Abstrak -- Permasalahan persediaan merupakan konsekuensi yang timbul dari sebuah proses
produksi, persediaan berkaitan dengan stock inventory, lead time dan modal investasi untuk
persediaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa masalah penurunan physical availability
equipment yang diakibatkan ketidaktersediaan spare part dan waktu pengiriman yang lama . Jenis
penelitian ini adalah deskriptif analistis yang menggambarkan realitas pada obyek yang diteliti secara
obyektif dengan menekankan pada variabel ketersediaan alat untuk siap beroperasi, kategori
breakdown yang diakibatkan menunggu spare part, dan Lead Time delivery spare part. sedangkan
metode yang digunakan adalah mengklasifikasikan spare part (stock class) selanjutnya
mengimplementasikan metode EOQ dan JIT . Metode ini merupakan sebuah strategi dan
perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui jumlah ekonomis spare part yang harus di order dan
kapan waktu pengorderan, sedangkan JIT menghasilkan sebuah strategi persediaan yang
menghilangkan lead time dan meminimalkan modal investasi awal persediaan dengan kerjasama
dengan supplier dan OEM, sehingga service level supplier menjadi baik.
Kata kunci: JIT, EOQ, Lead Time, Stock Class, Service Level
Abstract -- Inventory problems are consequences arising from a production process, inventory
relating to stock inventory, lead time and capital investment for supplies. This study aims to analyze
the problem of physical decline caused by the unavailability of equipment availability of spare parts
and long delivery times. This research is descriptive analytical describe the reality on the object
studied objectively with emphasis on the variable availability of tools to be ready to operate, category
breakdown caused by waiting for spare parts, and Lead Time delivery of spare parts. whereas the
method used is to classify parts (stock class) further implement EOQ and JIT methods. This method is
a strategy and calculations are performed to determine the number of spare parts that must be
economical in order and when the time ordering, while JIT generates an inventory strategy that
eliminates lead time and minimize the initial investment capital stock with cooperation with suppliers
and OEMs, so the service level suppliers be good.
Taufik Rahim, Analisis Kuantitas Pemesanan Ekonomis Dan Sistem Produksi 129
SINERGI Vol. 21, No. 2, Juni 2017: 129-140
Faktor penyebab ketidaktercapaian ini fokus pada Waiting Sparepart (B1), dengan letak
dikarenakan banyaknya alat berat yang geografis lokasi perusahaan yang remote area
unscheduled breakdown, ini bisa mengakibatkan menimbulkan permasalahan dalam proses
terganggunya pencapaian target Produksi dan supply spare part. Lead time pengiriman spare
tingkat daya saing perusahaan. Kategori part yang lama menyebabkan akivitas Repair dan
breakdown kita bagi menjadi : Breakdown Schedule Maintenance alat berat tidak berjalan
Schedule (BS), Breakdown On Progress (B0), dengan baik, banyak alat berat yang mengalami
Waiting Sparepart (B1), Waiting Mechanic (B2), breakdown waiting spare part dengan aging
Accident (B3), Repair Out Site (B4), Warranty down time yang tinggi. Penulis mencoba
(B5), Breakdown Tyre (BT). menganalisa dengan menerapkan metode EOQ
Gambar 2 menjelaskan kategori dan JIT dengan harapan dapat menurunkan lead
breakdown yang terbesar adalah Breakdown On time proses supply spare part dan aging down
Progress (B0) menunjukkan kualitas mekanik time Alat Berat.
dan kuantitas pekerjaan, namun penulis lebih
Permasalahan-permasalahan ini dapat dan Droge (1997), Shah dan Ward (2003), (Miller
diselesaikan dengan menggunakan metode EOQ et. al., 2010) dan Ahmad, et al. (2003).
