Anda di halaman 1dari 24

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

KOMODITAS KOPI
CITA RASA KOPI INDONESIA

Disusun Oleh :

Annisa Rahma Fatika 20170210001

Dhigo Satiya Dwipa 20170210025

Delvika Siti Nuraeni 20170210031

Alsy Riza Setiawan 20170210045

Johikko Prama Azdi 20170210054

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara penghasil dan pengekspor kopi nomor 4 terbesar di
dunia (639rb – 640rb ton pertahun) dengan luas lahan kopi terluas nomor 2 di dunia (1,2
juta hektar). Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari pengolahan biji tanaman
kopi. Kopi digolongkan dalam family Rubiaceae dengan genus coffea. Menurut Saputra
E (2008) secara umum kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffea
robusta. Dua jenis tersebut pula yang umumnya dibudidayakan di Inodnesia Tanaman
kopi (Coffea spp.) merupakan komoditas ekspor unggulan yang dikembangkan di
Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia.
Sasaran pasar komoditas kopi Indonesia sampai saat ini masih mengarah ke pasar
ekspor yang tersebar di berbagai kota besar di Negara maju, karena konsumsi per kapita
di dalam negeri sendiri masih sangat rendah. Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke
waktu terus meningkat karena seperti kopi robusta mempunyai keunggulan bentuk yang
cukup kuat serta kopi arabika mempunyai karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavor)
yang unik dan excellent.
Semua jenis kopi di Indonesia terdir dari robusta, liberika, maupun arabica
walaupun begitu setiap kopi didsuatu daerah memiliki cerota dan karakteristik sendiri.
Yang sudah terdengar terdapat 30 jenis kopi disetiap daerah di Indonesia. Oleh karena itu
sebagai warga indonesia kita perlu mengetahui potensi kopi lokal Indonesia dan apa yang
membedakan setiap jenis kopinya.

B. Rumusan Masalah
1. Berapa jenis kopi di daerah Indonesia?
2. Apa perbedaan jenis kopi di setiap daerah di Indonesia?
3. Apa yang membedakan cita rasa kopi disetiap daerah di Indonesia?

C. Tujuan
1. Mengetahui jumlah dan jenis kopi disetiap daerah Indonesia.
2. Mengetahui perbedaan dan keunikan jenis kopi di Indonesia.
3. Mengetahui faktor-faktor yang membedakan citarasa setiap kopi di Indonesia.
II. PEMBAHASAN
A. Kopi Sumatera
1. Kopi Gayo

Gambar 1. Kopi Gayo


Sumber : http://bit.ly/2BIcIN4
Kopi Gayo adalah satu diantara komoditi ekspor unggulan Indonesia yang telah
dikenal di pasar domestik dan internasional. Kopi Gayo di Dataran Tinggi Gayo pada
umumnya adalah kopi Arabika. Kopi Arabika sangat cocok untuk tumbuh di Dataran
Tinggi Gayo yang memiliki letak geografis antara 3º45’0”LU–4º59’0”LU dan 96º16’10”
BT–97º55’10”BT. Wilayah ini didominasi oleh ketinggian tempat antara 900 – 1700 m
dpl yang merupakan habitat ideal untuk budidaya kopi Arabika (Ellyanti et al., 2012).
Karakter rasa kopi gayo adalah body dan aroma yang kuat. Tingkat keasamannya
rendah dengan sedikit rasa rempah (spice). Rasa kopi aceh gayo yang kuat namun tidak
pahit membuatnya sangat digemari, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Karakter
yang clean membuatnya laku sebagai campuran house blend.
Proses Natural menciptakan citarasa manis pada kopi yang lebih, karena
membiarkan alam memperpanjang fase fermentasi dari gula-gula dalam biji kopi dibawah
hangatnya sinar mentari. fase ini menciptakan rasa manis dalam buah-buahan lebih intens
meresap ke dalam bebijian kopi. cita rasa Kopi Gayo Natural mempunyai karakter
keasaman dan rasa buah-buahan tropis yang menciptakan rasa segar dan juga memiliki
keasaman yang ringan, lembut tapi tegas.
Kopi Olahan Natural Proses sulit dikerjakan dalam pakem industri kopi besar, karena
olahan proses ini memiliki tingkat perhatian khusus dan pengolahan seni yang tinggi
yang bersinergi dengan alam. cita rasa kopi natural memanggil para penikmat kopi untuk
mensyukiri alam dan berjumpa dengan petani secara lebih santun
2. Kopi Lintong

