Anda di halaman 1dari 12

ABSTRAK

Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui prinsip kerja alat refraktometri,
mengetahui besarnya indeks bias suatu cahaya putih untuk kaca dan zat
cair.Definisi indeks bias cahaya didalam hampa dibagi dengan kecepatan cahaya
dalam zat tersebut. Indeks bias juga sebagai bilangan yang menunujukkan
perbandingan sinus sudut bias cahaya yang melalui media. Refraktometer adalah
alat untuk mengukur indeks bias suatu zat. Penelitian dilakukan dengan
perorangan yang baik. Kemudian meneliti dengan refrokmeter dan dapat indeks
bias dari percobaan tersebut. Cara mengamati dengan dilakukan menaik –
turunkan refraktometer atau mikroskop agar mendapat fokus terbaik sampai
menemukan fokus benda yang diamati dan agar mendapat indeks biasnya. Faktor
yang mempengaruhi indeks bias diantaranya kerapatan, sudut kritis, dan
kecepatan cahaya.Dari hasil yang didapat pada air yaitu : m1=2.565, m2=2.508,
m3=1.8252 dan pada kaca yaitu : m1= 2.72, m2 = 2.456, m3 = 1.612.

Kata kunci : refraktometer, indeks bias,kerapatan


BAB I

Latar Belakang

Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya


melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias
mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya diruang hampa dengan
kecepatan cahaya di bahan tersebut ( Swastikayana, 2009 )

Hukum Sinellius adalah rumus matematika yang memberikan hubungan


antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang
melalui batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas.
Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Descartes atau Hukum Pembiasan (
Wikipedia , 2010 )

Tujuan dari praktikum refraktometer adalah menentukkan bias rata – rata


cahaya putih untuk kaca dan zat cair dan cahaya bergerak paling cepat dalam
keadaan vakum, indeks bias lebih kecil apabila benda berukuran lebih besar.

Tujuan Praktikum :

- Menentukkan indeks bias rata – rata cahaya putih untuk kaca dan zat cair
- Untuk mengetahui cara pembiasan cahaya
TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/


konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein, dsb. Prinsip kerja dari
refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya.
Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernest Abbe seorang ilmuan dari German pada
permulaan abad 20 (Anonim, 2010).

Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan


kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat
kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC dan suhu tersebut harus
benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias.
Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope Indonesia edisi empat dinyatakan
garis (D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm.
Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang
digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBE. Untuk
mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass
standart (Anonim, 2010).
Refraktometer Abbe adalah refraktometer untuk mengukur indeks bias
cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai
1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat untuk menentukan indeks bias
minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan sebagainnya, indeks bias antara
1,300 dan 1,700 dapat dibaca langsung dengan ketelitian sampai 0,001 dan dapat
diperkirakan sampai 0,0002 dari gelas skala di dalam (Mulyono, 1997).
Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui
prisma-cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja
dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh
sudut batas antara cairan dan alas

Faktor-faktor penting yang harus diperhitungkan pada semua pengukuran


refraksi ialah temperatur cairan dan jarak gelombang cahaya yang dipergunakan
untuk mengukur n. Pengaruh temperatur terhadap indeks bias gelas adalah sangat
kecil, tetapi cukup besar terhadap cairan dan terhadap kebanyakan bahan plastik
yang perlu diketahui indeksnya. Karena pada suhu tinggi kerapatan optik suatu zat
itu berkurang, indeks biasnya akan berkurang. Perubahan per oC berkisar antara
5.10-5 sampai 5.10-4. Pengukuran yang seksama sampai desimal yang ke-4 hanya
berarti apabila suhu diketahui dengan seksama pula.
Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias adalah konstan. Ini
dinamakan hukum Snell, dinamakan sesuai nama matematikawan Belanda
Willebrod Snell Von Royen (1591-1626)
Hukum Snellius adalah rumus matematika yang memberikan hubungan antara
sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui
batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan gelas. Nama hukum
ini diambil dari matematikawan Belanda Willebrord Snellius, yang merupakan salah
satu penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Descartes atau Hukum
Pembiasan.
Hukum ini menyebutkan bahwa nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah
konstan, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang ekivalen adalah
nisbah sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada
kedua medium, yang sama dengan kebalikan nisbah indeks bias