dan JIT. Hal ini seperti yang dinyatakan dalam Berdasarkan latar belakang diatas, dapat
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Goly diidentifikasi adanya permasalahan sebagai
(2012), Benito (2002), Leavy (1994), Germain berikut:
130 Taufik Rahim, Analisis Kuantitas Pemesanan Ekonomis Dan Sistem Produksi
ISSN: 1410-2331
a. Pencapaian Physical Availability (PA) Alat Jay Heizer dan Barry Render (2001) “Reorder
Berat yang masih rendah dari target Point adalah titik pemesanan ulang adalah
perusahaan. tingkat atau titik persediaan dimana tindakan
b. Kategori Breakdown Waiting Spare Part yang harus diambil untuk mengisi kembali
masih tinggi. persediaan barang”
c. Lead Time proses Supply Spare Part yang Jay Heizer dan Barry Render (2001) “Just In
masih tinggi. Time merupakan sebuah filosofi pemecahan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk masalah secara berkelanjutan dan memaksa
menganalisa masalah penurunan Physical dengan cara menghilangkan
Availability Equipment yang diakibatkan pemborosan,mengurangi persediaan”
ketidaktersediaan spare part dan waktu Kelly Wright (2012) “Service Level adalah
pengiriman yang lama dengan menggunakan tingkat ketepatan dalam pengisian kembali
metode EOQ dan JIT. atau penambahan pesanan”
Berdasarkan uraian teori yang telah
METODE PENELITIAN dikemukakan di atas, maka disusun rerangka
Rerangka Pemikiran pemikiran penyelesaian masalah sebagai berikut.
Istilah persediaan memberikan pengertian Dilatar belakangi oleh pencapaian PA
yang berbeda-beda tetapi pada dasarnya (Physical Availability) Equipment yang masih di
maksud dan tujuannya adalah sama. Berikut bawah target yang ditentukan oleh perusahaan,
pendapat para ahli mengenai persediaan: maka penulis mengidentifikasi permasalahan
C. Rolln Niwwonger, Philip E. Fess dan Carl yang terjadi, serta merumuskanya untuk
S. Wareen (1999) “istilah persediaan dilakukan tindakan perbaikan. Hal ini
(Inventories) merupakan barang dagangan menyangkut manajemen pengadaan barang
yang disimpan untuk dijual dalam operasi yang masih bisa dioptimalkan guna menekan
perusahaan dan merupakan barang yang permasalahan-permasalahan yang terjadi.
terdapat dalam proses produksi atau yang Berdasarkan pada teori-teori tentang
disimpan untuk tujuan itu” manajemen pengadaan barang, maka penulis
Freddy Rangkuti (1995) “Persediaan adalah mencoba melakukan proses pendekatan
aktiva lancar yang terdapat dalam penyelesaian masalah dengan menggunakan
perusahaan dalam bentuk persediaan bahan metode EOQ dan JIT untuk mendapatkan solusi
mentah (bahan baku / raw material, bahan perbaikan yang dapat diterapkan guna
setengah jadi dan barang jadi)” memperoleh solusi dari permasalah diatas.
Pendapat para ahli mengenai hal–hal yang Menganalisa faktor-faktor penyebab dari
berhubungan dengan manajemen persediaan: permasalahan dilakukan dengan merunut alur
Zulfikarjiah (2005) “Lead Time adalah waktu proses dan kendala-kendala yang terjadi,
yang dibutuhkan antara pesanan dengan kemudian dijabarkan melalui berbagai sudut
barang sampai di perusahaan sehingga lead pandang permasalahan dengan melakukan
time berhubungan dengan reorder point dan diskusi dengan pihak terkait, penentuan target
penerimaan barang” perbaikan sebagai acuan sasaran perbaikan.
Syntetos, Keyes, dan Babai (2009) Pelaksanaan kerja perbaikan kemudian
“Organisasi-organisasi yang menjaga dilakukan berdasarkan rencana awal yang
persediaan cadangan sebagian umum kemudian ditindak lanjuti dengan proses evaluasi
mengklasifikasikan item melalui berbagai dari tindakan perbaikan dengan cara mengukur
kriteria, menetapkan tingkat layanan yang hasil yang dilakukan dengan kondisi awalnya.
berbeda untuk setiap kategori” Proses standarisasi ditentukan sebagai
Freddy Rangkuti (1995), “EOQ adalah jumlah pembakuan langkah perbaikan yang telah
pembelian bahan mentah pada setiap kali dilakukan serta menentukan langkah perbaikan
pesanan dengan biaya paling murah” selanjutnya sebagai siklus perbaikan yang
Freddy Rangkuti (1995), “Safety Stock adalah berkelanjutan. Kerangka pemikiran dalam
persediaan tambahan yang diadakan untuk penyelesaian masalah ini dapat dilihat pada
melindungi atau menjaga kemungkinan Gambar 3.