Gambar 2. Kopi Lintong


Sumber : http://bit.ly/2Jmz9f3
Kopi Arabika ditanam pertama kali di pulau Sumatera pada tahun 1888 di
pegunungan Bukit Barisan dekat Danau Toba. Lokasi penanaman kopi terbesar di
Sumatera Utara pada masa itu adalah di Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten
Humbang Hasundutan.
Daerah penanaman Kopi Arabika Lintong yang berada di Kabupaten Humbang
Hasundutan adalah di Kecamatan Lintong Nihuta (1400 – 1450 mdpl), Kecamatan Dolok
Sanggul (1450 – 1600 mdpl), Paranginan (1400 mdpl), Pollung (1000 – 1400 mdpl) dan
Onan Ganjang (1000 – 1400 mdpl).
Nama Kopi Lintong diambil dari nama kecamatan Lintong Nihuta. Kopi Lintong
bukan nama varietas kopi tetapi merupakan merek dagang di perdagangan internasional
untuk kopi yang berasal dari Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.
Sekitar tahun 1988 ditemukan varietas lokal unggul dari Kecamatan Paranginan yaitu
varietas kopi arabika yang sering disebut dengan Sigarar Utang. Pertama kali ditemukan
Dusun Batu Gajah, Desa Paranginan Utara, Kecamatan Lintong Nihuta yang merupakan
varietas kopi arabika endemik dari Sumatra Utara.
Pengolahan Kopi Lintong menggunakan metode giling basah (Wet Hulling) yang
melibatkan dua kali proses pengeringan. Setelah buah kopi dipetik, kulit terluar kopi
dikupas dengan menggunakan mesin pulping dan dikeringkan dengan menggunakan sinar
matahari sehingga kelembaban kopi mencapai 35 % – 40 %. Pengeringan dilakukan di
hamparan sinar matahari dengan tujuan untuk memisahkan kulit tanduk dan kulit ari dari
kopi. Pada proses pengeringan terakhir setelah gabah di hulling, kopi dikeringkan dengan
menjemurkan di sinar matahari kembali. Sehingga kelembaban terakhir dari kopi
mencapai 12 %-13 % Biji kopi inilah yang disebut green bean yang siap disortir, di
grading dan siap di eksport. Kopi yang dihasilkan kopi gelap berwarna hijau opal dengan
kulit silversik yang melekat pada kopi. Kopi arabika yang beraroma khas, keasaman yang
konsisten, spicy, herbal, rempah serta kacang atau cokelat.
3. Kopi Sumendo

Gambar 3. Kopi Sumendo


Sumber : http://bit.ly/32GucW5
Kopi sumendo adalah kopi yang berasal dari daerah Muara Enim dan suku Basemah
(Pagaralam). Kopi ini merupakan varietas kopi yang paling banyak dijumpai di kalangan
masyarakat awam di Sumatera Selatan. Kopi sumendo adalah kopi robusta yang diolah
dengan cara tradisional hingga menciptakan citarasa yang unik. Cita rasa yang diciotkan
adalah asam Kopi Sumendo merujuk pada daerah dataran bukit barisan Sumatera Selatan.
Namun, karena letak geografis yang berdekatan, dan sama-sama jenis kopi robusta, maka
tak jarang produsen kopi bubuk mencampur jenis kopi ini, sehingga pada akhirnya kopi
basemah dan kopi sumendo menjadi sulit dibedakan.
Kopi sumendo merupakan kopi yang terkenal dengan keharuman dan kenikmatannya.
Para petani pernah mengatakan bahwa kopi semendo merupakan kopi favorit dari Ratu
Yuliana dari Belanda pada zaman dahulu.
4. Kopi Masurai Jambi

Gambar 4. Kopi Masurai


Sumber : http://bit.ly/2N6yAHm
Masurai merupakn nama gunung yang terletak di kabupaten Merangin provinsi
Jambi. Sejak tahun 1980-an masyarakat yang tinggal didaerah lembah mesurai sudah
menanam kopi. Kopi yang ditanam didaerah ini adalah kopi robusta. Banyak kecamatan
yang terletak didaerah lereng gunung masurai menanam kopi sebagai iapangan kerja
utama. Salah satu kopi mesurai yang terkenal adalah kipi D' jangkat kopi tersebut
ditanam di kecamatan jangkat. Kopi tersebut mendapatkan penobatan pada ajang
Specialty Coffe Association of Indonesia yakni kop robusta terbaik se Indonesia.
Memiliki rasa yang fruity dan rasa manis serta asam padahal kuat pada rasa pahitnya,
keunikan rasa yang ada karena pengaruh pada ketinggian lahan yang ditanam pada 700-
1000 mdpl.
5. Kopi Liberika Jambi

