Anda di halaman 1dari 11

RESUME MATERI PELATIHAN DASAR

MASSIVE OPEN ONLINE COURSE


PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (MOOC PPPK)

Disusun oleh:

Nama : Anggrahini Dyah Winursih, S.Pd


NIP : 198002282022212008
Golongan : IX
Jabatan : Ahli Pertama-Guru Sejarah
Unit Kerja : SMK Negeri 2 Klaten
Instansi : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI JAWA TENGAH
SMK NEGERI 2 KLATEN
2022
AGENDA I
SIKAP DAN PERILAKU BELA NEGARA
1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa dan kesadaran terhadap
sistem nasional bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Fakta-fakta sejarah dapat dijadikan pembelajaran bahwa Kebangsaan Indonesia terbangun
dari serangkaian proses panjang yang didasarkan pada kesepakatan dan pengakuan terhadap
keberagaman dan bukan keseragaman serta mencapai puncaknya pada tanggal 17Agustus 1945.
Berikut ini sejarah singkat pergerakan Bangsa Indonesia :
 Tanggal 20 Mei untuk pertamakalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional.
Dilatarbelakangi terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908. Soetomo
menyampaikan gagasan Wahidin Soedirohoesodo tentanpentingnya membentuk organisasi yang
memajukan pendidikan dan kebudayaan di Hindia Belanda.
 Tanggal 28 OKtober untuk pertama kalinya ditetapkan menjadi Hari Sumpah Pemuda Penetapan
tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda dilatarbelakangi Kongres Pemuda II yang
dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Indonesische Clubgenbouw Jl. Kramat 106 Jakarta.
Kongres tersebut diikuti oleh beberapa perwakilan organisasi pemuda di Hindia Belanda, antara
lain : Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Roekoen, Jong Bataks Bond,
Jong Stundeerenden, Boedi Oetomo, Indonesische Studieclub, dan Muhammadiyah. Muhammad
Yamin, menyampaikan sebuah resolusi setelah mendengarkan pidato dari beberapa peserta kongres
berupa 3 (tiga) klausul yang menjadi dasar dari Sumpah Pemuda, yaitu :
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu tanah Indonesia,
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung Bahasa persatuan, Bahasa Melayu
Ki Hadjar Dewantara pernah mengusulkan Bahasa Melayu sebagai Bahasa persatuan dalam Kongres
Pengajaran Kolonial di Den Haag, Belanda pada tanggal 28 Agustus 1916. Saat Kongres Pemuda II
untuk pertama kalinya, Lagu Kebangsaan Indonesia dikumandangkan Wage Rudolf
 Tanggal 17 Agustus ditetapkan sebagai Hari Proklamasi Kemerdekaan berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia No. 24 tahun 1953. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI diawali
dengan menyerah Jepang kepada Tentara Sekutu. Mendengar Jepang menyerah, tanggal 14 Agustus
1945 pukul 14.00,
 Tanggal 15 Agustus 1945 pagi hari, Bung Karno, Bung Hatta, dan Mr. Soebardjo menemui
Laksamana Muda Maeda di kantornya untuk menanyakan tentang berita menyerahnya Jepang.
Bung Hatta mengusulkan kepada Bung Karno agar pada tanggal 16 Agustus PPKI segera
melaksanakan rapat dan semua anggota PPKI saat itu memang sudah berada di Jakarta di Kantor
Dewan Sanyo Kaigi. Dan rapat batal Dwi Tunggal Soekarno-Hatta kemudian mengadakan rapat kecil
bersama-sama dengan Mr. Soebardjo, Soekarni, dan Sayuti Melik. Teks Proklamasi disepakati
panitia kecil, Bung Karno mulai membuka sidang, Bung Karno berulangkali membacakan Teks
Proklamasi dan semua yang hadir menyatakan persetujuan.Teks Proklamasi akan dibacakan di muka
rakyat di halaman rumahnya Jl. Pegangsaan Timur 56.
Empat konsesus dasar berbangsa dan bernegara
1. Pancasila
Dengan adanya Pancasila mampu mempersatukan beragam keinginan subyektif beberapa
kelompok yang heterogen di Indonesia
2. Undang Undang Dasar 1945
UUD 1945 merupakan sumber hukum tertinggi di Indonesia, sehingga penyelenggara
kekuasaan tidak bersifat sewenang wenang dan hak warga negara terlindungi.
3. NKRI
Sesuai hasil siding PPKI 18 Agustus 1945 bahwa sudah terpenuhinya syarat terbentuknya
sebuah negara.
4. Bhineka Tunggal Ika
Berbeda beda tapi hakekatnya tetap satu bangsa dan satu negara Republik Indonesia
2. Analisis Isu Kontemporer

