Disusun Oleh:
Nama : Anggi Ahdiata
NIM : 171.33.1025
Kelompok : 4 (empat)
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Praktikum
Produksi & Pemrograman NC
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Pembimbing Asisten
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan akhir praktikum CNC (Computer Numerically Controlled) sebagai
laporan akhir pratikum CNC ini tepat pada waktunya.
Pertama-tama penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Orang tua yang telah memberikan dorongan moril dan materil dalam
proses pembuatan laporan akhir ini.
2. Bapak Taufiq Hidayat S.T., M.Eng. selaku kepala laboratorium
teknik produksi NC.
3. Ibu Nurhayati S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing laporan
praktikum teknik pemrogaman NC.
4. Asisten Laboratorium Teknik Produksi NC yang telah membimbing
dan mamberikan arahan serta masukan dalam proses pembuatan
laporan ini
Penulis telah berusaha menyusun laporan ini dengan sebaik-baiknya.
Namun, penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan penulis, sehingga
masih terdapatnya banyak kesalahan dan kekurangan yang luput dari perhatian
penulis. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sangatlah
diharapkan untuk membangun kedepannya. Atas perhatiannya penulis
mengucapkan banyak terima kasih.
Anggi Ahdiata
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Dalam pelaksanaan praktikum ini memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. Penulis dapat mengetahui CNC dari sejarah hingga definisinya serta
cara simulasi program mesin CNC.
3. Saat memasuki dunia kerja tidak canggung lagi terhadap mesin CNC
dan program simulasi CNC.
1.3 Manfaat
Dalam pelaksanaan praktikum ini memiliki beberapa manfaat yaitu:
1. Penulis memiliki skill dan keterampilan dalam mengoperasikan CNC
simulator.
2. Penulis dapat mengetahui kode yang digunakan CNC.
3. Penulis dapat membuat berbagai macam bentuk produk dengan
tingkat kesulitan yang berbeda dengan program CNC.
3
BAB II
DASAR TEORI
3
4
screw bekerja seperti lager yang tidak memiliki kelonggaran atau spelling namun
dapat bergerak dengan lancar.
Pada awalnya mesin CNC masih menggunakan memori berupa kertas
berlubang sebagai media untuk mentransfer kode G dan M ke sistem kontrol.
Setelah tahun 1950, ditemukan metode baru mentransfer data dengan
menggunakan kabel RS232, floppydisks, dan terakhir oleh Komputer Jaringan
Kabel (Computer Network Cables) bahkan bisa dikendalikan melalui internet.
Akhir-akhir ini mesin-mesin CNC telah berkembang secara menakjubkan
sehingga telah mengubah industri pabrik yang selama ini menggunakan tenaga
manusia menjadi mesin-mesin otomatik. Dengan telah berkembangnya Mesin
CNC, maka benda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam
jumlah yang banyak. Selama ini pembuatan komponen atau suku cadang suatu
mesin yang presisi dengan mesin perkakas manual tidaklah mudah, meskipun
dilakukan oleh seorang operator mesin perkakas yang mahir sekalipun.
Penyelesaiannya memerlukan waktu lama. Bila ada permintaan konsumen
untuk membuat komponen dalam jumlah banyak dengan waktu singkat, dengan
kualitas sama baiknya, tentu akan sulit dipenuhi bila menggunakan perkakas
manual. Apalagi bila bentuk benda kerja yang dipesan lebih rumit, tidak dapat
diselesaikan dalam waktu singkat. Secara ekonomis biaya produknya akan
menjadi mahal, hingga sulit bersaing dengan harga di pasaran.
Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang presisi,
berkualitas sama baiknya, dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak,
akan lebih mudah dikerjakan dengan mesin perkakas CNC (Computer
Numerlcally Controlled), yaitu mesin yang dapat bekerja melalui pemogramman
yang dilakukan dan dikendalikan melalui komputer. Mesin CNC dapat bekerja
secara otomatis atau semiotomatis setelah diprogram terlebih dahulu melalui
komputer yang ada. Program yang dimaksud merupakan program membuat
benda kerja yang telah direncanakan atau dirancang sebelumnya. Sebelum benda
kerja tersebut dieksikusi atau dikerjakan oleh mesin CNC, sebaikanya program
tersebut di cek berulang-ulang agar program benar-benar telah sesuai dengan
bentuk benda kerja yang diinginkan, serta benar-benar dapat dikerjakan oleh
mesin CNC. Pengecekan tersebut dapat melalui layar monitor yang terdapat pada
5
mesin atau bila tidak ada fasilitas cheking melalui monitor (seperti pada CNC TU
EMCO 2A/3A) dapat pula melalui plotter yang dipasang pada tempat dudukan
pahat atau palu frais. Setelah program benar-benar telah berjalan seperti rencana,
baru kemudian dilaksanakan atau dieksekusi oleh mesin CNC.
Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi dua,
antara lain:
a. Mesin CNC Training unit (TU), yaitu mesin yang digunakan sarana
pendidikan, dosen dan training.
b. Mesin CNC produktion unit (PU), yaitu mesin CNC yang digunakan
untuk membuat benda kerja atau komponen yang dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi tiga jenis,
antara lain:
a. Mesin CNC 2A yaitu mesin CNC 2 aksis, karena gerak pahatnya
hanya pada arah dua sumbu koordinat (aksis) yaitu koordinat X, dan
koordinat Z, atau dikenal dengan mesin bubut CNC,
b. Mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 aksis atau mesin yang memiliki
gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau
dikenal dengan mesin frsais CNC.
c. Mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu mengerjakan
pekerjaan bubut dan freis sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan
peralatan pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan
kualitas pembubutan atau pengefraisan pada benda kerja yang
dihasilkan. Pada umumnya mesin CNC yang sering dijumpai adalah
mesin CNC 2A (bubut) dan mesin CNC 3A (frais).
2. Sistem Incremental
Pada system ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai
acuan adalah selalu berpindah sesuai dengan titik actual yang
dinyatakan terakhir. Untuk mesin bubut maupun mesin frais
diberlakukan cara yang sama. Setiap kali suatu gerakan pada proses
pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir dari gerakan alat
potong itu dianggap sebagai titik awal gerakan alat potong pada tahap
berikutnya.
Sejalan dengan berkembangnya kebutuhan akan berbagai produk
industri yang beragam dengan tingkat kesulitan yang bervariasi, maka
telah dikembangkan berbagai variasi dari mesin CNC. Hal ini
dimaksud untuk memenuhi kebutuhan jenis pekerjaan dengan tingkat
kesulitan yang tinggi. Berikut ini diperlihatkan berbagai variasi mesin
CNC.
Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, akan tetapi
yang membedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaannya di lapangan.
CNC TU dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan pengoperasian
CNC yang dilengkapi dengan EPS (External Programing Sistem). Mesin CNC
jenis Training Unit hanya mampu dipergunakan untuk pekerjaan pekerjaan ringan
dengan bahan yang relatif lunak.
Sedangkan Mesin CNC PU dipergunakan untuk produksi massal, sehingga
mesin ini dilengkapi dengan assesoris tambahan seperti sistem pembuka otomatis
yang menerapkan prinsip kerja hidrolis, pembuangan tatal, dan sebagainya.
Gerakan Mesin Bubut CNC dikontrol oleh komputer, sehingga semua gerakan
yang berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungan dari sistem ini
adalah memungkinkan mesin untuk diperintah mengulang gerakan yang sama
secara terus menerus dengan tingkat ketelitian yang sama pula.
a. Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC TU-2 Axis
Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar
seperti halny. Mesin Bubut konvensional yaitu gerakan kearah
melintang dan horizontal dengan sistem koordinat sumbu X dan Z.
Prinsip kerja Mesin Bubut CNC TU-2A juga sama dengan Mesin
Bubut konvensional yaitu benda kerja yang dipasang pada cekam
bergerak sedangkan alat potong diam. Untuk arah gerakan pada Mesin
Bubut diberi lambing sebagai berikut :
1. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap
sumbu putar.
2. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu
putar.
Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu Mesin Bubut CNCTU-2A
dapat dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini :
10
6. Meja mesin
Meja mesin atau sliding bed sangat mempengaruhi baik
buruknya hasil pekerjaan menggunakan Mesin Bubut ini, hal ini
dikarenakan gerakan memanjang eretan (gerakan sumbu Z) tertumpu
pada kondisi sliding bed ini. Jika kondisi sliding bed sudah aus atau
cacat bisa dipastikan hasil pembubutan menggunakan mesin ini tidak
akan maksimal, bahkan benda kerja juga rusak. Hal ini juga berlaku
pada Mesin Bubut konvensional.
7. Kepala lepas
Kepala lepas berfungsi sebagai tempat pemasangan senter
putar pada saat proses pembubutan benda kerja yang relatif panjang.
Pada kepala lepas ini bisa dipasang pencekam bor, dengan diameter
mata bor maksimum 8 mm. Untuk mata bor dengan diameter lebih
dari 8 mm, ekor mata bor harus memenuhi syarat ketirusan MT1.
3. Tombol emergensi.
4. Display untuk penunjukan ukuran.
5. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama.
