Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi merupakan ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup, yaitu suatu
kemampuan untuk melestarikan keturunannya agar tidak terjadi kepunahan. Semua
tingkatan hewan pasti melakukan reproduksi,mulai dari golongan invertebrata hingga
vertebrata. Setiap kelompok dari masing-masing hewan tersebut memiliki cara
bereproduksi yang berbeda. Burung atau aves yang merupakan anggota kelas dari
subfilum vertebrata yang reproduksinya menarik untuk dipelajari. Kelompok burung
merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar,
fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh (internal) yaitu merupakan penyatuan sperma dan
ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya
peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina.
Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan
dari kelompok reptil, aves dan mamalia.
Sistem reproduksi pada aves jantan yaitu terdapat terdapat sepasang testis yang
berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka, serta terdapat saluran reproduksi yaitu
Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung
dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus eferen bagian distal
yang sangat panjang membentuk duktus aferen yang berdilatasi menjadi duktus
ejakulatori. Duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil dengan ureter
ketika masuk kloka. Pada aves betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri.
Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium
dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk
membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka.
Fertilisasi pada aves (burung) akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat
sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati
kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma
akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat dituliskan
adalah :
1. Bagaimana sistem reproduksi pada aves?
2. Bagaimana proses fertilisasi pada aves?
C. Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui sistem reproduksi pada aves.
2. Untuk mengetahui proses fertilisasi pada aves.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Reproduksi Pada Aves ( Burung )
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak
memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh (internal) yaitu
merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal
ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke
dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat
(terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan mamalia. Pada burung proses
fertilisasi ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka. Contoh avesantar lain
yaitu burung elang, burung merati, burung merak, burung hantu, burung gagak, ayam dan
2

jenis burung lainnya. Sebagian besar burung membangun sarangnya untuk menyimpan
telur dan mengeraminya, jumlah telur yang di letakan dalam sarangnya yang bervariasi
tergantung spesiesnya, ada yang hanya 1,3, atau ada yang sampai 14 butir. Masa inkubasi
(pengeraman) pada burung berbeda-beda. Burung burung darat yang kecilnya masa
inkubasinya kurang lebih 14 hari, ayam peliharaan 21 hari, burung kuau 21 hari, bebek
dan rajawali masa inkubasinya 28 hari, sedangkan burung unta 42-60 hari. Anak-anak
burung yang bersifat atricial membutuhkan kurang lebih seminggu setelah menetas untuk
meninggalkan sarang. Semua anak-anak burung memerluka pemeliharaan setelah
ditetaskan yang berupa pemberian makan penjagaan atau perlindungan dari sinar
matahari dan hujan
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan
tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh
suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar
menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis
yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan
membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan
memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas
masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan
dalam sarang.

B.

Gambar 1 : organ reproduksi pada burung jantan dan betina

1. Sistem genitalia jantan


3

a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin,
terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin
ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan
epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burungburung kecil, duktus eferen bagian distal yang sangat panjang membentuk duktus
aferen yang berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara dikloaka
sebagai duktus ejakulatori. Duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang
kecil dengan ureter ketika masuk kloka.
2. Sistem Genitalia Betina.
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang
kiri,dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,dan dibagi
menjadi beberapa bagian- bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian
terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostiumyang dikelilingi oleh
fimbre-fimbre. Di post erionya adalah magnum yang akan Mengekskrsikan
albumin, selanjutnya istimus yang mengsrkresikan fimbre. Di Posteriornya adalah
magnum

yang

akan

mensekresikan

albumin,

selanjutnyaIstimus

akan

mensekresikan membran sel telur dalam dan luar.


B. Proses Fertilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu
corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi
uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang
berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung
oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak
mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah
dibuahi sperma akan dikeliingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat menetas
apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio
menjadi anak burung. Anak burung

menetas dengan

memecah

kulit telur dengan

menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan studi literatur mengenai system reproduksi dan fertlisasi pada aves,
dapat disimpulkan bahwa :
1. Sistem reproduksi pada aves jantan yaitu terdapat terdapat sepasang testis
yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka, serta terdapat saluran
reproduksi yaitu Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan
epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada
burung-burung kecil, duktus eferen bagian distal yang sangat panjang
membentuk duktus aferen yang berdilatasi menjadi duktus ejakulatori. Duktus
eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil dengan ureter ketika masuk
kloka. Pada aves betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium
kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter.
Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh
oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka.
2. Fertilisasi pada aves (burung) akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada
saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak
mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum
yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat
kapur.
B. Saran
Berdasarkan studi literatur mengenai evolusi reptil yang telah dilakukan, peneliti
memberikan saran yaitu :
1. Kajian mengenai proses fertilisasi aves sangat terbatas, sehingga diperlukan
hand out yang membahas proses fertlisasi ini secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga.


Radiopoero.1998. Zoologi. Jakarta. Erlangga.
Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Struktur Hewan II. Malang. Dirjen Dikti.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM.
Tim Asistensi. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta. Jurusan
Zoologi UGM.

Anda mungkin juga menyukai