Makalah Sistem Reproduksi Hewan
Makalah Sistem Reproduksi Hewan
DISUSUN OLEH
1. EKLESIA LEMPOY POKU
2. APRILIA KALANGI
3. JENLY SAWORI
4. NIMADE SUSANTI
5. ARIF ULAEN
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
SISTEM REPRODUKSI HEWAN
A. Perkembangbiakan pada Hewan Rendah
1. Reproduksi Aseksual pada Hewan Rendah
Pada hewan terdapat dua cara reproduksi yaitu aseksul dan seksual. Reproduksi pada
hewan rendah dapat dilakukan dengan cara:
Pembelahan
Cara reproduksi ini biasanya di lakukan oleh golongan protozoa, dan beberapa
metazoa. Seperti juga pada tumbuhan, hewan ini akan membela menjadi dua sel anak
(binary fission) atau menjadi beberapa sel anak (multiple fission). Arah pembelahan
sel-selnya ada yang ke arah melintang misalnya, pada Paramaecium dan ada yang ke
arah membujur (memanjang) misalnya pada Euglena.
Pembentukan Tunas
Proses perkembangan tunas menjadi hewan dewasa di sebut blastogenesis. Tunas ini
akan dapat melepaskan diri dari hewan induknya bila telah cukup matang. Cara
reproduksi ini dapat kita jumpai pada Hydra atau Porifera.
Gambar. Perkembangbiakan Hydra dengan Tunas
Pembentukan Genunule
Gemmule merupakan sejumlah sel yang banyak mengandung makanan di daerah
mesoglea (lapisan tengah) dan berkumpul membentuk seperti bola dikelilingi oleh
dinding tebal dari kitin. Biasanya gemmule ini di bentuk bila keadaan lingkungan
tidak menguntukan. Gemmule ini akan tumbuh bila keadaan lingkungan baik
kembali, Contoh : Porifera Air Tawar
Regenerasi
Regenerasi adalah suatu proses perkembangbiakan suatu individu dari bagian
tubuhnya yang terlepas. Tetapi regenerasi dapat pula di artikan sebagai
penyembuhan/pertumbuhan kembali bagian tubuh yang hilang atau rusak. Cara
reproduksi semacam ini dapat anda jumpai pada : Sponge, Coelenterate, Planaria,
Echinodermata dan sebagainya.
Pembentukan Kuncup
Contohnya Hydra yang pada bagian kakinya tumbuh kuncup. Semakin lama, kuncup
itu semakin membesar dan menjadi individu baru.
Gambar . Hydra membentuk kuncup
Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian
potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan
reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planaria.
Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi. Seekor cacing
Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan
berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria.
Partenogenesis
Partenogenesis yaitu terbentuknya individu baru tanpa terjadinya fertilisasi. Contoh
partenogenesis yaitu telur belalang jambu yang dapat menetas meskipun tidak
mengalami fertilisasi. Jadi, meskipun hanya seekor betina yang dipelihara, tetapi telur
yang dihasilkan tetap dapat menetas. Sel telur dapat berkembang menjadi individu
baru walaupun tanpa fertilisasi.
Gambar. Partenogenesis
Anisogami
Cara reproduksi seperti ini dapat anda jumpai pada hewan-hewan seperti
Hydra, Plasmodium, golongan porifera, golongan cacing, dan sebagainya. Hewan
tersebut dapat menghasilkan dua jenis gamet yang berbeda dalam bentuk, ukuran
serta tingkah lakunya. Gamet jantan biasanya kecil dan bergerak aktif sedangkan
yang betina relatif lebih besar teapi pasif. Anisogami sesunggunya merupakan cara
reproduksi seksual yang paling umum dilakukan oleh tumbuhan tinggi dan hewaqn
bertulang belakang. Tetapi reproduksi semacam ini lebih di kenal denga nama
fertilisasi (pembuahan).
Metagenesis
Suatu cara reproduksi yang saling bergantian antara reproduksi aseksual
dengan reproduksi seksualnya cara reproduksi semacam ini dapat anda jumpai pada
golongan Coelenterate, misalnya Obelia. Hewan ini memiliki polip yang melakukan
reproduksi aseksual dan bentuk mendusa (ubur-ubur) yang melakukan reproduksi
seksual.
