Anda di halaman 1dari 5

KISI-KIS UAS KEPEMPINAN

1. metode pengambilan keputusan ! (hal 185-186)

Ada empat metode pengambilan keputusan yaitu :

1. kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion)

Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam
kepemimpinan militer.

Metode ini mempunyai beberapa keuntungan yaitu , cepat, ketika kelompok tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Metode ini cukup sempurna dapat diterima
kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang
tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.

Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan
menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidakpercayaan para anggota kelompok
terhadap keputusan yang ditentukan pemimpinnya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan
dalam proses pengambilan keputusan.

2. pendapat ahli (expert opinion)

Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota kelompok
yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal
tertentu oleh anggota kelompok lainnya.

3. kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion)

Metode authority rule after discussion ini mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu
anggota kelompok dalam proses pengambilan keputusan. Keputusan yang di ambil melalui metode ini
akan meningkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotannya disamping juga munculnya aspek
kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses
diskusi yang meluas. Metode keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota kelompok
akan bersaing untuk mempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan.

4. kesepakatan (consensus)

Kesepakatan atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu kelompok mendukung
keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi
penuh dari seluruh anggota kelompok akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil,
sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut.

Metode ini juga memiliki kekurangan yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif
lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan
mendesak atau darurat.

2. teori pengambilan keputusan (hal 197-198)!

Teori – teori pengambilan keputusan (brinckloe, 1977)

1. Aliran Birokratik (Bureaucratic school)

Teori ini memberikan tekanan yang cukup besar pada arus dan jalannya pekerjaan dalam struktur
organisasi. Tugas dari seorang bawahan adalah melaporkan masalah, memberi informasi, menyiapkan
fakta dan keterangan – keterangan lain kepada atasannya. Atasan membuat keputusan setelah
mempelajari semua informasi dari bawahan. Keputusan atasan banyak bergantung pada
kemampuannya sendiri dan lengkap tidaknya informasi yang diberikan, apakah informasi itu dapat
dipercaya.Keputusan itu selalu dianggap benar, sungguhpun mungkin memiliki kelemahan -
kelemahan.

2. Aliran Manajemen Saintifik ( Scientific Management School)

Teori ini menekankan pada pandangan bahwa tugas-tugas itu dapat dijabarkan ke dalam elemen-
elemen logis, yang dapat digambarkan secara saintifik. Sementara, manajemen sendiri memiliki
kemampuan untuk menganalisa dan menyelesaikan suatu masalah.

3. Aliran Hubungan Kemanusiaan (Human Relatios School)

Teori ini menggangap bahwa organisasi dapat berbuat lebih apabila lebih banyak perhatian diberikan
kepada manusia dalam organisasi itu, seperti yang menimbulkan kepuasan kerja, peran serta dalam
pengambilan keputusan, memberlakukan organisasi sebagai suatu kelompok sosial yang mempunyai
tujuan.

4. Aliran Rasionalitas Ekonomi (Economic Relationality School)

Teori ini mengakui bahwa organisasi adalah suatu unit ekonomi yang mengkonversi masukan (input)
menjadi luaran (output), dan yang harus dilakukan dengan cara yang efisien. Menurut aliran ini, suatu
langkah kebijaksanaan akan terus berlangsung sepanjang itu mempunyai nilai yang lebih tinggi
daripada biayanya.

5. Aliran Satisficing

Aliran ini tidak mengharapkan suatu keputusan yang sempurna. Aliran ini yakin bahwa para
manajer/pemimpin yang selalu dipenuhi berbagai masalah mampu membuat keputusan yang cukup
rasional. Para manajer/pemimpin sesungguhnya bermaksud membuat keputusan yang rasional,
tetapi karena keterbatasan kognitif, ketidakpastian, dan keterbatasan waktu, memaksa mereka
mengambil keputusan dalam kondisi bounded rationality (rasionalitas terbatas).

6. Aliran Analisis Sistem

Aliran ini percaya bahwa tiap masalah berada dalam suatu sistem yang terdiri atas berbagai subsistem
yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan. Menurut Cornell (1980), tujuan utama dari analisis
sistem ialah mendidik para pengambil keputusan untuk berpikir dengan cara yang teratur
menyeluruh.

3. jelaskan tentang motivasi ! (hal 145-146) menurut 4 pendapat!

Menurut Hersey dan Blanchard , manusia berbeda satu dengan yang lain, tidak hanya dalam
kemampuan melakukan sesuatu tetapi juga berbeda dalam kemauan untuk melakukan sesuatu dan
kemauan atau dorongan untuk melakukan sesuatu itu disebut motivasi.

Menurut Hasibuan, motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan. Sementara Wahjosumidjo mengungkapkan bahwa motivasi
adalah : dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Sedarmayanti menyatakan bahwa motivasi dapat diartikan sebagai suatu daya pendorong ( driving
force) yang menyebabkan orang berbuat sesuatu atau yang diperbuat karena takut akan sesuatu.
Kemudian Berendoum yang dikutip oleh Sedarmayanti mendefinisikan motivasi sebagai kondisi
mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan,
memberi kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.

4. jaringan komunikasi (hal 143)  gambarkan proses komunikasi !

Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke
orang lain, jaringan komunikasu juga dikenal dengan bentuk komunikasi. Adapun model jaringan
komunikasi, diantaranya :

1. Model Rantai

Metode jaringan komunikasi di sini terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkisnya dan
hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya
menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa
terjadinya suatu penyimpangan.

2. Model Roda

Sistem jaringan komunikasi di sini, semua laporan , instruksi perintah kerja dan kepengawasan
terpusat satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih, dan antara bawahan tidak terjadi
interaksi (komunikasi sesamanya).

3. Model Lingkaran

Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota/staf bisa terjadi interaksi pada
setiap tiga tingkatan hierarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan
hanya terbatas pada setiap level.

4. Model Saluran Bebas/ semua saluran

Model jaringan komunikasi sistem ini, adalah pengembangan model lingkaran, di mana dari
semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa menganut siapa yang
menjadi tokoh sentralnya.

5. Model Huruf ‘Y’

Model jaringan komunikasi dalam organisasi di sini, tidak jauh berbeda dengan model rantai,
yaitu terdapat empat level jenjang hierarkinya, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua
atasan mungkin yang berbeda divisi/departemen.
Gambar proses komunikasi :

5. pengertian wewenang dan delegasi !

Jawaban :

Wewenang  hak mengambil keputusan tentang apa yang harus dilakukan seseorang dan juga hak
meminta kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.

Pendelegasian  proses terorganisir dalam kerangka hidup organisasi/ keorganisasian untuk secara
langsung melibatkan sebanyak mungkin orang dan pribadi dalam pembuatan keputusan, pengarahan,
dan pengerjaan kerja yang berkaitan dengan pemastian tugas.

Pendelegasian  tindakan mempercayakan tugas (yang pasti dan jelas), kewenangan, hak ,
tanggungjawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan secara individu dalam setiap
posisi tugas.

6. jelaskan dengan tabel pandangan tradisional dan modern tentang konflik!

Jawaban :

Stoner dan Freeman (1989 : 392) membagi pandangan tentang konflik menjadi dua bagian , yaitu
pandangan tradisional (old view) dan pandangan modern (current view). Pandangan tradisional dan
modern, dibedakan dalam lima aspek, yaitu : cara pandang terhadap konflik, faktor penyebab
timbulnya konflik, pengaruh konflik terhadap kinerja, fungsi manajemen, dan bagaimana perlakuan
terhadap konflik untuk mencapai kinerja optimal.

Tabel 1 : Pandangan Tradisional dan Modern tentang konflik

Anda mungkin juga menyukai