Teksol
Teksol
Disusun oleh:
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
hidayahNya, kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul Formulasi Obat Hipertensi
Metode Gastroretentive Swelling
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Teknologi Sediaan Solid.
Dalam menyelesaikan tugas ini, mendapat bimbingan dan motivasi yang sangat berarti, untuk
itu pada kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yayah Siti
Juariah Msi, Apt sebagai dosen mata kuliah Teknologi Sediaan Solid. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent killer karena pada
umumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit hipertensi sebelum
memeriksakan tekanan darahnya. Selain itu penderita hipertensi umumnya tidak mengalami
suatu tanda atau gejala sebelum terjadi komplikasi.
Persentase pria yang menderita hipertensi lebih tinggi disbanding wanita hingga usia 45
tahun dan sejak usia 45-64 tahun persentasenya sama, kemudian mulai dari 64 tahun ke atas,
persentase wanita yang menderita hipertensi lebih tinggi dari pria, Pada pembuatan Obat
darah tinggi biasanya di gunakan tablet lepas lambat karena ingin mencapai efek terapi pada
waktu maximum.
Salah satu sediaan dengan pelepasan obat yang dimodifikasi adalah sediaan dengan
pelepasan diperlambat. Banyak metode yang dapat digunakan untuk membuat sediaan lepas
lambat, salah satunya adalah sediaan yang dirancang untuk tetap tinggal di dalam lambung.
Bentuk sediaan yang dapat dipertahankan di dalam lambung disebut Gastro Retentive Drug
Delivery System (GRDDS).
2. Tujuan
Zat yang dapat digunakan dalam metode GRDDS ?
Kelebihan metode GRDDS ?
Cara Pengabsorbsi Metode GRDDS ?
1
3. Rumusan masalah
Masalah adalah merupakan suatu kejadian dimana kejadian tersebut memerlukan
pemecahan atau masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan
bagaimana.maka yang menjadi masalah adalah :
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Merupakan sistem penghantaran obat yang memiliki kemampuan menahan obat di dalam
saluran pencernaan khususnya di lambung untuk memperpanjang periode waktu. Setelah obat
lepas selama periode waktu yang disyaratkan, bentuk sediaan harus terdegradasi tanpa
menyebabkan gangguan pencernaan.
3. Keuntungan
Meningkatkan absorpsi obat, karena meningkatkan Gastroretentive dan meningkatkan
waktu kontak bentuk sediaan pada tempat absorpsinya.
Obat dihantarkan secara terkontrol.
Penghantaran obat untuk aksi lokal di lambung.
Meminimalkan iritasi mukosa oleh obat, dengan melepaskan obat secara lambat pada
laju yang terkontrol.
Treatment gangguan gastrointestinal seperti refluks gastroesofagus
Mudah diberikan dan pasien merasa lebih nyaman.
3
Meningkatkan bioavailibilitas
Mengurangi obat yang terbuang sia-sia
Meningkatkan kelarutan obat yg sukar larut pada pH yang tinggi
Memiliki kemampuan penghantaran obat-obatan secara lokal di dalam lambung
Peningkatan waktu tinggal sediaan di lambung
Memperpanjang efek terapetik
4. Kerugian
Obat-obatan yang diabsorbsi secara baik sepanjang saluran pencernaan dan yang
menjalani first pass metabolisme signifikan mungkin kurang pas untuk GRDDS
karena pengosongan lambung yang lambat dapat menyebabkan penurunan
bioavailabilitas sistemik.
Obat-obatan yang iritan terhadap mukosa lambung tidak cocok untuk GRDDS
Tidak cocok utk obat yg memiliki kecepatan eliminasi yang rendah
Obat yang memiliki indeks terapi sempit
Kemungkinan dapat terjadi intoleransi & keracunan setelah pemberian
Bahan berkhasiat diabsorbsi buruk di saluran pencernaan
6. Usia
Bentuk: Gastroretentive orang yang lebih tua memiliki Gastroretentive interval lebih
panjang secara signifikan
Postur: Gastroretentive dapat bervariasi antara posisi pasien tegak dan terlentang.
4
tinggal mengapung dalam lambung untuk periode waktu yang diperpanjang. Pada
tahap akhir, sisa sistem harus dapat dikosongkan dari lambung.Tipenya:
Hydrodynamically Balanced System.
