Anda di halaman 1dari 10

Makalah Gerontik Gangguan Personal Hygiene pada Lansia

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan
karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat
dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya
kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat
perkembangan. Dimana secara alamiah tingkat perkembangan kehidupan terdiri dari tiga tahapan yaitu,
anak, dewasa, dan tua.

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses
menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan
lambat dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2006).

Sedangkan menurut UU No 4 tahun 1945 seseorang yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya
mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain
disebut dengan lansia. Seiring bertambahnya usia, kerentanan lansia terhadap penyakit kronis dan
penyakit yang mengancam nyawa serta infeksi akut meningkat, dan menurunnya kekebalan tubuh
memperburuk kondisi kesehatan para lansia. Kanker, penyakit jantung, diabetes, infeksi dan kesehatan
mulut yang buruk, terutama kehilangan gigi dan kondisi periodontal yang parah, lebih banyak terjadi di
kelompok usia ini (Gateaway, 2013).

Dipandang dari sudut sosial, lansia dengan personal hygiene yang baik lebih dapat diterima di
masyarakat dibandingkan dengan lansia yang memiliki personal hygiene yang kurang baik. Lansia dengan
personal hygiene yang baikpun menurunkan resiko untuk terjadi penyakit infeksi. Kebutuhan akan
personal hygiene harus menjadi prioritas utama bagi lansia, karena dengan personal hygiene yang baik
maka lansia memiliki resiko yang rendah untuk mengalami penyakit infeksi(Gateaway, 2013).

Upaya pemeliharaan personal hygiene meliputi kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku,
dan membersihkan gaun. Dalam upaya untuk menjaga personal hygiene ini, pengetahuan keluarga
tentang pentingnya personal hygiene sangat diperlukan. Tindakan seseorang dapat dibentuk dengan
pengetahuan atau kognitif, sehingga kognitif atau pengetahuan merupakan domain yang sangat penting.
1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan gerontik.

b. Untuk mengetahui tentang personal hygiene.

c. Untuk mengetahui tentang gangguan – gangguan personal hygiene pada lansia.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini diharapkan Mahasiswa di Jurusan Keperawatan mendapat informasi
tentang gangguan – gangguan personal hygiene pada lansia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis Personal Hygiene

A. Pengertian

Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan
untuk kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik
pada orang sehat maupu pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan
kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi Dengan
implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu
maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2006).

B. Macam-macam Personal Hygiene

1. Perawatan Rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari cara penampilan dan perasaan
mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara
perawatan rambut sehari-sehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar hygienis
untuk semua usia. Pertumbuhan, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan
umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu
atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut normal adalah bersih, bercahaya,
dan tidak Kusut, untuk kulit kepala harus bebas dari lesi kehilangan disebabkan karena praktik perawatan
yang tidak tepat atau penggunaan medikasi kemoterapi. Potter dan Perri (2005), menjelaskan mengenai
masalah rambut dan kulit kepala yang sering terjadi yaitu:

1. Ketombe

Kelepasan kulit kepala di sertai gatal pada kasus berat. Ketombe dapat di temukan di alis.

a. Implikasi

Ketombe menyebabkan seseorang menjadi malu jika ketombe masuk masuk mata berkembang menjadi
konjungivitis

b. Intervensi

Bersampo secara teratur dengan sampo yang bermedikasi. Pada kasus berat, mintalah saran dokter

2. Pediculosis (kutu)

Parasit abu-coklat. Kecil menggali liang ke dalam kulit dan mengisap darah

a. Implikasi

Kutu memindakan beberapa penyakitnya pada manusia. Penyakit yang paling umum adalah demam
berbintik “rocky mountain” , tularemia, dan “limy”

b. Jangan menarik kutu dari kulit karena alat penghisap akan tertinggal dan dapat terinfeksi.
Mematikan kutu dengan pemberian setetes minyak atau eter pada kutu atau tutupi kutu dengan jeli
petroianum untuk memudahkan pengangkatan

3. Pediculosis capitis (kutu kepala)

Parasit ditemukan pada kulit kepala yang menempel pada helai rambut. Telur terlihat seperti [artikel oval
mirip ketombe. Gigitan ataupustula dapat di obsrefasikan dibelakang telinga atau pada garis
pertumbuhan rambut

a. Implikasi

Kutu rambut sulit untuk dipindahkan dan dapat menyebar ke peralatan dan orang lain jika tidak di obati.

b. Intervensi

Bersampo dengan sampo kwell dan ulangi 12-24 jam setelahnya. Ganti linen tempat tidur. Cuci linen ke
dalam air panas untuk membunu kutu.
4. Pediculosis corporis (kutu badan)

