Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASSESSMENT, MONITORING DAN EVALWASI

Dosen pembimbing : Nurmisih LY. S.Pd. M.Kes

Disusun oleh :

Nama Kelompok 8 :

Ajeng Sukma Suly Moris Dawati

Amelia Safitri Rts Nurhasanah

Anggi Febiyola Susan Handrayani

Dinda Selvi Wahyuni Tri Handayani

Emilsi Maya Putri Umi Setiya Ningsih

Indah Sari

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

JURUSAN DIII KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT , atas segala limpahan rahmat dan karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Assessment, Monitoring Dan
Evaluwasi”.

Sholawat beriring salam juga tak lupa kami sampaikan kepada nabi Muhammad SAW yang telah
mengantarkan kehidupan ini menjadi lebih beradab. Dalam penyusunan makalah ini banyak
mengalami hambatan, namun berkat arahan dan bimbingan dari berbagai pihak maka kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Oleh sebab itu pada kesempatan ini kami mengucapakan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan semua masukan dan arahan sehingga
makalah ini dapat diselesikan.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan dan
masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu saran dan kritik kami harapkan demi kesempurnaan
dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat terutama kami sebagai penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

jambi, 31 oktober 2019

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata pengantar ..............................................................................................................................i

Daftar isi ........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah.............................................................................................1


1.2 Rumusan masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Assasement, Monitoring Dan Evaluasi...................................................3

2.2 Tujuan Monitoring Dan Evalusi................................................................................3

2.3 Pertimbang HAM,Stabdar HAM Dan Hukum Nasional.........................................3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................6

3.2 Saran.............................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................7

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan reproduksi merupakan suatu hak asasi manusia yang, seperti semua hak
asasi manusia lainnya, berlaku juga kepada pengungsi eksternal, pengungsi internal, dan
penduduk lainnya yang hidup di dalam situasi darurat. Guna mewujudkan hak tersebut,
penduduk yang terkena dampak harus memiliki akses ke informasi dan layanan kesehatan
reproduksi komprehensif sehingga mereka bebas membuat pilihan berdasarkan informasi
terkait kesehatan serta kesejahteraan mereka.
Penyediaan layanan kesehatan reproduksi yang komprehensif dan berkualitasi tinggi
membutuhkan pendekatan terpadu yang bersifat multisektoral. Personel dari berbagai sektor
seperti perlindungan, kesehatan, nutrisi, pendidikan, dan layanan masyarakat; semua
memainkan peranan penting dalam merencanakan dan memberikan layanan kesehatan
produksi. Cara terbaik memenuhi kebutuhan adalah dengan melibatkan masyarakat yang
terkena dampak dalam tiap-tiap fase respon: mulai dari menilai kebutuhan sampai
merancang program, meluncurkan dan melaksanakan program, dan mengevaluasi
dampaknya.
Pedoman Lapangan Antar-lembaga tentang Kesehatan Reproduksi dalam situasi
darurat bencana merupakan hasil dari suatu proses kerja sama dan konsultasi yang
melibatkan lebih dari 100 anggota lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga
swadaya masyarakat yang tergabung dalam Inter-agency Working Group (IAWG) on
Reproductive Health in Crises (Kelompok Kerja Antar Lembaga untuk Kesehatan
Reproduksi dalam situasi krisis).
Sejak 1999, masyarakat humanitarian telah mengembangkan lebih lanjut standar-
standar maupun pedoman untuk bidang-bidang yang terkait dengan kesehatan reproduksi,
termasuk gender, kekerasan berbasis gender, dan HIV/AIDS dalam situasi darurat bencana.
Untuk kali pertama dalam sejarah, kesehatan reproduksi diakui pada tingkat Dewan
Keamanan, di mana Resolusi 1889 secara tegas menyebutkan pentingnya akses perempuan
dan anak perempuan ke layanan kesehatan reproduksi dan hak reproduksi guna mencapai
kondisi sosial ekonomi yang lebih baik dalam situasi pasca konflik.
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi (monev) yang diselenggarakan tahun
dimaksudkan sebagai suatu kegiatan penilaian dan observasi antara peraturan yang telah
ditetapkan, serta untuk memastikan dan mengendalikan keserasian pelaksanaan program
dan kegiatan dengan perencanaan yang telah ditetapkan dalam Rencana.
Dalam pelaksanaan monev ini terbagi menjadi 3 (tiga) kategori. Kategori tersebut
adalah pembinaan, pengendalian, dan pengawasan. Penetapan kategori ini didasarkan atas
kondisi laporan hasil proses belajar mengajar yang disampaikan kepada pemerintah, dimana
dari analisis laporan tersebut dapat diketahui program studi mana yang aktif, tidak lengkap,
tidak aktif. Setiap program studi akan diberikan instrument monev sesuai dengan kategori
yang telah ditetapkan dan hasilnya akan dievaluasi melalui penilaian kualitas program yang
dilakukan dengan metode yang sesuai untuk meningkatkan kualitas operasional program
dan kegiatan yang berkontribusi penting
Oleh sebab itu pelaksanaan monev dilakukan secara terintegratif dengan menyusun
rencana sasaran, mendesain instrumen evaluasi, melakukan observasi di lapangan,
kemudian menganalisis hasilnya, sehingga hasilnya diharapkan dapat memberi gambaran
tentang cerminan terhadap output kualitas operasional program, kegiatan, dan layanan,
tetapi sekaligus juga untuk mengetahui apakah indikator keberhasilan program dan kegiatan
sesuai dengan hasil yang diharapkan (outcome).

