OLEH :
AZHARY ADHYN ACHMAD, NANDANG MULYANA, MUHAMMAD FEDRYANSYAH
Abstrak
Perkembangan suatu wilayah akan selalu diikuti dengan berbagai masalah. Hal ini terjadi karena
perkembangan wilayah akan diikuti dengan adanya perubahan social dalam masyarakat. Tidak
semua perubahan social yang terjadi sesuai dengan yang direncanakan. Akibatnya muncul dampak
perubahan social yang merupakan masalah social. Masalah social yang paling sering terlihat di kota
besaar adalah kehadiran anak jalanan. Kehadiran anak jalanan ini sebagai dampak dari perubahan
social yang terjadi.
Kehadiran anak jalanan akan diikuti dengan adanya masalah social lainnya yaitu perilaku bebas
dari anak jalanan tersebut. Saah satu perilaku bebas tersebut adalah perilaku “ngelem” yang
dilakukan oleh anak jalanan. Perilaku “ngelem” ini mempunyai dampak yang tidak baik bagi anak
jalanan. Dampaknya tidak hanya bersifat fisik saja tetapi juga bersifat psikologis dan social.
Untuk mengatasi permasalahan perilaku “ngelem yang dilakukan oleh anak jalan tidak hanya
dilakukan intervensi yang bersifat represif saja. Diperlukan juga intervensi yang bersifat preventif.
Selain itu intervensi tidak hanya dilakukan pada masalah yang terjadi saat ini juga dilakukan pada
factor penyebab dan ddampak dari masalah tersebut.
Kata kunci : perubahan social, anak jalanan, dan intervensi
361
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM
harmonis. Orang tua kurang peduli dan kurang Kebiasaan untuk menghirup lem atau
perhatian kepada anak-anaknya sehingga anak sering disebut “ngelem” merupakan salah satu
mencari perhatian di luar rumah, yakni jalanan cara untuk menghilangkan stress. Selain itu
sebagai bentuk pelarian atau kompensasinya. kebiasaan untuk “ngelem juga dipengaruhi
Kedua, problema sosial ekonomi yang oleh teman-teman yang lain sebagai bentuk
didominasi oleh masalah kemiskinan dan dari solidaritas diantara anak-anak jalanan.
kebodohan, sehingga banyak orang tua atau “ngelem” juga seringkali dijadikan syarat
keluarga yang tidak mampu menyediakan untuk diterima dalam pergaulan ataupun
kebutuhan dasar anak termasuk kebutuhan komunitas tertentu.
untuk mendapatkan pendidikan secara layak. Bahaya yang diakibatkan dari “nglem”
Kurang atau tidak tersedianya fasilitas bermain ini dapat bermacam-macam dan terkadang
bagi anak-anak di tempat tinggal mereka yang pecandunya kebanyakan tidak mengetahui
kumuh. organ tubuh mana saja yang dapat terserang.
Kebanyakan anak jalanan ini mencari Bahayanya tidak hanya menyerang organ
makan dengan jalan sebagai pengamen, tubuh seperti otak, jantung dan paru-paru,
pengemis, pedagang asongan, penjual koran bahkan virus pun akan lebih mudah masuk
bahkan ada sebagian yang berlaku sebagai kedalam tubuh mereka. Tidak hanya
preman. Mereka bekerja dari siang hingga menyerang fisik, melainkan mental, emosional
malam hari. Hal ini tentu saja merupakan dan spiritual mereka pun akan terganggu.
kondisi yang memprihatinkan mengingat jam
kerja yang lumayan panjang sehingga
gangguan kesehatan yang rentan terjadi dan Tinjauan Konseptual
ancaman kejahatan seperti pemalakan. Selain 1. Analisis terhadap Anak Jalanan
itu dengan hidup bebas yang dijalaninya, anak
jalanan juga rentan terhadap penggunaan a. Definisi Anak Jalanan
narkoba.. Anak jalanan adalah istilah yang sudah
Mengingat harga narkoba yang tidak sangat akrab bagi kita. UNICEF
terjangkau, sebagai alternatif anak jalanan mendefenisikan tentang anak jalanan adalah :
menggunakan zat adiktif untuk memenuhi Street child are those who have abandoned
kebutuhan anak narkobanya. Zat adiktif yang their homes, school and immediate
paling sering digunakan oleh anak jalanan itu communities before they are sixteen years of
adalah lem aibon yang dihirup seperti halnya age, and have drifted into a nomadic street life
dengan beberapa jenis narkotika tertentu. (anak jalanan merupakan anak-anak berumur
Perbuatan ini disebut Inhalen. Inhalen adalah dibawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri
dimana seseorang menghirup uap dari zat dari keluarga, sekolah dan lingkungan
pelarut (thinner cat), uap lem, atau zat lainnya masyarakat terdekatnya, larut dalam
yang dapat membuat mabuk. Inhalen sendiri kehidupan yang berpindah-pindah di jalan raya
adalah senyawa organik berupa gas pelarut (H.A Soedijar, 1988:16).