Fertilisasi
Hewan tingkat rendah lain misalnya cacing dan bekicot bersifat hermaprodit.
Hermaprodit yaitu satu individu menghasilkan sel sperma dan ovum. Meskipun
hermaprodit, cacing dan bekicot tetap memerlukan hewan lain untuk melakukan
perkawinan.
B. Gametogenesis
Gametogenesis adalah peristiwa pembentukan sel-sel gamet di dalam kelenjar
kelamin. Peristiwa pembentukan sel-sel gamet ini di bedakan atas :
1) Spermatogenesis
Yaitu peristiwa pembentukan sel-sel sperma didalam tes-tes. Sel-sel sperma di dalam
tes-tes berasal dari sel-sel spermatogonia. Spermatogonia ini mengalami
pertumbuhan ini menjadi spermatosit. Melalui dua kali pembelahan, dari satu
spermatosit (2n) akan di hasilkan 4 buah sperma yang haploid (1n).
2) Oogenesis
Adalah peristiwa pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Seperti halnya sel
sperma, sel telur pun terjadi melalui proses pembelahan dua kali. Sel telur dalam
ovarium berasal dari sel oogonium (kalau lebih dari satu disebut oogonia). Oogonium
ini akan tumbuh menjadi oosite. Dari satu oosite melalui dua kali pembelahan akan di
hasilkan 4 buah sel tekur (ovum). Dari 4 buah sel telur yang di hasilkan hanya satu
yang dapat di buahi (fertil) sedangkan 3 buah sel telur lainnya mengalami degenerasi
dan di sebut polar body (polosit)
C. Reproduksi pada Mamalia
Mamalia pada umumnya merupakan hewan yang melahirkan (vivipar), kecuali pada
kelas monotremata misalnya Platypus (paruh bebek) yang ofipar (bertelur). Reproduksi pada
mamalia dilakukan secara seksual dan pembuahan selalu terjadi didalam tubuh (internal).
Telur yang telah di buahi (zigot) akan berkembang menjadi embiro didalam rahim (uterus).
Embiro tersebut di beri makan oleh tubuh induknya melalui plasenta. Alat reproduksi di
bedakan atas:
D. Hormon Reproduksi
Hormon yang erat hubungannya dengan reproduksi adalah gonadetropin. Hormon ini
terdiri dari beberapa hormon diantaranya:
FSH (Follicle Stimulating Hormone), yang berfungsi merangsang pertumbuhan folikel
(gelembung kecil yang berisi ovum) pematangan volikel ini dirangsang oleh SFH.
LH (Luteinizing Hormone), menyebabkan volikel yang telah masak pecah dan ovum (sel
telur) keluar. Peristiwa ini di sebut ovulasi. LH menyebabkan pula folikel yang telah
pecah berubah menjadi kopus luteum yang menghasilkan hormon progesteron, suatu
hormon yang membantu pertumbuhan uterus sebagai persiapan untuk kehamilan. Pada
laki-laki FSH dan LH mengatur pembentukan testosterone sebagai hormone kelamin
jantaan.
Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air, misalnya
katak dan ikan. Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat banyak, sehingga dapat
memperbesar peluang terjadinya pembuahan. Pembuahan eksternal dapat dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu tipe acak dan tipe sarang. Pada tipe acak, proses pelepasan sel telur dan
sperma di lakukan di sembarang tempat. Sedangkan pada tipe sarang, ada tempat tertentu
untuk melepaskan sperma dan sel telur, sehingga peluang terjadinya pembuahan lebih besar.
Pada fertilisasi internal, pembuahan yang terjadi dalam tubuh induk betina. Jadi sperma dari
induk jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh betina melalui kopulasi.
Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma dihasilkan oleh
testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan oleh ovarium (indung telur).
Proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses
pembentukan sel kelamin jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel
kelamin betina disebut oogenesis. Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk
zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio
dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu vivipar, ovipar, dan ovovivipar..
Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel telur. Sel telur
dikeluarkan melewati oviduk dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan
betina mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu, maka akan diikuti
oleh ikan jantan dengan mengeluarkan sperma.