Isu-isu strategis kontemporer


1. KORUPSI
Undang- undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi beserta
revisinya melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001. Secara substansi Undang-undang Nomor
31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus operandi tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana
formil, memperluas pengertian pegawai negeri sehingga pelaku korupsi tidak hanya didefenisikan
kepada orang perorang tetapi juga pada korporasi, dan jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan
hakim terhadap terdakwa tindak pidana korupsi adalah Pidana Mati, Pidana Penjara, dan Pidana
Tambahan.
2. NARKOBA
Menurut Online Etymology Dictionary, perkataan narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu
”Narke” yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Sebagian orang berpendapat bahwa
narkotika berasal darikata ”Narcissus” yang berarti jenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga
yang membuat orang tidak sadarkan diri.
Narkotika dan Obat Berbahaya, sertanapza (istilah yang biasa digunakan oleh Kemenkes) yang
merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Kemenkes,2010). Kedua istilah
tersebut dapat menimbulkan kebingungan. Dunia internasional (UNODC) menyebutnya dengan
istilah narkotika yang mengandung arti obat-obatan jenis narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya. Sehingga dengan menggunakan istilah narkotika berarti telah meliputi narkotika,
psikotropika, dan bahan adiktif lainny.

3. TERORISME DAN RADIKALISME


Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana terror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang
bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang
strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motifideologi, politik,
atau gangguan keamanan.
4 Tipe kelompok teroris yang beroprasi di dunia:
1. Left wing terrorist
2. Right wing terrorist
3. Etnonasionalis
4. Religious or scared terrorist
4. MONEY LAUNDRING
“Money laundering” dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian uang.
Terjemahan tersebut tidak bisa dipahami secara sederhana (artiperkata) karena akan menimbulkan
perbedaan cara pandang dengan arti yang populer, bukan berarti uang tersebut dicuci karena kotor
seperti sebagaimana layaknya mencuci pakaian kotor. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih
dahulu sejarah munculnya money laundering dalam perspektif sebagai salah satu tindak kejahatan.
5. PROXY WAR
Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampai dengan saat ini yang dilakukan
oleh negara-negara besar menggunakan actor Negara maupun actor non negara. Kepentingan
nasional Negara Negara besar dalam rangka struggle for power dan power of influence
mempengaruhi hubungan internasional. Proxy war memiliki motif dan menggunakan pendekatan
hard power dan soft power dalam mencapai tujuannya.
6. PROXY WAR MODERN
Menurut pengamat militer dari Universitas Pertahanan, Yono Rekso diprojo menyebutkan Proxy War
adalah istilah yang merujuk pada konflik diantara dua negara, dimana Negara tersebut tidak serta-
merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’ atau kaki tangan. Perang Proksi
merupakan bagian dari modus perang asimetrik, sehingga berbeda jenis dengan perang konvensional.
Perang asimetrik bersifat irregular dan tak dibatasi oleh besaran kekuatan tempur atau luasan daerah
pertempuran. Perang proxy memanfaatkan perselisihan eksternal atau pihak ketiga untuk menyerang
kepentingan atau kepemilikan territorial lawannya.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara


Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban
sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
 Kesiapsiagaan secara fisik bisa dilihat dari Kesehatan jasmani, yaitu kemampuasn tubuh
menyesuaiakan fungsi alat alat tubuhnya dalam batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan dan atau
kerja fisik yang cukup efisien tanpa lelah yang berlebihan.
 Kesiapsiagaan secara mental, adalah kesiapsiagaan seseorang dengan dan proses menyesuaikan diri
terhadap berbagai mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dari dalam dirinya sendiri maupun
dari luar.
Tanda Kesehatan mental adalah kendali diri , yaitu kemampuan manusia untuk selalu dapat berpikir
sehat dalam kondisi apapun (sistem cortex prefrontalis kendalikan sistem limbik).
Aksi Nasional bela negara adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala
macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan pada nila-nilai luhur bangsa
untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.
Nilai nilai bela negara :
1. Cinta tanah air
2. Sadar berbangsa dan bernegara
3. Setia kepada pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5. Mempunyai kemampuan awal bela negara
AGENDA 11
NILAI NILAI DASAR ASN

Core Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim
dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.

 Berorientasi pelayanan
Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Dalam mengimplementasikan budaya berorientasi pelayanan, ASN perlu memahami mengenai beberapa
hal fundamental mengenai pelayanan publik, antara lain:
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi.
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara.
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi
kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
4. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga
negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi warga
negara (proteksi)
Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
Penjabaran berikut ini akan mengulas mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan
sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,
yaitu:
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini
diantaranya:
1) mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
2) menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4) menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
1) Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang kedua ini diantaranya: memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; dan
3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun.
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan dengan upaya perbaikan secara
berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi, dan benchmark
Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum, menyapa dan
memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat waktu; melayani dengan
memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan
kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.

