Anda di halaman 1dari 10

Ecodemica, Vol. IV, No.

2, September 2016

KEPERCAYAAN KONSUMEN
PADA PRODUK ORGANIK
Doni Purnama Alamsyah
AMIK BSI Bandung
doni.dpa@bsi.ac.id

ABSTRACT

Indonesia is one of country in ASEAN that has a quite crowded human population; one of its
provinces is West Java with Bandung as capital city. However, the high number of
population does not compensated by healthy lifestyle, seemed from the low of consumption
on organic product. The aim of this study reviews the factor which forms consumer
confidence on organic product. Confirmatory Factor Analysis is used as data analysis
technique, with survey on consumer that exists in Bandung city as much as 351 respondents.
The study result is found that consumer confidence on organic product is still not optimal.
This study makes perfect the previous research in which there is factor that can form
consumer confidence on organic product such as reliable, dependable, trustworthy,
expectation, environmental protection, and safer.

Keywords: Trust, Organic Product, Confirmatory Factor Analisys

ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu negara di ASEAN yang memiliki populasi manusia cukup
padat, salah satu provinsinya adalah Jawa Barat dengan Ibu Kota Bandung. Namun demikian
jumlah populasi yang tinggi tidak diimbangi dengan pola hidup sehat, terlihat dari rendahnya
konsumsi pada produk organik. Tujuan penelitian ini mengkaji faktor yang membentuk
kepercayaan konsumen pada produk organik. Confirmatory Factor Analisys digunakan
sebagai teknik analisis data, dengan survey pada konsumen yang ada di Kota Bandung
sebanyak 351 reponden. Hasil penelitian ditemukan bahwa kepercayaan konsumen pada
produk organik belum optimal. Penelitian ini menyempurnakan penelitian sebelumnya
dimana terdapat faktor yang mampu membentuk kepercayaan konsumen pada produk
organik diantaranya adalah reliable, dependable, trustworthy, expectation, enviromental
protection, dan safer.

Kata Kunci: Kepercayaan, Produk Organik, Confirmatory Factor Analisys

Naskah diterima : 12 Juli 2016, Naskah dipublikasikan : 1 September 2016

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 146


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
PENDAHULUAN
Produk organik merupakan produk yang terus ditingkatkan. Perkembangan dari
diproduksi tanpa bahan kimia buatan yang kepercayaan saat ini tidak hanya digunakan
dapat membahayakan tubuh (BSN, 2013). untuk dikaji pada konsumen, kepercayaan
Produk ini sudah dikenal di Indonesia mulai juga sering digunakan pada saat mengkaji
tahun 2010 (Mayrowani, 2012), dengan sumber daya manusia (Yee & Chiu, 2015).
berbagai penawaran produk dari food Sehingga teori dari kepercayaan lebih
sampai non-food. Produk organik masuk ke spesifik tidak pada satu bidang ilmu
Indonesia dengan harapan dapat diterima pengetahuan.
dengan baik, mengingat produk ini Kepercayaan pada produk organik saat ini
menyehatkan untuk dikonsumsi daripada tentunya membahas terkait perilaku
produk konvensional. Dampak dari produk konsumen akan apa yang diterimanya pada
organik jika dikonsumsi secara kontinu karakteristik organik. Terdapat banyak
dapat dirasakan tidak dalam jangka pendek produk organik di Indonesia, seperti
tetapi pada jangka panjang yaitu 10 sampai sayuran, beras, buah-buahan dll (Zepri,
30 tahun kemudian. Tentunya dampak baik 2009). Namun tumbuhnya produk organik
yang akan dirasakan, karena mengandung di Indonesia juga bersinggungan dengan
nutrisi yang lebih baik dari produk produk konvensional. Dimana aturan dari
konvensional. pemerintah belum menguntungkan akan
Indonesia merupakan salah satu negara penyebaran produk organik. Sehingga
yang cukup padat penduduknya di ASEAN, peredaran dan penjualan produk organik
dan salah satu provinsi terpadat di Indonesia masih terbatas dan hanya dikonsumsi oleh
adalah Jawa Barat dengan Ibu Kota kalangan tertentu. Nampak dari beberapa
Bandung (Alamsyah, Sucherly, Ariawati, & ritel swalayan di Kota Bandung, yang
Helmi, 2015). Kenyataan saat ini konsumsi menyatakan bahwa penjualan akan produk
masyarakat akan produk organik masih konvensional lebih dominan dari produk
rendah (Alamsyah, 2015). Hal ini tentunya organik (Alamsyah & Angliawati, 2015).
tidak baik mengingat produk non-organik Sehingga menjelaskan secara tidak
selain tidak menyehatkan untuk dikonsumsi langsung rendahnya kepercayaan konsumen
juga proses produksinya membahayakan akan produk organik. Munculnya
lingkungan sekitar. Sebagai contoh pada kepercayaan atas produk organik berawal
produk sayuran organik, pupuk yang dari evaluasi konsumen saat mengkonsumsi
digunakan prinsipnya berbahaya bagi akan produk organik, bagaimana konsumen
lingkungan sekitar (Alamsyah & akan percaya jika masih rendah akan
Angliawati, 2015). konsumsi produk tersebut.
Rendahnya konsumsi akan produk organik, Menelaah dari kajian rendahnya konsumsi
disinyalir karena kepercayaan konsumen akan produk organik di Kota Bandung,
akan produk tersebut rendah. Mengingat menyiratkan bahwa pentingnya membuat
pemilihan akan produk dan jasa dari strategi pemasaran untuk meningkatkan
konsumen biasanya dikendalikan oleh konsumsi akan produk organik. Salah satu
kepercayaan konsumen atas produk tersebut cara yang biasa digunakan adalah
(Terenggana, Supit, & Utami, 2013). mengubah pandangan konsumen akan
Kepercayaan tidak hadir dari diri konsumen produk organik dalam persepsinya
dengan sendirinya, banyak faktor yang (D’Alessandro, Girardi, & Tiangsoongnern,
membentuk kepercayaan akan konsumen 2012). Hal ini bisa dilakukan dengan
pada produk dan jasa yang dihadapinya. penyampaikan informasi-infomasi penting
Dimulai dari kualitas sampai kepercayaan dari produk organik, sehingga dapat
karena citra dari perusahaan yang baik meningkatkan kesadaran konsumen akan
(Lassoued & Hobbs, 2015), yang mana hal produk organik (Chi, Yeh, & Jang, 2008).
ini berdampak secara tidak langsung pada Hal ini menegaskan pentingnya pandangan
profitabilitas perusahaan. Sehingga yang baik dari konsumen pada produk
seringkali kepercayaan konsumen menjadi organik untuk meningkatkan kepercayaan
salah satu hal penting yang sering dijadikan konsumen atas produk organik.
tujuan utama dari Manajer Pemasaran untuk Berdasarkan kajian penelitian, maka

