Anda di halaman 1dari 26

KEBUTUHAN MASYARAKAT MADANI

PERSPEKTIF ILMU PEMERINTAHAN

Disusun
NAMA : GUNADI FRANYADI SITOMPUL
NPP : 28.0109

Dosen Pengampu : Drs. Florianus Aser M,Si


FAKULTAS MENAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. MASYARAKAT MADANI DALAM KONSTELASI REFORMASI SISTEM
PEMERINTAHAN

Dilihat dari sejarahnya civil society yang lahir di Eropa pada abad ke- 18 dengan tokohnya seperti
John Locke dan Montesquiei bertujuan untuk menghindari pemerintahan yang absolut. Sebelumnya,
pada zaman Yunani Kuno sudah dikenal societies civilis, namun dengan pengertian yang identic dengan
Negara. Civil society dimaksudkan untuk mencegah lahirnya pemerintahan otoriter melalui control dari
masyarakat. Realitas menunjukkan kalau Negara yang demokratis tidak dapat dilakukan sendiri oleh
masyarakatmadani, tetapi harus ada keinginan politik juga dari pemerintahan karena banyak
karakteristik dari demokrasi yang memang menjadi kewajiban negara modern.

Era Reformasi yang mengakhiri rezim Soeharto (1996-1998) dan menampilkan Wakil Presiden
Habibie sebagai presiden dalam masa tarnsisi telah mempopulerkan konsep masyarakat madani karena
presiden beserta kabinetnya selalu melontarkian diskursus tentang konsep itu pada berbagai
kesempatan. Bahkan, di era Presiden Habibie, pemerintah mengeluarkan Keppres No. 198 Tahun 1998
tanggal 27 Februari 1999 untuk membentuk suatu lembaga dengan tugas untuk merumuskan,
mensosialisasikan, dan mengembangkan konsep masyarakat madani. Konsep masyarakat madani
dikembangkan untuk menggantikan konsep stabilitas dan keamanan pada era Orde Baru, yang terbukti
tidak mampu mengantar masyarakat pada pintu gerbang kesejahteraan, kedamaian, dan keadilan dan
kebahagiaan hidup.

Dengan demikian, pengembangan konsep masyarakat madani di era reformasi merupakan salah
satu startegi elit politik yang tergusur di era Orde Baru untuk dapat memperbaiki tatanan kehidupan
bernegara, berpemerintahan dan bermasyarakat secara lebih baik, lebih adil dan demokratis.

Dalam perkembangannya, peran masyarakat madani bisa membantu proses dan pelestarian
demokrasi. Untuk itu, diperlukan pengembangan lembaga pro- demokrasi yang efektif, yang menjamin
keberlanjutan proses pemerintahan yang transparan, responsible, dan partisipatoris.

Keragaman interpretasi terhadap makna civil society telah mendorong perlambatan gerakan
pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat serta seluruh stakeholder Negara lainnyauntuk mewujudkan
makna civil society sesuai karakteristik Indonesia yang ber- Bhinneka Tunggal Ika berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Dengan demikian, gerakan masyarakat madani di Indonesia harus diarahkan pada
landasan idiil, landasan konstitusional, dan landasan operasional yang telah dirumuskan dan disepakati
para pendiri Negara dan pemegang amanat kekuasaan Negara baik lembaga legislative dan eksekutif
maupun yudikatif.

Berbagai upaya perlu dilakukan dalam mewujudkan masyarakat madani, baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek diperlukan perluasan wacana dasarmasyarakat madani,
serta menerapkannya dalam proses seleksi pemimpin bangsa yang memahami makna civil society sesuai
karakteristik heterogenitas dan pluralism Indonesia. Untuk jangka panjang yang perlu dilakukan adalah
menyiapkan sumber daya manusia yang berwawasan dan berperilaku madani melalui perspektif moral
dan etika, adat istiadat, agama, keyakinan dan kepercayaan, pendidikan, politik dan pemerintahan,
ekonomi dan bisnis sesuai landasan idiil, konstitusional dan operasional yang telah ditetapkan dalam
berbagai peraturan perundang- undangan sebagai produk hokum bangsa kita.

B. POSISI MASYARAKAT MADANI DARI PERSPEKTIF ILMU PEMERINTAHAN

Dalam konteks ilmu pemerintahan, hubungan antara Negara dan civil society atau masyarakat
madani berlangsung dalam suatu hubungan pemerintahan (governance relationship) bersifat
transaksional dan transformasional. Kedua isi hubungan dimaksud dapat terjadi dalam konstelasi
hubungan pemerintahan yakni hubungan antara pemerintah dan masyarakat madani dalam suatu
wilayah Negara.

Masyarakat madani merupakan kumpulan manusia sebagai subjek dan manusia sebagai
makhluk paradoksal. Optimalisasi fungsi masyarakat madani melalui aneka posisi dalam hubungan
pemerintahan dimaksudkan ditujukan untuk pemenuhan berbagai tuntutan dan kebutuhan
masyarakatmadani itu sendiri baik dalam posisi sebagai yang diperintah maupun rakyat, masyarakat,
dan lainnya. Tuntutan disiniberkaitan dengan pemenuhan hak- hak, baik hak bawaan, hak eksistensial,
hak berian maupun dengan hak- hak yang terkait dengan satu kewajiban. Kebutuhan ini terutama
kebutuhan yang menyangkut tuntutan bagi pemenuhan kebutuhan dasariah manusia, agar ia bisa hidup
secara wajar. Karena itu dibutuhkan barang dan jasa, layanan (civil), pelayanan public, kepedulian serta
reinventing product untuk perbaikan kualitas pelayanan masyarakat madani.

C. MASYARAKAT MADANI: BAGIAN PERMASALAHAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Ada tiga hal yang masih menjadi persoalan demokrasi di Indonesia. Pertama, bahwa untuk
mewujudkan demokrasi Indonesia kita tidak perlu mulai dari titik nol, betapa pun lemahnya institusi-
institusi demokratis di negara kita dan betapa pun otoriter dan paternalistic pola kehidupan politiknya,
unsur- unsur hakiki demokratisada, tidak hanya secara formal institusional, melainkan secara
substansial.

Kedua: meskipun ada bibit- bibit substansial kehidupan demokratis, masih nbanyak yang perlu
dikembangkan agar demokrasi Indonesia menjadi betul- betul substansial. Demokrasi Indonesia masih
ada deficit cukup besar. Unsur –unsur demokratis yang nyata-nyata ada dan menurut para peserta
diskursus politik di Negara ini seharusnya ada, masih kempas- kempis, banyak yang digerogoti, dan
tinggal simbolnya saja.

Kesimpulan yang ketiga: peningkatan kadar kedemokratisan kehidupan politik Indonesia tidak
perlu dilaksanakan dengan model banting stir, melainkan cukup dengan cara mengoreksi kepincangan
dan distorsi intrinsic dalam dinamika system politik sekarang, serta dengan mengembangkan dan
membuat jadi nyata lembaga- lembaga demokratis yang ada.Nilai- nilai demokrasi yang dijanjikan
Pancasila adalah demokrasi perwakilan, representativeness. Dengan demikian hubungan pemerintahan
pun berlangsung dalam prinsip- prinsip keterwakilan. Berdasarkan prinsip- prinsip demokrasi yang
dikehendaki Pancasila, maka isi hubungan pemerintahan pun harus dilandasi oleh nilai- nilai Pancasila,
yang tidak hanya mengutamakan kolektivitas perwakilan atau perwakilan oleh sampel tetapi lebih
menekankan hubungan individu manusia Indonesia seutuhnya dengan segala kompleksitasnya dengan
pemerintah sebagai penyedia alat pemenuh kebutuhan yang diperintah.

