Anda di halaman 1dari 19

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

KELOMPOK : EMPAT

ANGGOTA : 1. RENDIKA DONNY S, (B.231.19.0027)

2. YUSUF ADI SAPUTRA (B.231.19.0095)

3. FERI KURNIAWAN (B.231.19.0184)

4. ARLINANDYA RIAN P (B.231.19.0190)

5. RORO SHEA S (B.231.19.0197)

6. IKARANI PERNATASARI (B.231.19.0207)

7. SUGHMA TANAYA L (B.231.19.0212)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEMARANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
banyak nikmatnya kepada penulis sehingga atas berkat dan rahmat serta karunia-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Ideologi
Nasional” ini sesuai dengan waktu yang penulis rencanakan.

Terima kasih penulis sampaikan juga kepada dosen pancasila yang telah memberikan
kesempatan bagi penulis untuk mengerjakan tugas ini, sehingga penulis menjadi lebih
mengerti dan memahami tentang ideologi, tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar – besarnya kepada seluruh pihak yang baik secara langsung maupun tidak
langsung telah membantu dalam upaya penyelesaian makalah ini baik mendukung secara
moril maupun materil.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah
Pancasila di Universitas Semarang. Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah
materi yang sudah tersusun. Namun, hanya membandingkan beberapa materi yang sama dari
berbagai referensi. Dan semoga bisa memberi tambahan pengetahuan bagi kita semua.

Ibarat pepatah “Tak Ada Gading Yang Tak Retak”, maka begitu pulalah dengan halnya
makalah ini, walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan kehilapan dalam
penulisan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik tetap penulis harapkan demi perbaikan
makalah ini kedepan. Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Terima Kasih.

Semarang, 2 Oktober 2019

Penulis,
Kelompok 4
PENDAHULUAN

Setiap Negara memiliki ideologi masing-masing sebagai dasar bangsa dan Negara
sebagai filsafat hidup Negara tersebut. Karena ideologi ini merupakan dasar atau ide atau
cita-cita negara tersebut untuk semakin berkembang dan maju. Ideologi digambarkan sebagai
seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama, ideologi juga dirumuskan sebagai suatu
pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalami tentang tujuan-tujuan yang
hendak dicapai masyarakat, dan sebagai cara untuk mencapai tujuan oleh masyarakat.

Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi negara tersebut tidak boleh
hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada setiap warganya. Selain itu,
semakin maju teknologi seolah-olah ideologi Pancasila hanya sebagai pelengkap negara agar
tampak bahwa Indonesia sebuah negara yang merdeka dan mandiri.
Banyak tingkah laku baik kalangan penjabat maupun rakyatnya bertindak tidak sesuai
dengan ideologi Pancasila. Ada beberapa faktor mengapa bangsa kita sedikit melenceng dari
ideologi Pancasila. Selain semakin berkembangnya ideologi-ideologi luar atau selain
Pancasila tetapi juga bangsa Indonesia kurang mengerti ideologinya dan bahkan tidak tahu
sama sekali. Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini dengan judul Pancasila sebagai
Ideologi nasional agar kita dapat mengenal ideologi kita dan bertindak sesuai dengan ideologi
kita.
DAFTAR ISI

SAMPUL........................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................

1.3 Tujuan..............................................................................................................................

1.4 Manfaat ..........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila .......................................................................................................

2.2 Apa makna Pancasila dalam pendekatan filsafat ?............................................................

2.3 Apa yang dimaksud dengan TRI PAKARSA?..................................................................

2.4 Apa kedudukan dan fungsi pancasila ?.............................................................................

2.5 Apakah yang dimaksud Ideologi ?....................................................................................

2.6 Apakah yang dimaksud Pancasila Sebagai Ideologi Nasional?........................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................

