Oleh
Winda Ningsih
1703835
1
2
beverage menjadi salah satu kajian penelitian yang paling menarik dan
sering dilakukan terkait dengan customer behavioral intention seperti dalam
penelitian “customer experiences, attitude and behavioral intention toward online
food delivery (OFD) service”(Cheow, Yeo, Goh, & Rezaei, 2017), “Effect of
tourist’local food consumption value on attitude,food destination image, and
behavioral intention”(Young, Choe, & Sam, 2018),“Perceived quality,
authenticity, and price in tourist’dining experiences:Testing competing models of
satisfaction and behavioral intention” (Muskat, Hortnagl, Prayag, & Wagner,
2019).
Penelitian behavioral intention di Indonesia telah banyak di lakukan
terutama di industri makanan dan minuman diantaranya “Pengaruh Experience
Quality terhadap Behavioral Intention dengan Perceived Value sebagai Mediasi
pada Restaurant Sushi Tei di Surabaya” (Gede, Semuel, Pemasaran, Petra, &
Siwalankerto, 2002). Determinan Niat Beli Makanan Organik: Sikap Untuk
Membeli Sebagai Variabel Mediasi” (Eles & Sihombing, 2016). Pengaruh
Experiential value dan Place Food Image Yogyakarta terhadap Behavioral
Intentions Wisatawan Domestik” (Sekarrini & Rahayu, 2018). Kualitas
Pengalaman Kuliner Traditional Bandung Dan Pengaruhnya Terhadap Niat
Berprilaku Wisatawan” (Wijaya, Kristanti, Khosasi, & Christian, 2018). Pengaruh
Restaurant Atmospher Terhadap Dining Satisfaction Dan Behavioral Intention
Pada TDI Cafe & Rooftop Gorontalo”(Effendy, 2018).
Seiring berkembangnya sektor pariwisata di Indonesia, ketertarikan
terhadap wisata minat khusus semakin meningkat, salah satunya adalah
wisata kuliner (Wijaya et al., 2018). Wisata Kuliner saat ini sudah menjadi
sebuah segmen industri pariwisata yang sedang berkembang (Wulandari,
Utami, & Purwanti, 2019) dan kecenderungan untuk mengkonsumsi
makanan sehat sangatlah tinggi. Dikutip dari majalah Marketers Indonesia,
Menpar Arief Yahya saat meresmikan Beres Cafe by Sarinah di Gedung
Sarinah, Jakarta, Senin (30/9/2019) menjelaskan, komunitas vegetarian
dunia berjumlah 700 juta orang, dimana mayoritas berada di India dengan
jumlah 350 juta orang diikuti Tiongkok dengan 50 juta orang.Berdasarkan
3
data dari Oliver’s Travel yang diterbitkan dalam The Global Vegetarian
Index, Indonesia merupakan salah satu negara
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
berdasarkan pengalaman sebelumnya, dan sikap ini sangat terkait dengan niat
konsumen untuk membeli kembali atau merekomendasikan layanan atau produk
kepada orang lain. (Jin, Naehyun Paul, 2013). Behavioral intention merupakan
faktor utama dalam customer relationship marketing, karena behavioral intention
menggambarkan perilaku konsumen di masa depan (Jankovic, 2017). Behavioral
intention juga dinilai sebagai sikap, norma subjektif, pengontrolan sikap yang
dirasakan, dan pengalaman di masa lalu (Carlos, Chavarria, & Phakdee-auksorn,
2017) yang mengacu pada pelanggan yang melakukan suatu tindakan tertentu atau
menunjukkan kecenderungan perilaku terhadap suatu produk atau perusahaan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa behavioral intention
merupakan kecenderungan konsumen untuk menunjukkan tindakan atau sikap
yang merupakan respon mereka terhadap suatu produk atau perusahaan di masa
depan.