Gambar 5. Kopi Liberika


Sumber : http://bit.ly/2PidybB
Kopi liberika merupakan tanaman endemic afrika yang dibawa oleh belanda pada
abad ke 19. Kopi liberika jambi ditanam di wilayah Jambi walaupun juga ditanam di
wilayah Bengkulu. Berbeda dengan arabika dan robusta, tanaman kopi liberika berukuran
besar, bisa mencapai tinggi 9 meter. Biji kopi liberika juga lebih besar, kadang mencapai
dua kali lipat ukuran biji arabika. Yang unik, daun tanaman kopi ini mengandung kafein
lebih banyak dari bijinya. Aroma yang diciptakan dari kopi liberika adalah aroma nangka
dan rasa pahit yang kental dengan tekstur yang tebal rasa yang diciptakan adalah fruity.
Kopi yang dibudidayakan dilahan gambut ini memiliki ciri khas tersendiri sehingga
peminatnya banyak. Walupun bukan merupakan tanaman endemik Indonesia kopi
liberika bisa tumbuh dengan baik di tanah gambut Jambi. Kekurangan dari kopi ini
adalah penyusutan berat basah ke berat kering sangat jauh, berat biji kering hanya 10%
dari biji basah. Kopi liberika jambi disebut pula dengan kopi libtukom atau liberika
tungkal komposit yakni nama dari ibu kota kabupaten Tanjabbar yaitu kuala tungkal.
6. Kopi Kapahiang Bengkulu

Gambar 6. Kopi Kapahiang


Sumber : http://bit.ly/2JjDpft
Kopi kapahiang adalah kopi yang ditanam di kabupaten kapahiang provinsi
bengkulu Kapahiang merupakan penghasil kopi terbanyak di provinsi bengkulu. Kopi
kapahiang ditanam pada ketinggian 800 1200 mdpl. Kopi kapahiang memiliki cita rasa
dengan tingkat keasaman medium, full body, rasanya spicy dan beraksen manis gula.
Untuk saat ini robusta bengkulu diolah secara natural efek yang ditimbulkan rasa coklat
yang sangat tajam, tingkat asam yang sedikit tinggi dan bodinya yang kuat. Kopi yang
tinggi nilai ekspornya ke australia karena masyarakat australia cenderung lebih suka kopi
yang dinikmati dengan penghayatan.
7. Kopi Lampung

Gambar 7. http://bit.ly/2pdPP1l
Kopi (Coffea canephora L.) merupakan komoditas unggulan di Propinsi Lampung
baik sebagai komoditas ekspor maupun konsumsi lokal, terutama jenis kopi Robusta. Daerah
penghasil kopi di Lampung yaitu Kabupaten Tanggamus, Lampung Utara, Lampung Barat,
Way Kanan, dan Lampung Timur. Salah satu ciri khas kopi robusta Lampung ada pada
citarasa pahitnya.
Kopi arabika memiliki cita rasa asam yang khas, serta tekstur yang halus namun
kental. Bila dibandingkan dengan kopi robusta, kopi arabika juga lebih pahit. Ciri khas
kopi robusta adalah aroma cokelatnya yang bercampur dengan aroma tanah dan kacang-
kacangan. Bentuk dan struktur biji arabika memiliki biji yang lebih besar, agak
memanjang, dan gepeng. Berbeda dengan kopi robusta yang bentuk bijinya bulat penuh.
B. Kopi di Jawa
1. Kopi Gunung Puntang

Gambar 8. Kopi Gunung Puntung


Sumber : http://bit.ly/31FB8S0
Kopi Gunung Puntang termasuk jenis kopi Arabika. Kopi ini ditanam di lembah
Gunung Puntang yang berada di kaki Gunung Puntang, tepatnya di Jalan Raya Gunung
Puntang Km.27 Cimaung, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Yang
membedakan kopi puntang dan kopi lainnya itu adalah kombinasi antara kualitas bibit,
ketinggian lahan, kondisi tanah, cuaca, dan cara pengolahan sangat menentukan cita rasa
kopi serta Gunung Puntang memang punya segala yang dibutuhkan tanaman kopi untuk
tumbuh subur dan menghasilkan biji berkualitas. Selain faktor alam dan bibit, cara
membudidayakan kopi Gunung Puntang ini secara organik, tanaman kopi liar di lereng
gunung hanya sebagai pagar pembatas kebun - kebun sayuran, penanaman dan
pemeliharaan tanaman tanpa melibatkan bahan kimia, pemanenan buah dengan cara petik
merah, dan pengeringan yang tepat akan memengaruhi rasa dan aroma biji kopi. Ciri khas
dari kopi arabika ini yaitu aroma melati dan kepekatan kopinya.
2. Kopi Robusta & Arabica Cibulao Jabar

Gambar 9. Kopi Cibulao


Sumber : http://bit.ly/2WdymCz
Kampung Cibulao, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor,
dikenal sebagai penghasil kopi Robusta dan Arabica. Budidaya kopi ini yaitu ditanam
dibawah tegakan hutan atau ditanam di bawah pohon sekitar hutan sehingga cita rasa
kopinya berbeda karena hasil persilangan akar tanaman di hutan. Hal tersebut yang
menyebabkan rasa kopi Cibulao begitu khas, tak heran bila para penikmat kopi menilai
bahwa disini merupakan penghasil kopi terbaik dari tempat yang lain
3. Kopi Arabika Java Preanger Jabar

