Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERSONAL HYGIENE LANSIA

Disusun oleh :
Zela Dwisintha Natalia
P1337420319158

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan bentuk maupun isinya yang sederhana guna memenuhi tugas makalah
yang telah diberikan.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini, agar kedepannya dapat menyelesaikan makalah yang lebih baik.

Kami akui masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini karena
pengalaman yang kami miliki masih sangat kurang, oleh karena itu kami men
gharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini.

Temanggung, 22 September 2021

penulis

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I..............................................................................................................................4
1. Latar Belakang........................................................................................................4
2. Tujuan Penulisan....................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................6
A. Pengertian..............................................................................................................6
B. Macam-macam Personal Hygiene..........................................................................7
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene..........................................11
D. Tanda dan Gejala..................................................................................................12
A. Perawatan Lansia Aktif.........................................................................................13
B. Perawatan Lansia Pasif.........................................................................................15
BAB III..........................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting d


an harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebia
saan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluar
ga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembanga
n. Dimana secara alamiah tingkat perkembangan kehidupan terdiri dari tiga tahapa
n yaitu, anak, dewasa, dan tua.
Menua  atau  menjadi  tua  adalah  suatu  keadaaan  yang  terjadi didalam 
kehidupan  manusia.  Proses  menua  merupakan  proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai  sejak  permulaan 
kehidupan.  Menjadi  tua  merupakan  proses alamiah,  yang  berarti  seseorang 
telah  melalui  tiga  tahap kehidupannya,  yaitu  anak,  dewasa  dan  tua.  Tiga 
tahap  ini  berbeda, baik  secara  biologis  maupun  psikologis.  Memasuki  usia 
tua  berarti mengalami  kemunduran,  misalnya  kemunduran  fisik  yang  ditandai
dengan  kulit  yang  mengendur,  rambut  memutih,  gigi  mulai  ompong,
pendengaran  kurang  jelas,  pengelihatan  semakin  memburuk,  gerakan lambat
dan figur tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2006).
Sedangkan menurut UU No 4 tahun 1945 seseorang yang mencapai umur 55
tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari
dan menerima nafkah dari orang lain disebut dengan lansia. Seiring bertambahnya
usia, kerentanan lansia terhadap penyakit kronis dan penyakit yang mengancam
nyawa serta infeksi akut meningkat, dan menurunnya kekebalan tubuh
memperburuk kondisi kesehatan para lansia. Kanker, penyakit jantung, diabetes,
infeksi dan kesehatan mulut yang buruk, terutama kehilangan gigi dan kondisi
periodontal yang parah, lebih banyak terjadi di kelompok usia ini (Gateaway,
2013).
Dipandang dari sudut sosial, lansia dengan personal hygiene yang baik lebih

4
dapat diterima di masyarakat dibandingkan dengan lansia yang memiliki personal
hygiene yang kurang baik. Lansia dengan personal hygiene yang baikpun
menurunkan resiko untuk terjadi penyakit infeksi. Kebutuhan akan personal
hygiene harus menjadi prioritas utama bagi lansia, karena dengan personal
hygiene yang baik maka lansia memiliki resiko yang rendah untuk mengalami
penyakit infeksi(Gateaway, 2013).
Upaya pemeliharaan personal hygiene meliputi kebersihan rambut, mata,
telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, dan membersihkan gaun. Dalam upaya untuk
menjaga personal hygiene ini, pengetahuan keluarga tentang pentingnya personal
hygiene sangat diperlukan. Tindakan seseorang dapat dibentuk dengan
pengetahuan atau kognitif, sehingga kognitif atau pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting.

2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan gerontik.
b. Untuk mengetahui tentang personal hygiene.
c. Untuk mengetahui tentang gangguan – gangguan personal hygiene pada lan
sia.
3. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini diharapkan Mahasiswa di Jurusan Keperaw
atan mendapat informasi tentang gangguan – gangguan personal hygiene pada l
ansia.