Parasit yang melekat pada pakaian sehinnga tidak mudah terlihat. Kutu darah akan menghisap darah dan
meninggalkan telur pada pakaian dan badan

a. Implikasi

Klien gatal terus menerus, goresan terlihat pada kulit dapat terindeksi. Bintik hemorogik dapat terlihat
pada kulit dimana kutu menghisap darah.

b. Intervensi

Mandi keseluruan setelah kulit kering, gunakan lotion kwell. Setelah 12-24 jam , mandi lagi. Bungkus
pakaian atau linen yang terdapat kutu tersebut sampai di cuci dalam air panas. Bersihkan keseluruan
dan buang kantong setelah selesai.

5. Pediculosis pubis (kuku kepiting)

Parasit di temukan pada ranbut pubis. Kutu kepiting berwarna putih-keabuan dan kaki berwarna merah

a. Implikasi

Kutu dapat menyebar melalui liner tempat tidur pakaian, atau pakaian atau diantara orang melalui
kontak seksual

b. Intervensi

Cukur rambut pada daeraht yang terinfeksi. Intervensi pembersian seperti pada interfensi untuk kutu
badan. Jika kutu ditransmisi melalui kontak seksual beritahula pasangan

6. Kehilangan rambut (alopesia)

Alopasia terjadi pada semua ras. Bidang pembotakan terlihat pada bagian perifer garis rambut. Rambut
menjadi rapuh dan patah, kondisi ini di sebabkan pengguna pengeriting rambut, produk rambut,
pengikat rambut ketat dan menggunakan sisir panas

a. Implikasi

Bidang-bidang pertumbuhan dan kehilangan rambut yang tidak merata mengubah penampilan klien

b. Interverensi

Hentikan praktik perawatan rambut yuang merusak rambut

2. Perawatan Mata, Telinga dan Hidung


Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, telinga dan hidung secara normal tidak ada
perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan air mata, dan
kelopak mata, dan bulu mata mencegah partikel asing. Seseorang hanya memerlukan untuk
memindahkan sekresi kering yang terkumpul kepada kantus sebelah, dalam bulu mata hygiene telinga
mempunyai implikasi ketajaman pendengaran sebasea lilin atau benda asing berkumpul pada kanal
telinga luar yang mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia rentan masalah. Hidung
memberikan temperatur dan kelembaban udara yang pernafasan dihirup serta mencegah masuknya
partikel asing ke dalam sistem kumulasi sekresi yang mengeras di dalam nares dapat merusak sensasi
olfaktori dan pernafasan (Potter dan Perry, 2005).

3. Perawatan Kulit

Kondisi kulit tergantung pada praktek hygiene dan paparan iritan lingkungan, sejalan dengan usia, kulit
kehilangan layak kenyal dan kelembaban, pada kelenjar sebasea dan keringat menjadi kurang aktif.
Epitalium menipis dan serabut kolagen elastik, menyusut sehingga kulit mudah pecah. Perubahan ini
merupakan peringatan ketika bergerak dan mengatur posisi pada lansia. Khas kulit lansia adalah kering
dan berkerut, masalah kulit yang umum yaitu kulit kering, jerawat, hirsutisme dan suam. Kulit tujuan dari
membersihkan kulit dengan mandi yaitu; membersihkan kulit, stimulasi sirkulasi, citra diri, pengurangan
bau badan dan peningkatan rentang gerak. Tipe mandi yang terapeutik terdiri dari mandi bak mandi air
panas, mandi bak air hangat, mandi bak air dingin, berendam dan rendam duduk (Potter dan Perry,
2005).

4. Perawatan Kaki, Tangan dan Kuku

Kaki dan kuku sering kali memerlukan perawatan khusus untuk mencegah infeksi, bau dan cedera pada
jaringan. Perawatan dapat digabungkan pada saat mandi atau pada waktu yang terpisah. Masalah yang
timbul bukan karena perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku
atau memotong yang tidak tepat. Pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam dan pemakaian sepatu
yang tidak pas. Ketidaknyamanan dapat mengarah pada stres fisik dan emosional (Potter dan Perry,
2005).

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia adalah :

1. Faktor Pengetahuan

Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan, pengetahuan tersebut dapat bersifat intelektual (cara berpikir, berabstrak, analisa,
memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi
(evaluation). Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit.

2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia

Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan fisik,
yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan timbulnya
gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain
(Nugroho, 2000).

Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena Demensia di
mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi ADL (Activity of Daily
Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi
berpakaian dan seterusnya.