.
Rumus :
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

Alat- alat :

1. Refraktometer lengkap dengan mikroskop dan mikrometer


2. Pelat datar dari kaca
3. Sediaan-sediaan gelas yang akan diukur indeks biasnya
4. Bejana gelas tempat air
5. Serbuk pensil ( carbon ) atau tinta

Cara Pengamatan :

A. 1. Mikroskop diletakkan tegak diatas meja.Diusahakan dengan


penerangan yang baik.
2. Pelat diletakkan dibawah mikroskop. Dengan membuat beberapa
goresan kecil bolpoin atau tinta. Goresan tersebut dilihat melalui teropong.
Dengan rel bergerigi teropong dinaik-turunkan agar goresan tepat pada
titik api (fokus).
3. Sepotong sediaan kaca ditempatkan pada pelat kaca kecil,diatas pelat
datar kaca yang tersebut pada butir 2 sehingga menutup goresan.
Mikroskop dinaikkan sedikit agar goresan difokuskan lagi dan catat
penunjukkan mikrometer m2
4. Sebuah titik kecil diatas sediaan kaca itu. Meneruskan menaikkan
mikroskop hingga titik tersebut difokuskan lagi dan dibca penunjukkan
mikrometer m3
5. Indeks bias dapat dihitung dengan rumus :
n=d = m 3 – m1

d' m3 – m2

B. 1. Goresan dibuat pada dasar bejana gelas. Melihat lewat teropong, dan
goresan itu ditempatkan pada titik api dan mencatat penunjukkan
mikrometer m1
2. Bejana diisi dengan air setinggi kira-kira tiga atau empat cm. Goresan
tadi dilihat lewat teropong difokuskan dan dicatat m2
3. Serbuk gergaji atau serbuk tinta ditaburkan diatas permukaan air dan
melihat serbuk lewat teropong,difokuskan dan dicatat m3
4. Indeks bias dapat dihitung seperti rumus diatas
BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Indeks bias pada kaca

m1 m2 m3
2,727 2,45 1,61
2,727 2,46 1,61
2,727 2,46 1,61
2,727 2,46 1,61
2,728 2,45 1,62
m1 = 2,72 m2= 2,456 m3= 1,612

Indeks bias pada air

m1 m2 m3
2,64 2,50 1,825
2,66 2,51 1,825
2,66 2,51 1,825
2,66 2,51 1,825
2,66 2,51 1,826
m1 = 2,656 m2= 2,508 m3= 1,8252
Perhitungan galat pada kaca

m1 m1 - m1 (m1- m1)²
2,727 0,007 0,000049
2,727 0,007 0,000049
2,727 0,007 0,000049
2,727 0,007 0,000049
2,728 0,008 0,000064

m1 = 2,72 (m1- m1)² =0,00026

m2 m2-m2 (m2- m2)²


2,50 0,008 0,000064
2,51 -0,002 0,000004
2,51 -0,002 0,000004
2,51 -0,002 0,000004
2,51 -0,002 0,000004

m2 = 2,508 (m2- m2)² =0,00008

m3 m3-m3 (m3- m3)²


1,61 0,002 0,000004
1,61 0,002 0,000004
1,61 0,002 0,000004
1,61 0,002 0,000004
1,62 0,008 0,000064