3.2 Saran ...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................


1. Apakah yang dimaksud Pancasila?
2. Apa makna Pancasila dalam pendekatan filsafat ?
3. Apa yang dimaksud dengan TRI PAKARSA?
4. Apa kedudukan dan fungsi pancasila ?
5. Apakah yang dimaksud Ideologi ?
6. Apakah yang dimaksud Pancasila Sebagai Ideologi Nasional?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Pancasila berasal dari bahasa sanskerta Panca dan Sila yang berarti lima nilai.
Pancasila merupakan salah satu filsafat yang merupakan hasil dari pencerminan nilai-nilai
luhur dan budaya bangsa indonesia yang terkandung 5 isi di dalamnya, yaitu satu, ketuhanan
yang maha esa, dua, kemanusiaan yang adil dan beradab, tiga, persatuan indonesia, keempat,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebikjasanaan dan permusayawaratan, perwakilan,
kelima, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

1. Asal usul lahirnya pancasila


Pancasila yang kita kenal sebagai filsafat negara atau dasar negara lahir atau muncul
tidak secara kebetulan tetapi mempunyai asal-usul. Asal usul lahirnya pancasila terbagi
menjadi dua bagian besar yakni ; asal usul pancasila secara langsung dan asal usul pancasila
tidak secara langsung. Berikut ini penjelasan mengenai asal usul pancasila baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.
A. Asal usul pancasila secara langsung
Sebelum membahas kedalam mengenai asal usul pancasila secara langsung kita harus tahu
makna secara langsung. Secara langsung berarti sesuatu yang terjadi itu sudah ada dan tanpa
perantara. Dalam hal ini pancasila lahir secara langsung berarti sesudah dan menjelang
kemerdekaan. Dalam bukunya Notonegoro menuliskan bahwa rincian-rincian pancsila secara
langsung adalah sebagai berikut :
1. Asal usul bahan
Asal usul bahan yang dimaksudkan adalah bahan atau materi dari pancasila itu sendiri yang
dikenal dengan istilah Kausa Materialis adalah kepribadian dan pandangan hidup bangsa
Indonesia sendiri. Unsur-unsur dalam asal-usul bahan dan berupa nilai-nilai yakni nilai
religious, nilai adat istiadat dan budaya.
2. Asal usul bentuk
Asal usul bentuk atau kausa formalis adalah bentuk, nama dan rumusan dari pancasila itu
sendiri sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang
merupakan pemikiran dari Ir. Soekarno dan Moh. Hatta

3. Asal usul karya


Asal usul karya atau kausa effisien yang dimaksudkan adalah sesuatu yang dihasilkan dan
merupakan karya cipta yang ditetapkan sebagai calon dasar negara menjadi dasar negara yang
disahkan oleh PPKI.
4. Asal usul tujuan
Asal usul tujuan atau dikenal dengan sebutan kausa finalis adalah tujuan dari pancasila itu
sendiri yang diinginkan oleh para tokoh nasional sebelum disahkan menjadi Dasar Negara
yang sah.
B. Asal usul pancasila tidak langsung
Tidak secara langsung berarti munculnya pancasila itu melalui perantaraan-perantaan yang
dalam sejarah dicatat bahwa sebelum proklamasi kemerdekaan yang terdapat pada
kepribadian serta dalam pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia. Adapun rincian asal
usul pancasila tidak langsung adalah sebagai berikut :
1. Nilai-nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Kerakyatan dan Nilai Keadilan.
2. Penuntun dan petunjuk arah bagi bangsa Indonesia dalam semua kegiatan dan
aktivitas hidup serta kehidupan disegala bidang. Inilah nilai dan petunjuk dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang merupakan perantaraan lahirnya pancasila
yang perwujudan dari nilai-nilai religious dan adat istiadat

2.2 Filsafat Pancasila

1. Pengertian Filsafat
Bangsa Indonesia mengenal kata filsafat dari bahasa Arab falsafah. Secara Etimologis kata
filsafat berasal dari bahasa yunani Philosophia dan philoso-Phos. Philos/Philein
(shabat/cinta) dan Sophia/sophos (pengetahuan yang bijaksana / hikmah-kebijaksanaan.)
Bertens, 2006. Menurut Burhanudin Salam (1983), filsafat adalah sistem kebenaran
tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai hasil dari pada berfikir secara radikal,
sistematis, dan universal.