D. PEMERINTAH: BAGIAN INTEGRAL MASYARAKAT MADANI

Melalui sinergitas peran masyarakat madani dan pemerintah dalam hubungan pemerintah yang
bersifat transaksional dan transformasional, berbagai persoalan dapat diatasi. Masyarakat madani harus
menunjukkan kinerja sebagai bagian dari Negara, sedangkan pemerintah harus menempatkan diri
sebagai bagian integral masyarakat madani. Perluasan makna, posisi ruang lingkup, peran dan fungsi,
serta tanggungjawab dan berbagai kebutuhan masyarakat madani perlu diwacanakan baik secara lisan
maupun tulisan.
BAB 2
HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAHAN DAN
MASYARAKAT MADANI
A. PEMBENTUKAN HUBUNGAN PEMERINTAHAN
Hubungan pemerintahan (governance relations)adalah hubungan yang terjadi antara yang
diperintah dengan pemerintah, satu terhadap yang lain pada suatu posisi dan peran. Fungsi hubungan
pemerintahan ini adalah sebagai pengikat, pembeda, penghubung, dan pembatas antara pemerintah
dengan yang diperintah.
Terbentuknya hubungan pemerintahan berawal ketika ada interaksi antara pemerintah dan
yang diperintah. Dasar interaksi antara pemerintah sebagai pengelola Negara dan rakyat sebagai pemilik
dan consumer produk organisasi Negara adalah fungsi control terhadap kelima ruang lingkup hubungan
pemerintahan (Ndraha, 2003:99-100) yakni:
1. Fungsi pendirian berarti penanaman visi dan misi.
2. Fungsi pemilikan berarti penanaman kepentingan
3. Fungsi pengurusan bertujuan menumbuh kembangkan organisasi sehingga tingkat
efektivitas efisiensi dan produktivitasnya semakin tinggi
4. Fungsi operasi atau permainan bermaksud menciptakan yakni aktivitas membentuk,
menyatakan, mengaktualisasikan, memproduksi, dan mengoperasionalisasikan nilai
yang terkandung di dalam visi dan misi setinggi-tingginya.
5. Fungsi konsumsi berarti penggunaan produk organisasi semuanya diharapkan tanpa
membawa dampak negative terhadap lingkungan, orang, konsumen, masyarakat yang
pada gilirannya menimbulkan konflik.

Bentuk dan isi hubungan pemerintahan dan yang diperintah yang harus dipahami dan
diterapkan dalam proses pemerintahan sehingga tercapai keseimbangan dinamik antara pemerintah
dan yang diperintah baik dalam hubungan yang bersifat transaksional maupun transformasial dengan
mengembangkan model komunikasi pemerintahan yang efektif.

B. KESENJANGAN ANTARA SUBKULTUR KEKUASAAN, SUBKULTUR EKONOMI, DAN


SUBKULTUR SOSIAL DALAM HUBUNGAN PEMERINTAHAN

Ilmu pemerintahan memandang ‘’masyarakat madani’’ beserta segenap posisisnya bertolak


dari manusia sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan mempunyai kebutuhan (human needs) yang
harus dipenuhi dan dilindungi.

Pemenuhan akan, dan perlindungan atas kebutuhan tersebut tunduk di bawah hukum
alam, yaitu hukum kelangkaan (the law of scarcity), sehingga terbentuk kesenjangan yang tajam antara
penawaran alat pemenuh kebutuhan dengan permintaan atau kebutuhan. Satu- satunya cara untuk
mengurangi kesenjangan itu adalah peningkatan nilai setiap sumber daya baik sumberdaya alam,
sumberdaya manusia, maupun sumberdaya buatan sebagai penghasil alat pemenuh kebutuhan setinggi-
tingginya. Inilah subkultur ekonomi (SKE).
Di beberapa Negara ketiga subkultur berjalan selaras, seimbang, dan serasi. Berbeda halnya
di Indonesia. Melalui pengamatan empiric, di Indonesia SKS itulah yang menunjukkan kelemahan
structural dan fungsional.

C. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MADANI

Permasalahan ketidakseimbangan hubungan antara ketiga komponen subkultur bangsa


anatara ketiga komponen subkultur bangsa di atas mengungkapkan empat masalah. Pertama, tiada atau
lemahnya SKS (consumer) untuk menyampaikan aspirasi, dukungan, atau tuntutannya kepada SKK,
kedua, lemahnya consumer dalam mempengaruhi proses pemenuhan tuntutannya tersebut, ketiga,
rendahnya kemampuan consumer dalam menggunakan produk pemerintahan yang ada dan
kesempatan yang tersedia guna memperoleh manfaat yang sebesar- besarnya, dan keempat, pada
gilirannya SKStidak mampu berfungsi, berintegrasi, dan bersinergi di dalam system bangsa.

Sejauh ini telah diidentifikasi empat bidang pemberdayaan: structural, political,


ekonomikal, dan social structural, dengan tujuan masing- masing sebagai berikut:

NO JENIS PEMBERDAYAAN TUJUAN


1 Pemberdayaan Struktural Membangun Akses (Struktur) Kompatibel Antar Ketiga
Subkultur(SKE, SKK, dan SKS)
2 Pemberdayaan Politikal Meningkatkan Bargaining Power SKS Terhadap SKK Sehingga Ia
Mampu Mengontrol SKK Dengan Aktif
3 Pemberdayaan Ekonomikal Memampukan SKS Untuk Menggunakan Produk Produk SKK
Sehingga SKS Memetik manfaat Sebesar besarnya
4 Pemberdayaan Sosio- Mengintegrasikan SKS ke Dalam Kehidupan Bangsa Dan
Kultural Memampukannya Memberi Sumbangan Maksimal Demi Kemajuan
Nasional
BAB 3
PERKEMBANGAN KONSEP MASYARAKAT MADANI
Perkembangan masyarakat madani dimulai dengan mengetahui sejarah perkembangan konsep
masyarakat madani itu sendiri, baik dalam wacana akademi maupun wacana popular lainnya.

A. SEJARAH PEMIKIRAN MASYARAKAT MADANI


Perkembangan konsep masyarakat madani di Indonesia sendiri berjalan sangatlah
cepat. Seligman seperti yang dikutip Mun’im (1994:6) mendefinisikan istilah civil society sebagai
seperangkat gagasan etis yang mengejawantah dalam berbagai tatan sosial, dan yang paling
penting dari gagasan ini adalah usahanya untuk menyelaraskan berbagai konflik kepentingan
antar individu, masyarakat, dan Negara.
Perjuangan masyarakat madani di Indonesia pada awal pergerakan kebangsaan di
pelopori oleh Syarikat Islam (1912). Tuntutan perjuangan transformasi menuju masyarakat
madani pada era reformasi tampaknya sudah tak terbendungkan lagi dengan tokoh utamanya
adalah Amien Rais dari Yogyakarta. Civil Society dapat diartikan sebagai komunitas masyarakat
kota, yakni masyarakat yang telah berperadaban maju. Sebaliknya, lawan dari kata atau istilah
masyarakat nonmadani adalah kaum pengembara, badawah, yang masih membawa citranya
yang kasar, berwawasan pengetahuan yang sempit, dll.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat madani pada
prinsipnya memiliki makna ganda, yaitu : demokrasi, transparansi, toleransi, potensi, aspirasi,
koordinasi, dan hak asasi. Namun yang paling dominan adalah masyarakat yang demokratis.
Manfaat yang diperoleh dengan terwujudnya masyarakat madani adalah terciptanya
masyarakat Indonesia yang demokratis sebagai salah satu tuntutan reformasi di dalam negeri
dan tekanan-tekanan politik dan ekonomi dari luar negeri. Guna mewujudkan masyarakat
madani dibutuhkan motivasi yang tinggi dan partisipasi nyata dari individu sebagai anggota
masyarakat. Ciri utama masyarakat madani adalah demokrasi.
Dalam masyarakat barat erat kaitannya dengan perkembangan masyarakat di Eropa
Timur dibawah rezim sosialis. Para sarjana di barat mula-mula melihat konsep itu dalam gejala
pergerakan Serikat Buruh Solidaritas yang bangkit melawan Negara. Dimana Negara sangat kuat
dan mendominasi kehidupan individu dan masyarakat. Tetapi dalam realistas serikat buruh
ternyata cukup kuat dan berperan sebagai masyarakat sipil berhadapan dengan Negara.

