Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I

PENDAHUUAN

A. Latar Belakang

Sejak tahun 1992 pemerintah daerah kota Samarinda mulai


membangun salah satu kawasan Selili yang berada di tepian Sungai Mahakam
sebagai pusat pendaratan ikan yang masuk dan didistribusikan baik di dalam
maupun ke luar wilayah kota Samarinda. Pembangunan PPI Selili ini
ditujukan sebagai Pangkalan Pendaratan Ikan Daerah dan Pusat
Pembinaan Kegiatan Perikanan di Daerah khususnya kota Samarinda.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selili adalah tempat pendaratan dan
pemasaaran hasil – hasil perikanan yang dimiiki dan dikelola oleh Pemerntah
Daerah dibawah Dinas Perikanan dan Pertenakan Kota Samarinda yang
melaksanakan kegiatan administrasi dan teknis dalam pengolaan pendaratan
dan penanganan hasil – hasil perikanan tangkap maupun budidaya untuk
dipasarkan kembali. Pangkalan Pendaratan Ikan sebagai pusat kegiatan
ekonomi yang berbasis perikanan mempunyai fungsi sebagai pusat
pengembangan ekonomi nelayan, tempat pendaratan kapal ikan hasil
tangkapan, pusat pemasaran dan distribusi ikan serta sebagai pusat
pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan dan pelaksanaan penyuluhan
yang perlu diatur untuk pemanfaatannya secara ekonomis, efisien, dan efektif

B. Tujuan

Tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengetahui sanitasi dan


higiene dari lingkungan dan pegawai yang ada di Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI) Selili.
2

C. Manfaat

Manfaaat dari pratikum ini adalah mahasiswa dapat melihat langsung


bagaimana cara Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selili melakukan sanitasi
dan higiene.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sanitasi

Azwar (1990) menyatakan istilah higiene dan sanitasi mempunyai


tujuan yang sama dan erat kaitannya antara satu dengan lainnya yaitu
melindungi, memelihara, dan mempertinggi derajat kesehatan manusia
(individu maupun masyarakat). Tetapi dalam penerapannya, istilah higiene
dan sanitasi memiliki perbedaan yaitu higiene lebih mengarahkan
aktivitasnya kepada manusia (individu maupun masyarakat), sedangkan
sanitasi lebih menitikberatkan pada faktor-faktor lingkungan hidup manusia.
Azwar (1990) juga menyatakan sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat
yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan
yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia seperti pembuatan sumur
yang memenuhi persyaratan kesehatan, pengawasan kebersihan pada
peralatan makan, serta pengawasan terhadap makanan.
Chandra (2006) dan Oginawati (2008) mengatakan, tujuan dari
sanitasi makanan antara lain:
1) Menjamin keamanan dan kebersihan makanan.
2) Mencegah penularan wabah penyakit.
3) Mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat.
4) Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan.
5) Melindungi konsumen dari kemungkinan terkena penyakit yang
disebarkan oleh perantara-perantara makanan.
Chandra (2006) dan Oginawati (2008) mengatakan, di dalam upaya
sanitasi makanan, terdapat 6 tahapan yang harus diperhatikan yaitu:
1) Keamanan dan kebersihan produk makanan yang diproduksi.
2) Kebersihan individu dalam pengolahan produk makanan.
3) Keamanan terhadap penyediaan air bersih.
4

4) Pengelolaan pembuangan air limbah dan kotoran.


5) Perlindungan makanan terhadap kontaminasi selama proses pengolahan,
penyajian dan penyimpanan.
6) Pencucian, pembersihan, dan penyimpanan alat-alat atau perlengkapan

B. Higiene

Higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari kondisi


lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit
karena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi
lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan.
Misalnya, minum air yang direbus, mencuci tangan sebelum memegang
makanan, dan pengawasan kesegaran ataupun mutu daging (Azwar, 1990).
Menurut Depkes RI, (2004) Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara
memelihara dan melindungi kebersihan subyeknya seperti mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci
piring untuk melindungi kebersihan piring, serta membuang bagian makanan
yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.

C. Sanitasi menurut SNI


SNI terkait sanitasi dalah sebagai berikut ini:
1. SNI Pengolahan limbah
a. SNI 19-6410-2000: Tata Cara Penimbunan Tanah Bidang Resapan
pada Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga
b. SNI 03-6379-2000: Spesifikasi dan Tata Cara Pemasangan Perangkap
Bau
c. SNI 03-6368-2000: Spesifikasi Pipa Beton untuk Saluran Air Limbah,
Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong
d. SNI 19-6409-2000: Tata Cara Pengambilan Contoh Limbah tanpa
Pemadatan dari Truk
5

