Anda di halaman 1dari 3

Mengapa dalam uji nyala digunakan kawat nikrom dan asam klorida?

Asam klorida (HCl) :

Dalam percobaan ini digunakan HCl untuk membersihkan kawat nikrom karena HCl
dapat melarutkan pengotor-pengotornya /zat pengganggu yang mungkin menempel pada
kawat nikrom sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat, sehingga
kawat benar-benar bersih.
pembakaran HCl tidak memberikan warna sehingga tidak mempengaruhi atau
mengganggu warna nyala logam alkali dan alkali tanah ketika diamati.
HCl digunakan untuk membuat sampel menjadi kental sehingga mudah menempel dalam
kawat nikrom.

Mengapa digunakan garam-garam kloridanya?

Karena ketika dibakar, garam-garam klorida ini mampu mengeluarkan warna yang
spesifik.

Cara melakukan uji nyala

MembuatNyala Lampu Bunsen-Spiritus

Lubang tempat udara (O2) masuk ditutup rapat dengan cara memutar cincin
pengamat
Korek api dinyalakan di mulut pipa Bunsen dan secara bersamaan kran pengatur
keluarnya bahan bakar diputar dengan perlahan sehingga terjadi pembakaran
Cincin pengatur keluarnya udara diputar sehingga didapatkan nyala api yang
tidak berwarna atau berwarna kebiruan
Identifikasi Kation
Kawat nikrom dibersihkan terutama pada ujung kawat (sampel) dengan cara sebagai
berikut. Ujung kawat nikrom dimasukkan ke dalam larutan HCl pekat dan selanjutnya
dibakar dalam nyala api. Warna nyala yang dihasilkan dari pembakaran kawat ini
diamai. Kawa nikrom telah bersih jika api tidak berwarna lagi saat dipanaskan.
Sebanyak satu gram sampel padat dari garam-garam klorida di atas ditempatkan
dalam plat tetes. Beberapa tetes HCl pekat ditambahkan ke dalam sampel sehingga
mengahasilkan sampel yang kental
Kawat nikrom yang sudah bersih ditempelkan bagian ujungya ke dalam sampel,
selanjutnya dibakar dalam nyala api Bunsen pada daerah nyala yang sesuai. Dalam hal
ini, garam-garam klorida dari golongan alkali akan lebih mudah atau cepat menguap
bila dibandingkan garam-garam klorida dari golongan alkali tanah. Akibatnya, uji
nyala api untuk garam-garam klorida dari golongan alkali (natirum dan kalium)
dipanaskan pada daerah oksidasi bawah. Daerah oksidasi bawah ini ditujukkan untuk
zat-zat yang mudah menguap. Sedangkan untuk garam-garam klorida dari golongan
alkali tanah (kalsium, stronsium, barium) di panaskan pada daerah peleburan yakni
daerah nyala paling panas.

Warna nyala yang ditimbulkan diamati dan dicatat


Untuk mendapatkan data hasil pengamatan yang lebih baik, kaca kobalt, digunakan
sebagai alat bantu untuk menyerap polutan cahaya
Pengerjaan di atas dilakukan berulang-ulang sampai warna nyala yang diamati
dapat diketahui kekhasannya secara jelas. Warna nyala yang didapat dibandingkan
dengan yang tertera pada tabel di atas

Kenapa suatu unsur ketika dilakukan uji nyala bisa menghasilkan warna nyala
tertentu (khas)?

Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai
menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian, atom-atom
dari unsur logam tersebut mampu menyerap sejumlah energi tinggi (keadaan
tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi, atom logam tersebut sifatnya tidak stabil
sehingga mudah kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara memancarkan
energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya. Besarnya energi yang diserap atau yang
dipancarkan oleh setiap atom unsur logam bersifat khas. Hal ini dapat ditujukkan
dari wrna nyala atom-atom logam yang mampu meneyerap radiasi cahaya didaerah sinar
tampak.

