup. Dari tiga prosedur timbang terima yang
paling sering dilakukan di ruang cempaka adalah prosedur pelaksanaan
timbang terima sebanyak 65,13% dalam kategori cukup.
4) Pelaksanaan timbang terima di Ruang Flamboyan RSUD Panembahan
Senopati Bantul
Tabel 4.4. Pelaksanaan timbang terima di Ruang Flamboyan RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Ruang Flamboyan
Timbang terima
Rata-rata % Kategori
Pre Timbang terima 11.06 Kurang
Pelaksanaan 59.24 Cukup
Post timbang terima 1.82 Kurang
Total 72.12 Cukup

Tabel 4.4 menunjukkan menunjukkan pelaksanaan timbang


terima di ruang flamboyan RSUD Panembahan Senopati Bantul baru
72,12% dalam kategori cukup. Dari tiga prosedur timbang terima yang
paling sering dilakukan di ruang flamboyan adalah prosedur
pelaksanaan timbang terima sebanyak 59,24% dalam kategori cukup.
33

5) Pelaksanaan timbang terima di Ruang melati RSUD Panembahan


Senopati Bantul
Tabel 4.5. Pelaksanaan timbang terima di Ruang Melati RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Ruang Melati
Timbang terima
Rata-rata % Kategori
Pre Timbang terima 11.21 Kurang
Pelaksanaan 67.65 Cukup
Post timbang terima 2.66 Kurang
Total 81.52 Baik

Tabel 4.5 menunjukkan menunjukkan pelaksanaan timbang


terima di ruang cempaka RSUD Panembahan Senopati Bantul baru
81,52% dalam kategori cukup. Dari tiga prosedur timbang terima
yang paling sering dilakukan di ruang cempaka adalah prosedur
pelaksanaan timbang terima sebanyak 67,65% dalam kategori
cukup.
b. Distribusi kriteria unsur timbang terima berdasarkan ruangan di RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Peneliti melakukan analisa berdasarkan pelaksanaan kegiatan timbang
terima pada masing-masing prosedur dengan hasil analisis diuraikan
sebagai berikut:
Tabel 4.6. Distribusi ruangan dalam melaksanakan timbang terima
di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Proses Timbang Terima Total
Ruang Kategori
Pre Pelaksanaan Post
(F) 2 9 0 11
Baik
(%) 11.8 52.94 0.0 64.7
Cukup (F) 0 0 0 0
Bakung
(%) 0.0 0.0 0.0 0.0
Kurang (F) 0 5 1 6
(%) 0.0 29.41 5.88 35.3
(F) 2 14 1 17
Total
(%) 11.8 82.35 5.88 100
(F) 2 9 0 11
Baik
(%) 11.8 52.94 0.0 64.7
Cukup (F) 0 2 0 2
Bougenvile
(%) 0.0 11.8 0.0 11.8
Kurang (F)
0 3 1 4
(%)
0.0 17.6 5.88 23.5
34

(F) 2 14 1 17
Total
(%) 11.8 82.35 5.88 100
(F) 2 10 0 12
Baik
(%) 11.8 58.82 0.0 70.59
Cukup (F) 0 2 0 2
Cempaka
(%) 0.0 11.8 0.0 11.8
Kurang (F) 0 2 1 3
(%) 0.0 11.8 5.88 17.6
(F) 2 14 1 17
Total
(%) 11.8 82.35 5.88 100
(F) 2 8 0 10
Baik
(%) 11.8 47.06 0.0 58.8
Cukup (F) 0 1 0 1
Flamboyan
(%) 0.0 5.88 0.0 5.9
Kurang (F) 0 5 1 6
(%) 0.0 29.41 5.88 35.3
(F) 2 14 1 17
Total
(%) 11.8 82.35 5.88 100
(F) 2 10 0 12
Baik
(%) 11.8 58.82 0.0 70.59
Cukup (F) 0 2 0 2
Melati
(%) 0.0 11.8 0.0 11.8
Kurang (F) 0 2 1 3
(%) 0.0 11.8 5.88 17.6
(F) 2 14 1 17
Total
(%) 11.8 82.35 5.88 100
(F) 10 70 5 85
Total Keseluruhan
(%) 100 100 100 100