Gambar 10. Kopi Arabika Java Preanger Jabar


Sumber : http://bit.ly/33SMjIC
Java Preanger Coffee atau Kopi Java Preanger merupakan jenis kopi Arabica
yang di tanam di Jawa Barat, hal inilah yang melatarbelakangi orang belanda
menyebutnya “Java Preanger”. Keunikan kopi ini dibanding kopi lain di Indonesia adalah
cita rasa otentik Arabica yang terdapat di kopi tersebut. Hal ini dikarenakan biji kopinya
adalah keturunan murni kopi Arabica Kenya yang dibawa orang Belanda ke Jawa Barat
yang tidak ditemukan di daerah lain.
Biji kopi java preanger ini memiliki warna fisik hijau keabu-abuan. Salah satu
karakteristik unggul yang dimiliki kopi java preanger yang berkualitas adalah memiliki
nilai cacat fisik hanya 5 %. Kopi yang memiliki nilai cacat lebih dari 5 % dianggap tidak
memenuhi kualitas kopi java preanger terbaik. Ketika menemui biji kopi java preanger
yang memiliki nilai cacat lebih dari 5 %, bisa dipastikan biji kopi tersebut bukanlah biji
kopi kualitas No. 1.
Kadar air minimal yang harus dimiliki kopi ini sebelum diolah adalah 12 %.
Ciri khas java preanger yang terakhir adalah adanya aroma wangi bunga yang sangat
kuat. Saat membeli produk kopi java preanger, cium aromanya dari kemasan. Jika
mendapati aroma wangi bunga cukup kuat, maka kopi itu adalah kopi java preanger.
Kopi Arabika Java Preanger ditanam pada lahan dengan ketinggian tempat di atas
1.000 m dpl, jenis tanah umumnya Andosol dan tipe iklimnya A sampai B (Schmidt dan
Ferguson). Rata-rata curah hujan tahunan berkisar 2.000 – 3.000 m dpl dengan bulan
basah (curah hujan > 100 mm/bulan) 6-7 bulan setiap tahunnya. Kandungan bahan
organiknya tergolong tinggi, yaitu di atas 3% dengan pH berkisar 6 – 7. Andosol
merupakan salah satu jenis tanah yang tergolong subur dan sesuai untuk tanaman kopi
(Sari et al., 2013)
4. Kopi Karawang Jabar

Gambar 11. Kopi Sanggabuana


Sumber : http://bit.ly/2ofUwY5
Kopi Sanggabuana sebagai kopi khas Karawang adalah kopi robusta yang berasal
dari kebun kopi dari Gunung Sanggabuana di daerah Loji yang merupakan kopi khas
Karawang. Cita rasa yang dimiliki tektur sangat tebal, kepahitan tinggi, agak getir. Kopi
Sanggabuana yang tumbuh di Pegunungan Sanggabuana, Desa Mekarbuana Kecamatan
Tegalwaru banyak dilirik penikmat kopi. Kopi jenis robusta ini terbilang unik karena
selalu dipanen disaat malam bulan purnama. Setelah melalui proses pembuatan, kopi
Sanggabuana ini ternyata memiliki rasa yang berbeda dengan kopi lainnya dan enak
untuk diseruput.
5. Kopi Ratamba Banjarnegara

Gambar 12. Kopi Ratamba


Sumber : http://bit.ly/2ogHidL
Kopi ini termasuk single origin atau kopi asli dari Desa Ratamba, Kabupaten
Banjarnegara. Lokasi Desa Ratamba berdekatan dengan kawasan Dataran Tinggi Dieng.
Kopi arabika Ratamba banyak ditanam di kebun pada ketinggian lebih kurang 1.250
mdpl. Kopi arabika Ratamba biasanya diproses dengan teknik semi-washed (petik, kupas,
fermentasi, cuci lalu keringkan) dan natural (petik, rendam lalu keringkan). Cita rasanya
cenderung asam dan beraroma buah atau berkarakter asam fruity. Setelah mencicipi kopi
ini dapat merasakan rasa dan aroma jeruk yang tertinggal di kerongkongan sebagai
sensasi aftertaste. Hal itu tersebut karena kopi arabika Ratamba ditanam dengan pola
tumpang sari bersama pohon jeruk. Tumbuhan di sekitar pohon kopi dapat berpengaruh
pada cita rasa dan aroma kopi dan pohon kopi juga mudah menyerap unsur hara dari
lingkungan terdekatnya.
6. Kopi Wonosobo