1. CIVIL SOCIETY = MASYARAKAT SIPIL?


Dalam konsep Lock dan Rousseau belum dikenal pembedaan antara masyarakat sipil
dan Negara. Karena Negara, lebih khusus lagi, pemerintah, adalah merupakan bagian dan
salah satu bentuk masyarakat sipil. Bahkan keduanya beranggapan bahwa masyarakat sipil
adalah pemerintahan sipil, yang membedakan diri dari masyarakat alami atau keadaan
alami.
Pembedaan antara masyarakat sipil dan Negara timbul dari pandangan Hegel (1770-
1831), ia melihat masyarakat sipil sebagai wilayah kehidupan orang-orang yang telah
meninggalkan kesatuan keluarga dan masuk ke dalam kehidupan ekonomi yang kompetitif.
Para pemikir menasarkan diri pada teori State of Nature ari John Locke dan Social
Contract dari Rosseau. Bedanya, kedua pemikir itu mendefinisikan masyarakat sipil sebagai
masyarakat ekonomi maupun politik, sementara Hegel, Marx dan Gramsci, menganggap
masyarakat sipil semata-mata sebagai masyarakat ekonomi, sementara itu mereka
memisahkan masyarakat politik secara sendiri sebagai Negara.

2. CIVIL SOCIETY = MASYARAKAT MADANI?

Dalam proses terbentuknya masyarakat sipil dan negara modern di Eropa Barat dan Amerika
Utara, Negara telah disingkirkan dari arena politik dan kenegaraan. Tentang peranan Negara itu sendiri
banyak timbul kontroversi. Satu versi pandangan mengajukan prinsip non-intervensi dan laissez faire di
bidang ekonomi, paling tidak peranan Negara yang minimal.

Kecenderungan idealistic dan integralistik bisa memarginalkan peranan agama. Marginalisasi


agama berarti pengeringan sumber-sumber nilai. Karena itu nilai nilai keagamaan perlu dikembangkan
dengan memperkuat masyarakat sipil, sebagai benteng kepentingan-kepentingan dan aspirasi
masyarakat, termasuk masyarakat agama, yang kedudukannya cukup dominan dalam masyareakat
Indonesia.

B. MASYARAKAT MADANI DAN NEGARA

Masyarakat madani vis a vis Negara dapat dideskripsikan sebagai wilayah-wilayah kehidupan
sosial yang terorganisasi dan bercirikan, a.l., kesukarelaan, keswasembadayaan, dan keswadayaaan,
kemandirian tinggi berhadapan dengan Negara, dan keterikatan dengan norma-norma atau nilai-nilai
hukum yang diikuti oleh warganya. Civil society dipercaya memperkuat political engagement, dan pada
gilirannya political engagement memperkuat partisipasi politik yang merupakan inti dari demokrasi.

C. MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA

Di Indonesia, masyarakat madani sukar tumbuh dan berkembang pada rezim Orde Baru karena
adanya sentarlisasi kekuasaan melalui korporatismedan birokratisasi di hampir seluruh aspek
kehidupan, terutama terbentuknya organisasi-organisasi kemasyarakatan dan profesi dalam wadah
tunggal, seperti MUI, KNPI, PWI, SPSI, HKTI, dan sebagainya. Organisasi-organisasi tersebut tidak
memiliki kemandirian dalam pemilihan pemimpin maupun penyusunan program- programnya, sehingga
mereka tidak memiliki kekuatan control terhadap jalannya roda pemerintahan.
D. MENUJU MASYARAKAT MADANI

Terbentuknya masyarakat madani adalah bagian mutlak dari wujudb cita- cita kenegaraan yaitu
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia memiliki semua
perlengkapan yang diperlukan untuk menegakkan masyarakat madani. Dan kita semua sangat
berpengharapan bahwa masyarakat madani akan segera tumbuh semakin kuat di masa yang akan
datang. Menggelindingnya bola reformasi harus terus didorong agar dapat memperkuat basis madani
demi meningkatkan taraf hidup rakyat. Patut disyukuri bahwa hingga kini kita masih bersama dalam satu
Negara yang merdeka, berdaulat, dan semakin demokratis.
BAB 4
SIAPA MASYARAKAT MADANI?
A. PENDAHULUAN

Negara terdiri atas pemerintah, penduduk, dan wilayah. Pemerintah menjadi penyelenggara
Negara sedangkan penduduk atau masyarakat menjadi yang diperintah. Interaksi pemerintah dan yang-
diperintah berlangsung dalam hubungan pemerintahan (governance relationships), hubungan antara
pemerintah dan yang-diperintah. Hubungan pemerintahan dibangun atas dasar kemitraan (partnership)
sebagaimana yang dialami Negara yang menerapkan system liberal-demokratis atau berdasarkan system
top-down yang dipraktekkan di dalam pemerintahan otoriter-totaliter dengan sentralisme.

B. ANEKA KEDUDUKAN DAN POSISI MASYARAKAT MADANI

Masyarakat madani adalah sebuah konsep yang isisnya mengandung nilai-nilai makhluk,
manusia, orang, penduduk, warga masyarakat, warga bangsa,warga dunia, rakyat, dan yang diperintah.
Focus utamanya adalah manusia sebagai subjek yang diperintah. Dari focus itu akan mengalir unsur
yang-diperintah baik sebagai individu maupun sebagai kesatuan kelompok manusia.

1. MAKHLUK

Implikasi konsep makhluk hidup dalam ilmu pemerintahan begitu luas. di dalam masyarakat,
misalnya berdiri berbagai kelompok.

2. MANUSIA

Perhatian ilmu pemerintahan terfokuspada pendidikan yang membentuk manusia sendiri, yaitu
manusia yang mampu menentukan pilihan masa depannya dengan bebas.

3. ORANG

Seorang pribadi biarpun sudah memperoleh eksistensi, harus melengkapinya menurut


pilihandan melalui keputusannya sendiri.

4. PENDUDUK

Penduduk atau populasi pada prinsipnya menunjuk pada aspek jumlah dan komposisi aneka
kelompok sosial dan perubahan dinamisasi yang menjadi ciri khasnya

5. MASYARAKAT

Warga masyarakat merupakan proses akhir baik bersifat biologis maupun bersifat sosial. Satu
masyarakat terbentuk atas dasar motif kepentingan bersama, kepemilikan nilai bersama, serta proses
pengelompokan yang disebut proses dekat-mendekat dan proses jauh-menjauh.
6. CIVIL SOCIETY

Civil society menunjukkan bahwa masyarakat telah mampu membedakan mana urusan public
dan mana urusan pribadi.

7. NEGARA

Dalam hal demokratisasi jauh lebih luas daripada demokrasi, dan ketidakseimbangan yang
timbul harus ditangani. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa Negara dan civil society harus berada
dalam pola kemitraan, saling mendukung, saling membantu dan saling mengontrol.