Sistem ini merupakan bentuk sediaan unit tunggal yg mengandung satu
atau lebih gel yg terbentuk dari polimer hidrofilik seperti HPMC, HEC. Obat
biasanyan dicampur dengan suatu polimer dan biasanya diberikan dalam
kapsul gelatin. Kapsul ini siap melarut dalam cairan lambung. Hidrasi dan
pengembangan permukaan polimer menghasilkan massa mengapung.
Gas Generating System.
Formulasi ini mengandung karbonat atau bikarbonat yg menghasilkan
CO2 krn reaksi mereka dengan asam baik dari asam lambung atau koformulasi
sebagai asam sitrat, asam tartarat. Pada sistem unit tunggal, substansi
efervesen berada dalam polimer hidrofilik dan gelembung CO2 dijerap dalam
matrik yang mengembang.
Raft (rakit) forming System
Sistem ini terdiri dari bbrp senyawa pembentuk gel Ex: larutan Na-
alginate mengandung karbonat atau bikarbonat, Sistem ini menghasilkan suatu
lapisan di atas cairan lambung fluids, Biasanya digunakan dalamtreatmen
refluks gastroesofagus.
Bioadhesive drug delivery systems
Pada sistem ini bentuk sediaan akan melekat pada permukaan mukosa dalam
saluran pencernaan yang menghasilkan retensi lambung berkepanjangan.
High density systems
Sistem ini mempunyai densitas lebih besar daripada cairan lambung (1.4g/cc).
Sekitar 1.6 g/cc lebih disukai, cenderung bertahan pada pergerakan peristaltik
lambung.Zinc oxide, Iron oxide, Titanium dioxide, barium sulfate digunakan sebagai
inti berat yang inert.
Sistem Swellable
Swelling adalah suatu polimer kontak dengan air, maka terjadi penyerapan air
yang menyebabkan polimer dapat mengembang, sehingga obat yang terdispersi di
dalam polimer akan berdifusi keluar. Akibatnya, pelepasan obat bergantung pada dua
5
proses kecepatan yang simultan antara proses berdifusinya air ke dalam polimer dan
peregangan rantai polimer.
Suatu bentuk sediaan di dalam perut akan bertahan di transit lambung jika
sediaantersebut lebih besar daripada sfinkter filoris tetapi harus cukup kecil untuk
ditelan. Sistem ini mengembang berkali-kali lebih besar daripada ukuran aslinya,
berikut adalah proses:
Cross linking (pautan silang)
Harus optimum sehingga tautan silang ini tidak mengembang
Hydrogel yang non cross-linki akhirnya akan larut.
Densitas cross-link bertambah, molekul hydrogel bertindak seperti
molekul semi solid.
Densitas cross-link tinggi, molekul hydrogel akan seperti padatan
memungkinkan hydrogel mengembang ke tingkat yang minimum.
Chitosan, HPMC, sodium starch glycolate, carbopol biasa digunakan.
Begitupula Diclofenac, Ciprofloxacin, Furosemide dilaporkan dengan
sistem ini.
Konten Ionik
Jika jumlah ion dalam struktur hydrogel bertambah, maka kekuatan
osmotik dan elektrostatik hydrogel akan lebih tinggi, sehingga hydrogel
menjadi seperti cairan yang dapat mengisi ruang di sekelilingnya
Konten Hidrofilik
Konten hydrogel hidrofilik akan mempengaruhi difusi intermolekul
dan swelling. Hidrofilisitas hydrogel bertambah, maka interaksi antara air dan
hydrogel akan bertambah pula, ini memudahkan difusi air dan menyebabkan
swelling yang lebih besar
o Mekanisme Kerja Swelling
Ketika suatu hydrogel terpapar dalam medium air, air akan diabsorpsi oleh
hydrogel. Setelah terpapar dengan air, tiga bagian dalam matriks hydrogel dapat
dibedakan.
Pertama, bagian yang paling cepat mengembang dalam air, secara mekanik
lemah. Lapisan hydrogel ini akan bertindak sebagai barrier difusi untuk air
yang tersisa.
Kedua, bagian ini dicirikan dengan mengembang sedang dan relatif kuat.