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 147


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
disampaikan tujuan dari penelitian ini produk khususnya produk organik. Produk
adalah untuk mengkaji faktor yang mampu organik merupakan produk yang dikemas
meningkatkan kepercayaan konsumen atas atau konten isinya lebih ramah lingkungan
produk organik. (Teranggana et al., 2013:323).
Shaharudin et al. (2010) mengatakan
KAJIAN LITERATUR “Consumers perceive organic as a
Perilaku Konsumen healthier alternative to conventional foods
American Marketing Association in that they contain more nutrients which
mendefinisikan consumer behavior sebagai enhance personal well being organic
“the dinamic interaction of affect and produce is also considered safer and better
cognition, behavior and the environment by in taste and more enjoyable than
which human being conduct the exchange conventional products”, yang dapat
aspects of their lives” (Peter & Olson, dijelaskan bahwa penilaian konsumen akan
2005). Pendapat tersebut menandakan produk organik didasari oleh nutrisi yang
bahwa seorang konsumen selalu berubah didapat karena tidak ada bahan kimia, rasa
dan bergerak sepanjang waktu, tergantung yang lebih enak dan lebih aman dari produk
dari lingkungannya. Implikasi dari konventional, hal ini yang dijadikan dasar
perubahan perilaku manusia adalah adanya konsumen memilih produk organik.
studi terhadap perilaku konsumen demikian Pendapat dari AMA sebelumnya
pula dengan pengembangan strategi mengidentifikasi bahwa konsumen yang
pemasaran. Perilaku konsumen juga dapat membeli produk organik, selain bebas akan
didefinisikan sebagai sikap konsumen bahan kimia buatan manusia juga
dalam mencari, membeli, menggunakan, berpendapat bahwa produk organik lebih
mengevaluasi, dan mengkonsumsi produk enak dan tahan lama dari sayuran biasa.
atau jasa yang mereka harapkan dapat Jika ditelaah dari Yaseen, Tahira, Gulzar, &
memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman Anwar (2011) yang mengatakan “The
& Kanuk, 2007). Konsumen berperilaku purchase decision is also influenced by the
sebelum dan setelah melaksanakan perceived quality which is also an aspect of
pembelian, sebagai acuan dalam melakukan brand value that makes consumers pay for
pembelian saat ini dan masa yang datang. certain products or services”. Dapat
Dari definisi diatas pada prinsipnya sama ditegaskan bahwa keputusan pembelian
pengertiannya yaitu sebuah prilaku dari konsumen atas produk atau jasa sangat
konsumen atas apa yang telah diterima dari dipengaruhi oleh persepsi kualitas
produk atau jasa yang diterimanya dan konsumen atas nilai merek. Produk organik
perilaku konsumen fokus kepada bagaimana memiliki nilai kualitas baik dari bebas akan
individu membuat keputusan untuk bahan kimia juga memiliki nilai merek.
mengeluarkan biaya untuk mengkonsumsi Pendapat ini melengkapi pendapat
barang tertentu. sebelumnya dari Shaharudin et al. (2010)
Konsumen dihadapkan tantangan untuk dimana selain rasa dan daya tahan dari
mengevaluasi kualitas dari produk ketika produk organik, konsumen akan memilih
produk tidak hanya tergantung pada atribut produk organik karena produk organik
yang dapat dilihat tetapi pada atribut yang memiliki nilai merek atau yang biasa di
tidak dapat dilihat, meskipun sudah sebut “label organik”.
melakukan pembelian atau
menggunakannya, diketahui sebagai atribut Produk Organik
yang dipercaya. Kualitas sendiri merupakan Salah satu bentuk dari kualitas organik
totalitas dari fitur dan karakteristik dari adalah dengan adanya label, seperti halnya
produk yang tidak dapat terelakkan produk berlabel halal yang dikonsumsi oleh
kemampuannya dalam memuaskan atau umat muslim yang telah dikeluarkan oleh
memenuhi kebutuhan konsumen, kualitas pemerintah Indonesia, produk organik juga
didalamnya terdiri dari aspek nyata dan memiliki label yang dilegalkan, guna
tidak nyata dari produk yang disampaikan membedakan dengan produk non organik,
perusahaan (Khan, 2005). Pada penelitian berbicara masalah label organik semua
ini kualitas yang dimaksud adalah untuk pangan organik yang diwajibkan memiliki

