PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status atau derajat kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar
ditentukan oleh berbagai faktor seperti, pengetahuan dan perilaku orang tua,
lingkungan dan pelayanan kesehatan, untuk mengatasi masalah kesehatan
terutama kesehatan gigi anak sekolah tersebut perlu mendapatkan perhatian
serta penanganan sebagai satu kesatuan. Untuk menunjang upaya kesehatan
agar mencapai derajat kesehatan optimal (hidup sehat), upaya di bidang
kesehatan gigi dan mulut juga perlu mendapatkan perhatian terutama anak
sekolah dasar melalui wadah UKGS ( Usaha Kegiatan Gigi Sekolah) di setiap
sekolah dasar.
Kesehatan gigi dan mulut anak di Indonesia masih sangat memprihatinkan
sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius dari tenaga kesehatan.
Kesehatan gigi dan mulut sering tidak menjadi prioritas bagi sebagian orang,
padahal gigi dan mulut merupakan “pintu gerbang” masuknya kuman dan
bakteri sehingga dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya.
Perilaku menyikat gigi yang baik dan benar yaitu dilakukan secara tekun,
teliti dan teratur. Tekun artinya sikat gigi dilakukan dengan giat dan sungguh-
sungguh, teliti artinya sikat gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi dan
teratur artinya dilakukan minimal dua kali sehari pada waktu yang tepat yaitu
selesai sarapan dan sebelum tidur malam. Di Indonesia kurangnya menjaga
kebersihan gigi dan mulut berakibat pada meningkatnya prevalensi
edentulousness yang mencapai 24% dengan rata-rata tahun umur di atas 65
tahun dan gangguan kesehatan gigi dan mulut masih mencapai 90%.
Menurut Riset Kesehatan dasar 2013, prevalensi nasional karies aktif ialah
43,4% sebanyak 14 provinsi memiliki prevalensi karies aktif diatas prevalensi
nasional yaitu : Riau, Jambi, Smatera Selatan, Bangka Belitung, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan tengah, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara dan
Maluku.
Menurut RISKESDA 2013 data tingkat provinsi di Indonesia prevalensi
karies aktif tertinggi (lebih dari 50%) ditemukan di Jambi (56,1%),
Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara (57,2%), DI Yogyakarta (52,3%),
Bangka Belitung (50,8%), Kalimantan Selatan (50,7%), Kalimantan Timur
(50,6%), Jawa Barat dan Sulawesi Selatan masing-masing 50,4% . Sedangkan
sepuluh provinsi dengan prevalensi pengalaman karies gigi tertinggi adalah :
Bangka Belitung (86,8%), Kalimantan selatan (84,7%), Sulawesi
Utara(82,8%), DI Yogyakarta (78,9%), Kalimantan Barat (78,7%),
Kalimantan Timur (76,6%), Kalimantan Tengah (76,4%), Jambi (77,9%),
Maluku (77,5%), dan Jawa Timur (76,2%).
Di Samarinda penyakit gigi dan mulut termasuk dlam 10 besar penyakit
yang banyak diderita penduduk Samarinda dan sampai sekarang belum
adanya peneliti yang dilakukan untuk mengetahui faktor yang empengaruhi
terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Persoalan di atas menjadi bahan pertimbangan pemerintah untuk
melakukan upaya preventif. Berdasarkan Undang-Undang 36 tahun 2009
tentang Kesehatan, dalam pasal 93, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan
gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan
penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau masyarakat yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Ayat (2) menyatakan bahwa
pelayanan tersebut dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi
perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha kesehatan gigi
sekolah. Namun yang menjadi persoalan terkait pelayanan adalah masih
sangat sedikit penduduk yang dilayani oleh dokter gigi atau tenaga kesehatan.
Mayoritas dokter gigi ada diperkotaan, sehingga masyarakat yang ada di
pedesaan terkendala untuk aksesnya ke pelayanan.
Menteri Kesehatan RI menyampaikan, “Kemenkes melakukan Kebijakan
dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut antara lain melalui
upaya promosi, pencegahan dan pelayanan kesehatan gigi dasar di Puskesmas
dan Puskesmas pembantu (pustu). Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan
kesehatan gigi perorangan di RS. Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan
kesehatan di sekolah melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dari
tingkat TK sampai SMA yang terkoordinir dalam UKS”. Pemerintah sedang
mengembangkan berbagai macam UKGS inovatif. Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) dalam bentuk Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat
(UKGM); serta kemitraan kesehatan gigi dan mulut baik di dalam maupun di
luar negeri (PDGI, 2011).
