Anda di halaman 1dari 39

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Praktikum


Dalam suatu pengelolaan sumber daya air dengan perancangan bangunan air
diperlukan suatu informasi yang menunjukan jumlah air yang akan masuk ke bangunan
tersebut dalam satuan waktu yang dikenal sebagai debit aliran.Informasi mengenai
besarnya debit aliran sungai membantu dalam merancang bangunan dengan
memperhatikan besarnya debit puncak ( banjir) yang diperlukan untuk perancangan
bangunan pengendalian banjir dan juga dilihat dari data debit minimum yang diperlukan
untuk pemanfaatan air terutama pada musim kemarau.Sehingga dengan adanya data
debit tersebut pengendalian air baik dalam keadaan berlebih atau kurang sudah dapat
diperhitungkan sebagai usaha untuk mengurangi dampak banjir pada saat debit
maksimum dan kekeringan atau defisit air pada saat musim kemarau panjang.Oleh
karena itu, dalam praktikum ini belajar melakukan pengukuran debit sungai untuk
mendapatkan informasi besarnya air yang mengalir pada suatu sungai pada saat waktu
tertentu.
Debit aliran adalah laju air ( dalam bentuk volume air ) yang melewati suatu
penampang melintang per satuan waktu.Dalam system SI besarnya debti dinyatakan
dalam satuan centi meter kubik per detik ( cm3/dt).Sedangkan dalam laporan-laporan
teknis, debit aliran biasanya ditunjukan dalam bentuk hidrograf aliran.

2. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui debit aliran disuatu saluran terbuka
2. Untuk mengetahui kecepatan aliran disuatu saluran terbuka

3. Lokasi Praktikum
Plaktikum dilaksanakan di laboratorium hidrolika fakultas teknik Universitas
Muhammadiyah Mataram

1
4. Waktu Praktikum
Praktikum dilaksanakan
Hari : Rabu
Tanggal : 6 Februari 2019
Jam : 13.15 - selesai

2
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Nama Kelompok dan Anggota Kelompok


Kelompok B 2 :
 Thoriq Kurrahman
 Wahyu Sahrial Hadi
 Wiwin Yoviananti
 Yossi Nico Tantiar
 Dedi Purwanto
 Fery Setiawan
 Hipzi
 Jayatur Rahman
 Karina Rahmawati
 L.M.Kurnia Rizki
 Muh.Iwan Sabri
 Muh.Suduri
 Andre Yazid

B. Pembagian Tugas masing-masing anggota kelompok


 Pengukuran kedalaman dasar fluem dan permukaan air pada penampang
melintang:
 Bagian sisi kanan fluem
a. Hipzi
b. L.M.Kurnia Rizki
c. Muh.Iwan Sabri
 Bagian sisi kiri fluem
a. Thoriq Kurrahman
b. Wahyu Sahrial Hadi
 Pengukuran debit saat di lakukan pengukuran permukaan air
1. Dedi Purwanto
2. Fery Setiawan
3. Muh.Suduri
4. Jayatur Rahman
5. Andre Yazid
 Waktu pengukuran
1. Karina Rahmawati
2. Andriadi
 Dokumentasi
1. Wiwin Yoviananti

3
C. Peralatan Praktikum
1. Alat yang digunakan
Tabel 2.1 alat yang digunakan

No Nama Alat Jumlah Ketersediaan Kondisi


1 Timbangan 1 buah ada baik
2 Stop watch 2 buah Ada baik
3 Ember 4 buah Ada baik
4 Pensil/ballpoint 1 buah Ada baik
5 Kertas kerja 2 lembar Ada baik
6 Kamera 1 buah ada baik
7 Sarung tangan 4 buah Ada baik
8 Sepatu tahan air 4 pasang Ada baik
9 Kalkulator 1 buah Ada baik
10 Penggaris 1 buah Ada baik
11 Spidol 1 buah Ada baik
12 Papan Tulis 1 buah Ada baik
13 Pompa Air 1 buah ada baik

2. Bahan yang digumakan


Tabel 2.2 bahan yang digunakan

No Nama Bahan Jumlah Ketersediaan Kondisi


1 Bensin 10 liter
2 Model ambang lebar 1 buah

4
Gambar 2.1sket flume

D. Prosedur praktikum

Tahap awal kegiatan


1. Pengukuran kedalaman dasar flume (berdasarkan ketinggian alat ukur permnukaan
air/point gage) pada beberapa titik

y[cm]\x'[cm] A B 30 20 10 0 10 20 30
28
22.5
15.0
7.5
1.2

2. Pengecekan debit inflow


Langkah pengecekan debit ini dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
a. Selang pipa penghubung diletakkan di aliran sungai
b. Jalankan pompa tetapi sebelumnya harus di cek terlebih dahulu ketersediaan
bahan bakar (bensin).
c. Buka kran penutup pada jaringan pipa yang menuju ke flume dan atur bukaan
kran pada jaringan pipa pembuang.
d. Pastikan ujung pipa inflow berada di atas flume

