Laporan Praktikum Diagnosa Klinik Veteri
Laporan Praktikum Diagnosa Klinik Veteri
Kelompok : A3
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Disease) adalah suatu kondisi dimana
terdapatnya bentukan crystal yang menyumbat saluran urinasi bagian bawah seperti
vesica urinaria, bladder sphincter, dan uretra, sehingga kucing mengalami kesulitan
urinasi. Kondisi ini sering terjadi pada kucing muda, bisa jantan ataupun betina,
namun lebih sering terjadi pada kucing jantan. Beberapa factor berkontribusi untuk
penyakit ini termasuk infeksi bacterial dan viral, trauma, adanya kristal di urine, batu
di vesica urine, tumor pada saluran urinaria, dan abnormiltas congenital. Factor yang
berkontribusi terhadap perkembangan FLUTD antara lain:
a. FLUTD dapat disebabkan uretra yang tersumbat oleh semacam pasta,
komposisi material batu atau pasir dan kristal struvite (magnesium
ammonium fosfat), yang berhubungan dengan jumlah garam. Meskipun
Kristal struvit merupakan penyebab utama sumbatan, namun jenis Kristal
lain dapat ditemui. Beberapa sumbatan menyebabkan terbentuknya mucus,
darah, dan sel darah putih.
b. FLUTD dapat dihubungkan dengan kristal-uroith atau batu yang
ditemukan di saluran urinaria. Tipe urolith ervariasi, tergantung dari diet
dan factor pH urine. Dua tipe yang sangat sering ditemukan adalah
struvite (magnesium fosfat) dan kalsium oksalat. Factor yang
mempengaruhi pembentukan urolit pada kucing termasuk infeksi bakteri
yang bersamaan; jarang urinasi akibat litter box yang kotor; kurangnya
aktifitas fisik; dan kurang minum atau kualitas minum yang buruk atau
tidak tersedianya air, dan bisa juga karena selalu diberi pakan kering
(dryfood).
c. Urine kucing normalnya sedikit asam. Factor yang menyebabkan urin
alkalis yaitu jenis pakan, adanya bakteri di saluran urinaria. Urin yang
bersifat asam memiliki property antibacterial. Namun ada beberpa kasus
dumana FUS memiliki urine yang asam. Kucing tersebut mungkin
menderita akibat yrolith kalsium oksalat. Jika urolith terjadi di urethra,
maka obstruksi dapat mengancam kehidupan karena sangat sulit
disembuhkan.
d. Cystitis bacterial dan urethritis (radang pada urethra) juga dapat menjadi
penyebab dasar FUS. Cystitis bacterial mungkin dapat menjadi penyebab
yang penting dari serangan yang berulang. Infeksi bakteri tersebut
memiliki potensi untuk peningkatan infeksi dengan sumbatan. Infeksi
berulang dapat menyebabkan resistensi antibiotik.
e. Intake diet dan air minum. Kucing yang memakan pakan kering akan
mendapat sedikit air dari pakan mereka, selain itu didukung pula dengan
kurangnya minum. Pakan kering akan menyebabkan urin lebih
terkonsentrasi dan jumlah sedimen yang lebih besar.
Demodex adalah penyakit kulit anjing yang disebabkan oleh protozoa
Demodek follicularumvar canis atau Demodex canis. Tungau / kutu jantan berukuran
lebih dari 0,25 mm, sedangkan betina 0,3 mm. Tungau / kutu ini terdapat pada akar
bulu dan terkadang dikelenjar lemak, hampir seluruh siklus hidup tungau / kutu ini
berada dikulit. Tungau / kutu dewasa yang keluar dipermukaan kulit, mengakibatkan
penularan pada anjing anjing lain. Berdasarkan penelitian dari beberapa literatur,
hampir semua jenis anjing ditemukan Demodex canis. Pada anjing yang mengalami
penurunan kekebalan, tungau / kutu ini dapat mengakibatkan radang kulit. Apabila
berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan kematian pada anjing
yang terserang kutu tersebut. Serangan diawali dengan timbulnya rasa gatal pada
daerah seputar mata dan juga pada bagian lipatan telinga serta kaki bagian depan dan
belakang. Selanjutnya bulu bulu pada daerah tersebut akan terjadi rontok. Rasa gatal
yang hebat membuat anjing menjadi gelisah dan menggaruk kulitnya, akibat garukan
anjing tersebut maka terjadilah pengelupasan kulit dan bahkan mengakibatkan
timbulnya luka yang berair, nanah , dan juga berbau busuk.