Tabel 4.6 menunjukan bahwa sebagian besar responden dalam


melaksanakan kegiatan timbang terima yang paling sering dilakukan
adalah prosedur pelaksanaan timbang terima (82,35%) sedangkan untuk
persiapan dan post timbang terima belum baik.
c. Distribusi keseluruhan kriteria timbang terima di RSUD Panembahan
Senopati Bantul
Tabel 4.7. Distribusi keseluruhan kriteria timbang terima di RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Pelaksanaan timbang terima Persentase % Kategori
Persiapan 11.06 Kurang
Pelaksanaan 62.63 Cukup
Post Timbang terima 1.76 Kurang
Total 75.46 Cukup

Tabel 4.7 menunjukan bahwa pelaksanaan timbang terima dalam


kategori cukup (75,46%) dengan prosedur yang paling banyak
35

dilaksanakan adalah prosedur pelaksanaan dalam kategori cukup


(62,63%).
d. Gambaran keseluruhan timbang terima di ruangan RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
Tabel 4.8. Gambaran keseluruhan timbang terima di ruangan RSUD
Panembahan Senopati Bantul
Timbang terima Frekuensi Persentase %
Baik 2 40.0
Cukup 3 60.0
Kurang 0 00.0
Total 5 100.0

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa gambaran pelaksanaan timbang


terima di ruang penyakit dalam dan bedah RSUD Panembahan Senopati
Bantul yang telah melaksanakan dengan baik ada dua ruangan yaitu
cempaka dan melati, sedangkan sisanya (60%) dalam kategori cukup.
e. Gambaran pelaksanaan timbang terima berdasarkan unsur timbang terima.
Peneliti mencoba untuk menganalisis pelaksanaan timbang terima masing-
masing unsur yang ada di lembar observasi.
Tabel 4.9. Analisis unsur timbang terima di RSUD Panembahan Senopati
Bantul
No Unsur Persentase (%)
1 Timbang terima dilaksanakan pada setiap pergantian 98,5
shift.
2 Timbang terima meliputi semua pasien. 89,4
3 Serah terima didahului dengan doa bersama. 58,5
4 Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan 97,12
penerima tanggung jawab dilakukan dengan suara
perlahan/tidak rebut.
5 Menyebutkan identitas pasien. 98,1
6 Menyebutkan diagnosa medis. 96,1
7 Menyebutkan diagnosa keperawatan. 17,1
8 Menyebutkan tindakan keperawatan yang telah 95,6
dilakukan beserta waktu pelaksanaannya.
9 Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan 95,6
keperawatan yang belum dilakukan.
10 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama 95,6
shift.
11 Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah 30,4
dilakukan (bila ada).
12 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan. 85,1
36

13 Menyebut terapi dan tindakan medis beserta waktunya 93,3


yang dilakukan selama shift.
14 Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan 91,8
selama shift.
15 Menginformasikan kepada pasien/keluarga nama 58,5
perawat shift berikutnya pada akhir tugas.
16 Memberikan salam kepada pasien, keluarga serta 50,9
mengobservasi dan Menginspeksi keadaan pasien,
menanyakan keluhan-keluhan pasien (dalam rangka
klarifikasi).
17 Timbang terima di tutup dengan doa. 29,8

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa kegiatan timbang terima 98,5%