3. Faktor Ekonomi

Besar pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.

4. Faktor Budaya

Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari latar
belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang didasari
kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri (Potter dan Ferry, 2005).

5. Faktor Lingkungan

Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap
kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan untuk meningkatkan
dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan kesejahteraan (Potter dan Ferry, 2005)

6. Faktor Citra Tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal hygiene yang
baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1999 dalam
Setiadi 2005)

7. Faktor Peran Keluarga

Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status kesehatan dari
setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan kemampuan untuk mencapai tujuan.
Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga
tersebut cenderung untuk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan keluarga mereka (Potter dan
Ferry, 2005).
D. Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:

1. Fisik

Badan bau, pakaian kotor, Rambut dan kulit kotor, Kuku panjang dan kotor, Gigi kotor disertai mulut bau,
Penampilan tidak rapi.

2. Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

3. Sosial

Interaksi kurang,Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma, Cara makan tidak teratur BAK
dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

2.2 Gangguan Personal Hyigene pada Lansia

Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari – hari yang
harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungna dengan kebershan perorangan
(Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan
kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur (Nugror, 1995).

Perawatan secara umum bagi lansia terbagi 2, yaitu:

1. Mereka yang masih aktif

Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga kebutuhan sehari – hari
dapat terenuhi.

2. Mereka yang pasif

Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang lain, seperti sakit atau lumpuh.

A. Perawatan Lansia Aktif

Bagi mereka yang masih aktif, hal –hal yang perlu di perhatikan antara lain:

1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan kelenjar kulit yang
mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya diolesi baby oil
terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.

2. Kebersihan mulut

Kebersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk menyikat gigi
yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian khusus, dibersihkan dengan
sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam dalam air hangat yang telah dibubuhi
obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 – 10 menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun
dan bubuk pembersih mulut tersebut.

3. Perawatan rambut

Lanjut usia terutama wanita kadang – kadang mengalami kesulitan dalam mencuci rambut sehingga
perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan kulit, rambut orang lansia juga
kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi conditioner. Setelah selesai mencuci rambut
harus segera dikeringkan agar lansia tidak kedinginan.

4. Perawatan kuku

Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan terlalu
pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.

5. Pakaian

Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak, harus mudah
dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena cenderung para lansia tidak
peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan piyama tipis jangan pakaian dari wool karena
bias terjadi iritasi.

6. Mata

Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada jarak normal,
sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara lain:

a. Penglihatan menjadi ganda

b. Bintik hitam atau ada daerah yang gelap

c. Sakit pada mata

d. Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung – ujung objek

e. Mata yang kemerahan


f. Tiba – tiba kehilangan melihat dengan jelas

7. Lingkungan

Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan ruang tidur atau
ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan temperature secara tiba – tiba harus
dihindarkan.

B. Perawatan Lansia Pasif

Bagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan di tempat tidur perlu tetap diperhatikan,
yaitu:

1. Diusahakan agar bantal tidak terlalu keras atau lembek

2. Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar oto badan tetap aktif dan menghindarkan pegal
– pegal serta atrofi otot

3. Letak tidur diatur antara lain :

a. Letak guling dibawah lutut.

b. Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit dan bokong.

c. Letak tidur dimiringkan bergantian pada sisi kana atau kiri.

d. Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala tempat tidur diberi sandaran atau papah.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawatan personal hygiene adalah perawatan pada kebersihan diri seseorang. Disini, perawat
berkewajiban untuk membantu pasien yang tidak atau yang kurang mampu merawat personal
hygienenya sendiri, dengan cara menyediakan alat dan bahan atau bahkan membantunya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas perawatan diri adalah: faktor yang ditentukan oleh keadaan
masa lalu, situasi lingkungan, lingkungan dimana kita tinggal serta faktor-faktor pribadi. Lansia perlu
mendapatkan perhatian dengan mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung kepada orang lain
dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga kesehatan diri, yang tentunya merupakan
kewajiban dari keluarga dan lingkungannya. Sejalan dengan kemunduran fisiknya lansia membutuhkan
pertolongan dari keluarga untuk memenuhi kebersihan diri.

3.2 Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini, mahasiswa/i dan pembaca sekalian dapat memberikan
perhatian terhadap lanjut usia. Pada mahasiswa/I keperawatan khususnya, diharapkan makalah ini
menjadi referensi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik terutama pada lansia dengan
gangguan personal hygiene, serta memberikan motivasi terhadap keluarga agar mampu merawat
keluarganya yang lansia.

Anda mungkin juga menyukai