 Akuntabel
 Pengertian Akuntabilitas.
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya
sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza
dan Zonke, 2017)
 Aspek-Aspek Akuntabilitas :
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
d. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
 Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
 Tingkatan Akuntabilitas :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
Panduan Perilaku Akuntabel
 Matsiliza dan Zonke (2017) Akuntabilitas dan Integritas harus dipegang teguh oleh semua unsur
pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
 Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik akan
mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi
 Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi:
a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality).
b. Akuntabilitas proses (process accountability).
c. Akuntabilitas program (program accountability).
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
 Alat Akuntabilitas Indonesia :
a. Perencanaan Strategis (Strategic Plans) yang berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP-D), Menengah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM-D), dan Tahunan
(Rencana Kerja Pemerintah/RKP-D), Rencana Strategis (Renstra) untuk setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk setiap PNS.
b. Kontrak Kinerja, implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2011
tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS hingga Peraturan Pemerintah terbaru Nomor 30 Tahun
2019 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.
c. Laporan Kinerja yaitu berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
 Menciptakan Lingkungan Akuntabel
a. Kepemimpinan
Adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi dari
pimpinan dalam menciptakan lingkungannya
b. Transparansi
Tujuan :
b.1. Mendorong komunikasi dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal
b.2. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan
b.3. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
b.4. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan
c. Integritas
Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada
publik dan/atau stakeholders.
d. Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah
dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab,
misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik
individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas.
 5 Langkah Membuat Framework Akuntabilitas :
a. Tentukan tujuan dan tanggung jawab
b. Rencanakan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
c. Lakukan implementasi monitoring kemajuan
d. Berikan laporan secara lengkap
e. Berikan evaluasi dan masukkan perbaikan
 2 Tipe Konflik Kepentingan
a. Keuangan
Penggunaan sumber daya lembaga (termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur) untuk
keuntungan pribadi
b. Non Keuangan
Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan / atau orang lain.
 Membangun Pola Pikir Antikorupsi
ASN memahami bahwa konflik kepentingan sebenarnya, dianggap ada atau berpotensi ada di masa
depan. Situasi yang dapat menimbulkan konflik kepentingan, meliputi:
a. Hubungan dengan orang-orang yang berurusan dengan lembaga-lembaga yang melampaui tingkat
hubungan kerja profesional;
b. Menggunakan keuangan organisasi dengan bunga secara pribadi atau yang berurusan dengan
kerabat seperti:
c. Memiliki saham atau kepentingan lain yang dimiliki oleh ASN di suatu perusahaan atau bisnis
secara langsung, atau sebagai anggota dari perusahaan lain atau kemitraan, atau melalui
kepercayaan;
d. memiliki pekerjaan diluar, termasuk peran sukarela, janji atau direktur, apakah dibayar atau tidak;
e. menerima hadiah atau manfaat.
 Yang Diharapkan dari Seorang ASN :
a. ASN bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan kode etik yang
berlaku untuk perilaku mereka;
b. ASN tidak mengganggu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan atau anggota masyarakat;
c. Kebiasaan kerja ASN, perilaku dan tempat kerja pribadi dan profesional hubungan berkontribusi
harmonis, lingkungan kerja yang aman dan produktif;
d. ASN memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat, penuh kesopanan, kejujuran
dan keadilan, dan memperhatikan tepat untuk kepentingan mereka, hak-hak, keamanan dan
kesejahteraan; PNS membuat keputusan adil, tidak memihak dan segera, memberikan
pertimbangan untuk semua informasi yang tersedia, undang-undang dan kebijakan dan prosedur
institusi tersebut;
e. ASN melayani Pemerintah setiap hari dengan tepat waktu, memberikan masukan informasi dan
kebijakan.
Akuntabel dalam Konteks Organisasi Pemerintah
 Pasal 3 UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, tercantum beberapa
tujuan, sebagai berikut:
(1) Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program
kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu
keputusan publik; (2) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
(3) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan
Badan Publik yang baik; (4) Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan,
efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan; (5) Mengetahui alasan kebijakan
publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak; (6) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau (7) Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di
lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi.
 Prinsip Kerterbukaan Informasi Publik :
a. Maximum Access Limited Exemption (MALE) Pada prinsipnya semua informasi bersifat
terbuka dan bisa diakses masyarakat.
b. Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan.
c. Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat Nilai dan daya guna suatu informasi sangat
ditentukan oleh konteks waktu.
d. Informasi Harus Utuh dan Benar
e. Informasi Proaktif
f. Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik
 Perilaku Berkaitan dengan Transparansi dan Akses Informasi (Transparency and Official Information
Access)
a. ASN tidak akan mengungkapkan informasi resmi atau dokumen yang diperoleh selain seperti
yang dipersyaratkan oleh hukum atau otorisas yang diberikan oleh institusi;
b. ASN tidak akan menyalahgunakan informasi resmi untuk keuntungan pribadi atau komersial
untuk diri mereka sendiri atau yang lain. Penyalahgunaan informasi resmi termasuk spekulasi
saham berdasarkan informasi rahasia dan mengungkapkan isi dari surat-surat resmi untuk orang
yang tidak berwenang;
c. ASN akan mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiap instansi dan semua arahan yang sah
lainnya mengenai komunikasi dengan menteri, staf menteri, anggota media dan masyarakat pada
umumnya.
 Faktor Terjadinya FRAUD :
a. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud.
b. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud.
 Perilaku berkaitan dengan menghindari perilaku yang curang dan koruptif (Fraudulent and Corrupt
Behaviour):
a. ASN tidak akan terlibat dalam penipuan atau korupsi;
b. ASN dilarang untuk melakukan penipuan yang menyebabkan kerugian keuangan aktual atau
potensial untuk setiap orang atau institusinya;
c. ASN dilarang berbuat curang dalam menggunakan posisi dan kewenangan mereka untuk
keuntungan pribadinya;
d. ASN akan melaporkan setiap perilaku curang atau korup;
e. ASN akan melaporkan setiap pelanggaran kode etik badan mereka;
f. ASN akan memahami dan menerapkan kerangka akuntabilitas yang berlaku di sektor publik.

 PNS harus memastikan fasilitas publik bahwa:


a. Penggunaannya diaturan sesuai dengan prosedur yang berlaku
b. Penggunaannya dilaklukan secara bertanggung- jawab dan efisien
c. Pemeliharaan fasilitas secara benar dan bertanggungjawab.
 Penyimpanan dan Penggunaan Data dan Informasi Pemerintah
Mulgan (1997) mengidentifikasikan bahwa proses suatu organisasi akuntabel karena adanya
kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan informasi dan data yang dibutuhkan oleh masyarakat
atau pembuat kebijakan atau pengguna informasi dan data pemerintah lainnya. Informasi dan data
yang disimpan dan dikumpulkan serta dilaporkan tersebut harus relevant (relevan), reliable (dapat
dipercaya), understandable (dapat dimengerti), serta comparable (dapat diperbandingkan), sehingga
dapat digunakan sebagaimana mestinya oleh pengambil keputusan dan dapat menunjukkan
akuntabilitas publik.
 Perilaku berkaitan dengan Penyimpanan dan Penggunaan Data serta Informasi Pemerintah (Record
Keeping and Use of Government Information):
a. ASN bertindak dan mengambil keputusan secara transparan;
b. ASN menjamin penyimpanan informasi yang bersifat rahasia;
c. ASN mematuhi perencanaan yang telah ditetapkan;
d. ASN diperbolehkan berbagi informasi untuk mendorong efisiensi dan kreativitas;
e. ASN menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
f. ASN memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
g. ASN tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya
untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
 dimensi yang melatar belakangi usaha memenuhi Tanggung Jawab Individu dan Institusi ada 2, yaitu:
a. dimensi aturan
b. dimensi moral individu
 (Shafritz et al., 2011) menekankan bahwa fondasi paling utama dari unsur pegawai ataupun pejabat
negara adalah integritas.
 Tahap-tahap-dalam-penanganan-konflik-kepentingan :
a. Penyusunan Kerangka Kebijakan,
b. Identifikasi Situasi Konflik Kepentingan,
c. Penyusunan Strategi Penangan Konflik Kepentingan, dan
d. Penyiapan Serangkaian Tindakan Untuk Menangani Konflik Kepentingan

 Kompeten
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor
20
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Setiap ASN berpotensi menjadi terbelakang secara
pengetahuan dan kealian, jika tidak belajar setiap waktu seiring dengan perubahan yang terjadi dari waktu ke
waktu. Sesuaikan cara pandang bahwa aktif meningkatkan kompetensi diri adalah keniscayaan, merespons
tantangan lingkungan yang selalu berubah.
Margie, menguraikan bagaimana bisa bertahan dalam kehidupan dan tantangan kedepan melalui proses
learn, unlearn, dan relearn
Pada tahap learn sebagai ASN harus dibiasakan dengan hal hal yang benar-benar baru. Unlearn
adalah tahapan tinggalkan/lupakan apa yang telah diketahui berupa pengetahuan dan atau keahlian, proses ini
harus terjadi karena apa yang telah diketahui tidak lagi relevan, sedangkan yang masih relevan tidak boleh
ditinggalkan. Selanjutnya adalah tahap Relearn yaitu proses menerima fakta baru, membuka perspektif baru
sehingga menyadarkan kemungkinan pihak lain bisa jadi lebih tahu lebih banyak dari apa yang kita ketahui.
 Harmonis
Berdasarkan pandangan dan pengetahuan mengenai kenekaragaman bangsa dan budaya,
sejarah pergerakan bangsa dan negara, konsep dan teori nasionalisme berbangsa, serta potensi dan
tantangannya maka sebagai ASN harus memiliki sikap dalam menjalankan peran dan fungsi
pelayanan masyarakat. ASN bekerja dalam lingkungan yang berbeda dari sisi suku, budaya, agama
dan lain-lain.
1. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah tantangan
bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat
dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa
menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri bangsa
dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam Lambang Negara
yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut.
3. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Oleh karena
itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
b. Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’;
c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah
4. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu organisasi.
Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi.
5. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus
dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.
 Loyal
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan
panduan perilaku:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku
loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan
pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”.
 Adaptif
Adaptif adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau
kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi social yang berubah-ubah agar tetap bertahan
(Robbins:2003)
Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN
Learning Organization (peter senge):
 Pegawainya harus terus mengasah pengetahunnya hingga ke tingkat mahir (personal mastery).
 Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau gelombang yang sama
terhadap suat visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama (shared vision).
 Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin wujudkan (mental
model)
 Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan
visinya(team learning)
 Pegawainya harus selalu berpikir sistematik, tidak kaca mata kuda atau bermental silo (system thingking)
Penerapan budaya adaptif
 Dapat mengantisispasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
 Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah
 Mendorong jiwa kewirausahaan
 Terkait dengan kinerja instansi
 Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat dan
sebagainya
Ciri-ciri individu adaptif :
 Eksperimen orang yang beradaptasi
 Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan
 Memiliki sumber daya
 Selalu berpikir kedepan
 Tidak mudah mengeluh
 Tidak menyalahkan
 Tidak mencari polularitas
 Memiliki rasa ingin tahu
 Memperhatikan system
 Membuka pikiran
 Memahami apa yang sedang diperjuangkan
 Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini. Banyak ahli
merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020) mengungkapkan beberapa tantangan
yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga
kerja milenal Gen Y dan Z, serta mobilitas dan fleksibilitas.
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI
1. Smart ASN
Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses
mediasi media digital yang dilakukan secara produktif . Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi
digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan
penuh tanggung jawab. Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media
digital saja, namun juga budaya menggunakan digital , etis menggunakan media digital , dan aman
menggunakan media digital/
Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital
1. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media digital.
2. Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan kesempatan tak terbatas dan big
data, telah mengubah perilaku masyarakat dalam segala hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi,
hingga berkolaborasi.
Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi pandemi COVID-19 yang
menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi, sehingga memunculkan berbagai
isu dan gesekanggunakan media digital .
Aman Bermedia Digital
Kompetensi keamanan digital merupakan kecakapan individual yang bersifat formal dan mau tidak mau
bersentuhan dengan aspek hukum positif. Secara individual, terdapat tiga area kecakapan keamanan digital
yang wajib dimiliki oleh pengguna media digital.
1. Memahami berbagai konsep dan mekanisme proteksi baik terhadap perangkat digital maupun terhadap
identitas digital dan data diri.
2. Empati agar pengguna media digital punya kesadaran bahwa keamanan digital bukan sekadar
3. Afektif tentang perlindungan perangkat digital sendiri dan data diri sendiri, melainkan juga menjaga
keamanan pengguna lain sehingga tercipta sistem keamanan yang kuat.