dilaksanakan pada setiap pergantian shift, diikuti dengan menyebutkan
identitas pasien. Kegiatan timbang terima yang masih sangat kurang
dilaksanakan di ruang penyakit dalam dan bedah RSUD Panembahan
Senopati Bantul adalah menutup kegiatan dengan doa sebanyak 29,8%.
B. PEMBAHASAN
Timbang terima perawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul dalam
kategori cukup sebesar 60% dan 40% dalam kategori baik. Adapun seluruh besar
responden melakukan timbang terima dalam kategori baik berada di ruang
cempaka (78,01%) dan ruang melati (81,51%). Beberapa unsur yang digunakan
untuk mengobservasi perawat dalam melakukan timbang terima terdiri dari 17
item dan unsur yang dilakukan perawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
yang tertinggi adalah unsur timbang terima yang dilaksanakan pada setiap
pergantian shift yaitu 98,5% dan yang terendah adalah timbang terima ditutup
dengan doa yaitu 29,8%.
Pelaksanaan timbang terima perawat di RSUD Panembahan Senopati
Bantul dikategorikan sebagai berikut:
1. Persiapan perawat dalam melaksanakan timbang terima
Dalam tahap persiapan perawat dalam melakukan timbang terima,
Standart Operasinal Prosedur (SOP) yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dari Nursalam (2016). Ruang rawat inap yang ada di RSUD
Panembahan Senopati Bantul memiliki tim keperawatan yang masing-masing
ruangan terdiri dari 3 tim keperawatan, yaitu tim A, tim B dan tim C dan
masing-masing memiliki peranan dalam mengelola pasien berdasarkan
ruangan. Hal tersebut didukung oleh Nursalam (2016) bahwa metode tim
terdiri dari 2-3 tim perawatan dalam satu ruangan dimana tim perawatan ini
menyediakan perawatan terhadap kelompok pasien tertentu yang telah
ditentukan oleh kepala ruang. Setelah perawat mendapat pasien kelolaan
masing-masing yang dilakukan perawat dalam tahap persiapan adalah
mempersiapkan lembar serah terima pasien yang akurat berisi tentang
identitas pasien, catatan perkembangan pasien, keluhan pasien, rencana
perawatan, catatan obat, keseimbangan cairan, penilaian resiko jatuh atau
ulkus, hasil penunjang medis, perencanaan keuangan, tindakan keperawatan
yang sudah dan belum dilaksanakan, juga informasi yang sensitive seperti
HIV (Nursalam, 2016, Chaboyer et al, 2008 dan Wallis, 2010).

37
38

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa tahap persiapan dalam


kategori kurang yaitu 11.06%. Kegiatan timbang terima yang selalu
dilaksanakan dalam setiap pergantian shif dan timbang terima yang
dilaksanakan secara menyeluruh dari semua pasien sudah dilaksanakan.
Dalam tahap persiapan sebagian besar perawat menyiapkan catatan khusus
tentang apa saja yang akan didelegasikan oleh perawat yang telah jaga
sebelumnya. Pendelegasian yang tidak efektif akan menyebabkan kurangnya
rasa percaya kepada orang yang menerima pendelegasian, untuk menghindari
hal tersebut pendelegasian pada timbang terima harus memiliki tiga komponen
penting yaitu tanggung jawab, kemampuan dan wewenang (Nursalam, 2016).
Dalam penelitian Elmiyasna dan Mayasari (2011) kurangnya persiapan yang
dilakukan oleh perawat yang akan melakukan timbang terima akan
berpengaruh dalam melakukan tindakan yang akan dilakukan ketika sedang
melaksanakan shit jaga.
Berbeda dengan penelitian ini, Roifah dan Anggraini (2014)
menjelaskan, pelaksanaan timbang terima memang dilakukan namun dalam
pelaksanaannya hanya ketua tim saja yang melakukan kunjungan langsung ke
kamar pasien perawat pelaksana yang lain melakukan timbang terima hanya
dengan membaca buku operan yang telah dituliskan . Timbang terima yang
dilaksanakan tiap pergantian shift harus sesuai dengan standar prosedur
operasional yang telah ditentukan. Standar prosedur operasional merupakan
tata cara atau tahapan yang dibakukan dan haru dilalui untuk menyelesaikan
suatu proses kerja tertentu (Perry & Potter, 2005).
2. Pelaksanaan perawat dalam melaksanakan timbang terima
Dalam proses pelaksanaan timbang terima yang dilakukan
menggunakan Standart Operasinal Prosedur (SOP) yang dibuat oleh Rumah
Sakit dan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
timbang terima yaitu kejelasan komunikasi yang didukung dengan
kelengkapan informasi yang disampaikan, akurasi terhadap pasien,
penggunaan istilah atau kata-kata yang mudah dipahami, ketersediaan sumber
dan sarana, monitoring yang dilakukan oleh kepala ruang atau penanggung
39