2. Landasan Filsafat Pancasila


Kekokohan suatu bangsa tergantung dari keyakinan bangsa tersebut terhadap nilai-nilai
luhur bangsanya. Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai luhur tersebut terkristalisasi dan
terakumulasi dalam filsafat Pancasila yang merupakan karya Bapak Bangsa (Founding
Fathers) yang tak ternilai. Filsafat Pancasila merupakan renungan jiwa yang dalam,
berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan pengalaman yang luas yang harmonis sebagai
satu kesatuan yang bulat dan utuh.

1) Landasan Etimologis
Secara etimologis Pancasila berasal dari bahasa Sansakerta yang ditulis dalam huruf
Dewa Nagari . Makna dari Pancasila ada 2(dua). Pertama panca artinya lima dan Syila
(huruf I pendek) artinya baru sendi, Jadi Pancasyila berarti berbatu sendi yang bersendi
lima. Kedua Panca artinya lima Syiila (huruf I panjang) artinya perbuatan yang
senonoh/ normatif Pancasyiila berarti lima perbuatan yang senonoh/normatif, perilaku
yang sesuai dengan norma kesusilaan. (Saidus Syahar 1975)

2) Landasan historis
Secara historis Pancasila dikenal secara tertulis oleh bangsa Indonesia sejak abad ke
XIV pada zaman Majapahit yang tertulis pada 2 (dua) buku yaitu Sutasoma dan Nagara
Kertagama. Buku Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular tercantum dalam Panca
Syiila Krama yang merupakan 5 (lima) pedoman yaitu :
– Tidak boleh melakukan kekerasan
– Tidak boleh mencuri
– Tidak boleh dengki
– Tidak boleh berbohong
– Tidak bolehmabuk
Buku Negara Kertagama ditulis oleh Mpu Prapanca tercantum pada sarga 53 bait 2
(dua) sebagai berikut : Yatnag gegwani Pancasyiila kertasangkara bhiseka karma.
Selama berabad-abad bangsa Indonesia tidak mendengar lagi kata Pancasila, baru pada
tanggal 1 Juni 1945 pada rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) I, yang berlangsung mulai 29 Mei – 1 Juni 1945 kata Pancasila
digemakan kembali oleh Bung Krno untuk memenuhi permintaan ketua BPUPKI dr.
Rajiman Wedyodiningrat dasar Negara Indonesia merdeka. Pancasila yang disampaikan
Bung Karno sebagai Berikut:
– Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme,
– Internasionalisme atau Perikemanusiaan,
– Mufakat atau Demokrasi,
– Kesejahteraan Sosial, dan
– Ketuhanan yang Berkebudayaan.
Pancasila menurut Bung Karno dapat diperas menjadi TRISILA, yaitu: Sila Pertama
dan kedua menjadi Sosio Nasionalisme. Sila ke tiga dan keempat menjadi Sosio
Demokrasi dan Ketuhanan. Trisila masih bisa diperas menjadi EKASILA yaitu
GOTONG ROYONG (Wedyodiningrat, 1947)

Pancasila rumusan Bung Karnodikaji anggota panitia lainnya dan dirumuskan kembali
pada tanggal 22 Juni 1945 yang dikenal sebagai PIAGAM JAKARTA, oleh
Muhammad Yamin disebut JAKARTA CHARTER.
Sila-sila Pancasila dalam Piagam Jakarta:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syare’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Perikemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Piagam Jakarta ini dirumuskan dan ditanda tangani oleh 9 orang yaitu :
1. Ir. Soekarno (Bung Karno)
2. Drs. Mohamad Hatta (Bung Hatta)
3. Mr. A.A Maramis
4. Abikoesno tjokrosoejoso
5. Abdoel Kahar Moezakir
6. H. Agoes Salim
7. Mr. Achmad Soebarjo
8. Wachid Hasyim
9. Mr. Mohamad Yamin. (Ismaun, 1978; Kansil, 1968)

