Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status atau derajat kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar
ditentukan oleh berbagai faktor seperti, pengetahuan dan perilaku orang tua,
lingkungan dan pelayanan kesehatan, untuk mengatasi masalah kesehatan
terutama kesehatan gigi anak sekolah tersebut perlu mendapatkan perhatian
serta penanganan sebagai satu kesatuan. Untuk menunjang upaya kesehatan
agar mencapai derajat kesehatan optimal (hidup sehat), upaya di bidang
kesehatan gigi dan mulut juga perlu mendapatkan perhatian terutama anak
sekolah dasar melalui wadah UKGS ( Usaha Kegiatan Gigi Sekolah) di setiap
sekolah dasar.
Kesehatan gigi dan mulut anak di Indonesia masih sangat memprihatinkan
sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius dari tenaga kesehatan.
Kesehatan gigi dan mulut sering tidak menjadi prioritas bagi sebagian orang,
padahal gigi dan mulut merupakan “pintu gerbang” masuknya kuman dan
bakteri sehingga dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya.
Perilaku menyikat gigi yang baik dan benar yaitu dilakukan secara tekun,
teliti dan teratur. Tekun artinya sikat gigi dilakukan dengan giat dan sungguh-
sungguh, teliti artinya sikat gigi dilakukan pada seluruh permukaan gigi dan
teratur artinya dilakukan minimal dua kali sehari pada waktu yang tepat yaitu
selesai sarapan dan sebelum tidur malam. Di Indonesia kurangnya menjaga
kebersihan gigi dan mulut berakibat pada meningkatnya prevalensi
edentulousness yang mencapai 24% dengan rata-rata tahun umur di atas 65
tahun dan gangguan kesehatan gigi dan mulut masih mencapai 90%.
Menurut Riset Kesehatan dasar 2013, prevalensi nasional karies aktif ialah
43,4% sebanyak 14 provinsi memiliki prevalensi karies aktif diatas prevalensi
nasional yaitu : Riau, Jambi, Smatera Selatan, Bangka Belitung, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan tengah, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara dan
Maluku.
Menurut RISKESDA 2013 data tingkat provinsi di Indonesia prevalensi
karies aktif tertinggi (lebih dari 50%) ditemukan di Jambi (56,1%),
Kalimantan Barat dan Sulawesi Utara (57,2%), DI Yogyakarta (52,3%),
Bangka Belitung (50,8%), Kalimantan Selatan (50,7%), Kalimantan Timur
(50,6%), Jawa Barat dan Sulawesi Selatan masing-masing 50,4% . Sedangkan
sepuluh provinsi dengan prevalensi pengalaman karies gigi tertinggi adalah :
Bangka Belitung (86,8%), Kalimantan selatan (84,7%), Sulawesi
Utara(82,8%), DI Yogyakarta (78,9%), Kalimantan Barat (78,7%),
Kalimantan Timur (76,6%), Kalimantan Tengah (76,4%), Jambi (77,9%),
Maluku (77,5%), dan Jawa Timur (76,2%).
Di Samarinda penyakit gigi dan mulut termasuk dlam 10 besar penyakit
yang banyak diderita penduduk Samarinda dan sampai sekarang belum
adanya peneliti yang dilakukan untuk mengetahui faktor yang empengaruhi
terhadap kesehatan gigi dan mulut.
Persoalan di atas menjadi bahan pertimbangan pemerintah untuk
melakukan upaya preventif. Berdasarkan Undang-Undang 36 tahun 2009
tentang Kesehatan, dalam pasal 93, dinyatakan bahwa pelayanan kesehatan
gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan
penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan atau masyarakat yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Ayat (2) menyatakan bahwa
pelayanan tersebut dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi
perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha kesehatan gigi
sekolah. Namun yang menjadi persoalan terkait pelayanan adalah masih
sangat sedikit penduduk yang dilayani oleh dokter gigi atau tenaga kesehatan.
Mayoritas dokter gigi ada diperkotaan, sehingga masyarakat yang ada di