jawab shif, serta laporan tentang kondisi pasien apakah ada kemajuan atau
kemunduran (Nursalam, 2016). Unsur dalam fase pelaksanaan timbang terima
yang terbesar adalah menyebutkan identitas pasien yaitu 98,1%. Dalam
penelitian Umaternate dkk (2015) didapatkan hasil 60 responden (64,5%)
melakukan identifikasi pasien secara benar, hal tersebut dipengaruhi oleh
salah satu faktor yaitu pengetahuan perawat tentang keselamatan pasien.
Apabila pengetahuan keselamatan pasien diketahui perawat dengan baik maka
kesalahan dalam melakukan tindakan kepada pasien akan terhindar.
Perawat saat melakukan timbanag terima harus menyampaikan
masalah, kondisi dan keadaan klien serta hal-hal penting seperti diagnosa
medis, hal tersebut dikarenakan perlunya tindak lanjut mengenai apa saja yang
akan dilakukan ketika shif jaga nanti (Nursalam, 2016). Hal tersebut sejalan
dengan penelitian ini yang didapatkan hasil 96,1% perawat menyebutkan
diagnosa medis pasien. Hal ini berbeda dengan penelitian Prakoso (2016)
sebanyak 37,1% responden saat melakukan timbang terima hanya
menyampaikan masalah utama yang terjadi pada pasien dan tindakan apa saja
yang perlu dilakukan tanpa menyebutkan diagnosa medis.
Penelitian ini didapatkan hasil hanya 17,1% perawat yang
menyebutkan diagnosa keperawatan. Berbeda dengan penelitian ini, Seniwati
(2014) menjelaskan sebanyak 61 responden (98,4%) saat operan jaga berada
dalam kategori baik ketika menyebutkan diagnosa keperawatan, hal tersebut
dikarenakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perawat dalam
melaksanakan kinerjanya dalam melakukan asuhan keperawatan seperti masa
kerja dan pengalaman kerja perawat saat operan jaga. Keliat (2013)
menjelaskan lama kerja berkorelasi dengan pengalaman yang artinya semakin
lama perawat bekerja maka pengalaman perawat tersebut dalam melakukan
timbang terima juga akan semakin banyak.
Tujuan pendidikan kesehatan dalam keperawatan adalah untuk
meningkatkan status kesehatan, mencegah timbulnya penyakit dan
bertambahnya masalah, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada,
memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit serta membantu pasien
40

dan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan (Suliha dan Herawati, 2002).
Pada penelitian ini didapatkan hasil 30,4% perawat menginformasikan
pendidikan kesehatan yang telah dilakukan. Pendidikan kesehatan merupakan
suatu bentuk tindakan mandiri perawat untuk membantu klien baik individu,
kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat berperan sebagai
pendidik (Suliha dan Herawati, 2002).
Secara keseluruhan pelaksanaan timbang terima yang dilakukan
perawat dalam penelitian ini dalam kategori cukup yaitu 62,64 %. Nursalam
(2016) menjelaskan pelaksanaan delegasi yang efektif didasari oleh konsep
bahwa pendelegasian atau timbang terima bukan merupakan sistem untuk
mengurangi tanggung jawab tetapi suatu cara yang digunakan untuk membuat
tanggung jawab tersebut menjadi bermakna, tanggung jawab dan otoritas
harus didelegasikan secara seimbang (Mulai dari pengkajian sampai evaluasi
pasien atas tindakan yang telah dilakukan oleh perawat), proses pelimpahan
membuat seorang melaksanakan tanggung jawabnya, mengembangkan
wewenang yang dilimpahkan dan mengembangkan kemampuan dalam
mencapai tujuan asuhan keperawatan, konsep tentang dukungan yang perlu
diberikan kepada semua perawat dan seorang yang telah mendelegasikan suatu
tanggung jawab harus ikut terlibat aktif.
Dalam penelitian ini didapatkan unsur yang terendah adalah
menyebutkan diagnosa keperawatan (17,1%). Penelitian ini didapatkan hasil
komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima tanggung jawab
dilakukan dengan suara perlahan (97,12%) sejalan dengan penelitian Marjani
(2015) bahwa, keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan keperawatan untuk pasien dengan lebih aman lagi baik
kejadian yang disengaja atau tidak disengaja. Untuk menghindari kejadian
tersebut maka diperlukan komunikasi yang baik juga dalam menyampaikan
delegasi dan setelah melakukan timbang terima lebih baik dilakukan diskusi
kembali terkait perkembangan kondisi pasien untuk menghindari terjadinya
hal yang fatal seperti kematian (Marjani, 2015).
41