Gambar 13. Kopi Wonosobo


Sumber : http://bit.ly/31M3nP4
Awal mula budidaya kopi arabika ini dilakukan di desa Bowongso, kecamatan
Kalikajar, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Dari sini lah perkebunan kopi arabika ini
mulai dikenal dan semakin berkembang sampai saat ini. Luas area kebun kopi arabika ini
sekitar 625,5 hektar meliputi Kecamatan Kalikajar, Sapuran, Kertek, Wonosobo,
Watumalang Mojotengah, Kejajar, Dan Kecamatan Garung dengan produksi kopi
mencapai 230 ton dalam sekali panen.
Kabupaten Wonosobo ada 6 jenis kopi arabika yang d budidayakan oleh petani.
Arabika slukatan, arabika mlandi, arabika tambi, arabika sontonayan, arabika butuh, dan
arabika bowongso. Banyak citarasa khas yang dapat dinikmati dari kopi arabika ini.
Manis, tidak terlalu kuat, dengan tingkat keasamaan yang rendah dan rasa manis yang
menyerupai coklat akan dirasakan saat menikmati kopi ini. Aroma yang lembut, dan
berkarakter menjadi khas lain kopi arabika ini. Rasa manis, asam dan pahit akan terasa
menyatu dengan perpaduan yang pas dari kopi arabika ini. harga kopi arabika Wonosobo
mencapai Rp. 40.000/ 250 gr.
7. Kopi Temanggung

Gambar 14. Kopi Temenggung


Sumber : http://bit.ly/2BEIfj2
Kopi temenggung ini terdiri dari jenis robusta dan juga Arabica. Keduanya
memang tidak dihasilkan pada satu tempat yang sama tetapi keduanya sangat unik. Untuk
kopi jenis robusta biasanya dihasilkan dari daerah Pringsut, Kranggan, Kaloran,
Kandangan, Jumo, Gemawang, Candiroto, Bejen dan juga Wonoboyo.
Kopi khas Jawa Tengah ini memang terbukti sangat berkualitas karena memang daerah
Temanggung merupakan salah satu daerah dataran tinggi yang sangat cocok untuk
ditanami oleh tanaman kopi. Kopi dari Temanggung ini memiliki citarasa yang
bercampur dengan tembakau yang tidak bisa ditemukan oleh biji kopi manapun. Selain
itu kopi jenis robusta memiliki wangi yang lebih kuat dibandingkan dengan kopi jenis
robusta lainnya. Dan untuk jenis kopi arabica memang mempunyai ciri khas asam yang
tertinggal di mulut.
8. Kopi Tempur Jepara

Gambar 15. Kopi Tempur Jepara


Sumber : http://bit.ly/2Nf5iWY
Tahun 2016 mayoritas kopi di Jepara adalah didominasi oleh jenis kopi Robusta,
tetapi arabika juga ada walau sedikit sekali. Kopi pertama kali masuk ke Desa Tempur
pada jaman colonial Belanda yang mana kopi tersebut berjenis kopi Arabika.
Kopi asli masih bisa ditemui yang masih tumbuh hingga sekarang ini terdapat di
Desa Tempur, Dukuh Kemiren yang memiliki karakteristik mempunyai biji yang kecil.
Tetapi di Dukuh Duplak sudah melakukan inovasi-inovasi dengan melakukan
penyambungan (stek) di tanaman kopi dari luar daerah. Jenis yang di gandrungi oleh
petani adalah berjenis Robusta Tugu Sari 6 (TS-6) karena mempunyai tingkat
produktifitas yang tinggi. Daerah-daerah penghasil kopi di lereng Muri yang mempunyai
tingkat produksi kopi yang paling banyak adalah Desa Tempur, dan Damarwulan. Tetapi
desa-desa lain akan menyusul dalam melakukan peningkatan produksi kopi di Kunir,
Dudakawu, dan Sumanding.
Kopi Jepara Untuk ketahui karakter kopi liberika ekselsa, robusta dan arabika
yang mempunyai sifat dasar yang berbeda yaitu :
- Liberika/ekselsa
Sifat dasarnya adalah seperti sayur dan coklat (rasanya antara robusta dan arabika)
- Robusta
Sifat dasarnya adalah pahit dan getir
- Arabika
Sifat dasarnya adalah manis dan asam
9. Kopi Ijen Jatim

Gambar 16. Kopi Ijen


Sumber : http://bit.ly/345fXdP
Kopi arabika java ijen Raung khas Bondowoso merupakan kopi yang sangat
nikmat dan unik. Dimana salah satu kopi ini memiliki cita rasa asam jawa dengan
perpaduan pedas tak terasa. Pahit dari biji kopi pun tidak terasa pekat, bahkan aromanya
sangat khas sekali dengan bau bunga hutan. Maka dari itu kopi Java Ijen Raung mendapat
sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari kementerian hukum dan HAM. Yang membuat
kopi ini semakin digemari oleh pecinta kopi Indonesia. kopi ini mengalami pencucian
dalam proses dan tumbuh berada di timur Kawah Ijen, dalam ketinggian 1400 meter.
10. Kopi Argopuro Situbondo