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 148


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
label organik, dan label organik yang pihak produsen atau produk yang
dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian saat bersumber dari luar negeri.
ini sudah dipergunakan oleh kelompok tani
yang mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Kepercayaan Konsumen
Sertifikasi Pangan Organik (LSPO). Kepercayaan (trust) telah didefinisikan
dalam berbagai cara di seluruh disiplin ilmu
(Knight, Holdsworth, & Mather, 2007),
perbedaan definisi kepercayaan terletak
pada tradisi disiplin dan asumsi yang
digunakan oleh para sarjana yang berbeda
(Bülbül, 2013). Kepercayaan konsumen
(customer trust) merupakan koordinasi yang
Sumber: KAN (2006) penting untuk mendukung peforma
Gambar 1. perusahaan dalam persaingan dilingkungan
Label Produk Organik Indonesia pemasaran dan dapat berkontribusi kepada
loyalitas hubungan (Guenzi, Johnson, &
Label organik yang diluncurkan oleh Castaldo, 2009), oleh karena itu
Komite Akreditasi Nasional (KAN) Kepercayaan konsumen (customer trust)
disampaikan kepada Lembaga Sertifikasi sudah mulai dibangun dalam pemasaran
Pangan Organik (LSPO) yang perusahaan yang dinamakan Front Line
pengawasannya dilakukan oleh OKPO Employees (FLEs) dan Management
(Otoritas Kompeten Pangan Organik), Policies and Practices (MPPs)
APOI (Asosiasi Pangan Organik Indonesia), (Sirdeshmukh, Singh, & Sabol, 2002). Hal
MPO (Masyarakat Pangan Organik) dan ini mengindikasikan pentingnya
BSN (Badan Standar Nasional). Berikut kepercayaan konsumen dalam strategi
label organik yang dikeluarkan oleh Komite pemasaran guna mendapatkan keunggulan
Akreditasi Nasional (KAN). bersaing dari persaingan pasar (Huo, Ye, &
Semua produk organik yang dijual dipasar Zhao, 2015). Berikut ini adalah beberapa
saat ini di Indonesia, telah memiliki label pengertian kepercayaan konsumen
yang pasti, meskipun kenyataanya ada (customer trust) menurut para ahli
label-label lain yang ditambahkan oleh sebelumnya (Tabel 1).