3. Pelaksanaan Post timbang terima yang di lakukan perawat


Dalam tahap post perawat dalam melakukan timbang terima, Standart
Operasinal Prosedur (SOP) yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari
Nursalam (2016). Pelaksanaan post timbang terima dalam penelitian ini
dalam kategori kurang yaitu 1,76 %. Selama melakukan operan jaga sebagian
besar responden dalam melakukan timbang terima tidak ditutup dengan doa
(29,9%). Menjelang berakhirnya serah terima sebaiknya perlu dilakukan
diskusi apabila ada masalah baru yang muncul sebelum perawat akan
melakukan implementasi keperawatan (Nursalam, 2016, Chaboyer et al, 2008
dan Wallis, 2010).
Penelitian Pranatha dan Karimah (2017) menjelaskan berdoa saat
pelaksanaan serah terima pasien atau bedside handover dapat menambah
motivasi kepada pasien untuk sembuh. Unsur terendah dalam penelitian ini
adalah timbang terima ditutup dengan doa sebesar 29,9%. Berbeda dengan
penelitian dari Pranatha dan Karimah (2017), berdoa saat serah terima apa
bila dilakukan disamping pasien dapat meningkatkan tingkat kepuasan pasien
yaitu dari 47,4% menjadi 68,4%. Komunikasi yang baik saat handover sangat
dibutuhkan selama perawatan pasien, karena jika komunikasi antar perawat
baik maka akan memberikan resiko kecelakaan pada pasien juga akan
semakin minimal.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mempengaruhi hasil


penelitian. Keterbatasan tersebut meliputi:

1. Pengambilan data yang dilakukan secara serentak pada lima ruangan


menyebabkan kurangnya pengawasan kepada asisten penelitian.
2. Waktu yang relatif singkat dalam penelitian yang dapat mempengaruhi hasil
penelitian.
42

3. Desain penelitian yang digunakan hanya bersifat deskriptif kuantitatif


sehingga hanya bisa menggambarkan dalam bentuk angka-angka dan belum
diketahui kemaknaan untuk hasil yang lebih luas lagi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan tentang gambaran
pelaksanaan timbang terima perawat di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD
Panembahan Senopati Bantul dapat disimpulkan bahwa:
1. Timbang terima yang dilakukan perawat di RSUD Panembahan Senopati
Bantul dalam kategori cukup.
2. Tahap persiapan yang dilakukan perawat dalam timbang terima dalam
kategori kurang.
3. Tahap pelaksanaan yang dilakukan perawat dalam timbang terima dalam
kategori cukup.
4. Tahap post timbang terima yang dilakukan perawat dalam timbang terima
dalam kategori kurang.

B. Saran
1. Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul
Pelaksanaan timbang terima dalam kategori cukup sehingga perlu
ditingkatkan supervisi dari bidang keperawatan dalam timbang terima.
2. Bagi management keperawatan
Dapat dijadikan sebagai acuan bagi management keperawatan dalam
melaksanakan timbang terima tidak hanya menggunakan SOP dari Rumah
Sakit saja, tetapi juga bisa diadopsi SOP timbang terima dari Nursalam
(2016).
3. Bagi perawat
Salah satu kegiatan timbang terima yang masih kurang yaitu tidak menutup
kegiatan dengan doa sehingga pelaksanaan timbang terima berikutnya
diharapkan selalu menutup kegiatan dengan doa.

43
44

4. Peneliti selanjutnya
Dapat meneliti lebih dalam lagi tentang pelaksanaan timbnag terima
dihubungkan dengan karakteristik responden.
DAFTAR PUSTAKA

Alim, Y. (2015), Hubungan Pengarahan Kepala Ruangan Dengan Pelaksanaan


Timbang Terima (Operan) Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Toto
Kabila Kabupaten Bone Bolango, Fakkes UNG.
Anggraini, S., D. dan Roifah, I. (2014). Analisis Hubungan Persepsi Perawat
Pelaksana Tentang Fungsi Pengawasan Kepala Ruang Dengan
Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Timbang terima. STIKES
Bima Sehat PPNI Mojokerto
Chaboyer, W., Murray, A., & Wallis, M. (2010). Bedside Nurshing Handover: A
Case Study. International Journal Of Nursing Practice. Clinical Nursing,
7:351-359.
Depkes, RI. (1998), Buku 1 Perawat Kesehatan R.I Derektorat Bina Upaya
Kesehatan Puskesmas.
__________. (2008), Modul Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan di
Unit Ruang Rawat Rumah Sakit, Depkes, Bandung.
__________. (2014), Rencana Aksi Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan
Kementrian Kesehatan 2015-2019.
Elmiyasna, K. dan Mayasari, F. (2011). Gambaran Ketidakefektifan Timbbang
Terima (Operan) di Ruang Kelas I IRNA Non Bedah (Penyakit dalam)
RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2011. STIKES Mercubaktijaya
Padang.
Freidman, H. S. & Schustack, M. W. (2008). Kepribadian Teori Klasik dan Riset
Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hastono, S. P. (2017), Buku Analisa Kesehata, Fakultas Kesehatan Universitas
Indonesia, Depok.
Hidayat, A. A. (2011), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta.
Hurlock, E. B. (2008), Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
rentang Kehidupan (Istiwidayanti dan Soejarwo, alih Bahasa), Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Iskandar, (2013), Keperawatan Profesional, In Media, Jakarta.
Joint Commission Center for Transforming Healthcare. 2014. Joint Commission
Center for Transforming Healthcare Improving Transitions of Care:Hand-
off Communications [Serial Online],
http://www.centerfortransforminghealthcare.org/assets/4/6/handoff_comm
storyboard.pdf pada tanggal 10 Mei 2017.
Keliat, B. A. (2013), Manajemen Keperawatan, EGC, Jakarta.
Lailiyyati, A. (2013), Studi Deskriptif Pelaksanaan timbang Terima Di Unit
Rawat Inap RST Wira Bhakti Tamtama Semarang. Fakkes UNIMUS.

Liliweri, A. (2009), Dasar-dasar komunikasi kesehatan, Pustaka Pelajar,


Yogyakarta.
Marjani, F. (2015), Pengaruh dokumentasi timbang terima pasien dengan metode
situation background assessment recommendation (SBAR) terhadap
insiden keselamatan pasien di ruang medikal bedah rs. panti waluyo
surakarta,(Skripsi: Publikasi), PSIK STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Marquis, B., L. dan Huston, C., J. (2010), Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan, EGC, Jakarta.
Nasir, A., Muhith A., Sajidin, M., Mubarak, W. I. (2009), Komunikasi dalam
keperawatan teori dan aplikasi, Salemba Medika, Jakarta.
Nikmatur, R. dan Saiful W. (2012), Proses keperawatan teori dan aplikasi. AR-
Ruz Media, Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. (2007), Promosi Kesehatan dan Ilmu perilaku, Rineka Cipta,