2.1.1.3 Dimensi Behavioral Intention
Zeithaml, berry dan Parasumanan (1996) dalam (M. J. Sirgy, 2000)
penelitian mereka dirasakan kualitas layanan, menyarankan niat perilaku sebagai
kesediaan pelanggan untuk :
1. Mengatakan hal positif tentang penyedia layanan,
2. Merekomendasikan penyedia layanan kepada konsumen lain,
3. Tetap setia pada atau loyalitas
4. Menghabiskan lebih banyak uang, dan
5. Membayar harga yang lebih tinggi
Menurut(Liu & Jang, 2009) niat perilaku diukur dari 3 dimensi yaitu:
1. Return intention, yaitu keinginan pengunjung untuk memiliki intensitas
pembelian ulang.(Jani & Han, 2009) berpendapat bahwa kecenderungan
niat konsumen untuk datang kembali untuk meninjau kembali, merupakan
pengaruh positif dari kepuasan yang telah dirasakan oleh konsumen
2. WOM Recommendation, yaitu memberitahukan kepada seseorang tentang
hal-hal positif.
3. Willingness to Pay More, yaitu kecenderungan konsumen untuk membayar
lebih.
11
GAMBAR 2.1
MODEL BEHAVIORAL INTENTION
12
pilihan makanan sehat dan informasi gizi dari konsumen yang kurang
memperhatikan kesehatan.
N JUDUL
NAMA AHLI DEFINISI
O BUKU/JURNAL
responsibility on
providing healthful
foods and nutrition
information with
health-
consciousness as a
moderator)
Becker et al.
(1977) dalam (Lee,
Conklin, Cranage,
& Lee, 2014)
15
GAMBAR 2.2
MODEL HEALTH CONSCIOUSNESS
konsumen seperti restoran atau café dapat menarik bagi konsumen yang ideal atau
nyata diri. Jika pemasar dapat memahami diri konsumen serta hubungan antar
individu dalam suatu merek, mereka akan lebih mudah dalam merancang suatu
strategi pemasaran yang efektif dan spesifik bagi konsumennya. Namun hingga
saat ini sangat sedikit penelitian yang telah dilakukan dengan driver psikologis
untuk mencapai self-harmoni (Roy & Rabbanee, 2015).Hal ini digunakan dalam
cara yang sama seperti istilah-istilah kesesuian citra diri atau “self-congruence”
dan “image-congruence” dalam literatur consumer behavior (J. Sirgy, 1982). Self-
congruity positif akan memprediksi empat sikap yaitu, klaim kepercayaan, sikap
terhadap informasi,, sikap terhadap merek, sikap terhadap produk terhadap
informasi makanan yang diklaim bernutrisi atau sehat(Choi & Reid, 2016)
2.1.3.2 Definisi Self-Congruity
Self-congruity mengacu pada pengalaman subjektif yang dihasilkan dari
interaksi antara konsep diri individu dan citra pengguna produk (sirgy 1997)
Definisi self-congruity dari beberapa ahli dapat dilihat pada Tabel 2.1
definisi self-congruity menurut para ahli sebagai berikut.
TABEL 2.1
DEFINISI SELF-CONGRUITY MENURUT PARA AHLI
N NAMA AHLI JUDUL DEFINISI
O BUKU/JURNAL
1 Joseph M. Sirgy “Retail Self-congruity refers to the
Environment, Self- degree of match or mismatch
Congruity,and between an individual’s
Retail Patronage: perception of a brand or
An Integrative product and the perception
Model and a they have of themselves
Research Agenda”
(M. J. Sirgy, 2000)
GAMBAR 2.2
MODEL SELF-CONGRUITY
20
Healt Consciousness
Actual Self-Congruity
Add.Attitide
Self-Congruity
Ideal Self-Congruity
Funcctional Self-Congruity
GAMBAR 2.3
MODEL SELF CONGRUITY
2.1.3 Hubungan X,Z,Y
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Behavioral Inetntion
serta Self-congruity telah banyak di teliti oleh para ahli sebelumnya. Penelitian
tersebut memberikan kontribusi terhadap penelitian ini. Berikut Tabel 2.3 hasil
penelitian terdahulu menjelaskan keterkaitan antara Self-congruity, health
consciousness dan Behavioral intention.
