SISPROD
SISPROD
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Line Balancing
keluaran dari setiap tahap operasi tahap operasi dalam suatu runtunan lini. Bila
untuk lini tersebut akan ditentukann oleh operasi yang paling lambat. Ketidak-
operasi lainnya.
berguna tentang pengaturan suatu rentetan lini operasi, tetapi dalam praktek
tidak merupakan pendekatan yang berhasil sebagai alat bantu manajemen
TNOW 0 4 5 6 11
Resource
8,5,3 5,1,0 3,1 2 4,1
availabel
ACT. ALLOW 1-2;1-3;1-5 1-5;3-5;3-4 2-4;3-5 3-5 3-5;4-5
Iteration no. 1 2 3 4 5
TNOW 0 4 5 6 10
Resource
availabel 9,6,4,0 2,1 4,2 3,0 4
ACT. ALLOW 1-2;1-3;1-5 3-5;3-5 2-4;3-5 3-5 -
Iteration no. 1 2 3 4 5
such a fashion that worker effort was somewhat equalized and the number of
a.1≤ M ≤ N
b.t1≤ C
No tasks time may be greater than the cycle time (unless multiple
workers are allowed per task). Implicit in this restriction is that the
accumulation of tasks time per station cannot exceed the cyce time.
∑𝑁
𝑖−3 𝑡𝑖
100
(𝐶)(𝑀)
sebagai berikut:
dapat dipenuhi.
penempatan tugas pada stasiun kerja (Heizer dan Render, 2006). Heuristik
beberapa langkah dan metode yang dapat digunakan. Langkah- langkah umum yang
harus dilakukan dalam suatu aturan urutan pengerjaan atau batasan urutan (sequence
produk.
Contohnya yaitu pemasangan lampu depan pada sebuah mobil hanyadapat dilakukan
Stasiun kerja atau sering juga disebut work station atau production center
merupakan kombinasi dari mesin, tools and equipment, serta orang-orang yang
(presedensi tugas).
satu hari)
1) Menentukan jumlah unit output yang akan diproduksi per hari (p).
Misalnya, jam kerja per hari adalah 8 jam, dan target 26 produksi
Cycle time atau waktu siklus adalah waktu maksimal suatu produk
diproses pada setiap stasiun kerja. (Heizer dan Render, 2006) Waktu
Cycle time
Dimana:
Dimana:
besarnya waktu menganggur yang terjadi di salah satu atau beberapa stasiun kerja.
Dimana:
ti = Waktu tugas
A. Kerangka Berfikir
Masalah
Data
Analisis
Untuk hasil yang diharapkan pada penelitian kali ini yaitu untuk
mengetahui atau meningkatkan efesiensi tiap stasiun kerja dan
menyeimbangkan lintasan sehingga seluruh stasiun kerja dalam
lintasn berkerja dengan kecepatan yang sedapat mungkin sama
Sumber : Peneliti
KERJA PADA PT. HM. SAMPOERNA Tbk. Fakultas Teknologi Industri ITATS, Jl.
Arief Rachman Hakim 100 Surabaya. Vol.20 No 2 ISSN: 1411-7010 e-ISSN: 2477-
507X. Teknik keseimbangan lintasan diperlukan dalam proses produksi. Tanpa adanya
keseimbangan lintasan dalam stasiun kerja maka proses produksi tidak akan berjalan
secara efektif dan efisien. Dalam proses produksinya, PT. HM. Sampoerna Tbk.
stasiun kerja, sehingga direncanakan untuk menentukan lintasan produksi yang optimal
sehingga pembebanan pada setiap stasiun kerja akan lebih merata dan mengurangi
waktu menganggur. Metode yang digunakan adalah metode pengukuran waktu kerja
dengan jam henti (stop watch) dan metode bobot posisi (Method Ranked Positional
Weight). Data yang dianalisis adalah waktu yang diperlukan oleh operator untuk
menyelesaikan produksi rokok dan jumlah output rate untuk produk rata-rata yang
dihasilkan untuk menetapkan waktu siklus ideal. Kedua data tersebut kemudian
produksi dan efisiensi lintasan yang optimal serta stasiun kerja yang optimal pula. Hasil
ketidakseimbangan (balance delay) sebesar 42,02% dari 73,48% menjadi 31,46% Dan
2. Andreas Tri Panudju, Bambang Setyo Panulisan, Euis Fajrianti Agustus 2018.
Universitas Bina Bangsa Jl.Raya Serang- Jakarta Km 03 No. 1.B (pakupatan), kode
industri penyamakan kulit asli yang berada di wilayah Banten. Adanya stasiun
kerja yang sibuk dan waktu menganggur, lalu waktu tunggu yang tinggi dan
operator yang menganggur karena beban kerja yang tidak teratur, maka konsep
dari penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah stasiun kerja yang optimal.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif data, dengan teknik
ranked positional weight ini diketahui dalam proses penyamakan kulit terdiri
atas empat stasiun kerja. Dari hasil perhitungan yang sudah dilakukan dengan
metode ranked position weight (RPW) ini dapat diketahui kecepatan operasi
terlambat adalah operasi C sebesar 6,42 menit sehingga dijadikan waktu siklus
pada metode ini. Kemudian 1 lintasan dengan kapasitas produksi sebesar 6502
unit per tahun. Hasil untuk efesiensi lini yaitu, 89,29% menyatakan bahwa rasio
persentase yang baik. Kemudian hasil yang didapat pada balance delay
stasiun kerja sebesar 10,71% tidak merata sedangkan dalam smoothness index