Gambar 17. Kopi Argopuro Situbondo


Sumber : http://bit.ly/362srVf
Kopi Argopuro berasal dari perkebunan kopi milik rakyat di pegunungan Argopuro,
Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Kopi ini ditanam pada ketinggian 1200 m dari
permukaan laut menjadikan kopi ini beraroma sangat tajam, memiliki citarasa yang
lembut seperti pisang dan gula merah. Luas perkebunan kopi ini sekitar 1000 hektar di
lereng pegunungan Argopuro dan menghasilkan kurang lebih 50 ton kopi. Wilayah
perkebunan kopi ini juga tidak menunjang penanaman kopi saja melainkan juga
mengajak para pendaki Gunung Argopuro untuk menjajakan kopi khas pegunungan
Argopuro.
Kopi ini melakukan proses penjemuran berkisar 22 – 40 °C, dengan kelembapan 30 -
60%. Suhu yang terlalu tinggi dapat mengurangi citarasa kopi, mematikan embrio dalam
kopi, serta memiliki tingkat keasaman tinggi pada kopi. Kelembapan yang terlalu tinggi
juga dapat menyebabkan kopi menjadi overment.
Kopi ini sudah merambah pasar di kota - kota besar seperti Jakarta, Tangerang,
Bandung, dan kota - kota besar lainnya bahkan tembus ke pasar Eropa dan Amerika
Serikat. Kopi Argopuro dijual dengan harga Rp.40.000 - Rp. 43.000 rupiah saja dengan
berat 180 gram bahkan ada yang menjual sampai 1 kilogram dengan harga ratusan ribu
rupiah. Kopi ini biasanya disajikan dengan cara tradisional begitupun dengan cara
menanam Kopi Argopuro ini.
Pupuk yang digunakan juga tidak memakai pupuk kimia, melainkan memakai pupuk
organik serta pupuk kandang yang telah diolah dengan baik. Kopi ini baru dipanen atau
dipetik jika sudah memiliki tingkat kematangan 90% dan melakukan proses pengeringan
tanpa mesin melainkan secara alami. Kopi Argopuro ini tidak bisa panen jika musim
kemarau, karena kopi ini perlu memiliki kadar air yang cukup hingga menghasilkan buah
panen. Jika musim kemarau, para petani kopi di pegunungan Argopuro, Kabupaten
Situbondo, Jawa Timur mencoba supaya kegagalan panen dapat terhindari. Mereka
mencoba berbagai cara dari membuat hujan buatan dan memberi air pada tanaman kopi
secara cukup agar dapat menghasilkan buah panen yang terbaik. Disamping itu, para
petani juga memikirkan cara mengatasi kebakaran hutan pada musim kemarau.
C. Kopi Kalimantan
1. Kopi Pangkalan Bun
Kopi pangkalan bun merupakan satu-satunya kopi yang masyhur didaerah
kalimantan tepatnya terletak di kabupaten kotawaringin barat kalimantan tengah.
Dengan kopi yang dibudidayakan adalah jenis kopi liberika. Mirip dengan kopi
liberika jambi, kopi pangkalan bun memiliki cita rasa nangka, teksturnya yang tebal
dan tingkat kepahitan yang tinggi.
D. Kopi di Sulawesi
1. Kopi Toraja

Gambar 18. Kopi Toraja


Sumber : http://bit.ly/2pedWNr
Kopi Toraja adalah kopi arabika yang berasal dari daerah Toraja, Sulawesi
Tengah. Daerah Toraja adalah daerah yang sangat subur, sehingga banyak juga
perkebunan rempah-rempah, bahkan banyak kebun kopi yang menjadi satu ladang
dengan rempah-rempah. Hal ini membuat Kopi Toraja memiliki aroma rempah yang
kuat, karena dipengaruhi lingkungan sekitar perkebunan kopi. Kopi Toraja ini memiliki
aroma rempah dan fruity seperti lychee bercampur coklat dengan long dan clean
aftertaste. Body dari kopi ini termasuk high atau full body dengan tingkat acidity yang
tinggi. Bisa dikatakan termasuk kopi yang kuat atau strong taste.
2. Kopi Mamasa