TABEL 2.3
KETERKAITAN antara SELF-CONGRUITY dengan BEHAVIORAL
INTENTION
No Nama Peneliti Judul dan Objek Teroi yang Hasil penelitian
dan Tahun Penelitian digunakan
1 Yen Tsai-fa Managing self Behavioral Tujuan utama dari
(2017) congruity to intention, self- penelitian ini adalah
influence congruity,organ untuk mengusulkan dan
behavioral ic food meneliti model teoritis
intention in consumption dari pembentukan niat
organic food perilaku dan untuk
contexts in Fujian mengatasi perbedaan
province , China antara laki-laki dan
(Yen, 2017) perempuan dalam hal
bagaimana mereka
membentuk niat
perilaku terhadap
makanan organik,
menggunakan data
yang Diperoleh dari
konsumen di Propinsi
Fujian, Cina.temuan
menunjukkan bahwa
kongruitas diri
memiliki
berdampak pada niat
perilaku. Temuan ini
konsisten dengan
Studi mengenai niat
22
perilaku
2 Kam Hung The Role of Self- self-congruity, teori kongruitas diri
James F. and Functional harmoni dalam konteks
Petrick Congruity in fungsional, pariwisata. Studi ini
Cruising gambar afektif, menunjukkan bahwa
Intentions gambar kongruitas diri
(Hung & Petrick, kognitif, niat memiliki pengaruh
2011) perjalanan positif pada daya niat.
Oleh karena itu, studi
ini berkontribusi pada
literatur kesesuaian diri
dalam arti bahwa hal itu
menunjukkan
penerusannya dalam
menjelaskan niat
perjalanan. Selain itu,
sebagian besar
penelitian telah
mengukur kongruitas
diri dengan sebenarnya
selfcongruity dan ideal
diri-kongruitas dan ada
kurangnya perhatian
pada sosial-kongruitas
diri dan sosial yang
ideal pribadi-
kongruitas. Dengan
menempatkan keempat
jenis kongruitas diri
dalam satu studi, studi
ini memberikan dasar
perbandingan untuk
berbagai jenis
kesesuaian dan dengan
demikian memperluas
spektrum analisis.
23
1.Ideal Self-
2.Functional Self
3.Social Self
Self-Concept 4.Actual self Health Consciousness
M.Joshep Sirgy
(2000)
Behavioral Intention
3.Recomendation
GAMBAR 2.4
25
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas maka pengaruh self-
congruity terhadap behavioral intention melalui health consciousness sebagai
variabel intervening melalui customer satisfaction sebagai variabel dapat
digambarkan melalui bagan 2.5 paradigma penelitian sebagai berikut:
3.Social Self
Self-Congruity Health Consciousness Behavioral Intention
4. Actual self
1.Ideal Self- 1.Nutrient claim 1.Word of mouth positive
4. Actual self
GAMBAR 2.5
2.3. Hipotesis
Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam sebuah penelitian adalah
hipotesis, untuk meberikan perkiraan secara logis mengenai hubungan antar dua atau lebih
variabel yang digunakan dalam penelitian.Menurut Uma Sekaran dan Roger Bougie (2016)
hipotesis didefinisikan sebagai tentatif, namun dapat diuji kebenarannya, pernyataannya,
yang memprediksi apa yang anda harapkan untuk ditemukan dalam data empiris anda.
Hipotesis dalam penelitian ini didukung oleh beberapa premis, sebagai berikut:
1.(Yen, 2017)
“the findings indicate that self congruity have a positiveimpact on behavioral
intention. This finding is consistent with previousstudies regarding behavioral
intentionformation”.