terjadinya kekurangan bahan”
Taufik Rahim, Analisis Kuantitas Pemesanan Ekonomis Dan Sistem Produksi 131
SINERGI Vol. 21, No. 2, Juni 2017: 129-140
MULAI
IDENTIFIKASI MASALAH
(% PA ACHIEVEMENT < TARGET)
IDENTIFIKASI PENYEBAB
(EQUIPMENT BREAKDOWN)
PENENTUAN TARGET
(WAITING SPARE PART)
PEMBATASAN MASALAH
(LEAD TIME SUPPLYING)
IMPLEMENTASI SOLUSI
EVALUASI
REKOMENDASI
SELESAI
132 Taufik Rahim, Analisis Kuantitas Pemesanan Ekonomis Dan Sistem Produksi
ISSN: 1410-2331
PURCHASING
APPROVAL
DELIVERY PART
PURCHASING
DELIVERY PART
WORK ORDER
MAINTENANCE
PROSES MAINTENANCE
YES
Analisa Lead Time Pengorderan Spare Part
Tabel 3 dibawah menerangkan komponen
PROSES MAINTENANCE
lead time dari bulan januari sampai may 2013
yang didapat dari export data aplikasi HFM,
EQUIPMENT READY FOR USE
untuk proses pembuaatan dokumen dan
pengajuan order masih acceptable dengan lead
Gambar 4. Proses Pengorderan Spare Part time max 1 hari kerja.
Performance Supplier yang rendah dapat
Proses Pengorderan Spare Part Schedule dilihat dengan tingginya promise date part
Maintenance: available (informasi ketersiapan spart part) yang
1. Adanya Planning Maintenance. diberikan ketika purchase order (PO) diterima
2. Membuat forecasting kebutuhan spare part supplier diatas 6 hari kerja. Proses pengorderan
sesuai dengan planning maintenance. spare part yang unexpexted memutuskan
3. Melakukan pengorderan spare part sesuai komunikasi dengan supplier sehingga supplier
dengan forecasting kebutuhan spare part. kesulitan mempersiapkan spare part yang
4. Proses approval dilanjutkan dengan proses dibutuhkan dalam satu periode. Metode EOQ
pembelian. diharapkan dapat menyambung komunikasi
5. Proses pengiriman spare part ke site / lokasi, dengan supplier yang menghasilkan jumlah item
setelah spare part di terima dijadikan stock yang di order dalam satu periode, sehingga
dan masuk dalam inventory warehouse. supplier dapat mempersiapkan kebutuhan
6. Penggunaan spare part ketika ada Work tersebut.
Order Maintenance.
Taufik Rahim, Analisis Kuantitas Pemesanan Ekonomis Dan Sistem Produksi 133
SINERGI Vol. 21, No. 2, Juni 2017: 129-140
Komponen lead time lainya yang masih sampai barang diterima. Metode Just In Time
tinggi rata-rata di atas 30 hari kerja yaitu prose akan diimplementasikan untuk mengurangi lead
pengiriman dari dokumen PO di terima supplier time delivery.
134 Taufik Rahim, Analisis Kuantitas Pemesanan Ekonomis Dan Sistem Produksi
ISSN: 1410-2331
24000
Annual Relevant Total Cost
21000
18935
Total Biaya Persediaan (TC) Dollars
18000
6000
5 10 12 15 20 25 30 35 40
EOQ Order Quantity (Pieces)
Gambar 7 Grafik Economic Order Quantity Decision Model
Taufik Rahim, Analisis Kuantitas Pemesanan Ekonomis Dan Sistem Produksi 135
SINERGI Vol. 21, No. 2, Juni 2017: 129-140
Q
76
Reorder Reorder
Point Point
64
Dengan didapatkannya angka-angka dari metode harapannya dapat mengurangi lead time dan
EOQ perusahaan terbantu dalam mengontrol biaya persediaan. Kontrak kerjasama ini
persediaan, kapan dan berapa jumlah barang dinamakan Vendor Held Stock (VHS) Parts
yang harus di order sudah diketahui sehingga dengan isi perjanjian sebagai berikut:
informasi kebutuhan dapat di share kepada 1. Supplier menempatkan stock spare part
supplier untuk mempersiapkan kebutuhan barang Vendor Held Stock (VHS) di gudang PT.
diharapkan performance supplier menjadi baik. Harita Nickel dan supplier bertangung jawab
terhadap pemeliharaan spare part.