Cara analisis kation dan anion selain dengan cara skema H2S

UJI MANIK BORAKS

Kawat nikrom dibersihkan pada bagian ujungnya (tempat sampel) menggunakan HCl
pekat dan dibakar dalam nyala api Bunsen
Ujung kawat nikrom dibengkokkan sehingga membentuk lubang sebesar kepala korek
api
Ujung kawat pada lampu Bunsen dipanaskan hingga memijar dan segera dimasukkan
ke dalam serbuk boraks. Pemanasan dilanjutkan secara perlahan-lahan sehingga
terjadi suatu mutu yang jernih seperti kaca
Mutu yang terbentuk ini dalam keadaan panas dimasukkan ke dalam serbuk sampel
yang dibuat halus dan dipanaskan. Mula-mula dipanaskan dalam nyala api reduksi
bawah lalu didinginkan, selanjutnya mutu dipanaskan lagi pada nyala api oksidasi
bawah dan didinginkan
Warna nyala yang ditimbulkan dalam keadaan panas dan dingin pada kedua daerah
nyala ( nyala oksidasi dan reduksi) diamati
Pengerjaan di atas dilakukan berulang-ulang sampai warna yang ditimbulkan
dapat diamati secara jelas.

UJI MANIK FOSFAT

Cara pengujiannya serupa dengan manik boraks, hanya saja dalam uji ini yang
digunakan adalah garam mikrokosmik, natrium ammonium hirogen fosfat tetrahidrat
Na(NH2)HPO4.4H2O.

UJI MANIK NATRIUM KARBONAT

Manik natrium karbonat dibuat dengan cara melumerkan sedikit natrium karbonat dalam
kawat platina dalam nyala Bunsen. Manik natrium karbonat berwarna putih dan buram.

TES REDUKSI ARANG KAYU

Tes dilakukan pada sebongkah arang kayu yang dikeruk membentuk rongga kecil.

Cuplikan ditaruh didalam rongga dan dipanasi dalam nyala oksidasi dan garam kristal
pecah.Pembakaran menandakan adanya zat pengoksidasi (NO3-, NO2-, ClO3-
dsb).Cuplikan sering dicampur Na2CO3 anhidrat atau campuran lelehan nyala
pereduksi.Reaksi awal terdiri dari pembentukan karbonat dari kation-kation dan
garam alkali dari anion.Garam alkali diserap oleh arang yang berpori dan karbonat
terurai menjadi oksida dan CO2.Oksida logam dapat terurai lebih lanjut/tereduksi
menjadi logam atau tetap tidak berubah.

Urutan Kemudahan direduksi:

K,Na,Ba,Sr,Ca,Mg.Al,Mn,Zn,Cd,Fe,Co,Ni,Sn,Pb,Cu,As,Bi,Sb,Hg,Ag

Apa itu kaca kobalt?

Dalam uji nyala kaca kobalt digunakan sebagi alat bantu untuk menyerap cahaya.
Nama-nama senyawa dalam text book bahasa inggris

Rumus molekul nama bahan


Indonesia Inggris
Pb(NO3)2 Plumbum (II) nitrat Plumbum (II) nitrate
ZnSO4 Seng sulfat ZinkSulfat
Co(NO3)2 Kobalt nitrat Cobalt Nitrate
Cr(NO3)3 Krom Nitrate
CuSO4 Tembaga Sulfat Copper Sulfat
BaCl Barium Clorida Barium Chloride
C2H2O4 Asam Oksalat Oxalic Acid
NaHCO3 Natrium bikarbonat Sodium bicarbonat

Zn(NO3)2 Zink Nitrat Zinc Nitrate


KI Kalium Iodida Pottasium Iodide
Ba(OH)2 Barium Hidroksida Barium Hydroxide
CKN Kalium Sianida Pottasium Cyanida
KNO2 Kalium Nitrit Pottasium Nitrite
NH4SCN Amonium Tiosianat Ammonium Thiocyanate
H8N2O8S2 Peroksida Ammonium Sulfat Ammonium Peroxsi Sulfate
KNO3 Kalium Nitrat Pottasium Nitrate

K2CrO4 Kalium Chromat Pottasium Chromate


NaOH Natrium Hidroksida Sodium Hydroxide
H3BO3 Asam borat Borid Acid
NaCl Natrium Clorida Sodium Chloride
I2 Yodium Iodine
(NH4)2Co3 Amonium Karbonat Ammonium Carbonate
H2SO4 Asam Sulfat Sulfate Acid
KNO3 Kalium Nitrat Pottasium Nitrate

Anda mungkin juga menyukai