8. WARGA BANGSA

Proses pembentukan bangsa dan kesebangsaan lebih cepat dan lebih stabil terjadi pada
masyarakat yang relative homogeny dan ukuran keuangan tidak terlalu besar. Untuk Indonesia,
diperlukan strategi budaya yang spesifik di dalam pembentukan bangsa dan kesebangsaan.

C. PENGARUH CIVIL SERVICE DAN PUBLIC SERVICE TERHADAP SIKAP DAN PERILAKU
MASYARAKAT

Interaksi antara peran pemerintah sebagai subyek pelayanan dan rakyat sebagai obyek
pelayanan melibatkan beberapa dimensi peran sebagaimana dikemukakan Bidle & Thomas. Mereka
membagi 4 dimensi peran yang menghasilkan respons tertentu. Dimensi peran yang dimaksud meliputi:

1. Orang yang mengambil bagian dalam interaksi


2. Perilaku yang muncul dalam interaksi itu
3. Kedudukan orang- orang dalam perilaku
4. Kaitan antara orang dan perilaku
D. REINVENTING PRODUCT

Reinventing product tidak berjalan sendiri; ia hanya merupakan satu diantara empat langkah:
(1) reinventing product yang mengidentifikasi hal-hal apa saja yang pada suatu saat dituntut oleh suatu
masyarakat, (2) reinventing process of providing, yaitu mengidentifikasi cara- cara dan alat yang
diperlukan untuk memproses produk dan manfaat yang dibutuhkan masyarakat, (3) reinventing input,
yaitu mengidentifikasi organ yang bagaiman yang dianggap mampu menyediakan output tersebut, dan
(4) reinventing outcome, yaitu hal apa yang harus dilakukan agar output memberikan manfaat sebesar-
besarnya kepada consumer.
BAB 5
HAK MASYARAKAT MADANI
A. CIVIL RIGHTS
1. SEJARAH CIVIL RIGHTS
1.1.AWAL PERGERAKAN CIVIL RIGHTS
Pengurangan diskriminasi legal dan jaminan persamaaan kesempatan kerja dalam civil rights ats
of 1964 dicapai secara besar melalui kekuatan dramatis dari para pemimpin hitam kelas menengah
kepada kesadaran para elite kulit putih. Para pemimpin kulit hitam tidak berusaha melepaskan aturan-
aturan yang sudah mapan,tetapi untuk membuka kesemlatan kerja untuk kulit hitam untuk
memperoleh keberhasilan dalam system amerika .Para elite nasional menjamin secara legal menjamin
mendiskriminasi dalam penjualan atau penyewaan perumahan pada tahun 1968,suatu tindakan yang
secara jelas tidak sesuai dengan referensi orang-orang kulit putih pada saaat itu. Dukungan elite atas
persamaaan kesempatan kerja tidak memuaskan tuntutan orang (massa)kulit hitam atas persamaaan
yang absolut. Perbedaaan antara orang kulit hitam dan putih dalam perubahan hidup tetap
ada,walaupun perbedaaan atau gap mungkin mengecil dalam jangka panjang.

1.2. PERKEMBANGAN KEBIJAKAN CIVIL RIGHTS


Tujuan gerakan hak-hak civil adalah untuk mencegah diskriminasi dan segregasi oleh pemerintah
terutama Negara bagian,kotamadya dan sekolah.Selain itu,gerakan ini berusaha mengurangi
diskriminasi di segala bidang atau segmen kehidupan Amerika,kehifupan umum dan pribadi ,organisasi
swasta dan individu.Puncak dari gerekan tersebut terjadi pada 28 agustus 1963,dimana lebih dari
200.000 orang kulit putih dan hitam berpartisipasi dalam demontrasi besar-besaran,yang didukung oleh
banyak pemimpin buruh ,kelompok agama ,dan tokoh-tokoh politik. Sebagai respon terhadap
demonstrasi ini ,presiden Kennedy mengajukan rancangan undang-undang hak sipil kepada Kongres,04
juli 1964 , sebagai salah satu langkah terpenting persamaan antara kulit hitam dan putih di amerika.

1.3. KEBIJAKSANAAN UMUM DAN TINDAKAN AFIRMATIF


Tujuan gerakan hak civil bergeser dari tujuan tradisional dari persamaan kesempatan kerja
melalui mendiskriminasi saja,kepada tindakan afirmatif untuk mrnrtapkan tujuan dan jadwal untuk
mencapai persamaan absolut antara orang kulit putih dan hitam.Gagasan afirmatif tersebut menguji
keberhasilan kesempatan kerja yang sama dengan mengamati apakah orang kulit hitam mendapat
pengakuan,dan pekerjaan dalam perimbangan jumlah penduduk.

2.CIVIL RIGHTS SEBAGI BAGIAN DARI HAM UNIVERSAL

Dimulai dengan proses legislasi HAM oleh majelis umum PBB antara 1947-1948 yang
menghasilkan The universal declaration of human rights pada 10 Desember 1948, HAM mulai
diperhatikan untuk tidak saja diakui tetapi untuk dilaksanakan oleh segenap masyarakat dunia.

Deklarasi universal HAM, 1948 itu terdiri dari 30 pasal dan memuat macam hak yang
dikategorikan ke dalam hak persona, hak legal, hak sipil, hak politik, hak subsistensi, hak ekonomi, hak
sosial, dan hak kultural. Guna pemahaman yang komperhensif dan integral tentang hak sipil dan politik,
hak ekonomi, sos-bud sebagai bagian dari HAM kiranya dapat dicapai melalui pengkajian tentang
piagam HAM dan konvenan.

3.ISI DAN RUANG LINGKUP CIVIL RIGHTS

Civil rights merupakan hak asasi masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Isi civil rights
terdiri dari 6 bagian dan 35 pasal. Bagian 1 menjelaskan hak semua bangsa, bagian 2 berisiskan
perjanjian dan kewajiban serta usaha usaha anggota PBB, bagian 3 merinci ruang lingkup hak-hak sipil
dan politik masyarakat. Bab 4 berisikan pembentukan komite HAM .Bagian 5 dan 6 berisi ketentuan
penutup tentang pemberlakuan secara universal,mekanisme amandemen isi perjanjian oleh anggota
PBB, serta tugas Sekjen PBB untuk menindaklanjuti konvenan ini kepada Negara anggota PBB.

Positive duties sebagai kewajiban pemerintah itu meliputi ha katas perlindungan hukum ,ha
katas partisipasi politik,hak privasi dan hak otonomi. Namun ,pemenuhan hak-hak itu mengharuskan
adanya pemberian keuntungan positif seperti siding pengadilan yang adil,pemilu yang bebas
,perlindungan dari pelanggaran yang dilakukan polisi dan aparat pemerintah lainnya. Tetapi,sekalipun
pemerintah dibatasi agar tidak melakukan penyalahgunaan yang baru,namun problem sosial ekonomi
,kemiskinan,kebodohan,penyakit,diskriminasi,dan eksploitasi ekonomi tidak akan beriming karenanya .

Dalam kondisi problematik ini ,ada 3 keyakinan bagi pemecah masalah ini,yakni:
Pertama ,problem sosial ekonomi mulai dilihat sebagai problem yang harus dipecahkan pemerintah,dan
karenanya ,jika tidak terpecahkan dipandang sebagai pelanggaran hak-hak sipil dan politik masyarakat.
Kedua,penderitaan manusia dan ketimpangan merupakan hasil yang lahir dari kondisi sosial politik dan
ekonomi yang dapat diubah sehingga dapat dikontrol oleh moral dan politik.
Ketiga,sistem politik,ekonomi,dan sosial benar-benar tidak dapat dipisahkan atau bahwa kekuasaan
pemerintah sering diperalat untuk menciptakan dan mempertahankan institusi ekonomi dan sosial yang
menguntungan kelompok tertentu.