Pada waktu diundangkan UUD’45 tanggal 18 Agustus 1945 rumusan Pancasila


Berbeda dengan yang tercantum pada Piagam Jakarta. Rumusan tersebut menjadi
berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Perumus Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD’45 menurut Prof.
Dr. Sri Soemantri S.H. LLM. Dalam ceramahnya pada Pelatihan Nasional Dosen Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Pancasila di Yogyakarta (2002)
adalah...
1. Drs. Mohammad Hatta
2. Abikoesno Tjokrosoejoso
3. Kasman Singomedjo
4. Wahid Hasjim
5. Mr. Mochamad Hasan
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pada bulan Desember 1949 NKRI menjadi
Republik Indonesia Serikat (RIS), sebagai hasil dari persetujuan pemerintah Republik
Indonesia dengan Kerajaan Belanda yang dikenal dengan Konperensi Meja Bundar
(KMB), RIS terdiri atas 16 negara bagian. Usia RIS berakhir pada bulan Mei 1950
NKRI terbentuk kembali.

Mulai tahun 1950 sampai tahun 1959 Indonesia menggunakan Undang-Undang dasar
Sementara Th. 1950 (UUDS ’50) dimana sifat pemerintahannya Parlementer dan
menganut demokrasi Liberal. Perubahan pemerintahan maupun bentuk Negara. Sifat
Konsistensi mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara. Sifat kesadaran dari
bangsa Indonesia akan pentingya Pancasila sebagai norma dasar/fundamental
norm/grund norm bagi kokohnya NKRI.

3) Landasan Yuridis
Secara yudridis butir-butir Pancasila tercantum pada pembukaan UUD’45 alinea ke IV,
yang diejawantahkan dalam pasal-pasal UUD’45. Dalam TAP MPR RI No.
XVIII/MPR/’98 dikukuhkan Pancasila sebagai dasar Negara harus konsisten dalam
kehidupan bernegara. Dalam TAP MPR RI No. IV/MPR/’99 diamanatkan agar visi
bangsa Indonesia tetap berlandaskan pada Pancasila.

4) Landasan Kultural
Pancasila yang bersumber dari nilai agama dan nilai budaya bangsa Indonesia tercermin
dari keyakinan akan Kemahakuasaan Tuhan YME dan kehidupan budaya berbagai suku
bangsa Indonesia yang saat kini masih terpelihara, seperti : Tiap upacara selalu
memohon perlindungan Tuhan YME, gotong royong , asas Musyawarah mufakat.

Pada masyarakat Padang dalam perilaku kehidupan bermasyarakat erat terkait dengan
nilai agama yang tercermin pada konsep: “ Adat basandi syara dan syara basandi
kitabbullah.” Yang berarti hokum adat bersendikan syara dan syara bersendikan Al-
Quran.

Pada masyarakat Sunda kegiatan kehidupan sudah seharusnya berpedoman pada tiga
aspek yang tidak terpisahkan yaitu:
Elmu tuntut, dunya siar, ibadah tetep lakonan (carilah ilmu, carilah rizki/ harta dan
tetaplah beribadah pada Tuhan YME). Dalam azas musyawarah mufakat/ demokrasi
terungkap pada nilai tetap dikemukan dengan cara yang santun tanpa orang kehilangan
kehormatan dirinya (Win-win solution). Hal ini tercermin dari prinsip sebagai berikut.
Hade ku omong goring ku omong (baik atau buruk katakanlah). Namun harus Caina
herang laukna beunang (airnya bersih ikannya tertangkap/win-win solution)

2.3 Bangsa Indonesia dalam berpancasila memiliki tiga asas (tri pakarsa)
Berdasarkan dengan nilai-nilai adat istiadat, nilai budaya dan nilai religious yang telah
digali dan diwujudkan dalam rumusan pancasila yang kemudian disahkan sebagai dasar
negara pada hakikatnya telah menjadikan bangsa Indonesia berpancasila dalam tiga asas. Tiga
asas itu adalah sebagai berikut :
a. Asas Kebudayaan
Asas kebudayaan, bahwasanya unsur-unsur dan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
sebelum disahkan menjadi dasar negera Indonesia, pancasila itu sejarah yudiris telah ada dan
dimiliki oleh bangsa Indonesia dan itu menjadi asas-asas dalam adat istiadat dan kebudayaan.
b. Asas Religius
Asas religius, bahwasanya unsur-unsur dan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
sebagai dasar negara Indonesia sudah ada dan sebagai asas-asas dalam agama, yang
mengakar dan kuat dalam kehidupan sehari-hari.
c. Asas Kenegaraan
Dari unsur-unsur dan nilai-nilai pada pancasila yang telah diformatkan, pancasila telah
dirumuskan dan disahkan oleh para pendiri negara, karena pancasila itu merupakan jati diri
bangsa sehingga ditetapkan sebagai asas kenegaraan.

