Atau so manis,
abstrak sudah,
lelah, wajar.
marah, jangan.
aku.
emergency.
32.
33.
mendesain pilu.
34.
si kotak surat
35.
36.
seperti teka teki yang selalu ingin aku selesaikan, tapi bukan untuk mengakhiri, tapi untuk melanjutkan
level.
-defir-
37.
38.
kau luka
defir-
39.
40.
saat dahulu tubuh itu kecil sangat berangan menjadi tumbuh besar,
setelah tumbuh besar, banyak orang yang berangan menjadi kecil kembali,
yasudah syukuri saja yang sudah terjadi dan tetap lakukan yang terbaik
41.
42.
rasa malas.
43.
terkejud sangat
terkoyak rasanya
44.
45.
46.
lucu memang,
ternyata benar,
47.
ku siapkan bahannya,
49.
50.
kamu
51.
sudahlah,.
52.
53.
54.
oleh mu,
terjebak di kolam hangatmu,
55.
56.
57.
Teduhnya hujan
Terangnya rembulan
58.
Maka aku tidak ingin perasaan itu bertahan lebih lama lagi.
59.
60.
Waktu
61.
62.
63.
64.
65.
Berdamai,
67.
68.
70.
sabar,
71.
72.
baru mengerti,
menepati janji,
semenyakitkan ini,
seperti menepati peti mati,
73.
karena rasa
74.
dan satu-satunya.
75.
amarah,
76.
77.
Mereka abaikan,
Membohongi keadaan,
78.
cuci saja rasa mu dan aku,
79.
80.
81.
82.
83.
untuk mengungkap
84.
85.
aku ingin seperti batu besar yang kokoh hingga tak tergoyahkan,
tapi aku juga ingin seperti batu kerikil yang mengisi ruang kosong bebatuan.
86.
tapi aku tidak akan tahan jika aku menyalahkan diri ku sendiri.
87.
88.
hujan.
89.
90.
-
91.
92.
jika kerusakan memberikan kita pelajaran agar tetap menjaga, maka kesempurnaan memberikan kita
pelajaran agar tetap berjaga.
93.
94.
hal yang harus selalu kita ingat adalah kenangan dan pelajaran,
-
95.
syukur
dan kata yang harus aku kembangkan dalam jiwa dan raga.
96.
97.
98.
Apa kepercayaan itu masih ada?apakah pertemuan kita ditakdirkan untuk bersama atau tampa makna.
-
99.
100.
cemburu aku-
pikiran tak henti menjelajah menelusuri hitam dan gelapnya kebenaran tentang mu,
Pertama kali melihatmu, memang sudah terpana pandang ku. Namun menurut ku waktu itu hanyalah
sekedar pandangan pertama yg mempesona.
Aku pun tidak pernah mengartikan, dan memikirkan lebih bagaimana caranya untuk menyapa dan
berkenalan dengan mu.
Karna waktu itu pun, luka Masi sedang hangat hangatnya, aku tak berani untuk memikirkan lebih jauh
lagi dan mungkin cukup untuk ku kagumi indah nya sesaat.
Dan ternyata waktu membersamakan kita disebuah perjalanan. Kala itu perjalanan untuk menghibur diri
menjadi penuh arti. Namun lagi lagi aku menahan hati agar tidak jauh mendalami.
Usai sudah Perjalanan 3 hari yg penuh arti, aku tetap mencoba menahan hati dan memaknainya sebatas
perkenalan tidak disengaja. Namun lambat laun mulai ada yg berbeda dengan perasaan ini. Aku tertarik,
dan aku terlalu naif untuk menahan niat ku mendalami mu. Namun hati ku tetap menahan agar aku tak
kembali jatuh terlalu cepat, sugest ku mencoba berfikir ini hanya euphoria sementara. Lagi lagi aku
terlalu naif untuk mencuri kesempatan berpapasan dengan mu. Tuhan mengizinkan dengan skenarionya,
beberapa kali aku dan kamu dibersamai dalam sebuah kegiatan. Sialnya semakin sering dibersamai aku
semakin bimbang memaknai, hati ku terlalu kuat merawat lukanya. Aku berusaha sembuh dan membuka
cerita baru. Tuhan memberikan banyak kesempatan untuk membersamai mu hari demi hari. Akhirnya
hati ku menyerah dan membuka diri. hingga kini semua hal menjadi berubah, aku benar benar
mendalami lagi, membiarkan hati bermain lg dengan sesuka nya. Kini timbul lah rasa rindu, rasa khawatir
yg tidak wajar, aku benci ini namun sudah terjadi semuanya semakin dalam tanpa aku tau apakah kamu
jg mendalami atau tidak~