6
Ketiga, bagian yang belum mendapatkan air dan hampir dalam bentuk glassy
untuk waktu yang lama
7
Verapamil 500 g
Amylum 10% dari bobot tablet 70 g
Musilago amili 10% (1/3 FD ) 21,5 g
Lactose 52,5 g
644 g
Fase luar ( 8%)
Mg stearat 1%
Talk 2%
Amylum kering 5%
Cara menghitung :
# musilago amili = 1/3 x 644g = 215 g
Setelah dikeringkan = 10% x 215 = 21,5 g
# laktosa = 644 – (500 + 70 +21,5 ) = 52,5 g
Misanya : granul FD yang diperoleh 600 g dengan kadar air 2% maka untuk kadar
air 0% bobot granulnya = 0,98 x 600 = 588 g. jumlah tablet yang diperoleh = 588
/644 x 1000 = 913,04 g tablet.
9. Cara Pembuatan
Pembuatan Formula metode cetak langsung dengan cara
Zat aktif, HPMC dan bahan tambahan lain aduk hingga homogen selama 15 menit,
diayak melalui ayakan mesh 40,
Ditambahkan talkum dan Magnesium stearat melalui ayakan mesh 40 diaduk hingga
homogen selama 5 menit.
Dilakukan evaluasi terhadap massa , meliputi uji aliran granul dan uji compressibilitas
(bulk density).
8
Dicetak dengan mesin tablet single punch dengan bobot rata-rata tablet 300 mg dan
diameter 10 mm.
Evaluasi tablet atau produk akhir meliputi : visual / organoleptik, rupa dengan cara visual
menggunakan loop agar permukaan tablet lebih jelas terlihat, bau dan rasa.
9
11. Matrik obat verapamil hidroklorida
Telah diteliti polimer ramah lingkungan polikaprolakton sebagai matrik obat
hipertensi / jantung verapamil untuk mendapatkan sediaan lepas lambat (sustained
release) berupa mikrokapsul.mikrokapsul dibuat dengan metode emulsifikasi
penguapan pelarut (o/w) dengan menggunakan span 80 sebagai emulsifier dan variasi
kecepatan pengadukan 400 rpm, 700 rpm dan 900 rpm.
Variasi perbandingan verapamil dengan penyalut polikaprolakton dimulai dari
1:1 , 1:2 , 1: 3 untuk setiap kecepatan pengadukan.hasil percobaan menunjukan
mikrokapsul yang dihasilkan sferis, dengan ukuran berkisar antara 10 -30 µm. profil
disolusi menunjukan penurunan laju disolusi mikrokapsul dibandingkan dengan zat
aktif verapamil tunggal.
Efiensi enkapsulasi terbesar didapat 72,42% pada komposisi F9 dengan
perbandingan 1:3 dengan kecepatan pengadukan 900 rpm hasil analisis statistic
annova satu arah antara zat aktif verapamil dan mikrokapsul dengan efiesiensi
disolusi menujukan hasil yang berbeda nyata dengan zat aktif.sehingga makin besar
jumlah penyalut PCL yang digunakan maka makin besar penghambatan pelepasan
verapamil dari mikrokapsul.
10
BAB III
Contoh Formulasi
Jurnal Swelling Approach A Novel Method For Gastric Retention ( Lahoti Swaroop
Rameshwarji1, Shep Santosh Gyandev2 )
Cara Pembuatan :
11
Design, Development and Evaluation of Trilayer Swelling Gastro Retentive Tablets
of Lornoxicam for Biphasic release and Lansoprazole for Immediate release for the
treatment of Arthritis ( D Jaison, K Elango, V Sundar Raj, K Dhunmati, M Kousaly )
Cara Pembuatan :
Semua bahan untuk lapisan penyangga yang ditimbang secara akurat, diayak dan
dibuat butiran Buffer ( metode granulasi basah menggunakan PVP dan isopropil
alkohol ) disimpan konstan,
Rilis lapisan segera disiapkan dengan menggunakan metode berbagai penghancur
(SSG, CCS, Cros povidone) dalam berbagai konsentrasi slugging,
Pencampuran kering dilakukan selama 10 menit sebelum memprosesnya menjadi
siput,
Pengembang berkelanjutan pelepasan lapisan disiapkan dengan teknik kompresi
langsung dengan memvariasikan konsentrasi polimer,
Parameter Praformulation dievaluasi untuk semua campuran,
Kemudian dimampatkan menjadi tablet trilayer oleh 10 stasiun meninju mesin tunggal
menggunakan 9 mm pukulan dalam tiga tahap yaitu:
12
1) transfer pelepasan lapisan berkelanjutan dan pemadatan panduan ,
2) transfer pelepasan lapisan segera atas dipadatkan berkelanjutan rilis lapisan dan
dimampatkan menjadi tablet bilayer,
3) lapisan penyangga dipindahkan di atas lapisan ganda tablet yang ditempatkan ke
mati dan dikompresi untuk menghasilkan Trilayer Pembengkakan Gastro tablet dpt
menyimpan.
