Disusun oleh:
Core Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim
dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.
Berorientasi pelayanan
Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Dalam mengimplementasikan budaya berorientasi pelayanan, ASN perlu memahami mengenai beberapa
hal fundamental mengenai pelayanan publik, antara lain:
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi.
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga negara.
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi
kemajuan bangsa di masa yang akan datang.
4. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar warga
negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk memberikan perlindungan bagi warga
negara (proteksi)
Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
Penjabaran berikut ini akan mengulas mengenai panduan perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan
sebagai pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,
yaitu:
a. Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama ini
diantaranya:
1) mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
2) menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
3) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
4) menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
b. Ramah, Cekatan, Solutif, dan Dapat Diandalkan
1) Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang kedua ini diantaranya: memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
2) memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah; dan
3) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil
guna, dan santun.
c. Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan dengan upaya perbaikan secara
berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi, dan benchmark
Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum, menyapa dan
memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat waktu; melayani dengan
memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan
kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.
Akuntabel
Pengertian Akuntabilitas.
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya
sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik (Matsiliza
dan Zonke, 2017)
Aspek-Aspek Akuntabilitas :
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
d. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Tingkatan Akuntabilitas :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
Panduan Perilaku Akuntabel
Matsiliza dan Zonke (2017) Akuntabilitas dan Integritas harus dipegang teguh oleh semua unsur
pemerintahan dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik akan
mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme
akuntabilitas harus mengandung dimensi:
a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality).
b. Akuntabilitas proses (process accountability).
c. Akuntabilitas program (program accountability).
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability)
Alat Akuntabilitas Indonesia :
a. Perencanaan Strategis (Strategic Plans) yang berupa Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP-D), Menengah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM-D), dan Tahunan
(Rencana Kerja Pemerintah/RKP-D), Rencana Strategis (Renstra) untuk setiap Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) untuk setiap PNS.
b. Kontrak Kinerja, implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2011
tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS hingga Peraturan Pemerintah terbaru Nomor 30 Tahun
2019 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.
c. Laporan Kinerja yaitu berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Menciptakan Lingkungan Akuntabel
a. Kepemimpinan
Adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi dari
pimpinan dalam menciptakan lingkungannya
b. Transparansi
Tujuan :
b.1. Mendorong komunikasi dan kerjasama antara kelompok internal dan eksternal
b.2. Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan
b.3. Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan
b.4. Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan
c. Integritas
Dengan adanya integritas institusi, dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada
publik dan/atau stakeholders.
d. Tanggung Jawab (Responsibilitas)
Responsibilitas institusi dan responsibilitas perseorangan memberikan kewajiban bagi setiap
individu dan lembaga, bahwa ada suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah
dilakukan, karena adanya tuntutan untuk bertanggungjawab atas keputusan yang telah dibuat.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab,
misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik
individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas.
5 Langkah Membuat Framework Akuntabilitas :
a. Tentukan tujuan dan tanggung jawab
b. Rencanakan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
c. Lakukan implementasi monitoring kemajuan
d. Berikan laporan secara lengkap
e. Berikan evaluasi dan masukkan perbaikan
2 Tipe Konflik Kepentingan
a. Keuangan
Penggunaan sumber daya lembaga (termasuk dana, peralatan atau sumber daya aparatur) untuk
keuntungan pribadi
b. Non Keuangan
Penggunaan posisi atau wewenang untuk membantu diri sendiri dan / atau orang lain.
Membangun Pola Pikir Antikorupsi
ASN memahami bahwa konflik kepentingan sebenarnya, dianggap ada atau berpotensi ada di masa
depan. Situasi yang dapat menimbulkan konflik kepentingan, meliputi:
a. Hubungan dengan orang-orang yang berurusan dengan lembaga-lembaga yang melampaui tingkat
hubungan kerja profesional;
b. Menggunakan keuangan organisasi dengan bunga secara pribadi atau yang berurusan dengan
kerabat seperti:
c. Memiliki saham atau kepentingan lain yang dimiliki oleh ASN di suatu perusahaan atau bisnis
secara langsung, atau sebagai anggota dari perusahaan lain atau kemitraan, atau melalui
kepercayaan;
d. memiliki pekerjaan diluar, termasuk peran sukarela, janji atau direktur, apakah dibayar atau tidak;
e. menerima hadiah atau manfaat.