6. Amperemeter.
7. Saklar untuk memilih satuan metric atau inch.
8. Slot disk drive.
9. Saklar untuk pemindah operasi manual atau CNC (H=hand/manual, C= CNC).
10. Lampu control pelayanan CNC.
11. Tombol START untuk eksekusi program CNC.
12. Tombol masukan untuk pelayanan CNC.
13. Display untuk penunjukan harga masing-masing fungsi (X, Z,F, H), dll.
14. Fungsi kode huruf untuk masukan program CNC.
15. Saklar layanan sumbu utama.
16. Saklar pengatur asutan.
17. Tombol koordinat sumbu X, Z.
18
a. Kode G
G 00 : Gerak lurus cepat ( tidak boleh menyayat)
G 01 : Gerak lurus penyayatan
G 02 : Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
G 03 : Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)
G 04 : Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat
G 20 : Data input dalam inchi
G 21 : Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekantombol ~ dan INP
G 25 : Memanggil program sub routine
G 27 : Perintah meloncat ke nomeor blok yang dituju
G 28 : Mengembalikan posisi pahat pada titik referensi (0)
G 33 : Pembuatan ulir tunggal
G 64 : Mematikan arus step motor
G 65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
G 73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G 78 : Siklus pembuatan ulir
G 81 : Siklus pengeboran langsung
G 82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G 83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G 84 : Siklus pembubutan memanjang
G 85 : Siklus pereameran
G 86 : Siklus pembuatan alur
G 88 : Siklus pembubutan melintang
G 89 : Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat
G 90 : Program absolut
G 91 : Program Incremental
21
b. Kode M
M00: Berhenti terprogram
M03: Sumbu utama searah jarum jam
M02: Untuk menutup program
M04: Untuk putaran spindle berlawanan arah jarum jam diikuti dengan kode S
untuk kecepatan putaran dalam mm/min atau inchi/min
M05: Sumbu utama berhenti
M06: Penghitungan panjang pahat, penggantian pahat
M08: Untuk menghidupkan cairan pendingin (coolant)
M09: Untuk menghentikan cairan pendinggin (coolant)
M10: Untuk membuka chuck
M11: Untuk Mengunci Chuck
M13: Kombinasi antara kode M 03 dan M 08
M14: Kombinasi antara kode M 04 dan M 08
Ml7: Perintah melompat kembali
M22: Titik tolak pengatur
M23: Titik tolak pengatur
M26: Titik tolak pengatur
M30: Untuk menutup program
M38: Untuk membuka pintu pelindung
M39: Untuk menutup pintu pelindung
M99: Parameter lingkaran
M98: Kompensasi kelonggaran/ kocak Otomatis
Vs = 𝑽 𝑿 𝑫 𝑿 𝑺 (m/menit)
𝟏𝟎𝟎𝟎
Keterangan :
Vs: kecepatan potong dalam m/menit
D : diameter pisau dalam mm
S : Kecepatan putar spindel dalam rpm
b. Jumlah Putaran
Jika harga kecepatan potong benda kerja diketahui maka jumlah putaran
sumbu utama dapat dihitung dengan ketentuan :
n = 𝑉𝑐 𝑥 1000 (putaran/menit)
𝜋𝑑
23
c. Kecepatan Asutan
Secara teoritis kecepatan asutan bisa dihitung dengan rumus :
F = n x fpt x Zn
Keterangan :
n: jumlah putaran dalam put/menit
fpt: feed per teeth dalam mm
Zn: jumlah gigi pisau.
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
24
25
b. Gambar Jobsheet 1
Pada jobsheet yang telah diberikan oleh asisten laboratorium kita
akan membuat benda seperti yang telah ditunjukan gambar dibawah
ini. Dalam gambar tersebut kita akan membubut dari ukuran 32 mm
sampai dengan ukuran 25,4 mm dengan panjang pemakanan 100 mm
dan dengan radius 1 mm.
27
b. Job Sheet 1
Pada jobsheet yang pertama kita akan membuat lingkaran dengan
pedoman titik G54, G55, G56, G57 dan pada titik tengah atau G59
seperti pada gambar berikut ini.
29
G1 Z5 F200
G2 X-50 Y0
CR=50
X0 Y50 CR=50
X50 Y0 CR=50
X0 Y-50 CR=50
G3 X50 Y0
CR=50
X0Y50 CR=50
G0 Z10
M30
c. Job Sheet 2
Pada jobsheet kedua ini akan dibuat setengah lingkaran dengan
bantuan titik pusat 0,0 pada garis tengah dengan radius lingkaran R71
dengan sisi 100 X 100, seperti pada gambar berikut
30
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan:
1. Praktikan dapat mengetahui cara pengopreasian mesin Turning dan
milling
2. Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian mesin Turning dan milling
3. Praktikan dapat membuat program mesin Turning dan milling
31