Temuan menunjukkan bahwa harmoni diri memiliki dampak positif pada
niat perilaku. Temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya mengenai
pembentukan niat perilaku.
26
2.(Choi & Reid, 2016)
Fungsional-harmoni akan lebih prediktif dari empat sikap melalui klaim
nutrisi makanan ketika kesadaran kesehatan lebih tinggi dari rendah di kalangan
konsumen.Self-congruity akan lebih prediktif dari empat sikap terhadap nutrisi-
diklaim iklan makanan ketika kesadaran kesehatan lebih rendah dari tinggi di
kalangan konsumen. sikap terhadap iklan makanan nutrisi-diklaim diperkirakan
oleh diri dan fungsional-congruities, dan bagaimana hubungan prediktif yang
moder-diciptakan oleh dirasakan keafiatan makanan dan kesadaran kesehatan.
Penelitian ini menemukan:
Dari uraian premis diatas, maka peneliti mengajukan beberapa hipotesis dalam
penelitian ini, diantaranya:
terdiri dari actual, ideal, sosial dan fungsional . Sedangkan penelitian verifikatif
menurut Donald dan Pamela (2014) adalah suatu penelitian yang mencoba
untuk mengungkapkan hubungan kausal antara variabel. Menurut Uma dan
Roger (2016:44) penelitian verifikatif adalah sebuah penelitian yang dilakukan
untuk membangun hubungan sebab dan akibat antar variabel. Penelitian verifikatif
dilakukan untuk menguji hipotesis di lapangan untuk memperoleh gambaran
mengenai pengaruh self-congruity dan gambaran mengenai behavioral intentuion
partisipan yang mengikuti mengkonsumsi makann sehat.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan memecahkan suatu masalah. Uma
dan Roger (2016) mendefinisikan metode penelitian sebagai suatu pendekatan
umum untuk mengumpukan data yang menentukan apakah kesimpulan kausal
dapat ditarik. Berdasarkan jenis penelitiannya yaitu verifikatif yang dilaksanakan
melalui pengumpulan data dilapanagan, maka metode penelitian ini adalah
metode explanatory survey.Menurut Malhotra (2013:250) explanatory survey
dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide
dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peneliti
tersebut. Pada penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari seluruh
populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian dengan tujuan untuk
mengetahui pendapat dari seluruh populasi terhadap objek yang sedang diteliti.
3.2.2 Operasional Variabel
Operasional variabel adalah proses pengubahan atau penguraian konsep atau konstruk menjadi variable terukur yang sesuai untuk
pengujian (Cooper & Schindler, 2014). Penelitian ini terdapat variabel yang diteliti yang diantaranya self-congruity sebagai variabel bebas
(X) dengan sub variable actual self-congruity ( X 1 ), ideal self-congruity ( X 2 ), social self-congruity ( X 3 ), functional self-congruity
( X 4 ) health consciousness sebagai variable mediator serta behavioral intention (Y). Secara lengkap dalam penelitian ini, disajikan pada
Tabel 3.1 di bawah ini.
TABEL 3.1
OPERASIONAL VARIABEL
Self- Self-congruity mengacu pada pengalaman subjektif yang dihasilkan dari interaksi antara konsep diri individu dan citra
Congruity
pengguna produk (J. Sirgy, 1982)
(X)
31
Kesesuaian produk
Realisasi sdiri makanan yang tersedia
Ordinal
harmoni( dengan diri. (Pradhan, 1
X1 ) Tingkat kesesuaian diri Scale
Kapoor, & Moharana,
konsumen dengan produk
2017)
makanan yang tersedia.