Budaya Bermedia Digital


Kompetensi keamanan digital merupakan kecakapan individual yang bersifat formal dan mau tidak mau
bersentuhan dengan aspek hukum positif. Secara individual, terdapat tiga area kecakapan keamanan digital
yang wajib dimiliki oleh pengguna media digital.
 Lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan sosial, surel, situs daring, perangkat seluler,
dan lain sebagainya.
 Fungsi perangkat keras dan perangkat lunak saling berkaitan sehingga tidak bisa lepas satu sama lain.
Kita tidak bisa mengakses dunia digital tanpa fungsi dari keduanya.
 Komputer yang paling dekat dengan kehidupan kita adalah komputer pribadi.
 Management ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
5) melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.
Pengelolaan ASN
Untuk mendapatkan profil pegawai yang produktif, efektif dan efisien tersebut diperlukan
sebuah sistem pengelolaan SDM yang mampu memberikan jaminan
„keamanan‟ dan „kenyamanan‟ bagi individu yang bekerja didalamnya. Sebuah sistem yang efisien,
efektif, adil, terbuka/transparan, dan bebas dari kepentingan politik/individu/kelompok tertentu.
Kondisi ini memberikan lingkungan yang kondusif bagi pegawai untuk bekerja dan berkinerja
karena merasa dihargai dan juga diperhatikan oleh organisasi.
Pasal 55 menyebutkan bahwa “ Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensisun dan hari tua, dan perlindungan.
Pasal 93: Manajemen PPPK meliputi: penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan
hubungan kerja, perlindungan.
a. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK
b. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan
jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan
perlindungan
c. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan;penilaian kinerja;penggajian dan
tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan
hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.
d. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada
kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat
kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan
integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
e. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua)
tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi
tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat
jabatan yang ditentukan.
f. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling
lama 5 (lima) tahun
g. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan
proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan
Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri
h. Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi
Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai
PNS.
i. Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps
profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi dan standar
pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
j. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen
ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional
dan terintegrasi antar-
Instansi Pemerintah
k. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari
keberatan dan banding administrative.

Anda mungkin juga menyukai