4.IMPLEMENTASI CIVIL RIGHTS DI INDONESIA


Konstitusi Indonesia sesungguhnya telah mengatur HAM baik sipil dan politik maupun hak
ekonomi, sos-bud melalui berbagai pasal dan penjelasan UUD 1945, TAP MPR, UU, PP, Kepres, Inpres,
Kepmen, Inmen, SKB, SE, sampai pada Perda, Keputusan bupati, Instruksi Bupati serta paling rendah,
Keputusan kepala Desa dan kepala kelurahan. Penghargaan atas HAM bagi bangsa Indonesia, jauh
sebelum Negara Indonesia ada, jauh sebelum UUD 1945 disusun bahkan lebih tua dari HAM PBB, 1948
itu sendiri. Namun substansi materi yang diatur tidak setransparan, tidak seluas dan tidak sejelas yang
ditetapkan PBB. Atau pun walau sudah diatur tetapi penegakkannya yang masih lemah, masih
terpengaruh oleh budaya pemerintahan dan system politik serta system kemasyarakatan Indonesia yang
belum memungkinkan jaminan penegakan HAM itu sendiri.
Dari isi dan ruang lingkup jaminan perlindungan dan pemenuhan HAM dalam UU HAM, 1999 itu,
belum semua isi hak-hak sipil dan politik serta hak ekonomi, sos-bud sebagai bagian HAM universal
diakomodir. Rencana ratifikasi kedua bidang HAM universal tidak menunjukkan konsekuensi Indonesia
dalam mengimplementasikan konsep indivisibility HAM. Melalui peratifikasian kedua kovenan
internasional dimaksud diharapkan berbagai permasalahan HAM bidang sipil dan politik, ekonomi,
sosial, dan budaya. Dengan demikian, selain pemerintah mempunyai batasan perilaku perlindungan
HAM, pemerintah juga, terlebih aparat penegak hokum dan pelayanan masyarakat langsung memahami
makna HAM bagi eksistensi suatu pemerintahan.

B. HAK SIPIL MASYARAKAT MADANI

Hak hak sipil dan politik merupakan konsekuensi logis dari perang dingin antara kepentingan
sosialis dan kekuatan blok kapitalis yang turut mempengaruhi kinerja komisi HAM PBB dalam proses
legislasi perjanjian internasional HAM.

Model legislasi kovenan internasional hak-hak ekonomi, sosial, budaya (ICESCR) dikenal juga
dengan sebutan hak-hak positif. Perjanjian ini memuat ketentuan mengenai tuntutan peran maksimal
Negara. Hak utama adalah hak perlindungan atas hukum. Termasuk di dalamnya adalah hak perlakuan
sama di depan hukum. Model legislasi kovenan internasional hak hak sipil dan politik (ICCPR) dikenal
juga sebagi hak hak negative. Artinya hak hak dan kebebsan pihak yang diperintahkan akan dapat
terpenuhi apabila peran Negara terbatasi atau terlihat minus. Hak hak negative dapat diklasifikasikan
terhadap hak hak dan kebebasan dasar yang dicantum dalam ICCPR. Klasifikasi pertama berkaitan
dengan jenis hak yang non-derogable, yaitu hak-hak yang bersifat absolut yang tidak boleh dikurangi
pemenuhannya oleh Negara, walau dalam keadaan darurat sekalipun. Yang termasuk di dalamnya
adalah (i) ha katas hidup, (ii) hak bebas dari penyiksaan, (iii) hak bebas dari perbudakan (iv) hak bebas
darpenahanan karena gagal memenuhi perjanjian (v) hak bebas dari pemindahan yang berlaku surut (vi)
hak bebas dari perbiudakan (vii) ha katas kebebasan berpikir. Negara-negara yang melakukan
pelanggaran atas hak-hak daraiah tersebut akan dikecam secara internasional sebagai pelanggar serius
HAM.

Kelompok kedua adalah hak-hak derogable, yaitu hak-hak yang boleh dibatasi atau dikurangi
pemenuhannya oleh Negara pihak. Hak hak yang termasuk dalmanya adalah (i) hak atas kebebasan
berkumpul (ii) hak atas kebebasan berserikat (iii) ha katas kebebasan menyatakan pendapat.

1. HAK-HAK SIPIL MAKHLUK, MANUSIA, DAN ORANG


1.1. MAKHLUK

Dari konteks ciptaan berarti makhluk memiliki hubungan dengan sang pengada yang
mengadakannya. Pengada adalah sang Pencipta yang disebut Al Khalik. Manusia merupak makhluk
paling istimewa dan sempurna yang diciptakan Tuhan, karena memiliki tripotensial- yaitu kesadaran
budi, kehendak baik, dan kebebasannya.

1.2. MANUSIA

Manusia merupakan makhluk multidimensional, makhluk yang sekaligus misteri dan misery.
Setiap manusia memiliki hak bersama untuk hidup dan mengolah lingkungan, setiap orang berhak atas
pengakuan yang sama sebagai manusia di muka hukum dimanapun dia berada. Semua orang
berkedudukan sejajar di muka hukum tanpa diskriminasi apapun.
1.3. ORANG

Setiap orang memiliki hak dan kebebasan untuk berkumpul dan berserikat. Setiap orang
memiliki hak kebebasan untuk berserikat dengan orang lain, termasuk hak untuk membentuk dan
bergabung dengan serikat dagang untuk melindungi kepentingannya. Hak ini termasuk tujuan ekonomi
dan politik.

2. HAK-HAK SIPIL PENDUDUK, MASYARAKAT, RAKYAT, WARGA NEGARA


2.1. PENDUDUK

Setiap penduduk memiliki hak atas kesediaan barang-barang yang dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup serta kehidupan yang layak. Sebaliknya mereka, tidak boleh dijadikan komoditi aktif
pemerintah.

2.2. Masyarakat

Secara eksternal berarti mengikuti Negara semua pihak untuk menghormati dan memajukan hak
hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri. Ini berarti rakyat bebas menentukan status internasional
mereka, apakah mau membentuk negra baru, atau menggabungkan diri dengan Negara yang ada.

2.3. RAKYAT

Disini rakyat memiliki hak untuk menentukan wakilnya dalam badan yang berwenang untuk
membuat undang-undang. Pemilihan itu harus umum, bebas dan rahasia. Rakyat mempunya hak untuk
memilih, mengangkat, dan mengontrol pemerintah.

2.4. WARGA BANGSA

Semua bangsa memiliki ha katas penentuan nasib sendiri, berdasarkan hak itu mereka bebas
menentukan status politik dan bebas melaksanakan pembangunan ekonomi, sosisal, dan budaya
mereka. Setiap bangsa, untuk tujuan mereka sendiri dapat secara bebas mengatur segala kekayaan dan
sumber alamnya.

2.5 WARGA NEGARA

Dalam kedudukan sebagai warga Negara, peran serta rakyat, penduduk, orang, manusia dan
masyarakat dikristalisasikan dalam proses pemerintahan. Hak-hak asasi sipil dan politiknya
memungkinkan untuk mengambil bagian dalam proses politik dan proses pemerintahan.
BAB 6
KEBUTUHAN MASYARAKAT MADANI
1. JENIS KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Hal yang paling azasi yang dilakukan manusia menguasai alam, mengolahnnya melalui tindakan
bekerja.ada banyak cara dan upaya guna mendapatkan pemenuhan kebutuhan pokok. Alam belum
menyediakan sesuatu yang sudah jadi, sesuatu yang siap pakai untuk memenuhi kabutuhan dasarilah
manusia. Dengan demikian, peran pemerintah sebagai actor pelayanan diarahkan demi perwujudan
suatu sosok pemerintahan yang responsive,akomodatif,dan sensitive terhadap kebutuhan rakyat.
Produk-produk kebutuhan dan tuntutan yang diperintah berupa barang,jasa public,jasa pasar,layanan
civil dan kebutuhan akan kepedulian baik terhadap rakyat maupun terhadap lingkungan sekitar.