Ordinal
4
Scale
Ordinal 6
Scale
33
Ordinal
7
Scale
Fungsional
diri harmoni
(X3)
Ordinal
8
Scale
Health
Consciousn
ess (Z) Ordinal
9
Scale
Ordinal
10
Scale
Ordinal
11
Scale
35
behavioral intention didefinisikan sebagai keinginan pengunjung untuk berperilaku menurut cara tertentu dalam
rangka memiliki, membuang, menggunakan produk atau jasa (Mowen, 2000)
Behavioral
intention
Revisit Kesediaan untuk Tingkat keinginan untuk
(Y)
intention melakukan pembelian melakukan pemebelian
produk atau jasa ulang di Fortunatte Café Ordinal
12
(Shanmugam, Bandung scale
Savarimuthu, & Wen,
2014)
Willingness to Kesediaan untuk Tingkat kesediaan
Pay more menghabiskan atau kecenderungan konsumen
membayar lebih untuk membayar lebih di Ordinal
13
tinggi(Chua et al., 2018) Fortunatte Café Bandung scale
36
DAFTAR PUSTAKA
Aguirre-rodriguez, A., Bosnjak, M., & Sirgy, M. J. (2012). Moderators of the self-
congruity effect on consumer decision-making : A meta-analysis ☆. Journal
of Business Research, 65(8), 1179–1188.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2011.07.031
Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior.
Arch, G., Lisa, L., & Timothy, R. (1989). Linking Service Quality , Customer
Satisfaction , And Behavioral Intention. Journal of Health Care Marketing,
9(4), 5–17.
Aw, E. C., & Flynn, L. R. (2019). Antecedents and consequences of self-
congruity : replication and extension. Consumer Marketing, 1–12.
https://doi.org/10.1108/JCM-10-2017-2424
Bandura, A. (1991). Social Cognitive Theory of Self-Regulation.
Byun, J., & Jang, S. S. (2019). Can signaling impact customer satisfaction and
behavioral intentions in times of service failure ?: evidence from open versus
closed kitchen restaurants. Journal of Hospitality Marketing & Management,
28(07), 1–22. https://doi.org/10.1080/19368623.2019.1567432
Carlos, L., Chavarria, T., & Phakdee-auksorn, P. (2017). Understanding
international tourists ’ attitudes towards street food in. TMP, 21, 66–73.
https://doi.org/10.1016/j.tmp.2016.11.005
Casidy, R., Nuryana, A. N., & Hati, S. R. H. (2015). Linking Fashion
Consciousness with Gen Y attitude towards prestige brand. Asia Pasific
Journal of Marketing and Logistic, 27(3), 1–17.
Chemical, C., Plant, R., Plant, P., Biol, M., Ghaemmaghami, S., Huh, W., &
Bower, K. (2003). Global analysis of protein expression in yeast. 108(1997),
737–741.
Cheow, V., Yeo, S., Goh, S., & Rezaei, S. (2017). Consumer experiences , attitude
and behavioral intention toward online food delivery ( OFD ) services.
Journal of Retailing and Consumer Services, 35(December 2016), 150–162.
https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2016.12.013
Choi, H., & Reid, L. N. (2016). Congruity effects and moderating in fl uences in
nutrient-claimed food advertising. Journal of Business Research, 1–9.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2016.01.043
Chua, B., Kim, H., Lee, S., & Han, H. (2018). The role of brand personality , self-
congruity , and sensory experience in elucidating sky lounge users ’ behavior.
Journal of Travel & Tourism Marketing, 00(00), 1–14.
https://doi.org/10.1080/10548408.2018.1488650
Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2014). Business Research Method : 12th
Edition.
Dixit, S. K., Lee, K., Loo, P. T., & Lee, K. (2019). Consumer behavior in
hospitality and tourism. Journal of Global Scholars of Marketing Science,
38
Referensi website:
https://marketeers.com/menpar-dorong-indonesia-jadi-destinasi-yang-ramah-
bagi wisatawan-vegan/ (diakses pada 05/11/2019; 12.30 WIB )
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/travel/read/2019/05/26/040
500627/menpar-jawa-barat-akan-kita-jadikan-Destinasi-kuliner-dunia
(diakses pada 06/11/2019; 19.32 WIB )