Tabel 1.
Teori Kepercayaan Konsumen
Peneliti Definisi
(Zand, 1972) “Dependent regulation of one's consciousness to others”
(Morgan & Hunt, 1994) “A group of people trust in a reliable exchange of interitas
of partner”
(Mayer, Davis, & “trust is the willingness to be vulnerable to the actions of
Schoorman, 1995) another party”
(Rousseau, Sitkin, Burt, “trust as a psychological state that contains willingness to
& Camerer, 1998) accept criticism based on the expectation of positive
behavior of other desires or behavior”
(Doney & Cannon, “trust is dependent to others about the credibility and
1997) policy”
(Yu-shan Chen, 2010) “Trust is the willingness to rely on the product , service, or
brand is based on the belief or expectation that resulting
from its credibility, benevolence, and ability of its
environmental performance”

Menyimak dari pendapat beberapa konsumen terhadap pihak lain terkait


penelitian pada Tabel 1, bahwa kepercayaan produk yang dijual, dalam hal ini
konsumen berfokus kepada keyakinan perusahaan atau ritel. Semua masalah
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 149
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
konsumen terkadang ritel tidak oleh Comegys (2009) dan Yoon (2002)
bertanggungjawab, hal ini merupakan dikemukakan bahwa customer trust secara
peluang bagi perusahaan dalam posistif signifikan mempengaruhi keputusan
memberikan komitmen untuk membangun pembelian (purchase decision) konsumen.
kepercayaan konsumen (Alhabeeb, 2005).
Pada penelitian sebelumnya dikatakan oleh METODE PENELITIAN
Guenzi et al. (2009) menyampaikan Penelitian ini mengkaji faktor dari
kepercayaan pada ritel terdiri dari tiga kepercayaan konsumen pada produk
tingkat yaitu Kepercayaan pada penjual organik yang dapat dikonsumsi.
(trust in sales person), Kepercayaan pada Berdasarkan kajian sebelumnya ditemukan
produk (trust in product), dan Kepercayaan beberapa ukuran yang menjadi landalan
pada toko (trust in store). Menelaah dari akan kepercayaan konsumen atas produk
penelitian saat ini, memiliki fokus pada organik. Berikut gambarannya pada
kepercayaan produk yaitu produk organik. Gambar 2.
Artinya akan menilai kepercayaan dari sisi
konsumen atas produk yang dihadapinya.
Kepercayaan konsumen atas roduk,
nyatanya dapat diukur, diawali dengan
kepercayaan dari sisi konsumen menurut
Sirdeshmukh et al. (2002) dilihat dari
dimensi trustworthiness meliputi
Operational competence, Operational
benevolence, dan Problem solving
orientation. Dimensi tersebut akan dilihat
pada dua pihak yang membentuk
kepercayaan pada konsumen atau pelanggan
perusahaan yaitu perilaku frontline Gambar 2. Paradigma Penelitian
employee dan management policies and
practice. Bila mengkaji dari penelitian Yee, Penelitian ini mengkaji kepercayaan produk
San, & Khoon (2005) tentang keamaan dari organik dari sisi konsumen, dengan jumlah
produk, kepercayaan konsumen (customer sampel sebanyak 500 responden yang
trust) diukur dengan 6 dimensi, diantaranya pernah mencoba produk organik di Kota
Competence, Credibility, Reliability, Bandung. Pengolahan data menggunakan
Integrity, Benevolence, dan Provinding SPSS untuk analisa dari confirmatory factor
Information. Penelitian tersebut membahas analisys. Adapun ukuran yang dugunakan
produk makanan yang akan dikonsumsi pada kepercayaan konsumen adalah sebagai
oleh konsumen dilihat dari tingkat berikut:
keamanan produk ada tingkat kepercayaan 1. Anda percaya gambaran dari produk
konsumen atas produk. Sedangkan menurut ramah lingkungan ini secara umum
Chen (2010) kepercayaan konsumen dapat diandalkan (reliable)
(customer trust) pada penelitian “green 2. Anda berfikir bahwa fungsi produk
product” meliputi penilaian terhadap empat ramah lingkungan ini secara umum
hal penting yaitu tingkat reliable, dapat dipercaya (dependable)
dependable, trustworthy, dan expectations. 3. Semua kepercayaan anda pada produk
Dan pada penelitian terbarunya Chen & ramah lingkungan disimpulkan dengan
Chang (2012), menambahkan dengan dapat dipercaya (trustworthy)
kepercayaan dengan environmental 4. Kinerja dari produk ramah lingkungan
protection, dan pendapat dari Hoq, ini sesuai dengan ekspektasi anda
Sulatana, & Amin (2010) tentang safer dari (expectation)
produk. 5. Produk ini tetap memegang tegung
Tingkat kepercayaan konsumen pada peningkatan kelestarian
menentukan minat membeli konsumen lingkungan (enviromental protection)
terhadap produk organic (Tung, Wei, & 6. Produk ini aman untuk dikonsumsi
Chen, 2011), pada penelitian sebelumnya secara berkelanjutan (safer).