1. BARANG
Salah satu cara mengelompokkan barang yaitu barang konsumsi dan barang modal. Barang
diproduksi seefisien mungkin dijual semahal mungkin dan digunakan sepenuh mungkin,
untuk menciptakan nilai baru, nilai tambah, dan nilai lebih setinggi mungkin, sedapatnya
bagi setiap pihak yang terkait dalam proses tersebut.

2. JASA
Jasa pasar adalah jasa yang dikelola, diproses ,dan dijual beli menurut mekanisme pasar.
Jasa public menonjol saat munculnya paham the right to welfare dan Negara kesejahteraan.
Pada saat tingkat kemampuan masyarakat masih rendah pemerintah bertindak sebagai
provider tunggal layanan public.
3. LAYANAN

Layanan dapat diartikan sebagai produk atau alat yang digunakan provider dalam
memasarkan atau mendistribusikan produknya. Perubahan yang paling penting adlah
diperluasnya peran pasar pelayanan keuangan dunia yang beroperasi pada hitungan waktu
riil. Layanan adalah sebagai produk.

a. Layanan- Civil

Civil service merupakan istilah yang relative baru yang digunakan untuk melukiskan satu ciri
pemerintah lama yang menjadi penting dalam system politik modern. Layanan civil dapt
dibedakan menjadi layanan sipil untuk pemenuhan hak bawaan (HAM), hak manusia, dan
layanan sipil untuk pemenuhan hak derifatif, hak berian atau hak sebagai bagian hukum yang
menyangkut diri seseorang.
b. KKN penghancur layanan sipil

Kkn merupakan penyakit kronis yang telah menyerang sendi kehidupan bangsa dan Negara di
bidang ekonomi dan politik. Pemerintah telah menyalahgunakan kekuasaan jabatannya
untuk keuntungan pribadi.

4. KEPEDULIAN

Individualisme baru diasosiasikan dengan mundurnya tradisi dan adat kebiasaan dari
kehidupan. Fenomena dampak globalisasi memiliki 2 macam kepedulian yaitu kepedulian
terhadap sesama dan kepedulian terhadap lingkungan fisik.

2. BATASAN CIVIL SERVICE

Definisi civil service sebagai: semua orang yang bekerja pada lembaga pemerintahan yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat guna pemenuhan berbagai kebutuhan barang dan jasa.
Untuk memfasilitasi pelayanan kepada masyarakat, maka diperlukan suatu system layanan sipil yang
efektif.

3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYAN CIVIL

Civil service merupakan lembaga mediasi technical corp antara pemerintah dan masyarakat yang
diarahkan pada pencapaian efektivitas, efisiensi, dan produktifitas pelayanan kepada masyarakat. Untuk
itu, sangat dibutuhkan suatu teknologi pelayanan spesifik-sistematik yang mempercepat dan
mempertinggi civil rights, lingkungan ekonomis, politik, dan sosial dalam membentuk rancangan system
civil service.

4. KONSEP CIVIL SERVICE DALAM ILMU PEMERINTAHAN

Ilmu pemerintahan,pengelola program Pasca sarjana sering menggunakan layanan civil dan civil
service untuk menjelaskan salah satu tugas utama pemerintah sebagai pelayanan rakyat ,bersifat
monopolistik,tidak dapat diprivatisasikan kepada lembaga swasta. Layanan civil disamakan dengan civil
service dan layanan birokrasi,sedangkan layanan itu sendiri dimaknai sebagai produk dan sebagai cara
atau alat yang digunakan untuk mendistribusikan produknya.

5. RUANG LINGKUP CIVIL SERVICE

Civil service sebagai monopoli pemerintah,sedangkan public service dapat diprivatisasikan atau
dapat disediakan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Layanan civil dapat dibedakan menjadi
layanan civil guna memenuhi hak bawaan manusia dan layanan civil guna memenuhi hak derivative, hak
berian atau hak sebagai akibat hukum yang menyangkut diri seseorang.

6. STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS CIVIL SERVICE

Civil service memberikan penekanan pada orang dan lembaga. Kondisi/layanan yang diberikan
oleh civil service sangat ditentukan oleh factor pembayaran. Lembaga pemerintahan perlu mengubah
paradigm pengkajian dan menyesuaikan standar pengkajian yang ada dalam civil service dengan kriteria
pasar. Perlu adanya perimbangan yang adil dengan system pembayaran yang ada di organisasi swasta.

7. IMPLEMENTASI CIVIL SERVICE DI INDONESIA

Jaminan civil rights di Indonesia diatur dalam UUD 1945 berupa Tap MPR,UU,PP dan
Kepres.Berbagai kebijakan civil service dirumuskan dan dilaksanakan pemerintah pada segala level. Civil
rights dioprasionalkan dalam civil service yang selanjutnya menjadi tugas pokok dan fungsi lembaga
pemegang kekuasaan Negara. Setiap lembaga Negara berkewajiban memenuhi hak-hak sipil,politik,
sosial ,ekonomi dan budaya masyarakat yang dilayaninya sesuai dengan ruang lingkup tugas dan fungsi
masing-masing.

8. KONSEPSI PELAYANAN PUBLIK

Pelayanan adalah serangkaian kegiatan atau proses pemenuhan kebutuhan orang lain secara
lebih memuaskan berupa produk jasa yang dicirikan oleh tidak berwujud ,cepat hilang , lebih dapat
dirasakan daripada dimiliki dan pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi
jasa tersebut. Kolter (1994:456-495} mengklarifikasikan karakteristik pelayanan
Intangibility,Inseparability,Variability dan Perishability).

9. PELAYANAN PUBLIK SEBAGAI TUGAS POKOK PEMERINTAH

Tugas pelayanan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat sangat ditentukan oleh
system nilai budaya pemerintah dan budaya masyarakat tersebut. Nilai-nilai budaya pemerintah
diidentifikasi dalam 3 sistem yakni:

1. System nilai layanan pemerintah kepada masyarakat yang berkembang menjadi Civil
Services dan layanan kepedulian. Melalui layanan ini hak rakyat, penduduk, konsumen,
lingkungan dan setiap warga Negara dipenuhi secaraadil tanpa pandang bulu, diminta
dan dituntutatau pun tidak sama sekali.
2. System nilai perlindungan dan pemeliharaan
3. System nilai pengusahaan dan pengembangan

Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tugas pemerintah yang utama adalah menyelenggarakan
pelayanan kepada masyarakat. Selama masyarakat belum mampu menyelenggarakan urusan atau
kebutuhannya secara manusiawi, maka pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakan sesuai
tuntutan dan kebutuhan masyarakat sebagai salah satu bentuk pelayanan.