yang mudah menguap. Senyawa ini biasa Menurut Departemen Sosial Republik
ditemukan dalam zat – zat yang mudah Indonesia (2005:5) defenisi anak jalanan
ditemukan anak – anak dan remaja seperti lem adalah anak yang menghabiskan sebagian
aica aibon, pelarut cat, tip-ex, bensin, pernis, besar waktunya untuk melakukan kegiatan
aseton, dan sebagainya. Dengan harga yang hidup sehari-hari di jalanan baik untuk mencari
cukup murah dan dijual secara bebas, maka nafkah atau berkeliaran di jalanan dan tempat-
produk yang mengandung inhalen menjadi tempat umum lainnya.
semacam narkotika yang mudah didapatkan.
362
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM
363
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM
Sementara itu studi pustaka lebih diarahkan jalanan untuk melakukan kegiatan “ngelem”.
untuk menganlisis fenomena yang ada Kegiatan “ngelem” merupakan sarana bagi
didasarkan kepada konsep atau teori yang anak jalanan untuk menghilangkan stress yang
sesuai dengan fenomena yang dikaji diderita selama hidup di jalanan. Factor
lainnya yang menjadi penyebab anak jalanan
untuk “ngelem” adalah sebagai bentuk
Hasil Penelitian solidaritas. Kegiatan “ngelem” yang
1. Faktor-faktor Penyebab Anak Jalanan dilakukan oleh teman-temannya mendorong
“ngelem” anak jalanan yang lain untuk ikut terlibat
dalam kegiatan “ngelem tersebut. Dengan
Lem fox dan aibon merupakan jenis lem demikian kegiatan “ngelem” yang dilakukan
yang paling banyak digunakan oleh anak juga sebagai sarana untuk diterima dalam
jalanan di Kota Mkasaar untuk “ngelem”. Lem suatu pergaulan dalam komunitas anak
ini merupakan zat adiktif berbahaya yang jalanan.
sangat mudah didapat karena keberadaannya
yang legal. Hal ini yang menyebabkan Kegiatan :ngelem” juga dipengaruhi
penyalahgunaan pemakaian lem ini sangat oleh factor keinginan untuk mendapatkan
cepat perkembangannya terutama di dunia perhatian lebih dari pihak lain baik itu teman
anak jalanan. Jika kita sering melihat anak- sesama anak jalanan maupun orang lain dalam
anak jalanan yang sedang memasukkan salah masyarakat. Keinginan untuk diperhatikan ini
satu tangannya ke dalam baju, serta berhubungan dengan anggapan bahwa anak
mendekatkannya ke hidung, berarti anak jalanan merupakan komunitas yang tidak
tersebut sedang menghirup lem fox dan aibon. “berguna” serta diremehkan oleh masyarakat.
Kondisi inilah yang selanjutnya mendorong
Zat adiktif adalah zat-zat kimiawi yang anak jalanan untuk mencari “kekuasaan”
dimasukkan ke dalam tubuh manusia, baik lewat “ngelem”. Dalam kondisi mabuk lem
ditelan melalui mulut, dihirup melalui hidung inilah anak jalanan data memperlihatkan
maupun disuntikkan melalui urat darah. Zat- eksistensi dirinya terhadap pihak lain.
zat kimia itu dapat mengubah pikiran suasana
hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Sebagaimana dalam teorinya
Pemakaian terus menerus akan Sutherland, yang dikenal dengan assosiasi
mengakibatkan ketergantungan fisik dan atau diffrensial menyatakan bahwa perilaku
psikologis. Resiko yang pasti terjadi adalah termasuk perilaku jahat merupakan suatu
kerusakan pada sistem syaraf dan organ-organ perbuatan dari proses belajar. Demikian juga
penting lainnya seperti jantung, paru-paru, dengan anak jalanan yang “ngelem” pada
dan hati. umumnya disebabkan karena belajar dari
lingkungannya melalui suatu proses interaksi
Keberadaan anak-anak yang sedang dalam pergaulan yang akrab. Dengan kata
teler akibat “ngelem” ini dapat dijumpai di lain, anak yang memakai lem fox dan aibon
bawah jembatan, pojokan-pojokan terlibat dalam suatu interaksi yang akrab
perempatan lampu merah. Anak-anak yang dengan orang-orang yang ada di sekitar
cenderung tidak tahu akibat negatif dari lingkungannya.