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 150


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016

Untuk analisis deskripsi pada variabel disampaikan melalui kriteria presentase. Berikut
gambaran kriterianya.

Dengan asumsi 1 untuk sangat buruk dan 5 untuk kriteria sangat baik. Sedangkan untuk
analisa confirmatory factor analisys, proses dilakukan melalui alat SPSS dengan nilai yang
diproses pada nilai Anti-image untuk mengetahui kelayakan ukuran penelitian, dan
Communalities (extraction) untuk melihat faktor yang paling dominan membentuk variabel
utama.

PEMBAHASAN organik yang memang diperlukan oleh


Kepercayaan Konsumen Pada Produk masyarakat. Baik oleh produsen sebagai
Organik penjual atau pemerintah sebagai regulator.
Fokus pembahasan mengkaji terkait Agar tidak hanya produk konvensional yang
kepercayaan konsumen pada produk terus berkembang tetapi produk organik
organik. Dari 500 kuesioner yang disebar di yang secara langsung ramah terhadap
Kota Bandung, hanya 351 yang kembali lingkungan dapat berkembang di Indonesia.
dan valid untuk diproses. Selanjutnya hasil Namun demikian menelaah dari hasil
penelitian disampaikan bahwa umumnya deskripsi kepercayaan konsumen pada
reponden mengetahui akan adanya produk produk organik. Tampak hasil dari
organik di Indonesia. Banyak produk yang keseluruhan indikator mengarah pada hasil
dikonsumsi oleh konsumen untuk produk yang baik. Dimana disampaikan bahwa
organik, namun umumnya konsumen hanya konsumen memandang baik atas
mengenal produk organik yang bisa di kepercayaannya pada gambaran akan
konsumsi adalah pada sayuran organik produk organik yang ada di Indonesia
dengan presentase sebesar 49%. Produk (reliable). Dimana nilai presentase untuk
organik lainnya yang biasa dikonsumsi ukuran tersebut berada pada kriteria baik
adalah nasi (47%), sedangkan untuk jenis dengan nilai 78%. Disampaing itu
buah-buahan hanya dikenal oleh konsumen konsumen juga menilai fungsi dari produk
sebanyak 27%. Sisanya produk yang organik dapat dipercaya (dependable),
dikenal adalah pupuk, ayam dan non-food dengan nilai presentase sebesar 76%.
lainnya.
Berdasarkan kajian tersebut tampak bahwa
konsumen di Kota Bandung, telah X6 80%
mengetahui adanya produk organik yang
ditawarkan oleh produsen baik dari ritel
X5 76%
swalayan atau pasar tradisional. Namun jika
dilihat dari daftar produk, nampak belum
sempurna. Dimana yang dikenal terkait X4 62%
Trust

produk organik didominasi oleh sayuran


dan nasi, sedangkan produk organik yang X3 69%
ada di Indonesia sudah lebih banyak, yang
mana produk organik sendiri telah dibagi X2 76%
menjadi food dan non-food (KAN, 2006).
Konsumen di Kota Bandung hanya X1 78%
mengenal dengan baik produk organik yang
food, yang artinya produk yang dapat
dikonsumsi. Sedangkan produk non-food Gambar 3
tidak dikenal seperti pupuk organik dan Deskripsi Kepercayaan Konsumen
lainnya. Memaknai hal tersebut diperlukan Disamping itu hal yang dinilai baik oleh
penyebaran informasi terkait produk konsumen adalah pada tanggapan atas