m3 = 1,612 (m3- m3)² =0,00008

√Σ(m1− m1)² √Σ(m2− m2)² √Σ(m3− m3)²


∆m1 = ∆m2 = ∆m3 =
n−1 n−1 n−1

0,00026 0,0000768 0,00008


=√ =√ =√
4 4 4

= 0,008 cm = 0,0043 cm = 0,0044 cm


d= m3-m1 ∆𝑑 = √∆m32 + ∆m12

= 1,612-2,72 = √0,00442 + 0,0082

= -1,108 cm = √0,00001936 + 0,000064

= √0,00008336

= 0,00913 cm

d= m3-m2 ∆𝑑 = √∆m32 + ∆m12

= 1,612-2,456 = √0,00442 + 0,00432

= -0,844 cm = √0,00001936 + 0,00001849

= √0,00003785

= 0,00615 cm

1 2 𝑑
∆n = √(𝑑′ . ∆𝑑) + (− 𝑑′ . ∆𝑑′) ²

1 −1,108
= √(−0,844 . 0,00913)² + ( − (−0,844)2 . 0,00615)²

= √0,00005937 + 0,00009150

= √0,00015087

= 0,01230 cm

n= d = - 1,108 = 1,313

d' - 0,844

kesalahan mutlak = ∆n . 100% = 0,01230 . 100 = 0,937%


n 1,313
Perhitungan galat pada air

m1 m1 - m1 (m1- m1)²
2,64 0,016 0,000256
2,66 -0,004 0,000016
2,66 -0,004 0,000016
2,66 -0,004 0,000016
2,66 -0,004 0,000016
m1 = 2,656 (m1- m1)² =0,00032

m2 m2-m2 (m2- m2)²


2,45 0,006 0,000036
2,46 -0,004 0,000016
2,46 -0,004 0,000016
2,46 -0,004 0,000016
2,45 0,006 0,000036

m2 = 2,456 (m2- m2)² =0,0000768

m3 m3-m3 (m3- m3)²


1,825 0,0002 0,00000004
1,825 0,0002 0,00000004
1,825 0,0002 0,00000004
1,825 0,0002 0,00000004
1,826 -0,0008 0,00000064

m3 = 1,8252 (m3- m3)² =0,00008

√Σ(m1− m1)² √Σ(m2− m2)² √Σ(m3− m3)²


∆m1 = ∆m2 = ∆m3 =
n−1 n−1 n−1

0,00032 0,00008 0,0000008


=√ =√ =√
4 4 4

= 0,009 cm = 0,0044 cm = 0,00044 cm


d= m3-m1 ∆𝑑 = √∆m32 + ∆m12

= 1,8252-2,656 = √0,000442 + 0,0092

= -0,8308 cm = √0,0000001936 + 0,000081

= √0,0000811936

= 0,00901 cm

d= m3-m2 ∆𝑑 = √∆m32 + ∆m12

= 1,8252- 2,508 = √0,000442 + 0,00442

= -0,6828 cm = √0,0000001936 + 0,00001936

= √0,0000195536

= 0,00442 cm

1 2 𝑑
∆n = √(𝑑′ . ∆𝑑) + (− 𝑑′ . ∆𝑑′) ²

1 −0,8308
= √(−0,6828 . 0,00901)² + ( − (−0,6828)2 . 0,00442)²

= √0,00003784 + 0,00006203

= √0,00009987

= 0,009993 cm

n= d = - 0,8308 = 1,2167

d' - 0,6828

kesalahan mutlak = ∆n . 100% = 0,009993 . 100 = 0,821%


n 1,2167
BAB V

KESIMPULAN

Refraktometer adalah alat untuk mengukur indeks bias suatu zat. Hasil dari
percobaan untuk mengetahui prinsip kerja alat refraktometer dan mengukur
indeks bias suatu cahaya putih untuk kaca dan zat cair.

Dari hasil percobaan indeks bias mutlak pada kaca lebih besar daripada indeks
bias mutlak pada air

Indeks bias dicari dengan rumus :

n= d

d'

n yang didapat adalah 1,2167 ( pada air)

n yang didapat adalah 1,313 ( pada kaca)


DAFTAR PUSTAKA

https://alexschemistry.blogspot.com/2014/03/laporan-refraktometer.htm

Prasita, Viv Djanat,dkk.2014. Pedoman Praktikum Fisika. Surabaya : Koperis wilayah VII
Laboratorium Growth Centre

Anda mungkin juga menyukai