e. SNI 19-6466-2000: Tata Cara Evaluasi Lapangan untuk Sistem


Peresapan Pembuangan Air Limbah Rumah Tangga
f. SNI 19-6447-2000: Metode Pengujian Kinerja Pengolah Lumpur
Aktif
g. SNI 03-2398-2002: Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan
Sistem Resapan (revisi atas SNI 03-2398-1991)
h. SNI 03-2399-2002: Tata Cara Perencanaan Bangunan Umum MCK
SNI
2. SNI Pengolahan perssampahan
a. SNI 03-3241-1994: Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan
Akhir Sampah
b. SNI 03-3242-1994: Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman
yang telah direvisi menjadi SNI 3242 – 2008: Pengelolaan Sampah di
Permukiman
c. SNI 19-3964-1994: Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh
Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan
d. SNI 19-3983-1995: Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil
dan Sedang di Indonesia.
e. SNI 19-6411-2000: Tata cara pemeliharaan pencatatan keselamatan
dan kesehatan kerja pada fasilitas pengolahan sampah.
f. SNI 19-2454-2002: Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah
perkotaan.
g. SNI 19-7030-2004: Spesifikasi kompos dari sampah organik domestik
3. SNI Drainase
a. SNI 02-2406-1991: Tata Cara Perencanaan Umum Drainase
Perkotaan.
b. SNI 03-6481-2000: Spesifikasi Pipa Baja Bergelombang dengan
Lapis Pelindung Logam untuk Pembuangan Air dan Drainase Bawah
Tanah.
c. SNI 03-6368-2002: Spesifikasi Pipa Beton untuk Saluran Air Limbah,
Saluran Air Hujan dan Gorong-gorong.
6

d. SNI 06-2459-2002: Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan untuk


Lahan Pekarangan
e. SNI 03-6966-2003: Spesifikasi Saluran Air Hujan Pracetak Berlubah
untuk Lingkungan Permukiman
7

BAB III

METODELOGI

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pratikum Sanitasi dan Higiene dilakukan pada tanggal 05 Mei 2019


pada pukul 00.00 – 05.00 dilakukan di PPI Selili.

B. Alat dan Bahan

1. Alat :
- Alat Tulis Kantor (ATK)

2. Bahan :
- Kuisoner

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja dilakaukan dengan cara observasi atau mengamati


lapangan secara langsung dengan panduan pengamatan sesuai dengan yang
ada di kuisoner.
8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Selili

Sejak tahun 1992 pemerintah daerah kota Samarinda mulai


membangun salah satu kawasan Selili yang berada di tepian Sungai Mahakam
sebagai pusat pendaratan ikan yang masuk dan didistribusikan baik di dalam
maupun ke luar wilayah kota Samarinda. Pembangunan PPI Selili ini
ditujukan sebagai Pangkalan Pendaratan Ikan Daerah dan Pusat
Pembinaan Kegiatan Perikanan di Daerah khususnya kota Samarinda.
Pangkalan Pendaratan Ikan sebagai pusat kegiatan ekonomi yang berbasis
perikanan mempunyai fungsi sebagai pusat pengembangan ekonomi nelayan,
tempat pendaratan kapal ikan hasil tangkapan, pusat pemasaran dan distribusi
ikan serta sebagai pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan dan
pelaksanaan penyuluhan yang perlu diatur untuk pemanfaatannya secara
ekonomis, efisien, dan efektif.

PPI Selili Samarinda memiliki sebuah visi dan misi sebagai berikut ini :

1. Visi
Terwujudnya Kota Samarinda sebagai Sentra Pendaratan,
Pendistribusian dan Pemasaran Hasil-Hasil Perikanan yang Higienis dan
Representatif.
2. Misi
a. Pelayanan dan Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendaratan Ikan
yang bersih, sehat dan aman.
b. Mewujudkan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebagai tempat
pendaratan dan pemasaran ikan yang produktif dalam membantu
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
9

c. Menumbuhkembangkan ekonomi masyarakat, Nelayan dan


Stakeholder serta mampu memberikan dampak ekonomi dan sosial
yang relevan bagi pembangunan Kota Samarinda
d. Monitoring pelaksanaan, pengendalian/pengawasan pendaratan dan
pendistribusian hasil-hasil perikanan.

Struktur Organisasi UPTD PPI Selili Samarinda

Kelompok Jabatan Fungsional Kepala

- Pengawas Perikanan Ambo Tang, S.Pi


- Syahbandar Perikanan

SUB.BAG TATA USAHA

Suria Wirawan

PENGADMINIST PENGADMINIS
RASIAN UMUM TRASIAN
DAN KEUANGAN
KEPEGAWAIAN

Romadhansyah,
Suria Wirawan S.Pd

Suria Wirawan

PETUGAS PETUGAS OPERASIONAL PETUGAS OPERASIONAL


OPERASIONAL KEPELABUHAN KEAMANAN &
PENGUSAHAAN JASA & KEBERSIHAN
RETRIBUSI
Hadi Syaukani Wahab, S.Pi Samsul Bahri, S.E
Muhammad Jahar

- Basri
- Armansyah Eko Sudarto
- Taufik Hidayat
- M.Yusuf
- Murhan
- Jamal
- Risky
10

B. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Kondisi umum pasar


No Kondisi Umum Pasar Hasil

1. Bangunan Beton dan kayu


2. Jumlah blok pasar 6 blok pasar
3. Sumber air bersih PDAM
4. Pengelola sampah Dikelola oleh Dinas Perikanan
5. Lokasi penjualan ikan dengan blok lain Jarak antar blok berdekatan

Tabel 2. Sarana yang digunakan pada saat berjualan


No Kondisi Umum Pasar Hasil

1. Meja Pajangan Tidak ada


2. Material meja pajangan -
Timbangan, palu, gerobak,
3. Peralatan Pembantu
keranjang, dll
4. Jenis ES Balok dan curah
5. Sumber ES Cold Storage
6. Tempat penyompanan es Sterofoam, fiber

Tabel 3.Kondisi sanitasi dan higiene pasar


No Kondisi Hasil

1. Sanitasi lingkungan pasar Kurang baik


2. Sanitasi kapal Baik
Lingkungan petak pemasaran setiap
3. Kurang baik
pedagang
4. Higiene pedagang Kurang baik
Pencucian peralatan setelah kegiatan Baik
5.
penjualan
6. Penggunaan diterjen saat mencuci Ada
11

peralatan
7. Hewan yang berkeliaran disekitar pasar Kucing

C. Pembahasan Umum

PPI Selili kontruksi bangunannya berbahan beton dan kayu, kontruksi


beton dgunakan di kantor, pos penjagaan, gedung cold storage, mess
karyawan, dan wc umum. Kotruksi kayu pada bangunan tempat pelelangan,
pos teradu, kedai pesisir, dan musholla. Di PPI terdapat 6 blok pasar yang
jarak antar blok berdekatan. Sumber air yang digunakan berasal dari PDAM,
untuk penanganan pengolaan limbah akan diakukan oleh Dinas Perikanan.

Sarana yang digunakan oleh PPI selili tidak adanya meja pajangan
yang ada hanya meja untuk penjual. Terdapat banyak peralatan pembantu
diantaranya timbangan, palu untuk memecahkan es, gerobak untuk pengkutan
ikan dari kapal menuju tempat pelelangan, keranjang sebagai tempat
pnimpanan ikan saat dilelang. Es yang digunakan oleh Ppi adalah es balok
dan curah, sumber es dari kantor PPI Selili karena mereka punya pabrik
pembuatan es sendiri, sumber air mereka langsung dari sungai mahakam dan
terkadang PDAM.

Sanitasi dan higiene PPI Selili bisa dikategorikan kurang baik, ini
karena hasil dari pengamatan banyak yang kurang diperhatikan sanitasi dan
higiene. Seperti lingkungan pasar yang berlumpur bercampur limbah cair dari
ikan dan terdapat limbah padat seperti plastik di area PPI. Untuk santasi kapal
bisa dibilang baik karena setelah proses pemindahan ikan dari kapal ke TPI
kapal dibersihkan langsung dengan cara di siram dengan air sungai dan
disikat bagian – bagian kapal lalu di bersihkan menggunakan diterjen dan
disikat kembali dan dibilas dengan air sungai. Terdapat hewan yang
berkeliaran di sekitar pasar yaitu, kucing.
12

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

PPI selili memiliki 6 blok pasar yang jarak antar blok berdektan satu
sama lain. Sanitasi dari seluruh aspek dapat disimpulkan kurang baik karena
banyak aspek yang kurang dierhatikan atau kurang dijalankan kebersihannya.
Untuk higiene pedagang disimpulkan kuang baik karena tidak ada pengolah
yang menjaga kebersihannya.

B. Saran
1. Jangan malu bertanya jika ada hal yang tidak kita ketahui
2. Perhatikan setiap daerah pasar untuk dapat melihat lebih jelas kondisi
pasar.
13

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Penerbit Mutiara


Sumber Widya. Jakarta.

Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran


EGC. Jakarta.

Depkes RI, 2004. Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Ditjen PPM dan PL.
Jakarta.

Oginawati, K. 2008. Sanitasi Makanan dan Minuman. Penerbit Institut Teknologi


Bandung Press. Bandung.
14

LAMPIRAN

Gambar 1. Kondisi lingkungan pasar Gambar 2. Kondisi kapal

Gambar 3. Tempat penyimpanan ikan


Gambar 4. Kondisi setalah pelelangan
selesai

Gambar 5. Hewan yang berkeliaran di


sekitar PPI

Anda mungkin juga menyukai