Harapan kami setelah melakukan kegiatan ini, siswa-siswi khususnya SD
Negeri 002 Harapan Baru kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda, dapat
mengerti dan memahami apa itu Kesehatan gigi dan Mulut dan mampu
berperan aktif dalam mewujukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti
mencuci tangan pakai sabun di sekolah, serta mengetahui pentingnya sarapan
pagi sebelum melakukan aktivitas di sekolah dan juga apa saja akibat tidak
sarapan pagi serta cara apa saja agar kita mau melakukan sarapan pagi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang praktik Mencuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS), Melakukan Sarapan Pagi dengan Gizi Simbang dan
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut, siswa-siswi SD Negeri 002 Harapan
baru diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang Mencuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) melakukan Sarapan Pagi dengan Gizi Simbang dan
Menjaga Kesehatan Gigi dan mulut secara baik dan benar.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang Mencuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS), melakukan sarapan pagi dengan gizi seimbang dan menjaga
kesehatan gigi dan mulut diharapkan siswa-siswi mengetahui dan mengerti
tentang :
1) Mengetahui apa pengertian dari Mencuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
melakukan sarapan pagi dengan gizi seimbang dan menjaga kesehatan
gigi dan mulut.
2) Mengetahui apa saja manfaat Mencuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
melakukan sarapan pagi dengan gizi seimbang dan menjaga kesehatan
gigi dan mulut.
3) Mengetahui apa saja dampak tidak Mencuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
melakukan sarapan pagi dengan gizi seimbang dan menjaga kesehatan
gigi dan mulut.
4) Mengetahui apa saja langkah-langkah Mencuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) melakukan sarapan pagi dengan gizi seimbang dan menjaga
kesehatan gigi dan mulut.
C. Manfaat
1. Manfaat bagi siswa
Manfaatnya untuk siswa-siswi SD Negeri 002 Harapan Baru yaitu :
a. Agar siswa-siswi dapat membiasakan Mencuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) dengan benar dan melakukan sarapan pagi dengan gizi
seimbang dan menjaga kesehatan gigi dan mulut.
b. Agar siswa-siswi dapat meneruskan informasi ke siswa-siswi lainnya.
c. Agar siswa-siswi dapat terhindar dari penyakit yang disebakan dari
kotoran yang menempel ditangan dan gigi berlubang.
2. Manfaat Bagi SD Negeri 002 Harapan Baru
Membina kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara SD Negeri 002 Harapan Baru dengan prodi S1 Kesehatan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
3. Manfaat Bagi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
1. Diare
Sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun
dapat menurunkan angka penderita diare hingga separuhnya.Tingkat
efektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita
diare adalah 44 persen.
2. ISPA
Bukti-bukti telah ditemukan bahwa dengan mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, buang air besar, buang air kecil dapat mengurangi tingkat
infeksi hingga 25 %.penelitian di pakistan menemukan bahwa mencuci
tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran penapasan yang
berkaitan dengan pnemonia ( radang paru-paru )pada anak-anak balita
hingga lebih dari 50 %.
3. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyaki kulit.
Penelitian membuktikan bahwa penggunaan sabun dalam mencuci tangan
mengurangi kejadian penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma, dan
cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.
E. Macam-macam Cara Mencuci Tangan
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2. Prosedur Kerja :
1. Ambil sikat dan pasta gigi, oleskan pasta gigi disikat gigi yang sudah dipegang.
2. Sikat gigi bagian depan dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-pelan dan
naik turun. Kenapa harus pelan-pelan karena biasanya orang yang menyikat
gigi secara kasar akan mengakibatkan gusi lecet dan berdarah.
3. Gosok bagian gigi sebelah kanan dan kiri. Gosok perlahan dan naik turun,
menggosok dengan cara naik turun akan lebih cepat menghilangkan sisa
makanan yang menempel.
4. Membersihkan/menyikat gigi bagian dalam (gigi geraham). Usahakan sikat
dengan cara pelan-pelan sehingga kotoran tak ada yang tertinggal.
5. Gosok gigi dalam (gigi tengah) dengan cara menegakan lurus sikat gigi, lalu
sikat gerakkan sikat keatas bawah.
BAB 3
PEMBAHASAN
A. Tema Kegiatan
Tema kegiatan yaitu : 1. Mencuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
2. Sarapan pagi dengan gizi seimbang.
3. Kesehatan gigi dan mulut.
B. Sasaran
Siswa-siswi SD Negeri 002 Harapan baru kelas 1& 2
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hasil dari perhitungan pre test dan post test mengalami adanya berupa
peningkatan pengetahuan siswa sebelum dan setelah intervensi. Berikut ini
adalahpencapaian nilai Pretest dan Posttest yang dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Hasil Uji Perbedaan Skor Pre Test dan Post Test
Ukuran Nilai Statistik
Rata-Rata Pre Test 0,99
Rata-Rata Post Test 0,99
Positive Rank 57
Negative Rank 50
Ties 0
P-Value 0,0001
PDGI. (2011). Sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Pada Peringatan Bulan
Kesehatan Gigi Nasional 2011. Jurnal Berkala Epidemiologi , 2.
Rahma, F. (2016). Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Presentasi Belajar
Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya. Departemen Antropologi , 1-3.
Sari, Y. I. (2018). Gambaran Prilaku Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun. jurnal
keperawatan , 6-7.
Wati, F. (2016). Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Konsentrasi Belajar Siswa-
Siswi SD Muhammadiyah Karang Tengah Imogiri Bantul Yogyakarta. Kebidanan , 1-2.