Yang Diharapkan dari Seorang ASN :
a. ASN bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan lembaga dan kode etik yang
berlaku untuk perilaku mereka;
b. ASN tidak mengganggu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan atau anggota masyarakat;
c. Kebiasaan kerja ASN, perilaku dan tempat kerja pribadi dan profesional hubungan berkontribusi
harmonis, lingkungan kerja yang aman dan produktif;
d. ASN memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat, penuh kesopanan, kejujuran
dan keadilan, dan memperhatikan tepat untuk kepentingan mereka, hak-hak, keamanan dan
kesejahteraan; PNS membuat keputusan adil, tidak memihak dan segera, memberikan
pertimbangan untuk semua informasi yang tersedia, undang-undang dan kebijakan dan prosedur
institusi tersebut;
e. ASN melayani Pemerintah setiap hari dengan tepat waktu, memberikan masukan informasi dan
kebijakan.
Akuntabel dalam Konteks Organisasi Pemerintah
Pasal 3 UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik, tercantum beberapa
tujuan, sebagai berikut:
(1) Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program
kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu
keputusan publik; (2) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
(3) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan
Badan Publik yang baik; (4) Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan,
efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan; (5) Mengetahui alasan kebijakan
publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak; (6) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau (7) Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di
lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi.
Prinsip Kerterbukaan Informasi Publik :
a. Maximum Access Limited Exemption (MALE) Pada prinsipnya semua informasi bersifat
terbuka dan bisa diakses masyarakat.
b. Permintaan Tidak Perlu Disertai Alasan.
c. Mekanisme yang Sederhana, Murah, dan Cepat Nilai dan daya guna suatu informasi sangat
ditentukan oleh konteks waktu.
d. Informasi Harus Utuh dan Benar
e. Informasi Proaktif
f. Perlindungan Pejabat yang Beritikad Baik
Perilaku Berkaitan dengan Transparansi dan Akses Informasi (Transparency and Official Information
Access)
a. ASN tidak akan mengungkapkan informasi resmi atau dokumen yang diperoleh selain seperti
yang dipersyaratkan oleh hukum atau otorisas yang diberikan oleh institusi;
b. ASN tidak akan menyalahgunakan informasi resmi untuk keuntungan pribadi atau komersial
untuk diri mereka sendiri atau yang lain. Penyalahgunaan informasi resmi termasuk spekulasi
saham berdasarkan informasi rahasia dan mengungkapkan isi dari surat-surat resmi untuk orang
yang tidak berwenang;
c. ASN akan mematuhi persyaratan legislatif, kebijakan setiap instansi dan semua arahan yang sah
lainnya mengenai komunikasi dengan menteri, staf menteri, anggota media dan masyarakat pada
umumnya.
Faktor Terjadinya FRAUD :
a. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud.
b. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud.
Perilaku berkaitan dengan menghindari perilaku yang curang dan koruptif (Fraudulent and Corrupt
Behaviour):
a. ASN tidak akan terlibat dalam penipuan atau korupsi;
b. ASN dilarang untuk melakukan penipuan yang menyebabkan kerugian keuangan aktual atau
potensial untuk setiap orang atau institusinya;
c. ASN dilarang berbuat curang dalam menggunakan posisi dan kewenangan mereka untuk
keuntungan pribadinya;
d. ASN akan melaporkan setiap perilaku curang atau korup;
e. ASN akan melaporkan setiap pelanggaran kode etik badan mereka;
f. ASN akan memahami dan menerapkan kerangka akuntabilitas yang berlaku di sektor publik.
Kompeten
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor
20
Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Setiap ASN berpotensi menjadi terbelakang secara
pengetahuan dan kealian, jika tidak belajar setiap waktu seiring dengan perubahan yang terjadi dari waktu ke
waktu. Sesuaikan cara pandang bahwa aktif meningkatkan kompetensi diri adalah keniscayaan, merespons
tantangan lingkungan yang selalu berubah.
Margie, menguraikan bagaimana bisa bertahan dalam kehidupan dan tantangan kedepan melalui proses
learn, unlearn, dan relearn
Pada tahap learn sebagai ASN harus dibiasakan dengan hal hal yang benar-benar baru. Unlearn
adalah tahapan tinggalkan/lupakan apa yang telah diketahui berupa pengetahuan dan atau keahlian, proses ini
harus terjadi karena apa yang telah diketahui tidak lagi relevan, sedangkan yang masih relevan tidak boleh
ditinggalkan. Selanjutnya adalah tahap Relearn yaitu proses menerima fakta baru, membuka perspektif baru
sehingga menyadarkan kemungkinan pihak lain bisa jadi lebih tahu lebih banyak dari apa yang kita ketahui.
Harmonis
Berdasarkan pandangan dan pengetahuan mengenai kenekaragaman bangsa dan budaya,
sejarah pergerakan bangsa dan negara, konsep dan teori nasionalisme berbangsa, serta potensi dan
tantangannya maka sebagai ASN harus memiliki sikap dalam menjalankan peran dan fungsi
pelayanan masyarakat. ASN bekerja dalam lingkungan yang berbeda dari sisi suku, budaya, agama
dan lain-lain.
1. Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak manfaat juga menjadi sebuah tantangan
bahkan ancaman, karena dengan kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat
dan lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bisa
menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Terbentuknya NKRI merupakan penggabungan suku bangsa di nusantara disadari pendiri bangsa
dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam Lambang Negara
yaitu Bhineka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan berbangsa tersebut.
3. Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-nilai kejujuran,
solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud keprihatinan dan
kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat. Adapun Kode Etik Profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan
tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Oleh karena
itu, dengan diterapkannya kode etik Aparatur Sipil Negara, perilaku pejabat publik harus berubah,
a. Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan;
b. Kedua, berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’;
c. Ketiga, menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah
4. Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam suatu organisasi.
Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai bentuk organisasi.
5. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam mewujudkan susasana harmonis harus
dapat diterapkan dalam kehidupan ASN di lingkungan bekerja dan bermasyarakat.
Loyal
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan
panduan perilaku:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku
loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan
pengabdian, yang dapat disingkat menjadi “KoDeKoNasAb”.
Adaptif
Adaptif adalah suatu proses yang menempatkan manusia yang berupaya mencapai tujuan-tujuan atau
kebutuhan untuk menghadapi lingkungan dan kondisi social yang berubah-ubah agar tetap bertahan
(Robbins:2003)
Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN
Learning Organization (peter senge):
Pegawainya harus terus mengasah pengetahunnya hingga ke tingkat mahir (personal mastery).
Pegawainya harus terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau gelombang yang sama
terhadap suat visi atau cita-cita yang akan dicapai bersama (shared vision).
Pegawainya memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi ingin wujudkan (mental
model)
Pegawainya perlu selalu sinergis dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan
visinya(team learning)
Pegawainya harus selalu berpikir sistematik, tidak kaca mata kuda atau bermental silo (system thingking)
Penerapan budaya adaptif
Dapat mengantisispasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah
Mendorong jiwa kewirausahaan
Terkait dengan kinerja instansi
Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra, masyarakat dan
sebagainya
Ciri-ciri individu adaptif :
Eksperimen orang yang beradaptasi
Melihat peluang di mana orang lain melihat kegagalan
Memiliki sumber daya
Selalu berpikir kedepan
Tidak mudah mengeluh
Tidak menyalahkan
Tidak mencari polularitas
Memiliki rasa ingin tahu
Memperhatikan system
Membuka pikiran
Memahami apa yang sedang diperjuangkan
Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini. Banyak ahli
merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020) mengungkapkan beberapa tantangan
yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua kehidupan, perkembangan teknologi informasi, tenaga
kerja milenal Gen Y dan Z, serta mobilitas dan fleksibilitas.
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI
1. Smart ASN
Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses
mediasi media digital yang dilakukan secara produktif . Seorang pengguna yang memiliki kecakapan literasi
digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu bermedia digital dengan
penuh tanggung jawab. Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat dari kecakapan menggunakan media
digital saja, namun juga budaya menggunakan digital , etis menggunakan media digital , dan aman
menggunakan media digital/
Tiga tantangan dalam menimbang urgensi penerapan etika bermedia digital
1. Perubahan perilaku masyarakat yang berpindah dari madia konvensional ke media digital.
2. Karakter media digital yang serba cepat dan serba instan, menyediakan kesempatan tak terbatas dan big
data, telah mengubah perilaku masyarakat dalam segala hal, mulai dari belajar, bekerja, bertransaksi,
hingga berkolaborasi.
Intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi. Situasi pandemi COVID-19 yang
menyebabkan intensitas orang berinteraksi dengan gawai semakin tinggi, sehingga memunculkan berbagai
isu dan gesekanggunakan media digital .
Aman Bermedia Digital
Kompetensi keamanan digital merupakan kecakapan individual yang bersifat formal dan mau tidak mau
bersentuhan dengan aspek hukum positif. Secara individual, terdapat tiga area kecakapan keamanan digital
yang wajib dimiliki oleh pengguna media digital.
1. Memahami berbagai konsep dan mekanisme proteksi baik terhadap perangkat digital maupun terhadap
identitas digital dan data diri.
2. Empati agar pengguna media digital punya kesadaran bahwa keamanan digital bukan sekadar
3. Afektif tentang perlindungan perangkat digital sendiri dan data diri sendiri, melainkan juga menjaga
keamanan pengguna lain sehingga tercipta sistem keamanan yang kuat.