BAB II

5
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan Teoritis Personal Hygiene
A. Pengertian
Menurut Tarwoto (2004) personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fi
sik dan psikis. Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyam
anan individu, keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene
ini diperlukan baik pada orang sehat maupu pada orang sakit. Praktik p
ersonal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit m
erupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi Dengan
implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluar
ga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesem
buhan pasien (Potter & Perry, 2006)
B. Macam-macam Personal Hygiene
1. Perawatan Rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali
tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai
rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang
untuk memelihara perawatan rambut sehari-sehari. Menyikat,
menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar hygienis untuk
semua usia. Pertumbuhan, distribusi pola rambut dapat menjadi
indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress
emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu
atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut.
Rambut normal adalah bersih, bercahaya, dan tidak Kusut, untuk
kulit kepala harus bebas dari lesi kehilangan disebabkan karena
praktik perawatan yang tidak tepat atau penggunaan medikasi
kemoterapi. Potter dan Perri (2005), menjelaskan mengenai
masalah rambut dan kulit kepala yang sering terjadi yaitu:
1. Ketombe
Kelepasan kulit kepala di sertai gatal pada kasus berat. Keto

6
mbe dapat di temukan di alis.
a. Implikasi
Ketombe menyebabkan seseorang menjadi malu jika ketom
be masuk masuk mata berkembang menjadi konjungivitis
b. Intervensi
Bersampo secara teratur dengan sampo yang bermedikasi. P
ada kasus berat, mintalah saran dokter
2. Pediculosis (kutu)
Parasit abu-coklat. Kecil menggali liang ke dalam  kulit dan
mengisap darah
a. Implikasi
Kutu memindakan beberapa penyakitnya pada manusia. Pe
nyakit yang paling umum  adalah demam berbintik “rocky
mountain” , tularemia, dan “limy”
b. Jangan menarik kutu dari kulit karena alat penghisap akan t
ertinggal  dan dapat terinfeksi. Mematikan kutu dengan pe
mberian setetes minyak atau eter pada kutu atau tutupi kutu
dengan jeli petroianum untuk memudahkan pengangkatan
3. Pediculosis capitis (kutu kepala)
Parasit ditemukan pada kulit kepala yang menempel pada h
elai rambut. Telur terlihat seperti [artikel oval mirip ketomb
e. Gigitan ataupustula dapat di obsrefasikan  dibelakang teli
nga atau pada garis pertumbuhan rambut
a. Implikasi
Kutu rambut sulit untuk dipindahkan dan dapat menyebar k
e peralatan dan orang lain jika tidak di obati.
b. Intervensi
Bersampo dengan sampo kwell dan ulangi 12-24 jam setela
hnya. Ganti linen tempat tidur. Cuci linen ke dalam air pana
s untuk membunu kutu.
4. Pediculosis corporis (kutu badan)

7
Parasit yang melekat pada pakaian sehinnga tidak mudah terlih
at. Kutu darah akan menghisap darah dan meninggalkan telur p
ada pakaian dan badan
a. Implikasi
Klien gatal terus menerus, goresan terlihat pada kulit dapat
terindeksi. Bintik hemorogik dapat terlihat  pada kulit dima
na kutu menghisap darah.
b. Intervensi
Mandi keseluruan setelah kulit kering, gunakan lotion kwell.
Setelah 12-24 jam , mandi lagi. Bungkus pakaian atau line
n yang  terdapat kutu tersebut sampai di cuci dalam air pana
s. Bersihkan keseluruan dan buang kantong setelah selesai.
5. Pediculosis pubis (kuku kepiting)
Parasit di temukan pada ranbut pubis. Kutu kepiting berwarna p
utih-keabuan dan  kaki berwarna merah
a. Implikasi
Kutu dapat  menyebar melalui liner tempat tidur pakaian, at
au pakaian atau diantara orang melalui kontak seksual
b. Intervensi
Cukur rambut pada daeraht yang terinfeksi. Intervensi pem
bersian seperti  pada interfensi untuk kutu badan. Jika kutu
ditransmisi melalui kontak seksual beritahula pasangan
6. Kehilangan rambut (alopesia)
Alopasia terjadi pada semua ras. Bidang pembotakan terlihat pa
da bagian perifer garis rambut. Rambut menjadi rapuh  dan pat
ah, kondisi ini di sebabkan  pengguna pengeriting rambut, prod
uk rambut, pengikat rambut ketat dan menggunakan sisir  panas
a. Mplikasi
Bidang-bidang pertumbuhan  dan kehilangan rambut yang t
idak merata  mengubah penampilan klien
b. Interverensi