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 151


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
dampak dari produk organik yang ramah Tabel 2. Nilai Anti-image
terhadap lingkungan (environment Anti-image
protection) dan pada pandangan akan X1 0.690
amannya produk organik untuk dikonsumsi X2 0.736
(safer). Namun tidak demikian dengan X3 0.794
penilaian akan kepercayaan konsumen pada X4 0.829
semua produk organik (trustworthy) yang X5 0.720
ada di Indonesia dan keberadaan produk X6 0.875
organik yang kinerjanya saat ini sesuai
dengan ekspektasi konsumen (expectation) Selain itu diketahui pula faktor yang paling
yang dinilai masih kurang optimal. Dengan dominan mampu meningkatkan
demikian kepercayaan konsumen akan kepercayaan konsumen pada produk
produk organik di Indonesia masih belum organik yaitu pada kriteria X3 (trustworthy)
dipercayai secara optimal. dan X1 (reliable). Hal ini menjelasakan
Dengan diketahuinya tingkat kepercayaan bahwa penilaian atas kepercayaan secara
konsumen pada produk organik di Kota umum dari semua produk organik perlu
Bandung, maka hal tersebut dapat dijadikan diperhatikan oleh produsen dan pemasar,
masukan pada produsen sebagai penjual dengan gambaran atau citra dari produk
yaitu ritel swalayan atau pasar tradisional organik itu sendiri. Sehingga dampaknya
dan pemerintah sebagai regulator. Dimana akan menciptakan kepercayaan konsumen
perlu adanya upaya dari produsen pada produk organik.
meningkatkan kualitas dari produk organik
yang dapat dipercaya melalui semua Tabel 3. Nilai Extraction
informasi yang perlu diedukasi pada Extraction
konsumen terkait kualitas dan dampak X1 .614
positif dari produk organik. Sedangkan dari X2 .548
sisi pemerintah dapat menjaga kualitas dari
X3 .680
produk organik melalui pengontrolan pada
X4 .431
semua jenis produk organik yang beredar di
X5 .372
pasar. Mengingat dampak dari kepercayaan
X6 .395
konsumen akhirnya dapat berdampak pada
minat konsumen dalam melakukan
Berdasarkan kajian hasil analisa
pembelian produk (Terenggana et al.,
confirmatory factor, ditemukan masih
2013).
adanya faktor yang paling dominan yang
mampu mempengaruhi terbentuknya
Confirmatory Factor Analisys
kepercayaan konsumen pada produk
Kepercayaan Konsumen Pada Produk
organik. Meskipun secara umum semua
Organik
ukuran tersebut telah mampu mewakili
Hasil penelitian melalui Confirmatory
ukuran dari kepercayaan konsumen pada
Factor Analisys telah dilakukan. Dimana
produk organik. Hasil temuan penelitian ini
ditemukan hasil pertama terkait nilai anti-
nyatanya sejalan dengan beberapa
image untuk masing-masing indikator.
penelitian terdahulu dari
Hasil tersebut menjelasakan bahwa semua
indikator penilaian akan kepercayaan
Perkembangan Produk Organik di
konsumen produk produk organik dapat
Indonesia
dipercaya atau digunakan, mengingat
Indonesia merupakan negara berkembang,
nilainya lebih dari 0.500.
namun demikian tidak sedikit memiliki
konsumen yang memiliki daya beli tinggi.
Produk organik merupakan produk yang
memiliki harga yang lebih mahal dari
produk konvensional, sehingga tidak jarang
yang mengkonsumsinya adalah kalangan
tertentu saja di Indonesia. Hasil tebaran
kuesioner terkait pertanyaan akan
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 152
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
pandangan konsumen akan perkembangan informasi terkait kualitas dari produk
produk organik di Indonesia, memiliki organik dari pada produk konvensional.
pandangan yang baik. Dimana umumnya Beberapa yang menjadi pertimbangan
konsumen di Kota Bandung menjelaskan penting dari produk organik adalah pada
bahwa mereka memiliki keyakinan akan tingkat keyakinan konsumen pada
perkembangan yang positif untuk produk kepercayaanya untuk semua produk organik
organik, hal ini dilihat dari tingkat (trustworty) dan kepercayaan pada citra
pendapatan, pengetahuan dan kesadaran produk organik (reliable). Dimana kedua
akan produk organik semakin meningkat. ukuran tersebut memiliki kontribusi terbesa
Namun demikian keyakinan tersebut masih dalam membentuk kepercayaan konsumen
perlu ditingkatkan, dimana masih ada yang atas produk organik. Penelitian ini memiliki
tidak optimis dalam menanggapi keterbatasan, dimana kajian hanya pada
perkembangan akan produk organik di analisis faktor untuk kepercayaan konsumen
Indonesia. Hal ini berdampak pada pada produk organik, sedangkan
keputusan manajemen yang ada pada ritel perkembangan penelitian sudah masuk
swalayan sebagai penjual atau produsen, untuk citra (Lassoued & Hobbs, 2015), dan
serta pasar tradisional dalam meningkatkan loyalitas (Mosavi & Ghaedi, 2012) yang
keyakinan konsumen pada produk organik memiliki kaitan dengan kepercayaan
melalui pengetahuan akan produk organik. konsumen.
Hal ini bisa dilakukan melalui strategi
pemasaran dengan menyediakan informasi REFERENSI
terkait kelebihan dari produk organik untuk Alamsyah, D. P. (2015). Telaah Persepsi
kesehatan pada poster atau informasi lain Kualitas dan Keputusan Pembelian
yang mudah dibaca oleh konsumennya. Konsumen Terhadap Sayuran
Hasil penelitian ini menyempurnakan Organik. Jurnal Ekono Insentif
penelitian sebelumnya dari Chen (2010), Kopwil4, 9(1), 38–43.
Chen & Chang (2012), dan Hoq, Sulatana,
& Amin (2010). Dimana memiliki fokus Alamsyah, D. P., & Angliawati, R. Y.
yang sama pada produk ramah lingkungan (2015). Buying Behavior Of Organic
untuk kepercayaan konsumennya. Vegetables Product : The Effects Of
Meskipun terdapat perbedaan akan ukuran Perceptions Of Quality And Risk.
yang digunakan. Dan penelitian ini juga International Journal of Scientific &
memberikan kontribusi pada pemerintah, Technology Research, 4(12), 28–35.
dimana masih belum optimal dari
kepercayaan konsumen akan produk Alamsyah, D. P., Sucherly, Ariawati, R. R.,
organik. Sehingga pemerintah melalui & Helmi, A. (2015). Increasing
DISKOPERINDAG untuk menyampaikan Purchase Decisions of Organic
manfaat dari produk organik baik untuk Vegetable Products through Perceived
kesehatan atau untuk lingkungan sekitar. Risk and Store Image. International
Karena dengan meningkatkan peredaran Journal of Marketing and Technology,
dan konsumsi dari produk organik, turut 5(3), 171–188.
mendukung pula pada penanagan isu
“Global Warming”. Alhabeeb, M. J. (2005). Consumer Trust
and Product Loyalty. Allied
PENUTUP Academies International Conference,
Produk organik di Indonesia dikenal dengan 10(1), 1–6.
produk food dan non-food. Produk tersebut
telah dikenal baik oleh konsumen, BSN. (2013). Standar Nasional Indonesia
khususnya di Kota Bandung. Namun No. 6729-2013: Sistem Pertanian
demikian kepercayaan konsumen akan Organik.
produk tersebut masih belum optimal.
Sehingga masih diperlukan upaya Bülbül, D. (2013). Determinants of Trust in
peningkatan akan kepercayaan konsumen Banking Networks. Journal of
akan produk organik melalui penyebaran Economic Behavior and Organization,