2.4 Kedudukan dan fungsi Pancasila


Pancasila adalah nilai-nilai dasar yang sudah ada dan berkembang bersama dengan
bangsa Indonesia, kenapa dikatakan bahwa pancasila itu itu sudah ada karena dalam proses
lahirnya atau asal-usul pancasila itu terjadi yang pertama secara langsung telah dikatakan
bahwa nilai-nilai pancasila itu sudah ada dalam keagamaan dan adat istiadat. Kedudukan dan
fungsi pancasila secara umum ada dua yakni sebagai dasar negara Indonesia dan sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia. Ada orang yang menyatakan bahwa fungsi dari pancasila
itu adalah sebagai alat pemersatu bangsa, itu sangat salah dan mereka keliru mengartikan
fungsi dari pancasila itu sendiri, sebab pancasila dikatakan sebagai alat, berarti pancasila itu
digunakan disaat-saat tertentu dan untuk kepentingan-kepentingan tertentu saja sama hal
dengan alat. Adapun kedudukan dan fungsi dari pancasila sebagai dasar negara adalah
sebagai berikut :
a. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Manusia yang dalam kehidupannya sehari-hari yang merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa, dalam memperjuangkan hidup dan mencapai tujuan hidup pasti harus memiliki
suatu pandangan atau nilai-nilai yang baik. Pandangan atau nilai-nilai yang baik itu untuk
dijadikan sebagai patokan dalam menyusun cerita kehidupan. Dalam kaitannya dengan
pancasila sebagai pandangan hidup bangsa memberikan suatu pedoman atau kekuatan
rohania bagi diri bangsa Indonesia untuk berperilaku luhur dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Sehingga pandangan hidup pancasila itu dijabarkan dalam
pembukaan UUD 1945 yang merupakan cita-cita mulia bangsa Indonesia yang harus tercapai
dan sekarang dalam proses menuju financial dan perwujudan dari pancasila sebagai dasar
negera Indonesia.
b. Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia
Dasar merupakan sesuatu yang sangat berarti dan sangat berperan penting dalam penentuan
arah dan cita-cita yang diinginkan. Dalam kaitannya dengan pancasila sebagai dasar negara
republic Indonesia memberikan arti bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan
kehidupan ketatanegaraan republic Indonesia harus berdasarkan pada pancasila.
Menurut Kaelan kedudukan pancasila sebagai dasar negara dapat diringcikan sebagai berikut:
 Pancasila sebagai dasar negara adalah merupakan sumber dari segala sumber hokum
bangsa Indonesia, sehingga pancasila merupakan asas kerokhanian tertib hokum
Indonesia
 Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945
 Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar tertulis maupun tidak tertulis.
 Mengandung norma yang mengharuskan Undang-Undang Dasar mengandung isi
yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggaraan negara memegang teguh cita-cita
moral rakyat yang luhur.
 Pancasila sebagai sumber semangat bagi Undang-Undang Dasar 1945, bagi
penyelenggara negara, dan para pelaksana pemerintah.
 Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara pancasila itu bukan merupakan perwujudan
dari perenungan atau pemikiran seorang atau kelompok sebagaimana ideologi-ideologi yang
dimiliki oleh negara lain, tetapi pancasila itu diangkat dari nilai-nilai budaya, adat istiadat
juga nilai religius serta pandangan hidup yang dimiliki bangsa Indonesia sebelum membentuk
negara Indonesia.