pedesaan terkendala untuk aksesnya ke pelayanan.
Menteri Kesehatan RI menyampaikan, “Kemenkes melakukan Kebijakan
dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut antara lain melalui
upaya promosi, pencegahan dan pelayanan kesehatan gigi dasar di Puskesmas
dan Puskesmas pembantu (pustu). Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan
kesehatan gigi perorangan di RS. Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan
kesehatan di sekolah melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dari
tingkat TK sampai SMA yang terkoordinir dalam UKS”. Pemerintah sedang
mengembangkan berbagai macam UKGS inovatif. Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (UKBM) dalam bentuk Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat
(UKGM); serta kemitraan kesehatan gigi dan mulut baik di dalam maupun di
luar negeri (PDGI, 2011).
Harapan kami setelah melakukan kegiatan ini, siswa-siswi khususnya SD
Negeri 002 Harapan Baru kecamatan Loa Janan Ilir Kota Samarinda, dapat
mengerti dan memahami apa itu Kesehatan gigi dan Mulut dan mampu
berperan aktif dalam mewujukan perilaku hidup bersih dan sehat seperti
mencuci tangan pakai sabun di sekolah, serta mengetahui pentingnya sarapan
pagi sebelum melakukan aktivitas di sekolah dan juga apa saja akibat tidak
sarapan pagi serta cara apa saja agar kita mau melakukan sarapan pagi.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang praktik Mencuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS), Melakukan Sarapan Pagi dengan Gizi Simbang dan
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut, siswa-siswi SD Negeri 002 Harapan
baru diharapkan dapat mengerti dan memahami tentang Mencuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) melakukan Sarapan Pagi dengan Gizi Simbang dan
Menjaga Kesehatan Gigi dan mulut secara baik dan benar.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang Mencuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS), melakukan sarapan pagi dengan gizi seimbang dan menjaga
kesehatan gigi dan mulut diharapkan siswa-siswi mengetahui dan mengerti
tentang :
1) Mengetahui apa pengertian dari Mencuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
melakukan sarapan pagi dengan gizi seimbang dan menjaga kesehatan
gigi dan mulut.
2) Mengetahui apa saja manfaat Mencuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
melakukan sarapan pagi dengan gizi seimbang dan menjaga kesehatan
gigi dan mulut.
3) Mengetahui apa saja dampak tidak Mencuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
melakukan sarapan pagi dengan gizi seimbang dan menjaga kesehatan
gigi dan mulut.
4) Mengetahui apa saja langkah-langkah Mencuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) melakukan sarapan pagi dengan gizi seimbang dan menjaga
kesehatan gigi dan mulut.
C. Manfaat
1. Manfaat bagi siswa
Manfaatnya untuk siswa-siswi SD Negeri 002 Harapan Baru yaitu :
a. Agar siswa-siswi dapat membiasakan Mencuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) dengan benar dan melakukan sarapan pagi dengan gizi
seimbang dan menjaga kesehatan gigi dan mulut.
b. Agar siswa-siswi dapat meneruskan informasi ke siswa-siswi lainnya.
c. Agar siswa-siswi dapat terhindar dari penyakit yang disebakan dari
kotoran yang menempel ditangan dan gigi berlubang.
2. Manfaat Bagi SD Negeri 002 Harapan Baru
Membina kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara SD Negeri 002 Harapan Baru dengan prodi S1 Kesehatan
Masyarakat Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur.
3. Manfaat Bagi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