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 153


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
85(1), 236–248. 20(3), 290–316.
http://doi.org/10.1016/j.jebo.2012.02.0
22 Hoq, M., Sulatana, N., & Amin, M. (2010).
The Effect of Trust, Customer
Chen, Y. (2010). The Drivers of Green Satisfaction and Image on Customers’
Brand Equity : Green Brand Image , Loyalty in Islamic Banking Sector.
Green Satisfaction , and Green Trust. South Asian Journal of Management,
Journal of Business Ethics, 93(1), 17(1), 70–94.
307–319.
http://doi.org/10.1007/s10551-009- Huo, B., Ye, Y., & Zhao, X. (2015). The
0223-9 impacts of trust and contracts on
opportunism in the 3PL industry: The
Chen, Y., & Chang, C. (2012). Enhance moderating role of demand
Green Purchase Intentions. The Roles uncertainty. International Journal of
of Green Perceived Value, Green Production Economics, 170, 160–170.
Perceived Risk, and Green Trust. http://doi.org/10.1016/j.ijpe.2015.09.0
Management Decision, 50(3), 502– 18
520.
http://doi.org/10.1108/0025174121121 KAN. (2006). Pedoman KAN 901-2006
6250 (Vol. 2000).

Chi, H. K., Yeh, H. R., & Jang, B. F. Knight, J., Holdsworth, D., & Mather, D.
(2008). The Effects of Service (2007). Determinants of Trust in
Quality, Customer Perceived Value, Imported Food Products : Perceptions
Customer Satisfaction on Behavioral of European Gatekeepers. British
Intentions: A Study of Mobile Value- Food Journal, 109(10), 792–804.
Added Services in Taiwan. The http://doi.org/10.1108/0007070071082
Business Review Cambridge, 10(1), 1331
129–136.
Lassoued, R., & Hobbs, J. E. (2015).
Comegys, C. (2009). Effects of Consumer Consumer Confidence in Credence
Trust and Risk on Online Purchase Attributes: The Role of Brand Trust.
Decision-making : A Comparison of Food Policy, 52, 99–107.
Finnish and United States Students, http://doi.org/10.1016/j.foodpol.2014.
26(2), 295–309. 12.003