2.5 Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari kata idea dan logos. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, ide-ide dasar, cita-cita. Kata idea berasal dari bahasa Yunani, eidos yang berarti bentuk
atau idein yang berarti melihat. Idea dapat diartikan sebagai cita-cita, yaitu cita-cita yang
bersifat tetap dan akan dicapai dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, cita-cita ini pada
hakikatnya merupakan dasar, pandangan, atau faham yang diyakini kebenarannya. Sedangkan
logos berarti ilmu. Secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the
sciene of ideas), atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar.
Istilah “ideologi” pertama kali dilontarkan oleh seorang filsuf Perancis, Antoine Destutt
de Tracy pada tahun 1796 sewaktu Revolusi Perancis tengah menggelora.
Tracy menggunakan istilah ideologi guna menyebut suatu studi tentang asal mula, hakikat,
dan perkembangan ide-ide manusia, atau yang sudah dikenal sebagai “Science of Ideas”.
Gagasan ini diharapkan dapat membawa perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
Namun, Napoleon mencemoohnya sebagai suatu khayalan yang tidak memiliki nilai praktis.
Pemikiran Tracy ini sebenarnya mirip dengan impian Leibnitz yang disebut one great system
truth.
Pokok-pokok pikiran yang perlu dikemukakan mengenai ideologi adalah sebagai
berikut:

1. Bahwa ideologi merupakan sistem pemikiran yang erat kaitannya dengan


perilaku manusia. Kecuali itu, ideologi merupakan serangkaian pemikiran yang
berkaitan dengan tertib sosial dan politik yang ada dan berupaya untuk merubah atau
mempertahankan tertib sosial dan politik yang bersangkutan.

2. Bahwa ideologi, disamping mengemukakan program juga menyertakan


strategi guna merealisasikannya.

3. Bahwa ideologi dapat dipandang sebagai serangkaian pemikiran yang dapat


mempersatukan manusia, kelompok, atau masyarakat, yang selanjutnya diarahkan pada
terwujudnya partisipasi secara efektif dalam kehidupan sosial politik.

4. Bahwa yang bisa merubah suatu pemikiran menjadi ideologi adalah fungsi
pemikiran itu dalam berbagai lembaga politik dan kemasya-rakatan.

a. Ideologi terbuka dan ideologi tertutup


Ideologi sebagai suautu sistem pemikiran, maka ideologi terbuka itu merupakan
suatu sistem pemikiran yang terbuka sedangkan ideologi tertutup itu merupakan
suatu sistem pemikiran yang tertutup. Ideology itu bukan cita-cita yang sudah hidup
dalam masyarakat, melainkan merupakan cita-cita suatu kelompok orang yang
mendasari suatu program untuk mengubah dan mempengaruhi masyarakat.
b. Ideologi particular dan komprehensif
Pengetahuan mengenai ideologi dilihat bukan hanya dari segi dasar hokum tetapi
semua segi, dari segi sosiologi ideologi dibedakan menjadi dua macam yakni
ideology yang bersifat particular dan ideologi yang bersifat komprehensif. Ideologi
yang bersifat particular artinya suatu keyakinan yang tersusun secara sistematis yang
terkait erat dengan suatu kelas sosial dengan masyarakat, sedangkan idelogi
komprehensif adalah suatu pemikiran menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan
sosial dalam kategori kedua ini bercita-cita melakukan transformasi sosial secara
besar-besaran.
c. Hubungan antara filsafat dengan ideologi
Filsafat adalah pandangan hidup dan hakikatnya merupakan sistem yang secara
epistemologi kebenarannya telah diyakini sehingga dijadikan dasar atau pedoman
hidup manusia dalam memandang realitas kehidupan manusia. Ideologi sebagai
suatu rangkaian kesatuan cita-cita yang mendasar dan menyeluruh yang saling
menjalin menjadi satu sistem pemikiran yang logis dan bersumber kepada filsafat.
2.6 Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
1. Karakteristik Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

Suatu dasar atau filsafat yang akan dijadikan menjadi pedoman yang sangat berperan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara setidakya harus memiliki karakteristik-
karakteristik tertentu sehingga dalam penetapannya dapat diterima dan dilaksanakan sesuai
dengan yang telah dimiliki dan ditetapkan itu, begitu juga dengan pancasila sebagai ideology
nasional, yang dimaksud dengan karakteristik adalah ciri khas yang dimiliki oleh pancasila
yang dapat diakui sebagai idelogi nasional yang berbeda dengan ideology lain. Karakreristik
ini berhubungan dengan sifat positif bangsa Indonesia yang memiliki pancasila. Adapun
karakteristik-karakteristik tersebut adalah :