a. Sebagai kegiatan evaluasi dalam rangka penyelenggaran program


ilmu kesehatan masyarakat khususnya peminatan promkes.
b. Laporan penyuluhan dapat menjadi tambahan bagi UMKT dari
tempat penyuluhan, sehingga dapat menjalin kerja sama yang baik di
bidang kesehatan.
4. Manfaat Bagi Pelaksana Kegiatan
a. Mendapat pengalaman baru tentang penyuluhan.
b. Dapat menguji kemampuan diri dan mengembangkan percaya diri.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS)

A. Pengertian cuci tangan pakai sabun (CTPS)


Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis
dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air mengalir.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis
dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
(Dahlan dan Umar, 2013 )
Kebersihan tangan yang tak memenuhi syarat juga berkontrubusi
menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti infeksi bakteri salmonella
dan E. Coli infection. Mencuci tangan dengan sabun akan membuat bakteri
lepas dari tangan (IKAPI,2007).
Cuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghindari penyakit yang
ditularkan melalui makanan. Kebiasaan mencuci tangan secara teratur perlu
di latih pada anak. Jika sudah terbiasa mencuci tangan sehabis makan, akan
di harapkan kebiasaan tersebut akan terbawa sampai tua (Samsuridjal,
2009).

B. Manfaat Mencuci Tangan


Wirawan (2013) menjelaskan bahwa manfaat mencuci tangan selama 20
detik yaitu sebagai berikut :
1. Mencegah resiko tertular flu, demam, dan penyakit menural lainnya
samapai 50%.
2. Mencegah tertular penyakit serius.
3. Menurunkan resiko terkena diare dan penyakit pencernaan lainnya
sampai 59%.
4. Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa
ditinggalkan, sejuta kematian bisa dicegah setiap tahun.
5. Dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang sakit.
C. Waktu yang diharuskan untuk Mencuci Tangan
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapan pun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar(lubu el
at, 2004). Waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan :
1. Sebelum dan sesudah makan.
2. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan.
3. Setelah mengusap hidung atau setelah bersin ditutup dengan tangan.
4. Setelah habis memegang sebuah benda yang kotor.
5. Sebelum dan sesudah memegang orang yang sakit atau orang yang terluka.
6. Setelah menangani sampah.
7. Setelah menggunakan fasilitas umum.
8. Pulang berpergian dan setelah bermain.
9. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.

D. Akibat tidak mencuci tangan menurut Depkes RI (2009) yaitu :

1. Diare
Sekitar 30 penelitian terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun
dapat menurunkan angka penderita diare hingga separuhnya.Tingkat
efektifan mencuci tangan dengan sabun dalam penurunan angka penderita
diare adalah 44 persen.
2. ISPA
Bukti-bukti telah ditemukan bahwa dengan mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, buang air besar, buang air kecil dapat mengurangi tingkat
infeksi hingga 25 %.penelitian di pakistan menemukan bahwa mencuci
tangan dengan sabun mengurangi infeksi saluran penapasan yang
berkaitan dengan pnemonia ( radang paru-paru )pada anak-anak balita
hingga lebih dari 50 %.
3. Infeksi cacing, infeksi mata dan penyaki kulit.
Penelitian membuktikan bahwa penggunaan sabun dalam mencuci tangan
mengurangi kejadian penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma, dan
cacingan khususnya untuk ascariasis dan trichuriasis.
E. Macam-macam Cara Mencuci Tangan
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

Alat dan Bahan:

a). Sabun cair.

b). Air yang mengalir.

2. Prosedur Kerja :

Basahi tangan dengan air, lalu beri sabun.

Bersihkan tangan dengan menggunakan tehnik cuci tangan 6 langkah.

a). Mencuci tangan dengan cairan ( Handsanitizer )

Saat dalam kondisi yang tidak memungkinkan menggunakan air, misalnya


dalam perjalanan di mobil lalu ingin makan sesuatu.Bisa menggunakan
detol.Namun apabila tangan benar-benar dalam keadaan kotor, baik oleh
tanah, darah, ataupun lainnya, maka penggunaan air dan sabun untuk mencuci
tangan lebih disarankan.

Alat dan bahan : Handsanitizer

Prosedur kerja : Beri Handsanitizer pada tangan, lalu usapkan.

F. Langkah-Langkah Cuci Tangan Yang Benar Menurut WHO (2009)


Sebagai Berikut :
1. Membasahi kedua tangan dengan air mengalir, beri sabun secukupnya.
2. Menggosokkan kedua telapak tangan dan punggung tangan.
3. Menggosok sela-sela jari kedua tangan.
4. Menggosok kedua telapak dengan jari-jari rapat.
5. Jari-jari tangan dirapatkan sambil digosok ke telapak tangan, tangan
kiri ke kanan, sebaliknya.
6. Menggosok ibu jari secara berputar dalam genggaman tangan
kanan,dan sebaliknya.
7. Menggosokkan kuku jari kanan memutarke telapak tangan kiri,dan
sebaliknya.
8. Basuh dengan air dan mengerikannya.