D’Alessandro, S., Girardi, A., & Mayer, R. C., Davis, J. H., & Schoorman, F.
Tiangsoongnern, L. (2012). Perceived D. (1995). An Integrative Model Of
Risk and Trust as Antecedents of Organizational Trust. Academy of
Online Purchasing Behavior in the Management Review, 20(3), 709–734.
USA Gemstone Industry. Asia Pacific
Journal of Marketing and Logistics, Mayrowani, H. (2012). Pengembangan
24(3), 433–460. Pertanian Organik Di Indonesia The
http://doi.org/10.1108/1355585121123 Development Of Organic Agriculture
7902 In Indonesia. Forum Penelitian Agro
Ekonomi, 30(2), 91–108.
Doney, P. M., & Cannon, J. P. (1997). An
Examination of the Nature of Trust in Morgan, R. M., & Hunt, S. D. (1994). The
Buyer-Seller Relationships. Journal O Commitment-Trust Theory of
F Marketing, 6(2), 35–51. Relationship Marketing. Journal of
Marketing, 58(1), 20–38.
Guenzi, P., Johnson, M. D., & Castaldo, S.
(2009). A Comprehensive Model of Mosavi, S. A., & Ghaedi, M. (2012). A
Customer Trust in Two Retail Stores. survey on the Relationship Between
Journal of Service Management, trust, Customer loyalty, Commitment
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 154
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
and Repurchase Intention. African Perceived Value, and Perceived Risk
Journal of Business Management, Towards Purchase Decision on
6(36), 10089–10098. Automobile. American Journal of
http://doi.org/10.5897/AJBM11.2741 Economics and Business
Administration, 3(1), 47–57.
Rousseau, D. M., Sitkin, S. B., Burt, R. S.,
& Camerer, C. (1998). Not so Yee, W., & Chiu, B. (2015). Enhancement
Different After All: A Cross- of Organizational Commitment
Disciplined View of Trust. Academy Through Propensity to Trust.
O F Management Review, 23(2), 394– Engineering, Construction and
404. Architectural Management, 22(3),
272–294.
Shaharudin, M. R., Pani, J. J., Mansor, S. http://doi.org/10.1108/ECAM-04-
W., & Elias, S. J. (2010). Factors 2013-0029
Affecting Purchase Intention of
Organic Food in Malaysia’s Kedah Yoon, S. (2002). The antecedents and
State. Cross-Cultural Communication, consequences of trust in online-
6(2), 105–116. Retrieved from purchase decisions.
http://www.cscanada.net/index.php/cc
c/article/view/1328/1428 Zand, D. E. (1972). Trust and Managerial
Problem Solving. Administrative
Sirdeshmukh, D., Singh, J., & Sabol, B. Science Quarterly, 17, 229–139.
(2002). Consumer Trust, Value, and
Loyalty in Relational Exchanges. Zepri, Z. Z. (2009). Analisis Karakteristik
Journal of Marketing, 66(1), 15–37. dan Perilaku Konsumen Sayuran
Organik. Institut Pertanian Bogor.
Terenggana, C. A., Supit, H., & Utami, C.
W. (2013). Effect Of Value,
Consumer Trust And Attitudes
Towards Intention Buy BIODATA PENULIS
Environmentally Friendly Air
Conditioners Product In South Doni Purnama Alamsyah adalah Dosen di
Sumatera. Social Sciences and AMIK BSI Bandung. Tahun 2015 mendapat
Humanities, 4(3), 323–336. gelas S3 dari Universitas Padjadjaran
Indonesia pada bidang Ilmu Manajemen
Tung, S., Wei, S., & Chen, Y. (2011). Pemasaran. Saat ini memiliki ketertarikan
Attitudinal inconsistency toward penelitian pada bidang Green Marketing
organic food in relation to purchasing Strategy.
intention and behavior An illustration
of Taiwan consumers, 114(7), 997–
1015.
http://doi.org/10.1108/0007070121124
1581

Yaseen, N., Tahira, M., Gulzar, A., &


Anwar, A. (2011). Impact of Brand
Awareness , Perceived Quality and
Customer Loyalty on Brand
Profitability and Purchase Intention :
A Resellers ’ View. Interdisciplinary
Journal of Contemporary Research in
Business, (i), 833–839.

Yee, C. J., San, N. C., & Khoon, C. H.


(2005). Customers’ Perceived Quality,
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 155
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica

Anda mungkin juga menyukai