Tablet yang diformulasikan disimpan pada suhu kamar.
Cara Pembuatan :
13
BAB IV
Pra Formulasi
Verapamil hidroklorida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari
100,5% BM 491,07
Pemerian serbuk hablur, putih atau hampir putih; praktis tidak berbau ; rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam air; mudah larut dalam kloroform; agak sukar larut dalam
etanol; praktis tidak larut dalam eter.
Tablet Verapamil mengandung Verapamil hidroklorida tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket
Hydroxypropyl Methylcellulose
Magnesium stearat
14
magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan, mengandung setara dengan tidak
kurang dari 6,8% dan tidak lebih dari 8,3% magnesium oksida.
Pemerian ; Serbuk halus, putih dan volminus, bau lemah khas, mudah elekat dikulit,
bebas dari butiran.
Microcrysralline cellulosa
Avicel berbentuk serbuk kristal berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa,Kelarutannya
tidak larut dalam air, sedikit larut dalam 5% larutan hidroksida. Senyawa ini stabil meskipun
merupakan bahan yang higroskopis (Rowe et al 2006)
15
BAB V
Formulasi
Monografi Zat
Verapamil Hcl ( Farmakope edisi IV )
Pemerian : Berbentuk serbuk hablur, putih atau hampir putih, praktis tidak berbau,
rasa pahit
Kelarutan : Larut dalam air, mudah larut dalam kloroform, agak sukar larut dalam
etanol, praktis tidak larut dalam eter
Microcystaline Cellulose
Pemerian : tidak berbau, tidak berasa, serbuk ktistal yang terdiri dari partikel – partkel
penyerap
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, alkohol, aseton, toluen, cairan asam
HPMC K4M
Pemerian : serbuk putih tidak berbau dan tidak memiliki rasa
Kelarutan : larut dalam air dingin, praktis tidak larut dala kloroform, etanol, dan eter,
tetapi tidak larut dalam campuran etanol dan diklorometan
Amilum
Pemerian :Serbuk atau partikel kristalin; putih sampai agak putih; tidak berbau
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95% dingin
Magnesium stearate( Farmakope Indonesia Edisi IV Hal 354 )
Pemerian :Serbuk Halus, Putih, licin dan mudah melekat pada kulit bau lemah khas
Kelarutan : Praktis tidak larut etanol, etanol 95%, eter, dan air. Sedikit larut dalam
benzen hangat dan etanol 95% hangat.
16
PVP K30 ( Farmakope Indonesia Edisi IV Hal 510 )
Pemerian : Serbuk halus, berwarna putih sampai putih kekuningan, berbau lemah
hampir tidak berbau, higroskopis
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%)P dan dalam kloroform P,
kelarutan tergantung dari bobot molekul rata-rata, praktis tidak larut dalam eter P.
Cara Pembuatan
Pembuatan Formula metode cetak langsung dengan cara
Zat aktif, HPMC dan bahan tambahan lain aduk hingga homogen selama 15 menit,
diayak melalui ayakan mesh 40,
Ditambahkan PVP K30 dan Magnesium stearat melalui ayakan mesh 40 diaduk
hingga homogen selama 5 menit.
Dilakukan evaluasi terhadap massa , meliputi uji aliran granul dan uji compressibilitas
(bulk density).
Dicetak dengan mesin tablet single punch dengan bobot rata-rata tablet 300 mg dan
diameter 10 mm.
Penjelasan
Formula usulan dengan Verapamil Hcl sebagai zat aktif ditambahkan Microcystaline
Cellulose sebagai bahan zat pengisi , dan Psyllium Husk sebagai zat pengembang
sehingga sediaan obat yang dibuat dapat mengembang didalam lambung, Amilum
yang digunakan dalam formula ini bertujuan untuk membantu proses hancurnya tablet
setelah mengembang dan memperluas permukaan dari sediaan.ditambahkan serta
ditambahkan dengan Magnesium stearate sebagai zat pelicin yang memiliki sifat
aliran yang baik (free flowing). Semua zat ini dapat tahan terhadap panas erta larut
dalam air,sehingga pada formula ini pembuatan sediaan tablet lebih baik
menggunakan proses granulasi basah dan akhirnya di cetak langsung.