SARAPAN PAGI DENGAN GIZI SEIMBANG

A. Pengertian Sarapan Pagi Dengan Gizi Seimbang


Sarapan adalah kebutuhan manusia yang dibutuhkan secara teratur setiap
pagi, untuk kebutuhan nutrisi dan perkembangan otak bagi anak yang
seharusnya dimulai sejak dini. Bagi tubuh anak harus mengonsumsi sarapan
yang mengandung gizi seimbang agar dapat melekukan aktifitas secara
optimal. Perlu kita katahui bahwa jika sarapan pagi tidak dilakukan, maka
tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula darah yang mengambil cadangan
lemak dalam hal ini tubuh tidak dalam keadaan yang baik sehingga anak akan
terganggu konsentrasinya(Waryono,2010).

B. Manfaat Sarapan Pagi


1. Menurut (wiarto,2013) sebagai berikut :
2. Mempertahankan daya tahan tubuh anak.
3. Meningkatkan konsentrasi belajar anak.
4. Membantu petumbuhan dan perkembangan anak.
5. Mencegah agar tidak sakit seperti sakit perut, maag.
C. Akibat Tidak Sarapan
Menurut (Sukiniarti,2015) sebagai berikut :
1. Menurunnya kadar gula darah, sehingga tubuh tidak berada dalam
kondisi yang baik.
2. Kurangnya konsentrasi dalam belajar, sehingga memecahakan suatu
masalah juga menjadi menurun dan prestasi belajar juga ikut menurun.
3. Hambatan terhadap pertumbuhan otak dan tingkat kecerdasan anak.
4. Jajanan makanan yang terlalu sering dapat mengurangi nafsu makan
anak dirumah.
D. Makanan Terbaik Untuk Sarapan
1. Telur : terdapat 13 nutrisi penting termasuk protein.
2. Pisang : didalamnya mengandung serat, vitamin c, dan kalium yang
menyehatkan tubuh.
3. Sereal : pengganti nasi mengandung karbohidrat dan didalamnya
mencakup banyak nutrisi.
Kriteria Sarapan pagi yang ideal antara lain :
1. Memberikan tubuh kita semua nutrisi yang penting.
2. Memberikan tubuh kita untuk energi yang baik sepanjang hari.
3. Memberikan tubuh kita air yang baik.
4. Membantu menjag tingkat kadar gula dalam darah agar tetap normal.

KESEHATAN GIGI DAN MULUT

A. Definisi Kesehatan Gigi Dan Mulut


Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak
dapat dipisahkandengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan
mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Untuk mencapai kesehatan gigi
dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan perawatan secara
berkala.Perawatan dapat dimulai dari memperhatikan diet makanan, jangan
terlalu banyak makanan yang mengandung gula dan makanan yang lengket.
B. Manfaat Kesehatan gigi dan mulut
Menjaga kesehatan gigi perlu dilakukan sejak usia dini. Bahkan jika perlu,
menjaga kesehatan gigi anak perlu dilakukan sejak anak mulai tumbuh gigi.
Berikut beberapa manfaat menjaga kesehatan gigi anak yang perlu diketahui
1. Mencegah tatanan gigi yang tidak normal.
2. Mencegah kerusakan gigi anak.
3. Mengajarkan anak bahwa kesehatan gigi itu penting.
4. Mencegah risiko infeksi pada mulut anak.
5. Mencegah bau mulut.
C. Akibat tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut
Akibat dari tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut akan mengakibatkan
munculnya penyakit seperti :
1. Gigi berlubang.
2. Peradangan pada gusi.
3. Mulut kering.
4. Warna merah menyala pada gusi.
5. Pendarahan pada gusi.
6. Gusi lunak saat disentuh.