kegiatan “ngelem” ini. Anak jalanan hanya
mengetahui bahwa mereka merasa senang 2. Intervensi terhadap Perilaku
setelah menggunakannya. Sesaat setelah “ngelem” Anak jalanan di Kota
pemakaian mereka akan merasa “fly”, happy, Makassar
bebas dari masalah mereka. Anak jalanan merupakan fenomena
Kemiskinan merupakan factor utama yang menjadi masalah bagi kota besar ternasuk
anak jalanan untuk terjun ke jalan. Kehidupan Kota Makassar. Kehadiran anak jalanan di
yang keras dijalan inilah yang nendorong anak Kota Makassar dengan perilaku “ngelem”
364
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM
menjadi masalah baru yang perlu mendapatkan preventif dalam mencegah terjadinya
perhatian dari semua pihak. Intervensi yang penyimpangan tersebut sebab upaya ini
dilakukan tidak hanya terhadap masalah yang merupakan upaya setelah terjadinya
ada saat ini yaitu keberadaan anak jalanan dan penyimpangan, yang mana dari pihak Badan
perilaku “ngelem” yang dilakukan oleh anak Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan
jalanan. Intervensi juga harus dilakukan itu sendiri didukung oleh Pemerintah Kota
terhadap factor penyebab semakin maraknya telah menyediakan panti rehabilitasi yang
anak jalanan di Kota Makassar. Selain itu juga mana terletak di Badoka, Jalan Perintis
perlu intervensi terhadap perilaku “ngelem” Kemerdekaan Makassar yang digunakan untuk
yang dilakukan oleh anak jalanan. Kemudian pemulihan keadaan bagi pengguna narkotika
intervensi juga dilakukan terhadap dampak dan zat adiktif lainnya termasuk pula bagi para
yang mungkin ditimbulkan karena keberadaan anak jalanan pemakai lem aibon yang besar
dari anak jalanan tersebut termasuk dampak harapan sekeluar dari panti rehabilitasi tersebut
dari perilaku “ngelem” yang dilakukan oleh mampu kembali produktif dan mampu hidup
anak jalanan. Berikut ini beberapa intervensi bersosialisasi dengan masyarakat.
yang dapat dilakukan untuk mengetasi anak
Penutup
jalanan serta perilaku “ngelem” dari anak
jalanan. 1. Penyalahgunaan perilaku “ngelem” pada
anak jalanan telahmerusak masa depan
Upaya preventif yang telah dilakukan anak-anak. Kerusakan yang ditimbulkan
Polrestabes Makassar adalah dengan bekerja dari perilaku “ngelem” ini tidak saja
sama dengan pihak Badan Narkotika Nasional berkaitan dengan fisik tetapi juga kerusakn
Kota Makassar untuk memberikan sebatas psikis dan social. Perilaku “nglem ini sama
edukasi atau memberikan pencerahan dengan bahayanya dengan mengkonsumsi
mengadakan penyuluhan tentang bahaya narkotika dan obat-obatan terlarang
narkoba dan zat adiktif di beberapa sekolah lainnya.
yang ada di kota Makassar dan juga
pengawasan serta pemahaman tentang 2. Hendaknya setiap orang termasuk bagi anak
bagaimana cara memproteksi anak dengan jalanan itu sendiri agar dapat mengisi hari-
agama dan pendidikan, sejalan dengan visi harinya dengan mendekatkan diri kepada
misinya yakni menciptakan generasi muda Tuhan Yang Maha Esa dan kegiatan-
yang baik melalui pemberdayaan sumber daya kegiatan lain yang bersifat positif.
manusia. 3. Kepada masing-maisng orang tua, guru, dan
Upaya preventif yang dilakukan oleh masyarakat sebaiknya selalu memberikan
Pihak Polrestabes Makassar dibantu oleh arahan-arahan yang bersifat positif untuk
Satuan Polisi Pamong Praja adalah dengan menghindari bahaya zat adiktif berbahaya
melakukan pengawasan di daerah-daerah yang bagi generasi muda.
dianggap rawan terhadap perilaku “ngelem” 4. Oleh karena itu cara termudah untuk
yang dilakukan oleh anak jalanan perlu mencegah dampak buruk dari penggunaan
dilakukan patroli rutin, kemudian melakukan zat adiktif yang berbahaya tersebut adalah
razia di tempat atau di jalan-jalan yang tidak mulai menggunakannya sama sekali,
dianggap rawan terkait dengan masalah karena sekali pemakai kecanduan, ia akan
tersebut sehingga mampu meminimalisir atau memiliki ketergantungan fisik dan
bahkan dihentikan terkait dengan masalah psikologis yang bisa berlangsung seumur
penyalahgunaan lem fox dan aibon. hidup.
Upaya represif ini sebenarnya tidak
begitu diharapkan dalam kasus ini dikarenakan
ketidakberhasilan upaya pre-emtif dan
365
Jurnal Penelitian &
ISSN: 2442-448X Vol 4, No: 2 Hal: 129 - 389 Juli 2017
PPM
366