17
BAB VI
PEMBAHASAN
Gastro retentive drug delivery system adalah merupakan sistem penghantaran obat
yang memiliki kemampuan menahan obat di dalam saluran pencernaan khususnya di
lambung untuk memperpanjang periode waktu, setelah obat lepas selama periode waktu yang
diisyratkan, bentuk sediaan harus terdegradasi tanpa menyebabkan gangguan pencernaan.
Sedangkan hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent
killer karena pada umumnya pasien tidak mengetahui bahwa mereka menderita penyakit
hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Selain itu penderita hipertensi umumnya
tidak mengalami suatu tanda atau gejala sebelum terjadi komplikasi.
Salah satu sediaan dengan pelepasan obat yang dimodikasi adalah sediaan dengan
pelepasan di perlambat, banyak metode yang dapat digunakan untuk membuat sediaan lepas
lambat, salah satunya adalah sediaan yang dirancang untuk tetap tinggal di dalam lambung.
Bentuk sediaan yang dapat dipertahankan di dalam lambung disebut Gastro Retentive Drug
Delivery System (GRDDS).
Floating drug delivery system yang memiliki densitas bulk lebih rendah daripada isi
lambung, sistem ini memiliki potensial untuk pelepasan obat secara berkelanjutan dan tinggal
mengapung dalam lambung untuk periode waktu yang di perpanjang, pada tahap akhir sisa
sistem harus dapat dikosongkan dari lambung tipenya.
Verapamil adalah sediaan dengan fungsi untuk mengobati tekanan darah tinggi /
hipertensi, juga dapat mencegah stroke, serangan jantung dan masalah pada ginjal.
18
BAB VII
1. KESIMPULAN
Gastro Retentive Drug Delivery System adalah sistem penghantaran obat
yang memiliki kemampuan menahan obat di dalam saluran pencernaan
khususnya di lambung untuk memperpanjang periode waktu.
Macam-macam sistem gastroretentif :
Floating drug delivery system
Bioadhesive drug delivery systems
High density systems
Sistem Swelling
Magnetic system
Swelling adalah suatu polimer kontak dengan air, maka terjadi penyerapan air
yang menyebabkan polimer dapat mengembang, sehingga obat yang
terdispersi di dalam polimer akan berdifusi keluar
Proses sistem mengembang berkali-kali lebih besar daripada ukuran aslinya :
Cross linking (pautan silang)
Konten Ionik
Konten Hidrofilik
Mekanisme kerja swelling system
Pertama,bagian yang paling cepat mengembang dalam air, secara
mekanik lemah. Lapisan hydrogel ini akan bertindak sebagai barrier
difusi untuk air yang tersisa.
Kedua, bagian ini dicirikan dengan mengembang sedang dan relatif
kuat.
Ketiga, bagian yang belum mendapatkan air dan hampir dalam bentuk
glassy untuk waktu
19
2. SARAN
Untuk dapat merancang formulasi diperlukan cara pembuatan yang tepat
seperti tablet yang diformulasikan disimpen pada suhu kamar. Verapamil adalah
obat dengan fungsi untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi).dapat
mencegah stroke,serangan jantung, dan masalah pada ginjal.
Saran untuk evaluasi verapamil dengan konsekuesnsi hemodinamik (laju,
tekanan darah,gejala),komplikasi penanganan (kebutuhan akan tambahan atau
alternative obat,alat atau pembedahan).
Dari hasil kesimpulan di atas telah dikemukakan maka dapat diberikan
saran-saran sebagai bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan dalam rangka
meningkatkan kualitas dalam pemberian obat gastroretentive, dengan baik sehingga
bisa dan bermanfaat bagi kita semua.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagipenulis dan pembaca lainnya
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah dikemudian hari.
20
DAFTAR PUSTAKA
etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70777/.../S1-2014-301407-chapter1.pdf
https://dhadhang.files.wordpress.com/2012/09/gastro-retentiv-dds-compatibility-
mod
https ://www.researchgate.net.publication
FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV
21