Bila penyakit ini tidak segera ditangani dengan pengobatan yang tepat, maka
akan timbul infeksi sekunder. Infeksi sekunder ini dapat mengakibatkan jamur atau
bakteri masuk kedalam tubuh lewat luka tersebut sehingga semakin sulit untuk
diobati. Luka-luka yang diderita oleh anjing anjing yang mengidap demodex ini,
mengakibatkan anjing anjing ini mengalami kegelisahan serta menurunnya nafsu
makan, sehingga menjadikan Stamina anjing serta nafsu makannya menurun , bahkan
Demam. Penyembuhan penyakit ini memerlukan waktu yang cukup lama dan
diperlukan kesabaran dari pemilik, apa lagi bila penyebaran penyakit demodex ini
lebih dari 50 %, pengobatan ini harus di tuntaskan sampai keakar akarnya, ketekunan
dan kesabaran sangatlah diperlukan bila menghendaki anjing kesayangan sembuh.
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
Pemeriksaa Fisik
1. Anamnesa
Ada kerontokan dan kebotakan pada bagian kaki depa dan belakang,
kemerahan dan bercak bulat pada punggung. Nafsu makan dan minum
normal, buang air besar dan urinasi normal.
2. Signalemen Hewan
Nama : Princces
Jenis hewan/kelamin : Anjing/betina
Ras/breed : Golden Mix
Warna bulu/kulit : Kuning
Umur : 1,5 Th
Berat badan : 28 Kg
Tanda khusus : Moncong hitam , telinga kebawah
3. Status Present
3.1 Keadaan umum
Inspeksi
Posisi tegak telinga : Telinga dekster dan sinister turun kebawah dan
simetris
Kebersihan : Bersih
Leher
Kelenjar pertahanan
Lymphonodus rethropharingealis
Konsistensi : Kenyal
Inspeksi
Bentuk rongga thorax : dinding thorax tidak ada kelainan, bulat dan
cembung
Intensitas : Tiggi
Palpasi
Perkusi
Gema perkusi :-
Auskultasi
Suara pernafasan : Vesikuler
Suara ikutan antara inspirasi dan ekspirasi : Tidak ada suara ikutan
Inspeksi
Perkusi
Auskultasi
Frekuensi :-
Intensitas :-
Ritme :-
Ekstrasistolik :-
Lapangan jantung :-
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Epigastricus :-
Mesogastricus :-
Hipogastricus :-
Auskultasi
Peristaltik usus :-
Anus
Inspeksi
Besar : Kecil
Jantan
Inspeksi
Prepucium :-
Penis :-
Palpasi
Scrotum :-
Inspeksi
Perototan kaki depan : Otot agak tebal, kanan dan kiri simetris
Perototan kaki belakang : Otot agak tebal, kanan dan kiri simetris
Cara bergerak-berjalan : Bergerak dan berjalan dengan empat kaki, tidak ada
kesakitan
Cara bergerak-berlari : Berjalan dengan empat kaki, lari normal, tidak ada
kesakitan
Kestabilan pelvis
Palpasi
Srtuktur pertulangan
Ukuran :-
Konsistensi :-
Lobulasi :-
Perlekatan :-
Suhu kulit :-
Kesimetrisan :-
Pemeriksaan lanjutan
Diagnosa : Demodexosis
Prognosa : Fausta
Imboost tab No X
S dd tab I p.c
Hari : Kamis
Catatan :-
PEMBAHASAN
Pada kasus yang didapat dari pasien anjing jenis Golden Mix bernama Princess di
dapatkan diagnosa yaitu demodekosis dan dermatitis. Langkah-langkah penetapan
diagnosa diawali dari Resgristrasi pasien, Anamnesa, Pemeriksaan Fisik, lalu
dilanjutkan dengan pemeriksaan lanjutan dan terapi. Resgistrasi ditujukan pada klien
dan pasien dengan berbagai tujuan, diantaranya :
Registrasi untuk klien meliputi nama, alamat dan nomor telepon klien.