Testis menghasilkan sperma. Sperma melewati vas efferentia dan menuju kloaka. Kloaka
merupakan tempat keluarnya sperma, saluran urin, dan sisa pembuangan makanan. Alat
kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium yang menghasilkan sel telur. Telur melewati
oviduk dan menuju kloaka.
Pada saat kawin (kopulasi), katak jantan akan naik ke punggung katak betina. Dengan
jarinya, katak jantan menekan katak betina sehingga katak betina mengeluarkan sel telur ke
dalam air. Saat keluarnya telur, katak jantan akan mengeluarkan spermanya. Terjadilah
pembuahan sel telur di dalam air dan akan berkembang menjadi zigot.
3. Reproduksi pada Reptilia
Umumnya reptilia bersifat ovipar, walaupun ada sebagian yang ovovivipar. Pada
reptilia jantan, alat kelaminnya terdiri dari sepasang testis, epididimis dan vas deferens.
Memiliki alat kelamin khusus yang disebut hemipenis dan dikeluarkan melalui kloaka saat
kawin. Sedangkan reptilia betina memiliki alat kelamin terdiri dari sepasang ovarium dan
oviduk. Telur bermuara di oviduk. Pada reptil ovovivipar telur akan menetas dalam oviduk.
Gambar a. alat kelamin jantan pada burung, b. alat kelamin betina pada burung
Saat kawin, kloaka jantan dan betina saling mendekat sehingga ketika sperma keluar dari
kloaka jantan akan langsung masuk ke kloaka betina sehingga sel telur dapat dibuahi.
Telur burung mempunyai struktur sebagai berikut :.
Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar masuknya udara. Di
sebelah dalam cangkang terdapat dua buah membran yang pada salah satu ujungnya
tidak saling melekat, sehingga terbentuk rongga udara.
Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang berfungsi
sebagai cadangan makanan dan melindungi embrio dari guncangan.
Kuning telur, terdapa di bagian tengah albumen. Pada kuning telur ini terdapat calon
embrio. Agar kuning telur tetap pada posisinya, maka terdapat kalaza yang berfungsi
menjaga posisi kuning telur.
Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan putih telur diserap melalui
pembuluh darah yang terbentuk mengelilingi kuning telur. Bagian-bagian yang berperan
dalam mendukung pertumbuhan embrio adalah sebagai berikut.
Amnion, merupakan cairan ketuban yang terdapat pada suatu kantung tempat
tumbuhnya embrio.
Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam
embrio dan CO2 keluar dari embrio.
Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois.
Semua hewan Mamalia memiliki alat reproduksi yang hampir serupa. Untuk
mempelajarinya, amatilah alat reproduksi tikus berikut ini.
Tikus jantan mempunyai sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma
dikeluarkan melalui saluran sperma yang disebut vas deferens. Untuk memasukkan sperma
ke dalam tubuh hewan betina, digunakan penis.
Tikus betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur atau
ovum. Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium (ovulasi) keluar melalui saluran telur dan
akhirnya sampai di uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh sperma, akan terbentuk zigot yang
akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Tikus mampu mengandung lebih dari satu
embrio. Namun tidak semua Mamalia memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio
memperoleh nutrisi dan oksigen dari plasenta yang dihubungkan melalui tali pusat. Jika
sudah tiba masa lahirnya, embrio lepas dari uterus dan dikeluarkan melalui vagina.
BAB III
KESIMPULAN
Reproduksi pada hewan rendah dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara
aseksual dilakukan dengan pembelahan, pembentukan, tunas, pembentukan gemmule dan
regenerasi, sedangkan secara aseksual dilakukan dengan konyugasi, anisogami dan
metagenesis.
Pada mamalia reproduksi hanya dilakukan secara seksual melalui persatuan antara sel
telur dan sel sperma. Peristiwa persatuan antara sel telur dan sel sperma ini disebut fertilisasi
atau pembuahan.
Sperma sebagai sel kelamin jantan dibentuk dalam tes-tes melalui spermatogenesis
sedangkan sel telur dibentuk di dalam ovarium melalui oogenesis.