Gambar 19. Kopi Mamasa


Sumber : http://bit.ly/2PowogW
Kopi Mamasa adalah kopi arabika yang berasal dari Mamasa, Sulawesi Tengah.
Kopi Mamasa ini juga memiliki aroma rempah-rempah yang kuat sama halnya dengan
Kopi Toraja. Hal ini dikarenakan juga petani daerah Mamasa banyak yang menanam
rempah dan buah. Kopi Mimasa memiliki cita rasa yang sama dengan Kopi Toraja hanya
saja Kopi Mamasa lebih berasa rempah dengan fruity jeruk dengan tingkat acidity yang
tinggi juga. Mamasa memang penghasil kopi, bahkan Kopi Toraja yang sekarang kita
kenal berasal dari Mamasa. Di Mamasa sendiri masih dikatakan kurang dalam
pengolahannya. Ketika Toraja berhasil membawa kopinya mendunia, Mamasa masih
punya kesulitan memasarkan bahkan sebagian biji mentahnya dikirim ke Toraja untuk
dikemas sebagai kopi Toraja.

3. Kopi Enrekang

Gambar 20. Kopi Enrekang


Sumber : http://bit.ly/2MJQikO
Kopi Enrekang adalah kopi arabika yang berasal dari daerah Kalosi di Kabupaten
Enrekang, Sulawesi Selatan. Dahulu pada saat penjajahan kolonial Belanda yang
bernama Celebes, terdapat pasar sebagai wadah perdagangan kopi di daerah tersebut yang
bernama Celebes Kalossi, dan lama kelamaan menjadi Kalosi. Kopi Kalosi Enrekang ini
memiliki body medium dan keasaman yang segar. Cita rasa biji asal Enrekang ini seperti
orange atau dark cherry yang diikuti spice. Hal lain yang menjadi karakter khas kopi ini
adalah rasa manis yang cukup lama tinggal di mulut (lingering aftertaste).
4. Kopi Toratima

Gambar 21. Kopi Toratima


Sumber : http://bit.ly/2JmBXsJ
Toratima merupakan bahasa daerah setempat yang berarti dipungut atau diambil
dari tanah. Memang benar, sesuai prosesnya biji kopi jenis robusta ini dipungut dari tanah
setelah sebelumnya melewati sentuhan hewan Tangali. Tangali (Strigocucus celebencis)
sendiri merupakan hewan endemik yang mendiami dataran tinggi Sulawesi Tengah yaitu
spesies mamalia berkantong seperti tarsius atau kelelawar. Tangali mempunyai peran
penting yaitu dengan insting penciumannya hanya memilih biji kopi terbaik untuk menu
makanan utamanya. Proses awalnya Tangali akan memakan buah kopi yang akan
dimuntahkan ke tanah, biji kopi inilah yang dipungut para petani lokal dan kemudian
diolah menjadi kopi yang bernama Toratima. Cita rasa Kopi Toratima ini sedikit rasa
sweet dengan tingkat acidity yang medium dan short aftertaste.
5. Kopi Napu

Gambar 22. Kopi Napu


Sumber : http://bit.ly/2BJkQgh
Kopi Napu adalah kopi robusta yang berasal dari Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Kopi yang masih dikelola secara kecil-kecilan oleh warga Lembah Napu ini memiliki cita
rasa yang sedikit berbeda dari kopi jenis robusta yang lain. Jika robusta biasanya memiliki
rasa yang agak keras dan kuat, namun Kopi Napu ini sedikit lebih lembut seperti rasa arabika
dengan bercampur rasa manis gula merah dan vanili.

E. Kopi di Bali & Nusa Tenggara


1. Kopi Flores Bajawa

Gambar 23. Kopi Flores Bejawa


Sumber : http://bit.ly/31LJnvZ
Kopi Flores Bajawa adalah kopi jenis arabika yang berasal dari Pulau Flores,
Nusa Tenggara Timur, kota Bajawa. Karakter kopi flores bajawa yang khas adalah
perpaduan aroma nutty (kacang-kacangan) dan semerbak tembakau pada aftertaste nya.
Keunikan cita rasa ini juga dipengaruhi oleh cara budidaya yang organik dan ditanam di
tanah yang mengandung abu gunung berapi (andosol) yang sangat ideal. Body nya tebal
sehingga teksturnya cenderung kental, sedangkan tingkat keasaman atau acidity nya
sedang. Tidak begitu mengganggu bagi orang yang punya masalah lambung.
2. Kopi Kintamani