Pertama, Tuhan Yang Maha Esa merupakan pengakuan bangsa Indonesia akan
eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya. Karena itu sebagai umat yang
berTuhan harus taat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kedua, Penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa dna bahasanya.
Sebagai umat manusia kita adalah sama dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. Ciri ini sesuai
dengan sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradap. Adil dan beradap berarti bahwa adil
adalah perlakuan yang sama terhadap sesama manusia dan beradap berarti perlakukan yang
sama itu sesuai dengan derajat kemanusiaan. Atas dasar ini kita menghargai HAM dan
kewajiban-kewajibannya.

Ketiga, bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa. Didalam persatukan


inilah dibina kerja sama yang harmonis., dan dalam hubungan ini bangsa Indonesia
menempatkan diri diatas kepentingan bersama. Pengorbanan untuk kepentingan bangsa, lebih
ditempatkan daripada pengorbanan untuk kepentingan pribadi, ini bukan berarti melupakan
kepentingan pribadi tetapi sebagai umat yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
kehidupan pribadi itu menjadi yang terutama. Dengan demikian bukan berarti bahwa bangsa
Indonesia dikorbankan.

Keempat, bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas
sistem demokrasi, yakni demokrasi Pancasila. Hal ini tertuang dalam sila keempat yaitu
kerakyatan yang dipinpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perawakilan.
Dalam menjalankan demokrasi kita mementingkan akan musyawarah.

Kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Cita-cita bangsa kita Indonesia
sejak dulu adalah keadilan dna kemakmuran. Sistem pemerintahan yang bangsa Indonesia
anut dengan bertujuan untuk tercapainya cita-cita bangsa Indonesia itu sendiri.

Demikian pokok karasteristik pada Pancasila. Karakteristik yang satu tidak dapat
dipisahkan dari yang lain, karena Pancasila merupakan suatu kesatuan, keutuhan yang saling
berkaitan. Namun semuanya itu berasaskan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Nasional
Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :
1. Dimensi Idealitas
Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan dan cita-
cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.
2. Dimensi Realitas
Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya bersumber
dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya, yang menjadi milik
mereka bersama dan yang tak asing bagi mereka.
3. Dimensi normalitas
Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat mengikat
masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang harus dipatuhi atau
ditaati yang sifatnya positif.
4. Dimensi Fleksilibelitas
Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti perkembangan jaman,
dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman, dapat mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi, bersifat terbuka dan demokratis.

3. Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi nasional

Nilai Pancasila yang terkandung didalamnya merupakan nilai-nilai Ketuhanan,


Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan. Nilai-nilai merupakan dasar bagi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerokhanian yang didalamnya terkandung


nilai-nilai lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, nilai vital, nilai
kebenaran (kenyataan), nilai estetis, nilai etis maupun nilai religius. Nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi bersifat objektif dan subjektif, artinya hakikat nilai-nilai Pancasila
adalah bersifat universal (berlaku dimanapun), sehingga dimungkinkan dapat diterapkan
pada negara lain. Jadi kalau ada suatu negara lain menggunakan prinsip falsafah, bahwa
negara berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan berkeadilan,
maka Negara tersebut pada hakikatnya menggunakan dasar filsafat dari nilai-nilai
Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif, maksudnya adalah:
a. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak karena
merupakan suatu nilai.
b. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam
kehidupan keagamaan.
c. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia.
Sedangkan nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif, terkandung maksud bahwa keberadaan
nilai-nilai Pancasila itu bergantung atau terlekat pada bangsa Indonesia sendiri. Hal ini
dapat dijelaskan, karena:
 Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia, sehingga bangsa Indonesia
sebagai penyebab adanya nilai-nilai tersebut.
 Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia, sehingga
merupakan jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran,
kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
 Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung nilai-nilai kerokhanian, yaitu nilai
kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai religius yang
sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia dikarenakan bersumber pada
kepribadian bangsa. Oleh karena nilai-nilai Pancasila yang bersifat objektif dan
subjektif tersebut, maka nilai-nilai Pancasila bagi bangsa Indonesia menjadi
landasan, menjadi dasar serta semangat bagi segala tindakan atau perbuatan dalam
kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan bernegara. Nilai-nilai Pancasila
merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan berkembang dari budaya bangsa
Indonesia yang telah berakar dari keyakinan hidup bangsa Indonesia.