Registrasi untuk pasien meliputi breed (ras), sex (jenis kelamin), umur, specific
pattern atau tanda yang menciri. Registrasi ditulis dalam selembar kertas yang
dinamakan ambulator (Lane and Coper, 2003). Pada kasus diatas didapatkan :
Nama Pemilik : Ny. Elizabeth
Nama hewan : Princess
Jenis/ Ras : Anjing/ Golden Mix
Umur : 1,5 tahun
Setelah registrasi baru dilanjutkan dengan melakukan anamnesa (Boddie, 1962).
Anamnesa adalah wawancara yang dilakukan oleh seorang dokter kepada
klien/pasien yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari pasien. Dilakukan tanya
jawab antara dokter hewan dengan klien atau pengantarnya, sehingga dokter hewan
dapat mengarahkan pemeriksaannya pada tujuan-tujuan tertentu dan data yang
diperoleh dengan anamnesa dan pemeriksaan fisik itu dapat dipergunakan sebagai
dasar yang kuat untuk membuat diagnosa yang tepat. Mengingat adanya
kemungkinan bahwa penyakit yang di derita ada hubungannyadengan penyakit yang
dahulu maka sering ditanyakan pula berbagai penyakit pada masa lalu (Prasko, 2012).
Pada kasus anjing Princess ini merupakan control ulang setelah sebelumnya
sempat diperiksa. Pada waktu control, dokter hewan menanyakan bagaimana keadaan
kandangnya, apakah punya anjing lain dirumah, bagaimana anjing ini diperlakukan di
rumah, apakah pernah kontak dengan anjing yang sakit, apakah ada perbedaan dari
awal periksa sampai sekarang, apakah sering diajak exercise di luar rumah, apakah
ada perbedaan tingkah laku. Dan dari berbagai pertanyaan yang diajukan diatas
diperoleh beberapa jawaban bahwa anjing Princess dikandangkan sendiri dengan
keadaan kandang yang bersih dan pemberian pakan yang rutin. Pemilik mempunyai
satu anjing lagi ras cihua-hua yang dipelihara di dalam rumah. Anjing cihua-hua tidak
menderita penyakit kulit dan dalam keadaan sehat, serta tidak pernah kontak langsung
dengan Princess. Princess awalnya sering diajak exercise, namun sekarang sudah
tidak pernah lagi. Pemilik sering memukulnya dengan tujuan agar dapat patuh dan
dapat dilatih. Terdapat perbedaan dari saat pertama kali datang, tanda bulat
kemerahan dikulitnya perlahan menghilang. Terjadi penurunan frekuensi menggaruk
dan penurunan nafsu makan.
Pada saat dilakukan inspeksi, didapati bahwa ada beberapa bagian rambut
yang mengalami kebotakan berbentuk bulat-bulat pada punggung, keempat kaki, dan
dibawah moncong. Kulit di area kebotakan berwarna agak kemerahan namun ada
beberapa bagian yang mulai memudar. Saat dipalpasi, bagian rambut yang
mengalami kebotakan terasa kasar dan agak bersisik, namun dalam keadaan kering,
tidak terdapat leleran seperti serous ataupun darah. Sedangkan pemeriksaan pada
organ tubuh yang lain tidak menunjukkan adanya abnormalitas.
KESIMPULAN
FLUTD (Feline Lower Urinary Tract Disease) adalah suatu kondisi dimana
terdapatnya bentukan crystal yang menyumbat saluran urinasi bagian bawah seperti
vesica urinaria, bladder sphincter, dan uretra, sehingga kucing mengalami kesulitan
urinasi. Demodex adalah penyakit kulit anjing yang disebabkan oleh protozoa
Demodek follicularumvar canis atau Demodex canis. Tungau / kutu jantan berukuran
lebih dari 0,25 mm, sedangkan betina 0,3 mm. Tungau / kutu ini terdapat pada akar
bulu dan terkadang dikelenjar lemak, hampir seluruh siklus hidup tungau / kutu ini
berada dikulit. Tungau / kutu dewasa yang keluar dipermukaan kulit, mengakibatkan
penularan pada anjing anjing lain.
Boddie, Geo. 1962. Diagnostic Method in Veterinary Medicine. London: Oliver and
Boyd.
Lane, Cooper. 2003. Veterinary Nursing : Formerly Jones Animal Nursing 5th
edition. USA : Pergamon.