Gambar 24. Kopi Kintamani


Sumber : http://bit.ly/2WbgOXD
Jenis kopi Bali Kintamani ini berasal dari kawasan dengan ketinggian berada di
atas 900 dpl. Yang menarik adalah agroekosistem jenis kopi Kintamani Bali ini sangat
cocok untuk pertumbuhan kopi Arabika dengan sistem pertaniannya yang dikenal
homogen, terutama di kawasan Kintamani. Ciri khas perkebunan kopi di Bali adalah
Pohon kopi ditanam beriringan dengan pohon-pohon yang lain (biasanya sayur dan
jeruk.). Pohon tersebut dikombinasikan dengan tanaman lain dan berada di bawah pohon
penaung, lalu dikelola secara bersamaan dan diberi pupuk organik.
Kopi bali menggunakan wet/washed proccess untuk melepaskan daging buah dari
biji, berbeda dengan kebanyakan proses di Indonesia yang menggunakan dry process.
Hasil panennya juga berbeda karena menghasilkan ukuran green bean yang lebih besar
dari arabika yang ditanam di daerah lain.
Karakter rasa kopi bali kintamani yang unik adalah rasa asam segar seperti buah jeruk
(citrusy) tanpa meninggalkan aftertaste di mulut. Body-nya medium dan aroma yang
dihasilkan sangat kuat dan manis. Tidak ada rasa rempah (spice) seperti pada kebanyakan
kopi di Indonesia. Kopi ini sangat cocok bagi Anda yang tidak menyukai rasa yang pahit.
Ada banyak metode penyajian yang nikmat untuk kopi bali kintamani. Salah satunya
adalah cara tradisional, yaitu dengan metode tubruk dan diberi gula. Sajian seperti ini
banyak dikonsumsi masyarakat lokal sejak dulu.
F. Kopi di Papua
1. Kopi Wamena

Gambar 25. Kopi Wamena


Sumber : http://bit.ly/342yK9z
Ada dua daerah utama penghasil kopi di Papua. Daerah yang pertama adalah
Lembah Baliem, di tengah dataran tinggi Jayawijaya, yang mengelilingi kota Wamena.
Daerah kedua adalah Lembah Kamu di daerah Nabire, di sisi timur dataran tinggi, yang
mengelilingi kota Moanemani. Kedua wilayah berada di ketinggian antara 1.400 hingga
2.000 meter diatas permukaan laut, dan merupakan kondisi ideal untuk produksi Arabika.
Kopi-kopi di pegunungan Papua ditanam oleh petani tradisional tanpa menggunakan
pupuk organik ataupun pupuk kimia juga tanpa pestisida sehingga menghasilan kopi
dengan kualitas baik dan dengan aroma dan rasa yang khas dibandingkan dengan kopi
yang tumbuh di daerah lain di Indonesia. Kopi bertekstur ringan, minim ampas, harum
semerbak, dan tidak asam.
Kelebihan Kopi Arabika Wamena yaitu Tumbuh di daerah pegunungan
Jayawijaya Wamena dengan ketinggian 1.600 m di atas permukaan laut.Tumbuh subur
secara alami tanpa menggunakan pupuk kimia.Memiliki aroma dan cita rasa yang khas
Dapat digolongkan Kopi Organik berdasarkan proses pertumbuhan secara alami. Tidak
terasa asam karena memiliki kadar asam yang rendah sehingga aman diminum bagi
semua orang.
KESIMPULAN
Kopi adalah tanaman yang unik dan sensitif. Cita rasa pada minuman kopi bisa berbeda
berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi tanamannya, buahnya hingga proses penanganan
pasca panennya.
Secara ilmu kimia, memang sulit untuk menentukan senyawa apa yang berperan penting
dalam perbedaan karakteristik aroma kopi yang membuatnya bisa berbeda-beda. Namun,
setidaknya ada empat faktor yang membuat kopi dari setiap daerah memiliki citarasa yang
berlainan.
Faktor yang mempengaruhi: Yang pertama tentu saja varietas kopi. Hingga saat ini,
terdapat setidaknya 140 spesies tanaman kopi. Baik itu dari galur murni (garis keturunan
langsung) maupun spesies hibrida (persilangan antar spesies). Kopi Arabika adalah jenis kopi
yang mempunyai spesies turunan paling banyak dibanding kopi Robusta atau Liberika. Setiap
varietas mempunyai karakteristik cita rasa yang berbeda. Faktor kedua yang dinilai paling
dominan dalam perbedaan citarasa kopi adalah terroir tanaman kopi.
DAFTAR PUSTAKA

AAK. 2002. Budidaya Tanaman Kopi. Kanisisus, Yogyakarta

Ciptadi, W. dan W.M.Z. Nasution. 1985. Pengolahan Kopi. Bogor. Fakultas Teknologi
Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Retas. Aroma Kopi Nusantara. Vol. 5 • November 2017

Sri Setyani, Subeki, Henrica Agustina Grace. 2018. EVALUASI NILAI CACAT DAN CITA
RASA KOPI ROBUSTA (Coffea canephora L.) YANG DIPRODUKSI IKM KOPI DI
KABUPATEN TANGGAMUS. Jurnal Teknologi & Industri Hasil Pertanian Vol. 23 No.2,
September 2018

Widyotomo. 2005. Penentuan Karakteristik Pengeringan Kopi Robusta Lapis Tebal. Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember

Anda mungkin juga menyukai