Implementasi JIT terhadap Spare Part Non Stock 2. Supplier bertangung jawab mempersiapkan
Konsep Just In Time atau “Sistem Kanban” beberapa kategori part: Fast/consumable/
dalam Rangkuti (2000) menyatakan “konsep just medium/critical termasuk beberapa slow
in time bertujuan untuk meminimalkan biaya moving untuk memenuhi kebutuhan stock 6
penyimpanan”. bulan.
JIT mensyaratkan bahwa sebuah 3. Supplier menjamin genuine part dan
perusahaan memiliki beberapa pemasok yang ketersediaan stock untuk item yang disepakati
handal dan dinyakini untuk meningkatkan kedua belah pihak sebesar 90%.
produktivitas dan system manufaktur yang 4. Spare part VHS adalah milik supplier sampai
ramping dan meminimalkan persediaan pada saat spare part tersebut dikeluarkan dari
(Helo,2004) yang pada gilirannya mengurangi stock.
resiko dan membantu meminimalkan biaya 5. Stock barang VHS yang telah di pakai diganti
produksi (Curry dan Kenny, 1999; Rahman, oleh supplier untuk menjaga jumlah stock
2004) yang telah ditetapkan untuk setiap saat, PT.
Dari hasil stock class spare part kategori P Harita Nickel tidak akan dikenakan pebayaran
(Purchase As Request) sangat besar 95,72% untuk stock replenishment dengan barang-
dari total spare part dengan lead time yang masih barang ini sampai barang tersebut diambil
tinggi 30 hari. Sebagai pengganti dari pengiriman dan digunakan.
yang sangat besar dari komponen-komponen 6. Supplier menyediakan staff yang berfungsi
yang harus di beli dengan sistem JIT perusahaan sebagai Warehouse Management dan
ingin menerima komponen tepat pada saat Inventory Analyst.
operasi produksi membutuhkan. Untuk itu 7. Supplier melakukan penggantian spare part
perusahaan kadang-kadang harus membuat apabila ada kerusakan / cacat karena proses
kontrak jangka panjang dengan vendor untuk produksi pada spare part.
mendapatkan kondisi seperti ini. 8. Supplier memberikan discount harga diatas
PT. Harita Nickel melakukan kontrak 30%.
kerjasama dengan beberapa supplier OEM 9. Supplier membuka representative baru
(Original Equipment Manufacturer) diantaranya sebagai emergency back order support di
adalah PT. KOBEXINDO TRACTORS, PT. DAYA kota Ternate untuk menghandle logistic
KOBELCO CONTRUCTION MACHINERY management dan menanggung biaya
INDONESIA dan PT. UNITED TRACTORS. transportasi back order sampai Jakarta-
Kontrak kerjasama ini pada prinsipnya Ternate.
implementasi dari sistem just in time yang
136 Taufik Rahim, Analisis Kuantitas Pemesanan Ekonomis Dan Sistem Produksi
ISSN: 1410-2331
Tabel diatas menerangkan nilai investasi inilah yang mendasari peneliti untuk lebih lanjut
yang ditanamkan supplier dalam perjanjian melakukan pembahasan terkait penelitian yang
kontrak kerjasama vendor held stock (VHS). telah penulis lakukan, berikut jabaran
Keuntungan perusahaan dengan pembahasan penulis.
mengimplementasikan metode just in time yang
dituangkan dalam kontrak kerjasama VHS : Hasil Implementasi EOQ dan JIT terhadap
1. Mengurangi biaya persediaan dengan Peningkatan Variable Penelitian
menghilangkan biaya pemesanan, dari Dari hasil analisa mekanisme pengorderan
sample perhitungan EOQ total biaya spare part, lead time setiap proses pengorderan,
pemesanan 9.500,19 USD. serta klasifikasi spare part maka dilakukan
2. Initial stock terjamin selama 6 bulan, nilai perhitungan jumlah persediaan yang ekonomis
investasi yang ditanggung perusahaan jika dan penerapan model JIT.
melakukan persediaan sendiri 1.360.699,42 Mengacu pada definisi operasional
USD. variable penelitian maka perlu dilakukan tinjaun
3. Mengurangi atau meniadakan waktu tunggu terkait
(Zero Lead Time) supplier menjamin available 1. Physical Availability Equipment
spare part 90%. Dari Grafik Prosentasi Ketersediaan
4. Memangkas biaya kualitas, biaya akibat secara fisik equipment untuk siap dioperasikan
barang yang rusak yang berkaitan dengan bulanan dapat dilihat pada Gambar 9 terlihat
persediaan ditanggung supplier (Zero Defect) bahwa dari bulan mei 2013 trend pencapaiannya
5. Tidak ada kerusakan mesin yang diakibatkan mengalami peningkatan setiap bulannya
tidak ada spare part (Zero breakdowns) meskipun pada bulan Juni 2013 masih dibawah
6. Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan target yang di tetapkan perusahaan sebesar
biaya negosiasi dengan supplier, perusahaan 85%. Hal ini merupakan hasil baiknya
mendapatkan special price dengan discount Management Man Power (Job Quality),
min 30%. Management Maintenance (Good Planning &
7. Mengurangi biaya tenaga kerja langsung dan Executing) dan Management Persediaan.
tidak langsung. Supplier menyediakan staff 2. Aging Down Time Waiting Spare Part
yang berfungsi sebagai Warehouse Down time ini merupakan salah satu dari
Management dan Inventory Analyst. beberapa kategori breakdown yang
menyumbang turunnya pencapaian prosentasi
Pembahasan ketesediaan equipment untuk beroperasi, down
Penelitian terdahulu menyatakan bahwa time ini erat kaitannya dengan lead time, stocking
metode EOQ dan JIT cukup efektif dalam strategy sangat diperlukan untuk mengurangi
menyelesaian masalah yang terjadi pada ketidakpastian persediaan yang berkaitan
masing-masing ruang lingkup penelitianya. Hal dengan faktor alam dan letak geografis.
Taufik Rahim, Analisis Kuantitas Pemesanan Ekonomis Dan Sistem Produksi 137
SINERGI Vol. 21, No. 2, Juni 2017: 129-140
3. Total Lead Time, Stock Class, Service Level stock class Vedor Held Stock (V) dengan total
Dengan implementasi metode JIT dengan item (V) = 1.116 item dengan nilai investasi
bentuk kontrak kerjasama dengan supplier OEM 1.360.699,42 USD dan mengurangi stock
yang menjamin 90 % ketersediaan spare part inventory warehouse perusahaan dijelaskan
selama 6 bulan di lokasi site sangat pada Gambar 11. Dengan zero lead time,
meminimalkan lead time sampai 1 hari kerja item performance supplier menjadi baik dari
sampai diterima user yang dijelaskan pada Tabel sebelumnya, kebutuhan spare part dalam
5. periode tertentu sudah diketahui dengan
Kontrak kerjasama Vendor Held Stock perhitungan persediaan yang ekonomis.
(VHS) menambah stock class inventory dengan
138 Taufik Rahim, Analisis Kuantitas Pemesanan Ekonomis Dan Sistem Produksi
ISSN: 1410-2331
Gambar 11. Stock Class Spare Part Bulan Agustus 2013 Export Data Aplikasi Harita Fleet Management (2013)
Gambar 12 Service Level Supplier Januari 2013 - Agustus 2013 Laporan Logistic PT. Harita Nickel (2013)
Taufik Rahim, Analisis Kuantitas Pemesanan Ekonomis Dan Sistem Produksi 139
SINERGI Vol. 21, No. 2, Juni 2017: 129-140
2002; 22 (8): 868–886. Min, Wu. Modeling the Out Of Stock Risk and the
http://d.doi.org/10.1108/01443570210436181 EOQ-JIT Cost Indiferent Point, Thesis, The
Curry, J. and Kenney, M. Beating the clock: University Of Hong Kong, China. 2011.
corporate responses to rapid change in the Miller, G. Pawloski, J. Standridge, C. A case
PC industry. California Management Review, study of lean, sustainable manufacturing.