Hubungan antara pemerintah dan rakyat adalah hubungan antara produsen dan konsumen,
dimana pemerintah sebagai produsen dan rakyat sebagai konsumen. Dalam hubungan ini, rakyat
berkepentingan, kemudian pemerintah mengakui, menghormati,memenuhi dan melindungi. Oleh
karena itu kewajiban pemerintah adalah untuk menyelenggarakan fungsi pelayanan itu dengan sebaik-
baiknya sehingga memberikan kepuasan yang optimal kepada rakyat.
10. BENTUK-BENTUK PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

Menurut Farnham dan Horton (1993: 29) penyelenggaraan pelayan public dapat merujuk pada
berbagai alternative kelembagaan sebagai berikut:

1. Sepenuhnya swasta (fully private)


2. Swasta dengan sebagian milik pemerintah (private with part state ownership)
3. Gabungan antara Swasta dengan pemerintah (joint private and public ventures)
4. Swasta dengan aturan khusus ( private regulated )
5. Sarana pemerintah yang dioperasikan oleh swasta (public infrastructure, operating privately)
6. Pemborongan pekerjaan pemerintahan (contracted out)
7. Pemerintah dengan sainan (public with managed competition)
8. Pemerintahan tanpa saingan (public without competition)

1. Pelayanan pemerintah (government service)

Pelayanan pemerintah adalah mekanisme pemberian pelayanan oleh agen pemerintah melalui
pegawainya. Pemerintah bertindak sebagai penyedia dan sekaligus penghasil, sekaligus penghasil,
sehingga sama sekali tidak melibatkan perusahaan swasta.

2. Penjualan pemerintah (government vending)

Penjualan pemerintah berbeda dengan kasus memaksa pengguna untuk membayar biaya
pelayanan yang diberikan pemerintah. Ketika pemerintah menagih biaya penyediaan air listrik atau jasa
angkutan, bis, pemerintah hanyalah menagih konsumen secara langsung untuk barang barang yang
ditawarkannya sebagai jasa pelayanan pemerintah secara langsung.

3. Kerjasama antar pemerintah

Suatu pemerintah dapat menyaewa pemerintah lain untuk memberikan pelayanan. Dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah, berdasarkan UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah,
mekanisme ini disebut dengan azas tugas pembantuan, yang mengatur hubungna kerjasama antar
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Pemerintah pusat menugaskan pemerintah daerah untuk
melaksanakan urusan pemerintah pusat daerah, missal urusan pendididkan dasar.

4. Perjanjian kerjasama (contracting)

Dalam menyediakan penyediaan barang dan jasa, pemerintah tidak hanya bekerjasama dengan
pemerinth lainnya akan tetapi juga dengan perusahaan swasta dan organisasi non-profit. Dalam hal ini
organisasi swasta bertindak sebagai penghasil jasa dan pemerintah sebagai pengurus atau pengatur
yang membayar penghasil jasa.
5. Hak monopoli (franchises)

Hak monopoli alah salah satu bentuk kelembagaan yang digunakan untuk menyediakan
pelayanan. Di Indonesia, hak monopoli sebagian diserahkan kepada perusahaan egara atau daerah (
BUMN, BUMD) dimana sebagian besar sahamnya dikuasai pemerintah dan sebagian besar yang lain
dimiliki perusahan swasta.

6. Bantuan (grants)

Konsumen toll goods dan barng private dapat disubsidi dan disediakan dalam 2 macam
pengaturan dengan struktur kelembagaan yang berbeda yaitu grant dan vouchers. Bantuan dapat
berupa uang pembebasan pajak, atau fasilitas pajak lainnya, bantuan lunak atau jaminan kredit.

7. Voucher

System voucher juga ditujukan untuk konsumsi barang tertentu dengan konsumen kelas
tertentu. Dalam system voucher, seperti halnya system bantuan, bisa berupa perushaan atau
pemerintah atau konsumen, membayar kepada produsen.

8. Pasar (market)

Penyediaan pelayanan dilakukan oleh perusahaan private tanpa campur tangan pemerintah
walaupun hanya sekadar menetapkan standar pelayanan atau produk tertentu. System pasar sangat
luas digunakan untuk menyediakan barang-barang pokok jasa seperti makanan, jasa, dan pakaian,
perumahan.

9. Pelayanan gratis (voluntary service)

Organisasi sosial secara sukarela menyediakan keperluan dan pelayanan kepada masyarakat,
diantarnya program rekreasi membersihkan jalan, penjagaan keamanan lingkungan. Penyediaan
pelayanan sukarela dapat juga dilaksanakan dengan cara mengontrak dengan perusahaan atau lembaga
swasta untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

10. Swalayan

Keluarga merupakan unit swalayan yang hakiki dan paling efisien dalam urusan rumah tangga,
kesehatan, pendidikan, dan pelayanan kemanusiaan yang menyediakan berbagai pelayanan yang paling
penting bagi keluarga. Ketikpuasan terhadap sekolah konvensional, terkadang dikembalikan lagi kepada
fungsi keluarga seperti dahulu.

11. PENILAIAN KUALITAS PELAYANAN OLEH KONSUMER

Penilaian kualitas pelayanan harus ditinjau dari dua dimensi, yakni dimensi costumer, rakyat
penerima, pemberi pelayan yang dalam hal pelayanan public menjadi tugas dan tanggung jawab
pemerintah. Khusus dari dimensi provider, ditekankan pada kemampuan kualitas pelayan yang disajikan,
oleh orang orang yang melayani dari tingkat managerial hingga ke tingkat front line service.
L. STRATEGI PRIVATISASI PELAYANAN PUBLIK

Konsep privatisasi dalam pelaksanaannya menekankan pada dua aspek, yaitu (1) peningkatan
peran swasta dalam hal aktivitasnya, (2) peningkatan peran swasta dalam hal kepemilikan aset. Dalam
bentuknya yang pertama, yang utama diserahkan dari pemerintah kepada swasta adalah aktivitas-
aktivitas pemerintahan seperti kegiatan pelayanan. Sedangkan pada bentuknya yang kedua, privatisasi
lebih bermakna pada pengalihan aset-aset seperti penjualan saham dan obligasi pada badan-badan
usaha milik pemerintah.

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang baik, maka
model kontrak menjadi populer di Indonesia dengan berbagai keberagaman dalam praktek
pelaksanaannya. Mengacu pada mekanisme privatisasi di Prancis sebagaiman ditulis C.R. Bartone sistem
kontrak meliputi berbagai variasi antara lain:

1. Konsensi

Yaitu suatu persetujuan antara pemerintah dengan pihak swasta, dimana pemerintah memberikan
suatu aset (berupa tanah atau jenis lain) kepadanya dalam satu periode tertentu sesuai dengan masa
kontrak dan mengembalikannya kepada pemerintah setelah masa kontrak selesai.

2. gerence dan service

Dalam model ini, keterlibatan pemerintah sangat tinggi dalam penyediaan dana yang dibutuhkan untuk
membiayai semua kegiatan. Dalam kondsi ini, pemerintah hanya memeberikan pekerjaan kepada pihak
swasta dan memberikan kontraprestasi terhadap apa yang dilakukan.

3. regie

Pihak swasta tidak seluruhnya bertanggung jawab atas biaya yang timbul dari pelayanan yang diberikan.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk memberikan modal baik untuk biaya overhead atau pun
biaya operasional tergantung peraturan yang ada.