1.2 Rumusan Masalah


2. Apa yang dimaksud monitoring dan evaluasi?
3. Apa saja tujuan monitoring dan evaluasi?
4. Bagaimana pertimbangan HAM, standar HAM dan hukum nasional?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dan monitoring dan evalusi


2. Untuk mengetahui tujuan dari monitoring dan evaluasi
3. Untuk mengetahui Bagaimana pertimbangan HAM, standar HAM dan hukum nasional

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Assasement,Monitoring Dan Evaluasi

Assement adalaah prosese untuk menentukan dan mengatasi kebutuhan atau kesenjangan
antara kondisi saat ini dan kondisi yang di inginkan.

Monitoring adalah proses peggumpulan dan analisa data yang sistematis dan berkelanjutan
selama proyek berjalan. Monitoring di tujukan pada penggukuran kemajuan proyek ke arah
penyampaian tujuan-tujan program.

Evaluasi adalah proses untuk nentukan apakah program telah memenuhu tujuan-tujuan
yang di harpkan dan atau sejauh mana perubahan dalam hasil dapat di hubungkan dalam program

Ketiga proses ini terhubung sepanjang penyelengaraan layanan yang berkelanjutan yang di sebut
dengan siklus proyek. Siklus proyek merupakan alat bantu bagi petugas kesehatan reproduksi dan
menejer kesehatan reproduksi memahami bagaimana tuga-tugas dan fungsi manajemen harus di
lakukan selama masa pelakasananan program kesehatan reproduksi

2.2 tujuan Monitoring Dan Evalusi

Tujuan Monitoring adalah pengumpulan, pelaporan maupun analisa data secara teratur dan
bersinambungan selama durasi pelaksanaan program dan merupakan bagian sangat penting dari
setiap program kesehatan reproduksi. Monitoring mencakup diseminasi hasil-hasil secara tepat
waktu sehingga tindakan dapat diambil.

Tujuan evaluasi adalan untuk menganalisa efisiensi dan efektivitas program. Evaluasi
membandingkan kegiatan program dan layanan (keluaran/output) dengan manfaat
(hasil/outcome) dan dampak kesehatan masyarakat serta membantu para petugas kesehatan
reproduksi untuk menentukan hal- hal tsb memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.

2.3 Pertimbang HAM,Stabdar HAM Dan Hukum Nasional

1) Pertimbangan ham
Mereka yang memiliki akses ke informasi kesehatan harus memastikan bahwa mereka
mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan.
Petunjuk mengenai hukum nasionaldan peraturan mengenai pengumpulan, penyimpanan
dan penggunaan informasi kesehatan ini harus tersedia bagi para pekerja kesehatan dan
pekerja kemanusiaan, dan semua pekerja kesehatan harus mengetahui peraturan-peraturan
ini.

Pengumpulan dan penggunaan data untuk tujuan monitoring dan evaluasi juga
mensyaratkan adanya persetujuan berdasarkan informasi (informedconsent) dari orang
yang memberikan informasi. Ini mencakup pengumpulan data dimana nara sumber
informasi tidak akan diungkapkan dan diputuskan hubungannya dari nama dan hal-hal lain
yang mengidentifikasi responden yang bersangkutan. Maksud daripada informed consent
adalah untuk memastikan bahwa responden menyadari dan memahami tujuan dan isi
pelaksanaan pengumpulan data, prosedur yang akan diikuti selama pelaksanaan, risiko dan
manfaat keikutsertaan mereka, serta hak-hak mereka. Sebagai bagian dari proses informed
consent, calon peserta harus diberikan informasi tentang masing- masing unsur ini, melalui
apa yang sering disebut sebagai “pernyataan persetujuan”

Setiap orang juga harus diberitahukan bahwa mereka memiliki hak untuk tidak
berpartisipasi dalam pengumpulan data atau untuk menolak menjawab pertanyaan-
pertanyaan tertentu.