8
Hentikan praktik perawatan rambut yuang merusak  rambut
2. Perawatan Mata, Telinga dan Hidung
Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata,
telinga dan hidung secara normal tidak ada perawatan khusus yang
diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan air
mata, dan kelopak mata, dan bulu mata mencegah partikel asing.
Seseorang hanya memerlukan untuk memindahkan sekresi kering
yang terkumpul kepada kantus sebelah, dalam bulu mata hygiene
telinga mempunyai implikasi ketajaman pendengaran sebasea lilin
atau benda asing berkumpul pada kanal telinga luar yang
mengganggu konduksi suara. Khususnya pada lansia rentan
masalah. Hidung memberikan temperatur dan kelembaban udara
yang pernafasan dihirup serta mencegah masuknya partikel asing
ke dalam sistem kumulasi sekresi yang mengeras di dalam nares
dapat merusak sensasi olfaktori dan pernafasan (Potter dan Perry,
2005).
3. Perawatan Kulit
Kondisi kulit tergantung pada praktek hygiene dan paparan
iritan lingkungan, sejalan dengan usia, kulit kehilangan layak
kenyal dan kelembaban, pada kelenjar sebasea dan keringat
menjadi kurang aktif. Epitalium menipis dan serabut kolagen
elastik, menyusut sehingga kulit mudah pecah. Perubahan ini
merupakan peringatan ketika bergerak dan mengatur posisi pada
lansia. Khas kulit lansia adalah kering dan berkerut, masalah kulit
yang umum yaitu kulit kering, jerawat, hirsutisme dan suam. Kulit
tujuan dari membersihkan kulit dengan mandi yaitu;
membersihkan kulit, stimulasi sirkulasi, citra diri, pengurangan bau
badan dan peningkatan rentang gerak. Tipe mandi yang terapeutik
terdiri dari mandi bak mandi air panas, mandi bak air hangat,
mandi bak air dingin, berendam dan rendam duduk (Potter dan
Perry, 2005).

9
4. Perawatan Kaki, Tangan dan Kuku
Kaki dan kuku sering kali memerlukan perawatan khusus
untuk mencegah infeksi, bau dan cedera pada jaringan. Perawatan
dapat digabungkan pada saat mandi atau pada waktu yang terpisah.
Masalah yang timbul bukan karena perawatan yang salah atau
kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku atau
memotong yang tidak tepat. Pemaparan dengan zat-zat kimia yang
tajam dan pemakaian sepatu yang tidak pas. Ketidaknyamanan
dapat mengarah pada stres fisik dan emosional (Potter dan Perry,
2005).

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia
adalah :
1. Faktor Pengetahuan
Pengetahuan Personal Hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan,pengetahuan
tersebut dapat bersifat intelektual (cara berpikir, berabstrak, analisa,
memecahkan masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comperehension), penerapan (aplicatio
n), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).
Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri a
kan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondis
i / keadaan sakit.
2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia
Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemu
nduran terutama di bidang kemampuan fisik, yang dapat mengakib
atkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini mengakibatka
n timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. S
ehingga dapat meningkatkan bantuan orang lain (Nugroho, 2000).
Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada la

10
nsia bisa disebabkan karena Demensia di mana lansia mengalami k
emunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi ADL (Acti
vity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus
dirinya sendiri), dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan s
eterusnya.
3. Faktor Ekonomi
Besar pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampua
n keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-kebutuhan y
ang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup ke
luarga.
4. Faktor Budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan p
erawatan hygiene. Seorang dari latar belakang kebudayaan berbeda
memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan yang did
asari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan pera
watan diri (Potter dan Ferry, 2005)
5. Faktor Lingkungan
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial y
ang mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangs
ungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan untuk
meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan mening
katkan kesejahteraan (Potter dan Ferry, 2005)
6. Faktor Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang
penampilan fisiknya. Personal hygiene yang baik akan mempengar
uhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 1
999 dalam Setiadi 2005)
7. Faktor Peran Keluarga
Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap a
nggotanya begitu juga status kesehatan dari setiap individu mempe
ngaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan kemampuan untuk me

11
ncapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya me
lalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung unt
uk merasa positif mengenai diri mereka sendiri dan keluarga merek
a (Potter dan Ferry, 2005).