1999; 42 (1): pp. 8-36. Journal of Industrial Engineering and
Fortuin, L and Martin, H. On the logistics of Management. 2010; 3 (1): 11-32.
service parts. Research Report. Eindhoven http://dx.doi.org/10.3926/jiem.v3n1.p11-32
University of Technology. 1996; Peter., Kelle, The role of ERP tools in supply
TUE/TM/LBS/96-12 chain information sharing, cooperation, and
Farzaneh, Fazel. A comparative analysis of cost optimization, Louisiana State University,
inventory costs of JIT and EOQ purchasing. Baton Rouge, LA 70803, US. 2004.
International Journal of Physical Distribution & Rangkuti, Freddy. Manajemen Persediaan.
Logistics Management. 1997; 27 (8); 496– Cetakan Pertama, Raja Grafindo Persada,
504. Jakarta.1995.
Germain, R., Droge, C., and Daugherty, P.J. The Rahman, Z. Use of internet in supply chain
effect of just-in-time selling on organizational management: a study of Indian companies,
structure: an empirical investigation. Journal Industrial Management & Data Systems,
of Marketing Research. 1994; 31(4): 471–483. 2004; 104(1-2): 31-41.
http://dx.doi.org/10.2307/3151877 http://dx.doi.org/10.1108/02635570410514070
Helo, P. Managing agility and productivity in the Render B. dan Heizer J., Prinsip-prinsip
electronics industry, Industrial Management & Manajemen Operasi, Salemba Empat,
Data Systems. 2004; 104 (7): 567-77. Pearson Education Asia Pte.Ltd., Jakarta.
http://dx.doi.org/10.1108/02635570410550232 2001.
Harris, F.W. Operations and Cost. Shaw Factory Syamsuddin dan Lukman. Manajemen Keuangan
Management Series, A.W. Shaw Co, Chicago. Perusahaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
1915. 2007.
Hadi, Ismail. (Q,r) Inventory System with Syntetos, A. A., Keyes, M., Babai, M. Z, Demand
Crashing Lead Time Condition. Thesis categorization in a European spare parts
Universiti Malaysia Terengganu. 2009. logistics network. International Journal of
Ikatan Akutansi Indonesia. Standar Akutansi Operations & Production Management, 2009;
Keuangan. Jakarta. 2012. 29 (3): 292-316.
Jhon F. Kros, Impact of just in time inventory http://dx.doi.org/10.1108/01443570910939005
system on OEM suppliers, College of Shah, R., and Ward, P. Lean manufacturing:
Business, East Carolina University, context, practice bundles, and performance.
Greenville, North Carolina, USA. 2005. Journal of Operations Management. 2003; 21
Kinney, M.R., and Wempe, W.F. Further (2):129–49. http://dx.doi.org/10.1016/S0272-
evidence on the extent and origins of JIT‟s 6963(02)00108-0
profitability effect. The Accounting Review. Sakon, W and Bordin, R (2011) The Modification
2002; 77 (1): 203–225. of EOQ Model under the Spare Part Discrete
Kris, Goly. How to Develope a Spare Part – Demand: A Case Study of Slow Moving Item.
Stocking Strategy, Department of Business Proceedings of the World Congress on
Development, Siemens Industry Inc. 2012. Engineering and Computer Science. 2011; 2.
Leavy, B. Two strategic perpective on the buyer- Wareen, Carl S; Fress, Philip E; Niwwonger, C
supplier relationship. Production and Rolln. Prinsip-Prinsip Akutansi. Jilid 1.
Inventory Management Journal. 1994; 35 Penerbit Erlangga. Jakarta. 1999.
(2):47–51.
140 Taufik Rahim, Analisis Kuantitas Pemesanan Ekonomis Dan Sistem Produksi