Dengan demikian nilai-nilai Pancasila menjadi ideologi yang tidak diciptakan oleh
negara melainkan digali dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat
Indonesia sendiri. Sebagai nilai-nilai yang digali dari kekayaan rohani, moral dan
budaya masyarakat Indonesia sendiri, maka nilai-nilai Pancasila akan selalu
berkembang mengikuti perkembangan masyarakat Indonesia.Sebagai ideologi yang
tidak diciptakan oleh negara, menjadikan Pancasila sebagai ideologi juga merupakan
sumber nilai, sehingga Pancasila merupakan asas kerokhanian bagi tertib hukum
Indonesia, dan meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-
Undang Dasar 1945 serta mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar
negara.Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan Undang-Undang Dasar
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah, penyelenggara negara termasuk
pengurus partai dan golongan fungsional untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan
yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang luhur.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan tentang
ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Ideologi secara
fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan negara yang dianggap paling baik.

Definisi memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar:

“Tanpa definisi, kita tidak akan pernah bisa sampai pada konsep”

Karena itu menurut beliau, sama pentingnya dengan silogisme (baca : logika berfikir yang
benar) bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat.

Karakteristik ideologi Pancasila merupakan ciri khas yang membedakannya dengan


ideologi yang lain. Karakteristik tersebut yang pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa yang
berarti pengakuan bangsa Indonesia akan eksistensi Tuhan sebagai pencipta dunia dengan
segala isinya. Kedua adalah penghargaan kepada sesama umat manusia apapun suku bangsa
dan bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, ketiga adalah bangsa
Indonesia menjunjung tinggi persatuan bangsa, keempat adalah bahwa kehidupan kita dalam
kemasyarakatan dan bernegara berdasarkan atas sistem demokrasi Pancasila sesuai dengan
sila ke empat yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Kelima adalah Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai Ketuhanan,


Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai ini yang merupakan nilai
dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan.

Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun pengertian ideologi bervariasi, tetapi jika
dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni
ideologi adalah prinsip, dasar, arah, dan tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui
pengertian ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari
kehidupan masyarakat sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta jalan
bagi suatu kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara

3.2 Saran

Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa pancasila
sangat penting sebagai ideologi nasional dan bagi kehidupan kita, dan agar pembaca dapat
melaksanakan atau bisa menerapkan di kehidupan.

Perlu adanya pembelajaran lebih dalam tentang materi-materi ideologi pada mata kuliah
pancasila pada kampus-kampus di Indonesia.

Perlu adanya penelitian atau study banding kedepannya agar memperlengkap pengetahuan
tentang pancasila sebagai ideologi nasional.

Selain dari pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih
dalam proses pembelajaran. Dan yang kami harapkan dengan adanya makalah ini,dapat
menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat
maupun tersurat.
DAFTAR PUSTAKA
http://abyaliasbrian.blogspot.co.id/2016/10/makalah-tentang-pancasila-sebagai.html
Gb,Yuono dan Tata Iryanto. 1998.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan. Surabaya: Indah
Haryanto,Agus,Alex Suryanto. 2007. Panduan Belajar Bahasa dan Sastra
Indonesia. Tanggerang:ESIS
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. 2001. Jakarta: Balai Pustaka
Syairbaini, Syahril. Drs.,M.A. 2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
http://wikipedia.com
http://amazoneas.blogspot.com
http://google/kulitpisang
http://id.Wikipedia.org/wiki/ideologi
http://id.Wikipedia.org/wiki/pancasila
http://pikiran-rakyat/cakrawala/sekitarkita.htm
http://www.g-excess.com/id/sejarah-lahirnya-pancasila-sebagai-ideologi-nasional.
http://www.gudangmateri.com/2010/10/pancasila-sebagai-ideologi-negara.html
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab4-
pancasila_sebagai_ideologi.pdf

Anda mungkin juga menyukai