Jika untuk tujuan tertentu– informasi mengenai status kesehatan seseorang perlu
diungkapkan kepada pihak ketiga, maka informed consent dari orang yang bersangkutan
harus diperoleh terlebih dahulu. Bila informasi itu terkait dengan anak-anak, maka
informed consent harus diberikan oleh orang tua atau wali anak kecuali jika hukum
setempat menyatakan lain. Selain itu, anak-anak pada usia yang dapat memahami sifat dan
implikasi pengumpulan dan pengungkapan informasi (yaitu mereka yang kemampuannya
telah berkembang) juga harus memberikan persetujuan mereka.

2) Standar hak asasi manusia


Hak privasi menurut hukum hak asasi manusia internasional melindungi hak untuk
privasi dan kerahasiaan informasi kesehatan, termasuk informasi mengenai kesehatan
reproduksi, fungsi reproduksi, kehidupan seksual maupun seksualitas seseorang. Oleh
karena itu, hak privasi membebankan kewajiban bagi para penyedia layanan dan siapapun
yang mengumpulkan data terkait dengan kesehatan untuk menjaga kerahasiaan informasi
itu. Dalam kondisi layanan kesehatan, informasi mengenai status kesehatan pasien dapat
diinformasikan dengan mereka yang secara langsung terlibat dalam perawatan pasien jika
hal ini diperlukan untuk perawatan.

Hak privasi seseorang bisa saja, misalnya, terlanggar ketika status kesehatan
reproduksinya didiskusikan dengan orang lain oleh penyedia layanan tanpa izinnya.
Pelanggaran kerahasiaan ini tidak hanya melanggar hak privasi orang yang bersangkutan,
tetapi juga dapat menyebabkan permasalahan perlindungan yang signifikan bagi orang itu,
karena dapat menyebabkan penolakan oleh anggota keluarganya atau oleh masyarakat,
kekerasan atau ancaman kekerasan, atau perlakuan diskriminatif dalam mengakseslayanan.

Hal-hal utama yang harus selalu diingat untuk memastikan penghormatan atas hak privasi
mencakup:

Kerahasiaan seseorang yangmemberikan informasi mengenai status kesehatan


reproduksinya, termasuk kejadian kekerasan berbasis gender, harus selalu dilindungi di
setiapwaktu. Siapapun yang memberikan informasi mengenai status kesehatan
reproduksinya, termasuk kejadian kekerasan berbasis gender, harus memberikan
persetujuan setelah mendapat informasi (informed consent) sebelum berpartisipasi dalam
kegiatan pengumpulan data. Informasi harus selalu dijaga kerahasiaannya setiap saat
termasuk kapan informasi tersebut dikumpulkan, disimpan, dianalisa, diinformasikan dan
digunakan. Hak privasi juga berlaku untuk anak-anak, termasuk di dalam situasi layanan
kesehatan. Meskipun informasi mengenai status kesehatan anak- anak tidak boleh
diungkapkan kepada pihak ketiga, termasuk orang tua, tanpa persetujuan anak tersebut, hal
ini tentu saja tergantung usia dan kedewasaan anak, maupun melihat kepentingan terbaik
anak tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Monitoring adalah proses pengumpulan dan analisa data yang sistematis dan
berkelanjutan selama proyek berjalan ditujukan untuk mengukur kemajuan proyek dan
tujuan program. Petugas kesehatan reproduksi melaksanakan daftar periksa PPAM untuk
memonitor penyediaan layanan disetiap situasi bencana pada fase awal respon bencana
dilakukan setiap minggu. Setelah penyelengaraan pelayana sudah mantap , monitoring
bulanan sudah cukup. Evaluasi adalah proses untuk menentukan apakah program telah
memenuhi tujuan yang diharapkan

Standar hak asasi manusia adalah hak privasi menurut hukum HAM . Oleh karena
itu , hak privasi membebankan kewajiban bagi para penyedia layanan dan siapapun yang
mengumpulkan data terkait dengan kesehatan untuk menjaga kerahasiaan informasi itu .

3.2 Saran
Diharapkan semoga makalah ini dapat dipahami dan memberikan sedikit
pengetahuan mengenai monitoring dan evaluasi dalam program PPAM, dan dapat
mengetahui apa itu pertimbangan HAM, standar HAM dan hukum nasional serta dapat
mengetahui Paket Pelayanan Awal Minimum Kesehatan Reproduksi dalam situasi darurat
bencana dan dapat mengaplikasikannya dengan dunia nyata.

Daftar Pustaka
Ruwayda, Nurmisih, Dkk. Modul Paket Pelayanan Awal Minimum Kesehatan Reproduksi
Dalam Situasi Darurat Bencana.2014

Anda mungkin juga menyukai