D. Langkah-langkah Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut


Gosok gigi adalah cara paling mudah untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Akan tetapi banyak orang yag menyepelekan pentingnya gosok gigi. Terdapat
cara-cara untuk menggosok gigi dengan baik dan benar. (Jennifer Lucinda, 2013)
:

1. Ambil sikat dan pasta gigi, oleskan pasta gigi disikat gigi yang sudah dipegang.
2. Sikat gigi bagian depan dengan cara menjalankan sikat gigi pelan-pelan dan
naik turun. Kenapa harus pelan-pelan karena biasanya orang yang menyikat
gigi secara kasar akan mengakibatkan gusi lecet dan berdarah.
3. Gosok bagian gigi sebelah kanan dan kiri. Gosok perlahan dan naik turun,
menggosok dengan cara naik turun akan lebih cepat menghilangkan sisa
makanan yang menempel.
4. Membersihkan/menyikat gigi bagian dalam (gigi geraham). Usahakan sikat
dengan cara pelan-pelan sehingga kotoran tak ada yang tertinggal.
5. Gosok gigi dalam (gigi tengah) dengan cara menegakan lurus sikat gigi, lalu
sikat gerakkan sikat keatas bawah.
BAB 3

PEMBAHASAN

A. Tema Kegiatan
Tema kegiatan yaitu : 1. Mencuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
2. Sarapan pagi dengan gizi seimbang.
3. Kesehatan gigi dan mulut.
B. Sasaran
Siswa-siswi SD Negeri 002 Harapan baru kelas 1& 2
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu : Jumat, 29 maret 2019


Pukul : 07.00-09.00
Tempat : SD negeri 002 harapan baru
D. Hasil Kegiatan
Kami melakukan penyuluhan CTPS di SDN 002 harapan baru dengan jumlah
peserta 140 siswa. Saat penyampaian materi tentang CTPS (Cuci Tangan Pakai
Sabun),sarapan pagi dengan gizi seimbang,kesehatan gigi dan mulut meliputi
pengertian, manfaat, waktu yang diharuskan, akibat, macam-macam, langkah
dan praktik. Tampak siswa-siswi sangan antusias, hal tersebut terlihat dari hasil
pre test yaitu tes yang dilakukan sebelum penyampaian materi adalah 23,27 dan
post test yaitu tes yang dilakukan sesudah penyampaian materi adalah 32,90.
Dalam arti, mengalami peningkatan pengetahuan siswa meningakat sebesar 9,67.
Tetapi suasana tempat penyuluhan kurang kondusif, dikarenakan lokasi yang
berada di lapangan sehingga anak-anak kurang mendengar materi yang
disampaikan.

Dalam kegiatan penyuluhan kami melakukan praktik langkah-langkah


mencuci tangan pakai sabun dengan benar, meperaktek kan sikatk gigi dengan
benar,dan memberitahukan kepada siswa tentang sarapan pagi dengan gizi
seimbang Siswa menyimak lalu memberikan respon saat moderator membuka
sesi tanya jawab, karena jumlah cukup ideal maka komunikasi cukup terbuka
dan santai.

Hasil dari perhitungan pre test dan post test mengalami adanya berupa
peningkatan pengetahuan siswa sebelum dan setelah intervensi. Berikut ini
adalahpencapaian nilai Pretest dan Posttest yang dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Penilaian Pre Test dan Post Test