4. Afirmasi

Tipe ini memiliki kesamaan dengan konsensi, namun dengan tingkat tanggung jawab yang lebih kecil
dari pihak swasta. Mungkin dalam penyediaan capital cost atau biaya overhead, pemerintah ikut
menyertakan sahamnya dalam penyediaan pelayanan public. Suatu pemberiaan pelayanan akan
mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi apabila:

a. Perusahaan swasta bertindak sebagai pemberi pelayanan (service provider)baik dalam


mekanisme kontrak, franchise atau lainnyha yang bertanggung jawab kepada pemerintah.
b. Pemerintah b ertindak sebagai pengatur pelayanan (service arranger) dan perusahaan swasta
bertindak sebagai pemeberi pelayanan.
c. Ada pengaturan yang beraneka ragam (multiple arrangements) dalam, masyarakat yang dapat
meberikan alternative bagi mereka untuk membandingkan antara satu peraturan atau
alternative dengan lainnya.
M. PERBANDINGAN ANTARA SEKTOR PRIVAT DENGAN SEKTOR PUBLIK

Pelayanan atau sering pula disebut jasa adalah sa;ah satu produk sebuah organisasi di samping
barang dan bersifat abstrak. Factor-faktor yang menyebabkan sector swasta dianggap lebih efisien
dibandingkan sector public antara lain adalah masalah kepemilikan, biaya transaksi (sector public
tidak bersungguh-sungguh untuk meminimalkan biaya transaksi), dinamika politik pasar, tidak
adanya intensif bagi manager public untuk melakukan efisiensi, inovasi dan tidak berani
mengambil risiko, dan tidak adanya kompetisi

1. Faktor kepemilikan

Theory of property rights menerangkan : ada dua jenis property rights; common property
rights yaitu kepemilikan pada sector swasta. Pemilik sector public adalah masyarakat atau
pembayar pajak.

2. Biaya transaksi

Untuk dapat mencapai keuntungan yang maksimal, mensyaratkan perusahaan untuk


meminimalkan ongkos. Tidak adanya target menyebabkan rangsangan untuk menekan ongkos
juga kurang, sehingga berakibat pada terjadinya productive inefficiency.

3. Dinamika politik pasar

Dalam sector public, para manager dan karyawan tidak mempunyai insentif untuk
meningkatkan efisiensi, sehingga tidak adanya ancaman kebangrutan karena pemerintah selalu
menutup kerugian yang diderita.

4. Kompetisi

Melalui kebijakan persaingan, akan muncul ide-ide baru, pengembangan produk dengan
teknologi terbaru, pelayanan yang prima serta teknik pengorganisasian yang canggih.
BAB 7
STANDAR PELAYANAN MINIMAL KEBUTUHAN
MASYARAKAT MADANI
A. LATAR BELAKANG

Penyusunan standar pelayanan minimal yang sekuerang-kurangnya mendekati makna HAM


dalam piagam dan konvensi atau perjanjian internasional dimaksud, harus didukung denga
pemahaman yangbenar, komperhensif tentang pelayanan public keapad masyarakat.

B . PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Masalah yang akan dipecahkan melalui naskah akademik dirumuskan:

a. mengapa standar pelayanan minimal mutlak diperlukan bagi pemulihan hak-hak sipil dan politik
masyarakat?

b. bagaimankah standar pelayanan minimal hak-hak sipil dan politik masyarakat dapat
diimplementasikan?

C. MAKSUD, TUJUAN, DAN MANFAAT STANDAR PELAYAN MINIMAL

1. Maksud

Dimaksudkan untuk merumuskan serta menjelaskan secara abstrak dan universal tentang metode
pemenuhan kebutuhan masyarakat akan hak sipil dan politik.

2. Tujuan

a. mendeskripsikan dan mengeksplanasikan hak-hak sipil dan politik manusia yang harus
dipenuhi pemerintah.

b. memperoleh deskripsi khusus dan konkrit dari mekanisme dan prosedur yang dilakukan
untuk menangani pemenuhan hak sipil dan politik.

c. merumuskan suatu system pelayanan yang menjamin masyarakat benar-benar telah


memperoleh pelayanan yang berkualitas dan memuaskan.

3.Manfaat

Mamfaat teoritis

 Mengisi kekosongan pengetahuan ilmu pemerintahan yang bersifat


taksonomikal .hasil deskripsi dan eksplanansi hak hak sipil dan politik manusia
yang harus dipenuhi pemerintah melalui fungsi pelayannya sebagai suatu proses
berpikir induktif akan dapat dikembangkan menjadi pengetahuan eksplanatif
factual .
 Gunalaksana
Ekplanasi factual tentang standar pelayan minimal telah dimamfaatkan dengan
signifikasi yang tinggi selanjutnya dioperasikan jadi pengetahuan yang konkrit.
Menjadi input bagi pemerintah dan masyarakat dalam memenuhi strategi dan
sasaran hak hak sipil dan politik

D .standar Pelayana Umum Hak Hak sipil

Hal ini di ukur dari terpenuh tidaknya kebutuhan primer,esensil,dan kebutuhan prioritas setiap
posisi dan kedudukan masyarakat .primer yaitu kebutuhan untuk kelangsungan hidup .esensil adalah
kebutuhan primer yang dipreoritaskan oeh banyak masyarakat sedangkan prioritas kebutuhan primer
yang esensil dan harus diprioritaskan

e.standar pelayanan khusus hakhak sipil dan politik

diformulasikan dalam hak hak negative derogable dan non derogable .jenis jenis kebutuhan
hak sipil dimaksud meliputi

 Hak menentukan hidup sendiri


 Hak untuk hidup
 Proses hukum bagi orang yang melakukan kejahatan
 Kebebasan beragam berekspresi dan berpolitik
 Menghormati dan menjamin kewajiban Negara dan pengurangan hak yang yang
di ijinkan dll

F .agenda perjuangan masyarakat madani

I. Perumusan standar pelayanan minimal untuk penanganan hak hak sipil dan politik terutama di
daerah konflik harus di dahului dengan pemahaman yang konprehensif tantang makna HAM
II. Pemenuhan kebutuhan akan pelayan public melalui public services yang menjadi tanggung
jawab bersama pemerintah dan masyarakat
III. Implementasi public services ,civil rights dan civil services di indonesis
BAB 8
MASYARAKAT MADANI
A. Pemikiran Ilmu Pemerintahan Terhadap Pemenuhan Tuntutan Masyarakat Madani Sebagai
Unsur Yang di perintah

1. Masyarakat madani sebagaiman layaknya yang diperintah mempunyai multi posisi yakni
sebagai mahluk ciptaan Tuhan ,manusiaa ,penduduk ,warga dunia ,dan masyarakat
2. Pemenuhan kebutuhan pelayan public melalui public services merupakan tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat
3. Perumusan standar pelayan minimal untuk penangan hak hak sipil dan politik terutama
daerah konflik harus didahului dengan pemehaman yang konprehensif
4. Standar pelayan hak sipil dan politik dapat dilakukan apbila suatu Negara telah meratifikasi
semua keputusan mulai dari universal HAM sampai ICCPR di bawah PBB
B. Agenda ke depan

Agar pelayan hak sipil dan politik dapat di efektifkan diperlukan dukungan normative jaminan
pemenuhan hak sipil melalui berbagai aturan ,ketersediaan infrastruktur dan sumber daya yang
memadai dan mampu mencangkup wilayah permasalah HAM. dan juga implementasi hak sipil
dan politik dengan caraa pembentukan llembaga pemerintah yang menangani urusan tertentu
dan harus dilakukan secara khusus ini dilakukan kaerna tuntutan pemenuhan HAM sagat
dinamis seiring dengan pembanguna pemerintahan yang demokratis

C. CATATAN KRITIS
Yang diperintah, beserta segala tuntutan dan kebutuhannya adalah manusia. Jadi, hubungan
yang dibangun adalah hubungan humanistis, dengan memperhatikan segala potensi jasmani,
rohani (human resources-nya) menuju masyarakat madani yang utuh, adil, dan sejahtera.
1. Yang diperintah berkaitan dengan pemerintah.
2. Dalam pola hubungan kemitraan yang dikembangkan adalah perluasan lingkup
demokratisasi
3. Negara dan pemerintah harus memperluas peran public
4. Demi mengamankan kesatuan bangsa perlu dihindari sentralisasi pemerintahan
5. Tuntutan yang diperintah dapat sesuai dengan FOR yang dikenal masyrakat
6. Setiap kedudukan dan posisi mempunyai tuntutan hak asasi yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai