Kelompok :7
Anggota Kelompok :
Pernyataan Kembali Tingkat Harga Umum dari Laporan Keuangan Kos Historis
AKuntanasi kos historis mengasumsikan bahwa unit moneter itu stabil bahwa perubahan pada unit
moneter itu tidak material. Daya beli umum, yang mengacu pada kemampuan unit moneter untuk
membeli barang atau jasa, berhubungan secara terbalik dengan harga barang dan jasa yang akan
dipertukarkan. Ketika harga barang atau jasa meningkat (inflasi) maka akan menurunkan daya beli
umum uang. Ketika harga atau barang jasa menurun (deflasi) maka akan meningkatkan daya beli uang.
Untuk periode IQ, persamaan neraca yang dinyatakan dalam dolar pada waktu 0 adalah:
M0 + 𝑁0 = 𝑅0
Keterangan:
𝑅0 = ekuitas residual
- Gain daya beli dari asset moneter, yang diakui sebagai loss tingkat harga umum
- Lose daya beli dari kewajiban moneter, yang diakui sebagai gain tingkat harga umum
1. Accounting Research Study No. 6, APB Statement No.3 dan FASB dan the CICA Exposure
Drafts mengenai posisi akuntansi tingkat harga umum, yaitu gain atau loss tingkat harga
umum seharusnya termasuk dalam income kini.
2. Hanya loss tingkat harga umum yang seharusnya masuk dalam income kini; sedangkan gain
tingkat harga umum seharusnya diperlakukan sebagai item modal.
3. Baik gain maupun loss tingkat harga umum seharusnya diperlakukan sebagai item modal.
4. Baik gain maupun loss tingkat harga umum seharusnya termasuk dalam income kini, kecuali
gain atau loss yang terkait dengan utang jangka panjang tidak akan tampak sampai utang
jangka panjang tersebut terealisasi.
5. Semua gains dan losses tingkat harga seharusnya termasuk dalam income kini, kecuali gains
dan losses yang timbul dari masuknya item-item moneter dalam ekuitas pemegang saham
3. Perbedaan Moneter-Nonmoneter
Item-item nonmoneter harus ditranslasikan menjadi niali dolar dengan daya beli yang sama
pada akhir periode berjalan. Sebaliknya item-item moneter telah dinyatakan dalam dolar pada
akhir periode berjalan dan gain atau lose daya beli sebagai hasil perubahan dalam tingkat harga
umum.
Perbedaan item moneter dengan nonmoneter tampak jelas. Item moneter mengenal gain atau
lose daya beli; sedangkan item-item nonmoneter tidak ada.
Rumus Indeks
Penghitungan indeks tingkat harga umum berbeda, sesuai dengan rumus yang digunakan untuk
mementukan bobot harga. Berikut adalah symbol yang digunakan untuk menunjukkan empat
rumus dasar:
P = harga komoditas atau jasa
q = kuantitas komoditas atas jasa
p0 𝑞0 = harga dan kuantitas komoditas pada periode dasar
p𝑛 𝑞𝑛 = harga dan kuantitas komoditas pada periode berjalan
p𝑎 𝑞𝑎 = harga dan kuantitas komoditas pada beberapa rata-rata periode
A. Rumus Laspeyers mengasumsikan bahwa indeks harga merupakan jumlah terbobot dari
harga periode berjalan dibagi dengan jumlah terbobot dari periode harga dasar.Indeks
Laspeyers:
∑ p𝑛 𝑞0
𝐼=
∑ p0 𝑞0
B. Rumus Paasche mengasumsikan bahwa indeks harga merupakan jumlah terbobot dari
harga0harga periode berjalan dibagi dengan jumlah terbobot dari harga-harga pada
periode dasar. Indeks Paasche:
∑ p𝑛 𝑞0
𝐼=
∑ p0 𝑞𝑛
C. Rumus terbobot tetap mengasumsikan bahwa indeks harga merupakan jumlah terbobot
dari harga-harga periode berjalan dibagi jumlah terbobot dari harga periode dasar.
Indeks Terbobot Tetap:
∑ p𝑛 𝑞𝑎
𝐼=
∑ p0 𝑞𝑎
D. Rumus Fisher mengasumsikan bahwa indeks harga merupakan rata-rata geometris dari
rumus Laspeyers dan Paasche. Indeks Fisher:
∑ p𝑛 𝑞𝑛 ∑ p𝑛 𝑞𝑎
𝐼= √ +
∑ p0 𝑞𝑛 ∑ p0 𝑞𝑎
Akuntansi tingkat harga umum menggunakan suatu faktor konversi yang didasarkan pada perubahan
indeks tingkat harga umum untuk mengubah dolar pada suatu tanggal menjadi jumlah dolar yang
mempunyai daya beli sama pada tanggal yang lain. Daya beli umum diukur dengan suatu indeks tingkat
harga umum yang mencerminkan perubahan pada nilai uang dan akibatnya adalah anggapan paling
relevan bagi akuntansi tingkat harga umum. Dua harga yang paling sering digunakan pada tingkat harga
umum adalah indeks harga konsumen (IHK) dan Deflator harga implicit PNB (DHI).
1. Laporan keungan yang tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat harga umum, akan terdiri
dari berbagai jenis asset dan klaim, yang disajikan dalam dolar dengan daya beli yang berbeda.
Akuntansi tingkat harga umum dirancang untuk menyajikan tingkat perubahan harga asset-aset
ini dan perubahan daya beli klaim.
2. Akuntansi kos historis konvensional tidak mengukur income secara memadai akibat
penandingan nilai dolaar dari size yang berbeda pada laporan laba rugi.
3. Akuntansi ini mudah diterapkan
4. Akuntansi tingkat harga umum memberikan informasi yang relevan untuk digunakan bagi
manajemen dan untuk evaluasi
1. Sebagian besar studi-studi empiris menunjukkan bahwa relevansi informasi tingkat harga umum
itu lemah atau tidak berterima.
2. Perubahan tingkat harga umum hanya menjelaskan perubahan pada tingkat harga umum dan
tidak menjelaskan perubahan pada tingkat harga spesifik.
3. Dampak inflasi akan berbeda bagi setiap perusahaan.
4. Kos untuk menerapkan akuntansi tingkat harga umum melibihi keuntungannya.
Konklusi
Akuntansi konvensional didasarkan pada akuntansi kos historis untuk penilaian asset dan kewajiban,
maka sesuai dengan konsep pemeliharaan uang. Akuntansi nilai kini, yang asset dan kewajibannya
dialporkan pada laporan keuangan pada nilai kini, maka akuntanasi ini seuai dengan konsep
pemeliharaan kapasitas produk fisik. Akuntansi tingkat harga umum berdasarkan pada pernyataan
kembali asset dan kewajiban historis pada tingkat harga umu, maka akuntansi ini sesuai dengan konsep
pemeliharaan uang daya beli umum.