Anda di halaman 1dari 3

A.

Anak Jalanan
1. Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang mengacu
pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih
memiliki hubungan dengan keluarganya (Suyanto, 2010). Menurut Departemen
Sosial RI (1999),
pengertian
tentang anak jalanan adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun yang karena berbagai
faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga hingga faktor budaya yang membuat mereka
turun ke jalan. UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu Street child
are those who have abandoned their homes, school and immediate communities
before they are sixteen years of age, and have drifted into a nomadic street life.
Berdasarkan hal tersebut, maka anak jalanan adalah anak-anak berumur di bawah 16
tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat
terdekatnya, larut dalam kehidupan berpindah-pindah di jalan raya (Soedijar, 1998).
2. Latar belakang
menjadi Anak Jalanan Rata-rata anak jalanan mengaku pergi ke jalan merupakan
keinginan diri sendiri, Namun demikian motif tersebut bukanlah semata-mata motif
biologis yang muncul dari dalam diri mereka melainkan juga di dorong oleh faktor
lingkungan. Menurut kalangan LSM peduli anak, beberapa penyebab anak turun ke
jalanan ialah Pertama, kondisi ekonomi keluarga yang miskin seringkali dipahami
sebagai faktor utama yang memaksa anak turun ke jalan. Kedua, kekerasan dalam
keluarga. Kekerasan yang terjadi dalam keluarga menjadi faktor penting yang
mendorong anak untuk turun ke jalan. Hal ini bisa terjadi ketika keluarga mengalami
berbagai masalah akibat beban ekonomi tidak tertahankan. Sebagian atau seluruh
masalah keluarga itu kemudian terpaksa dibebankan kepada anak-anak mereka.
Ketiga, faktor lingkungan terbukti juga menjadi penyebab anak turun ke
jalanan.Tidak sedikit anak dipaksa lingkungan untuk turun ke jalan.

3. Karakteristik Anak Jalanan


Berdasarkan intensitasnya di jalanan, anak jalanan dapat dikelompokkan menjadi tiga
karakteristik utama yaitu:
a. Chidren of the street
Anak yang hidup/tinggal di jalanan dan tidak ada hubungan dengan keluarganya.
Kelompok ini biasanya tinggal di terminal, stasiun kereta api, emperan toko dan
kolong jembatan.
b. Children on the street Anak yang bekerja di jalanan. Umumnya mereka adalah
anak putus sekolah, masih ada hubungannya dengan keluarga namun tidak teratur
yakni mereka pulang ke rumahnya secara periodik.
c. Vulberable children to be street children Anak yang rentan menjadi anak jalanan.
Umumya mereka masih sekolah dan putus sekolah, dan masih ada hubungan
teratur (tinggal) dengan orang tuanya. Jenis pekerjaan anak jalanan
dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:
a. Usaha dagang yang terdiri atas pedagang asongan, penjual koran, majalah,
serta menjual sapu atau lap kaca mobil.
b. Usaha di bidang jasa yang terdiri atas pembersih bus, pengelap kaca
mobil, pengatur lalu lintas, kuli angkut pasar, ojek payung, tukang semir
sepatu dan kenek.
c. Pengamen. Dalam hal ini menyanyikan lagu dengan berbagai macam alat
musik seperti gitar, kecrekan, suling bambu, gendang, radio karaoke dan
lain-lain.
d. Kerja serabutan yaitu anak jalanan yang tidak mempunyai pekerjaan tetap,
dapat berubah-ubah sesuai dengan keinginan mereka.
secara garis besar anak jalanan dibedakan dalam tiga kelompok
yaitu:
a. Children On The Street
anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalan,
tetapi masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka.
b. Children Of The Street
Anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial
maupun ekonomi.
c. Children From Families Of The Street
Anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. Meskipun
anak-anak ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup kuat, tetapi
hidup mereka terombang-ambing dari satu tempat ke tempat yang lain
dengan segala resikonya.
Factor penyebab
Seiring dengan berkembangnya waktu, fenomena anak jalanan atau
pekerja anak banyak terkait dengan alasan ekonomi keluarga (kemiskinan)
dan kecilnya kesempatan untuk memperoleh pendidikan. Pendapatan
orang tua yang sangat sedikit tidak mampu lagi untuk mencukupi
kebutuhan hidup keluarga sehingga memaksa mereka untuk ikut bekerja.
Menurut Mulandar (1996), penyebab dari fenomena anak bekerja antara
lain:
a.Dipaksa orang tua,
b.Tekanan ekonomi keluarga,
c.Diculik dan terpaksa bekerja oleh orang yang lebih dewasa, d.Asumsi
dengan bekerja bisa digunakan sebagai sarana bermain,
e.Pembenaran dari budaya bahwa sejak kecil anak harus bekerja.
Sesungguhnya ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak
terjerumus dalam kehidupan di jalanan antara lain: a.Kesulitan keuangan
b.Tekanan kemiskinan
c.Ketidakharmonisan rumah tangga
d.Hubungan orang tua dan anak

Sifat Psikologi Anak Jalanan

Anak jalanan menggunakan tubuhnya sendiri sebagai sarana. untuk


ekspresi diri sekaligus sub-versi. Pada tingkat permukaan ditunjukkan
perbedaan-perbedaan oleh mereka sekaligus menegaskan pertentangan
dengan negaradan masyarakat sekitarnya (lihat Hebdige, 1979). Tubuh
dijadikan sumber produksi dan aktivitas komunikasi dan menjadi lokasi
pengetahuan yang krusial bagi komunitas dan hal ini membantu terjadinya
produksi makna bagi Melalui pencarian dan tingkah laku yang berbeda itu
secara sengaja anak jalanan menolak dan mengejutkan kultur dominannya
dengan mensub-versi nilai-nilai utamanya.Ketika mulai tumbuh lebih
besar, menampilkan nilai-nilai kejantanan merupakan aspek yang vital
bagi anak-anak jalanan. Mereka secara teratur mulai berpartisipasi
menyusun konstruksi kejantanan dengan mendiskusikan berbagai peran
yang dilakukan oleh anak lain serta mengomentari penampilarmya. Meski
secara sosial mereka dikategorikan sebagai anak (kecil), hampir semuanya
mengadopsi bentuk-bentuk kedewasaan sebagai tanda pern ban gkanangan
dari harapan-harapan yang ditentukan oleh masyarakat. Mereka
memainkan peran yang selama ini dijalankan oleh kaum dewasa yang ada
di sekitarnya, menenggak minuman keras, ngepil, judi serta menggemari
free sex. Kebiasaan-kebiasaan yang dianggap tidak cocpk untuk dilakukan
oleh anak justru dianggap mampu membuat mereka merasa tumbuh
dewasa dan menjadi jantan.Judi, misalnya, merupakan permainan yang
populer, meski dianggap ilegal dan dimainkan di tempat-lempat
tersembunyi. Rata-rata mereka mengaku menikmati permainan judi karena
nielibatkan resiko dalam pertaruhan, ketrampilan serta konsentrasi dan
bila memenangkan permainan, ada rasa bangga menempati posisi puncak
dari hasil permainan. Selain itujuga mendapatkan uang yang relatif
banyak.

Anda mungkin juga menyukai