Anda di halaman 1dari 4

WAWASAN NUSANTARA DAN KETAHANAN NASIONAL

“Peristiwa Penembakan Nduga dalam Perspektif Ketahanan


Nasional”

Disusun oleh:

Carolus Wojitilla Huby 160216693

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2019
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekarang ini banyak dijumpai organisasi-organisasi yang timbul di dalam


kehidupan sosial khususnya di Negara Indonesia. Baik itu partai politik, organisasi
massa, organisasi separatis,teroris dan lain-lain . Salah satu bentuk organisasi yang
sudah dikenal dan memiliki banyak anggotanya adalah Organisasi-organisasi massa,
di Indonesia saat ini terdapat banyak sekali organisasi massa (ormas), baik itu yang
berhaluan pada bidang perpolitikan, bergerak dalam bidang kesosialan, keagamaan
maupun yang bertentangan dengan NKRI . Tentu dengan adanya ormas – ormas pasti
terdapat banyak ketidaksamaan dalam kesepakatan maupun ide dan tentu akan
menimbulkan konflik. Dari konflik itu akan berlanjut dan berdampak kepada
ketahanan Nasional.

Ketahanan nasional pada dasarnya bukan merupakan sebuah disiplin ilmu


tersendiri, melainkan merupakan kumulasi dari hasil ketahanan yang terdapat pada
elemen ‘gatra’ yang ada pada masyarakat dan mencakup gatra ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Ketahanan nasional sebagai suatu
nilai kondisi merupakan keadaan dinamis bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan,
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan
baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta
perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasional (Lemhannas, 1986). Sementara itu,
ketahanan nasional sebagai suatu nilai konsepsi merupakan perangkat kerja analisis
untuk melihat dan memahami serta menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Salah satu gerakan separatis yang memunculkan konflik dan mengganggu


keseimbangan ketahanan nasional adalah Organisasi Papua Merdeka atau yang bisa
disingkat OPM. Kelompok bersenjata di Papua mengaku dirinya dengan berbagai
nama, seperti Organisasi Papua Merdeka (OPM), Tentara Nasional Pembebasan
Papua Barat (TNPPB), dan sebagainya. Selama ini kelompok bersenjata di Papua atau
OPM disebut sebagai kelompok kriminal bersenjata (KKB). Nama OPM adalah nama
yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada setiap organisasi atau fraksi baik di
Papua maupun di luar negeri yang dipimpin oleh putra-putra Papua yang pada
mulanya bergerak di bawah tanah untuk menyusun kekuatan melawan pemerintahan
Indonesia, baik secara politik maupun secara fisik bersenjata dengan tujuan untuk
memisahkan atau memerdekakan Papua lepas dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Papua, dalam konteks ini adalah Papua Barat atau Irian Jaya. Sejarah
mencatat bahwa awal mula permasalahan yang terjadi di Papua ketika adanya
perbedaan pandangan antara pihak Indonesia dengan Belanda dalam Konferensi Meja
Bundar (KMB) akhir tahun 1949. Dalam perundingan tersebut pihak Indonesia dan
Belanda tidak berhasil mencapai kesepakatan mengenai wilayah kedaulatan Indonesia.
Untuk menghadapi politik dekolonisasi dari pemerintah Belanda, maka Presiden
Soekarno mencetuskan Tri Komando Rakyat (TRIKORA), dimana TRIKORA
merupakan momentum politik bagi pemerintah Indonesia. TRIKORA memaksa
Pemerintah Belanda untuk menandatangani Perjanjian New York, 15 Agustus 1962,
dengan Perjanjian ini Belanda akan melakukan pengalihan administrasi di Irian Barat
kepada United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA) pada tanggal 10
Oktober 1962, sehingga pada tanggal 1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan Irian Barat
kepada Indonesia. Dengan demikian Irian Barat dan Irian Jaya saat itu resmi menjadi
wilayah indonesia. Kemudian orang orang yang menolak proses itu kemudian
memebentuk dan menjadi bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) karena ingin
membentuk sebuah negara-bangsa sendiri di Papua. Dan dari situlah sampai sekarang
masih banyak konflik yang terjadi terutama di Irian Barat sampai sekarang.
Terdapat aspek lain yang perlu mendapat perhatian ialah bagaimana untuk
mengefektifkan pembangunan bagi rakyat Papua. Fokus perhatian di sini ialah
bagaimana anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat diserap secara efektif oleh
program-program kepala daerah dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat Papua.
Pertama ialah bagaimana pemerintah melaksanakan pengawasan anggaran terhadap
kepala daerah masing-masing.

Berdasaran uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam
mengenai Peristiwa Penembakan Nduga dalam Perspektif Ketahanan Nasional.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa penyebab dari peristiwa penembakan di nduga?

2. Bagaimana pengaruh konflik OPM terhadap Masyarakat dan Pemerintahan


Indonesia dalam lingkup ketahanan Nasional?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui alasan OPM memberontak dan juga ingin memisahkam


diri.
2. Mengetahui dampak dari konflik yang disebabkan oleh OPM

Anda mungkin juga menyukai