D. Tanda dan Gejala


Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
1. Fisik
Badan bau, pakaian kotor, Rambut dan kulit kotor, Kuku panjang
dan kotor, Gigi kotor disertai mulut bau, Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, Menarik diri, isolasi diri, Merasa tak
berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
Interaksi kurang,Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai
norma, Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang
tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

2. Gangguan Personal Hyigene pada Lansia


Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tind
akan perawatan sehari – hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia
terutama yang berhubungna dengan kebershan perorangan (Personal Hygi
ene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan bad
an, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan
posisi tidur (Nugror, 1995). Perawatan secara umum bagi lansia terbagi 2,
yaitu:
1. Mereka yang masih aktif
Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan orang lain se
hingga kebutuhan sehari – hari dapat terenuhi.
2. Mereka yang pasif

12
Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang lain, se
perti sakit atau lumpuh.
A. Perawatan Lansia Aktif
Bagi mereka yang masih aktif, hal –hal yang perlu di perhatikan antara lai
n:
1. Mandi
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini dis
ebabkan kelenjar kulit yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja
Maka sehabis mandi kulit lansia sebaiknya diolesi baby oil terutama d
i lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.
2. Kebersihan mulut
Kebersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu par
a lansia untuk menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi p
alsu perlu mendapat perhatian khusus, dibersihkan dengan sabun dan si
kat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam dalam air hangat y
ang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 – 10
menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih
mulut tersebut.
3. Perawatan rambut
Lanjut usia terutama wanita kadang – kadang mengalami kesulitan dal
am mencuci rambut sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau an
k cucunya. Sama halnya dengan kulit, rambut orang lansia juga kehiln
gan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi conditioner. Setel
ah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak k
edinginan.
4. Perawatan kuku
Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting
kuku jangan terlalu pendek dan jangan sampai terluka karena luka pad
a orang tua lebih sulit sembuh.
5. Pakaian
Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakain

13
an harus lunak, harus mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansi
a dijaga agar tetap rapi karena cenderung para lansia tidak peduli lagi t
erhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan piyama tipis jangan pak
aian dari wool karena bias terjadi iritasi.
6. Mata
Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terl
ihat kabur pada jarak normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat t
erang. Gejala yang tidak normal antara lain :
a. Penglihatan menjadi ganda
b. Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
c. Sakit pada mata
d. Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung – ujung objek
e. Mata yang kemerahan
f. Tiba – tiba kehilangan melihat dengan jelas
7. Lingkungan
Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah ke
lembapan ruang tidur atau ruangan lainnya dirumah dengan memasang
humidifier. Perubahan temperature secara tiba – tiba harus dihindarkan.
B. Perawatan Lansia Pasif
Bagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan di tempat tid
ur perlu tetap diperhatikan, yaitu:
1. Diusahakan agar bantal tidak terlalu keras atau lembek
2. Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar oto badan tetap akt
if dan menghindarkan pegal – pegal serta atrofi otot
3. Letak tidur diatur antara lain :
a. Letak guling dibawah lutut.
b. Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet
pada tumit dan bokong.
c. Letak tidur dimiringkan bergantian pada sisi kana atau kiri.
d. Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala tempat tidu
r diberi sandaran atau papah

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawatan personal hygiene adalah perawatan pada kebersihan diri
seseorang. Disini, perawat berkewajiban untuk membantu pasien yang tida
k atau yang kurang mampu merawat personal hygienenya sendiri, dengan

15
cara menyediakan alat dan bahan atau bahkan membantunya
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas perawatan diri adalah:
faktor yang ditentukan oleh keadaan masa lalu, situasi lingkungan, lingkun
gan dimana kita tinggal serta faktor-faktor pribadi. Lansia perlu mendapat
kan perhatian dengan mengupayakan agar mereka tidak terlalu tergantung
kepada orang lain dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri), menjaga ke
sehatan diri, yang tentunya merupakan kewajiban dari keluarga dan lingku
ngannya. Sejalan dengan kemunduran fisiknya lansia membutuhkan pertol
ongan dari keluarga untuk memenuhi kebersihan diri.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, mahasiswa/i dan pembaca
sekalian dapat memberikan perhatian terhadap lanjut usia. Pada mahasiswa
/I keperawatan khususnya, diharapkan makalah ini menjadi referensi agar
dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik terutama pada lansia den
gan gangguan personal hygiene, serta memberikan motivasi terhadap kelua
rga agar mampu merawat keluarganya yang lansia.

16
17

Anda mungkin juga menyukai