No Nama Umur Jenis Kelas Pre test Post Absolut


kelamin test
1 elis 7 P 1A 0 0 0
2 siska 7 P 1C 0 0 0
3 Andi 9 L 2A 4 1 4
4 riya 7 L 1A 3 1 2
5 Hardika 7 L 1A 3 2 0
6 Ashaby 7 P 1A 2 1 1
7 Fauzan 8 L 2B 2 1 3
8 Ahmad 7 L 1A 1 1 0
9 Aulia 6 P 1B 1 1 2
10 Rio 7 L 1B 1 1 2
11 yasmin 7 P 1C 1 1 2
12 Zhara 7 P 1C 1 1 2
13 Fattan 7 L 2A 1 1 2
14 Aisyan 6 P 2A 1 1 2
15 hidayat 10 L 2A 1 1 0
16 Hakim 9 L 2A 1 1 2
17 Belmiro 8 L 2A 1 1 0
18 Rezky 9 P 2A 1 1 0
19 Reyhand 10 L 2A 1 1 0
20 Zasqia 8 P 2B 1 1 2
21 Abdillah 8 L 2B 1 1 2
22 yusril 7 L 1A 0 2 2
23 A.Fais 7 L 1A 0 1 0
24 Zaskia 7 P 1A 0 1 0
25 Gibran 7 L 1A 0 1 0
26 Nova R 7 P 1A 0 1 0
27 Asty. W 7 P 1A 0 1 1
28 Arjuna 7 L 1B 0 1 1
29 Ilham 7 L 1B 0 1 1
30 Anisya 7 P 1B 0 1 1
31 Risky 7 L 1B 0 1 1
32 Cantika 8 P 1C 0 1 1
33 Nur.h 7 P 1C 0 1 1
34 Tiara 7 P 1C 0 1 1
35 Nabila 8 P 1C 0 1 1
36 Lia 7 P 1C 0 1 1
37 Edelsya 8 P 1C 0 1 1
38 Aura 9 P 2A 0 1 1
39 Kaila 9 P 2A 0 1 1
40 Yunita 9 P 2A 0 1 0
41 Rafi 8 L 2A 0 1 0
42 Nayla 8 P 2A 0 1 1
43 Aira 8 P 2B 0 1 1
44 Rehan 8 P 2B 0 1 0
45 Hidayat 9 L 2B 0 1 0
46 Ahmad 8 L 2B 0 1 0
47 Arva 9 L 2B 0 1 0
48 M.romi 7 L 1A 0 2 3
49 Aulia 7 P 1A 0 1 1
50 M.bima 7 L 1A 0 2 3
51 Alfina 7 P 1A 0 2 3
52 kanaya 7 P 1A 0 2 3
53 naswa 7 P 1A 0 1 1
54 Novi 7 P 1A 0 1 1
55 Aisyah 8 P 1A 0 1 1
56 salma 7 P 1A 0 1 1
57 Midzwa 7 L 1A 0 1 1
58 Annisa 7 P 1A 0 1 1
59 Nursalsa 7 P 1A 0 1 1
60 Julio 7 L 1A 0 1 0
61 Azka 7 L 1B 0 1 0
62 Wahyu 6 L 1B 0 1 0
63 Ramli 8 L 1B 0 1 0
64 ira 7 P 1B 0 1 0
65 Dendy 8 L 1C 0 1 0
66 Risky 8 L 1C 0 1 0
67 rahma 7 P 1C 0 1 0
68 Irel 7 L 1C 0 1 1
69 Dinda 7 P 2A 0 1 0
70 Putri 8 P 2A 0 1 1
71 Rafa 8 L 2A 0 1 0
72 Rizky 8 P 2A 0 1 0
73 Reski 8 P 2B 0 1 0
74 Raka 8 L 2B 0 1 0
75 Keylin 8 P 2B 0 1 1
76 Adi 8 L 2B 0 1 1
77 Yasmine 7 P 2B 0 1 1
78 Anisa 8 P 2B 0 1 1
79 Arumi 7 L 2B 0 1 0
80 M.alif 8 L 1A 1 1 2
81 Syawal 7 L 1A 1 2 4
82 Azwa 7 P 1A 1 1 2
83 Alfaris 7 L 1A 1 1 2
84 Diki 7 L 1B 1 1 0
85 Avika 6 P 1B 1 1 0
86 ari 7 L 1B 1 1 0
87 Dwi 7 P 1B 1 1 0
88 Salsa 7 P 1B 1 1 0
89 Siti F 7 P 1B 1 1 0
90 Siti K 7 P 1B 1 1 0
91 rizka 7 P 1C 1 1 0
92 Loisan 7 P 1C 1 1 0
93 Aisyah 7 P 1C 1 1 0
94 Junior 8 L 1C 1 1 0
95 Zulnasya 7 P 1C 1 1 0
96 Ketlin 7 P 1C 1 1 0
97 Ardi 9 L 2A 1 1 0
98 Milqaira 9 P 2A 1 1 0
99 Izza 8 P 2A 1 1 2
100 Melsa 8 P 2A 1 1 0
101 Mahmud 8 L 2B 1 1 0
102 Tiara 8 P 2B 1 1 2
103 Novia 8 P 2B 1 1 2
104 Reffan 7 L 2B 1 1 0
105 Chandra 8 L 2A 2 1 1
106 Adrian 8 L 2B 2 1 1
107 Saripah 8 P 2B 2 1 1

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan Siswa/Siswi kelas


1 pada saat penyuluhan mengalami peningkatan. Diketahui bahwa sebelum
dilakukan intervensi, rata-rata tingkat pengetahuan Siswa/Siswi sebesar 0,99 dan
setelah dilakukan intervensi, rata-rata tingkat pengetahuan Siswa/Siswi meningkat
menjadi 0.99. Sehingga diketahui terjadi peningkatan sebesar 1,32. Walaupun
hasil yang menunjukkan perbedaan kecil antara siswa/siswi, namun dapat
disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tersebut dapat meningkatkan informasi
yang diberikan dan pengetahuan mereka akan ” Mencuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) melakukan sarapan pagi dengan gizi seimbang dan menjaga kesehatan
gigi dan mulut.

Tabel 2. Hasil Uji Perbedaan Skor Pre Test dan Post Test
Ukuran Nilai Statistik
Rata-Rata Pre Test 0,99
Rata-Rata Post Test 0,99
Positive Rank 57
Negative Rank 50
Ties 0
P-Value 0,0001

Kemudian dilakukan evaluasi jangka pendek (output ) dengan uji statistik


terhadap hasil kuesioner pre test dan post test tersebut dengan menggunakan uji
wilcoxon signed rank test dengan taraf signifikan 0,05 menunjukan adanya
perbedaan yang bermakna secara statistik antara tingakat pengetahuan SDN
002 Harapan baru pada sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi dengan
P-Value = 0,0001 dimana hasil uji tersebut P<0,05, yang berarti H0 di tolak
sehingga adanya perbedaan sebelum dan sesudah penyuluhan Mencuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) melakukan sarapan pagi dengan gizi seimbang dan
menjaga kesehatan gigi dan mulut.
E. Hasil Evaluasi Kegiatan

Kegiatan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan din SD Negeri 002


harapan baru. Kami memberikan materi melalui metode ceramah, tanya jawab,
pre test dan post test.dan kami juga mengadakan praktik langkah mencuci tangan
pakai sabun dan mengosok gigi dengan benar.
Dalam proses penyuluhan kami memberikan pendidikan kesehatan tentang
Cuci Tangan Pakai Sabun, Sarapan Pagi dengan Gizi Seimbang dan Kesehatan
Gigi dan Mulut kepada siswa/i yang hadir. Sebelum memberikan materi kami
melakukan pre-test terlebih dahulu dengan menggunakan kuesioner kepada
siswa/i. Selanjutnya, kami memberikan edukasi dengan metode presentasi
menggunakan powerpoint. Setelah materi dipaparkan, kami juga membuka sesi
diskusi dan tanya jawab. Dalam proses penyuluhan siswa/i antusias atau aktif
mengikuti/menerima pendidikan kesehatan yang kami berikan.
Hasil evaluasi kegiatan target peserta melebihi dari rencana yaitu yang awal
targetnya 100 peserta setelah ke sekolah ternyata ada 107 peserta. Sehingga
melebih target yang diinginkan. Kegiatan ini berlangsung lancar dengan adanya
dukuangan dari sekolah baik dari guru, maupun siswa/i yang antusias. Dan
siswa/i aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari tim penyaji. Namun,
tempat pelaksaan pendidikan kesehatan yang rencana awalnya di ruang kelas
menjadi di lapangan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

PDGI. (2011). Sambutan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Pada Peringatan Bulan
Kesehatan Gigi Nasional 2011. Jurnal Berkala Epidemiologi , 2.

Rahma, F. (2016). Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Presentasi Belajar
Siswa Sdn Sawahan I/340 Surabaya. Departemen Antropologi , 1-3.

Sari, Y. I. (2018). Gambaran Prilaku Siswa Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun. jurnal
keperawatan , 6-7.

Wati, F. (2016). Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Konsentrasi Belajar Siswa-
Siswi SD Muhammadiyah Karang Tengah Imogiri Bantul Yogyakarta. Kebidanan , 1-2.

Anda mungkin juga menyukai