Jakarta.
Notoatmodjo, S. (2012), Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Nursalam & Efendi, F. (2008), Pendidikan dalam Keperawatan, Salemba
Medikal, Jakarta.
Nursalam. (2008), Metode Penelitian Ilmu Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta
Nursalam. (2016), Manajemen keperawatan dan aplikasi dalam praktik
Keperawatan Profesional, Salemba Medika, Jakarta.
Permenkes. (2011), Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit,.
Diakses pada 8 Mei 2017.
Permenkes. (2014), Undang-Undang No. 38 Pasal 1 tahun 2014 tentang
keperawatan.
Potter, P. A & Perry, A. G. 2005. Buku ajar fundamental Keperawatan: Konsep,
proses dan praktik. Edisi 4. (Y. Asih et al, penerjemah), EGC, Jakarta.
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Keperawatan Fundamental
Keperawatan: Konsep Proses dan Praktik, EGC, Jakarta.
Prakoso, S., A. (2016), Hubungan Motivasi Dengan Pelaksanaan Komunikasi
SBAR Dalam Handover (Operan Jaga) Pada Perawat Di RSUD Salatiga
Kota Salatiga. Skripsi Publikasi: STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
Pranatha, A. dan Karimah, T. (2017), Pengaruh Berdoa pada Saat Bedside
Handover Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Flamboyan
RSUD ’45 Kuningan.
Roifah, I., dan Anggraini, S. D. (2014). Analisis Hubungan Persepsi Perawat
Pelaksana Tentang Fungsi Pengawasan Kepala Ruangan Dengan
Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Timbang Terima. STIKES
Bina Sehat PPNI Mojokerto.
Rushton, H. C. (2010), Ethnics of Nurshing Shift Report. AACN: Advance Critical
Care: Ethnics in Critical Care, 21 (4) : 3380-384.
Seniwati (2014). Evaluasi Operan, Pre Post Conference Supervisi dan Kinerja
Perawat di RSU Haji Makasar. Skripsi Publikasi: Universitas Hasanuddin
Makasar.
Simamaora, H. R (2012), Manajemen Keperawatan, EGC, Jakarta.
Sugiyono. (2014), Statiska untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Suliha,U., dan Herawati. (2002), Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan,
EGC, Jakarta.
Sumantri. (2011), Metodologi Penelitian Kesehatan, Kencana, Jakarta.
Suryata, I. (2016), Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Kedisiplinan
Pelaksanaan Timbang Terima Di Ruangan Bougenville Dan Ruangan
Anggrek RSUD Manembo Nembo Bitung, E-journal Sariputra vol 3,
Fakkep USIT.
Turner et al. (2009), A Standard operating protocol (SOP) and minimum data set
(MDS) for nursing and medical handover: Consideration for flexible
standardization in developing electronic tools, Steering Committee and
IOS Press, Tasmania.
Umaternate, T., Kumaat, L., T., dan Mulyadi. (2015). Hubungan Pelaksanaan
Identifikasi Pasien Secara Benar Dengan Kepuasan Pasien Di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUP Dr.. R. R. Kandou Manado. eJournal
Keperawatan (e-Kp) Vol. 3 No 2
Wallis, S. (2010), Nursing Handover Reserch Project: How is Nursing Handover
Talked About In The Literature? Waikato Institute Of Technology.
Wawan, A., dan Dewi, M. (2010), Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
dan Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta.
Winani. (2012), Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi
Pengawasan Kepala Ruang dan Pelaksanaan serah Terima Pasien di
RSUD Gunung Jati Cirebon. Tesis Publikasi: Fakultas Ilmu Keperawatan
UI.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 7. Lembar observasi timbang terima perawat

Tahap SOP Timbang Terima Pagi Siang Malam


Persiapan Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. Timbang terima dilaksanakan pada
setiap pergantian shift.
2. Timbang terima meliputi semua pasien.
Pelaksanaan 1. Serah terima didahului dengan doa
bersama.
2. Komunikasi antar pemberi tanggung
jawab dan penerima tanggung jawab
dilakukan dengan suara perlahan/tidak
rebut.
3. Menyebutkan identitas pasien.
4. Menyebutkan diagnosa medis.
5. Menyebutkan diagnosa keperawatan.
6. Menyebutkan tindakan keperawatan
yang telah dilakukan beserta waktu
pelaksanaannya.
7. Menginformasikan jenis dan waktu
rencana tindakan keperawatan yang
belum dilakukan.
8. Menyebutkan perkembangan pasien
yang ada selama shift.
9. Menginformasikan pendidikan
kesehatan yang telah dilakukan (bila
ada).
10. Mengevaluasi hasil tindakan
keperawatan.
11. Menyebut terapi dan tindakan medis
beserta waktunya yang dilakukan
selama shift.
12. Menyebutkan tindakan medis yang
belum dilakukan selama shift.
13. Menginformasikan kepada
pasien/keluarga nama perawat shift
berikutnya pada akhir tugas.
14. Memberikan salam kepada pasien,
keluarga serta mengobservasi dan
menginspeksi keadaan pasien,
menanyakan keluhan-keluhan pasien
(dalam rangka klarifikasi).
Post-Timbang 1. Timbang terima di tutup dengan doa.
terima

Anda mungkin juga menyukai