Pelaksanaan praktikum
1. t=0 detik: Alirkan air ke flume
2. t= 60 detik; Pengukuran debit outflow di ujung flume
Pengukuran debit outflow dilakukan pada ujung flume. Langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah :

5
a. Letakkan ember pada ujung flume pada saat yang bersamaan jalankan stopwatch
b. Kemudian matikan stopwatch ketika air telah memenuhi kira-kira setengah dari
volume ember.
c. Timbang berat air, tetapi terlebih dahulu timbang berat ember dalam keadaan tanpa
air. Berat air dihitung dengan mengurangi berat total air + ember dikurangi berat
ember.
d. Masukkan hasil pengukuran kedalam tabel 1. Lalu hitung debit dengan menggunakan
rumus dibawah ini

𝑚
𝑞=
∆𝑡 . 𝑏. 𝜌

dimana : q = debit (cm2/s), m = massa air (kg), t = lamanya pengukuran diukur saat
menampung air hingga air mencapai volume setengah ember (s), b = flume lebar
(cm), rapat massa air (kg/m3)

Tabel 1. Hasil pengukuran debit

Lamanya Massa air + Massa


pengukuran ember Massa air
ember q(cm2 /s)
(kg)
t(sec) (kg) (kg)

1 2 3 4=2-3 5

No. 1
(t = 60 detik)

No. 2
( t = 90 detik)

Debit juga dapat dihitung dengan menyederhanakan persamaan diatas dengan


rumus sebagai berikut :

𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 (4)
𝑞𝑎𝑡𝑎𝑢𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚 (5) = 𝑥1000
𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚(1)𝑥30

3. t = 120 detik ; Ukur permukaan air dengan menggunakan alat ukur permukaan air
(point gage) isi tabel 2; saat bersamaan perhatikan ketinggian air pada tepi kiri flume
dan perkirakan kedalama air berdasarkan hasil pengamatan pada sisi tersebut
kemudian isi tabel 3. Titik pengukuran pada y = 15 cm dari 0 cm (ujung ambang)
sampai dengan 30 cm ke arah hulu flume.

6
Tabel 2. Pengukuran permukaan air dengan point gage pada y = 15 cm dan x = 0 s.d 30 cm
ke arah hulu flume.

y[cm]\x'[cm] 0 10 20 30
28
22.5
15.0
7.5
1.2

Tabel 3.Hasil perkiraan kedalaman air berdasarkan pengamatan pada sisi kiri flume pada
y = 15 cm dan x = 0 s.d 30 cm ke arah hulu flume.

y[cm]\x'[cm] 0 10 20 30
15 (pada dasar
flume)
15 (permukaan
air)
15 (kedalaman air)

4. t= 120 ; Ukur debit saat dilakukan pengukuran permukaan air dengan prosedur yang
sama seperti dijelaskan pada pengukuran debit outflow. Lalu isi hasil pengukuran ke
dalam tabel 4 . Catat waktu mulai pengukuran.

Tabel 4. Pengukuran debit saat dilakukan pengukuran permukaan air

Lamanya Massa air + Massa


pengukuran ember Massa air
ember q(cm2 /s)
(kg)
t(sec) (kg) (kg)

(1) (2) (3) (4)=(2)-(3) (5)

Awal pengukuran
muka air (saat
y=15; x = 0)

Akhir pengukuran
muka air (saat
y=15; x = 30)

5. t = 210 detik; Ukur permukaan air dengan menggunakan alat ukur permukaan air
(point gage) lalu isi tabel 5; saat bersamaan perhatikan ketinggian air pada tepi kiri
flume dan perkirakan kedalama air berdasarkan hasil pengamatan pada sisi tersebut
kemudian isi tabel 6. Titik pengukuran pada y = 15 cm dari 0 cm (ujung ambang)
sampai dengan 30 cm ke arah hilir flume.

7
Tabel 5. Pengukuran permukaan air pada y = 15 dan x = 0 s.d 30 cm ke arah hulu flume.

y[cm]\x'[cm] 0 10 20 30
28
22.5
15.0
7.5
1.2

Tabel 6. Hasil perkiraan kedalaman air berdasarkan pengamatan pada sisi kiri flume pada
y = 15 cm dan x = 0 s.d 30 cm ke arah hulu flume.

y[cm]\x'[cm] 0 10 20 30
15 (pada dasar
flume)
15 (permukaan
air)
15 (kedalaman air)

6. t= 210detik: Ukur debit saat dilakukan pengukuran permukaan air dengan prosedur
yang sama seperti dijelaskan pada pengukuran debit outflow. Lalu isi hasil
pengukuran ke dalam tabel 7. Catat waktu mulai pengukuran.

Tabel 7. Pengukuran debit saat dilakukan pengukuran permukaan air

Lamanya Massa air + Massa


pengukuran ember Massa air
ember q(cm2 /s)
(kg)
t(sec) (kg) (kg)

(1) (2) (3) (4)=(2)-(3) (5)

Awal pengukuran
muka air (saat
y=15; x = 0)

Akhir pengukuran
muka air (saat
y=15; x = 30)

7. t = 330 detik; Ukur permukaan air dengan menggunakan alat ukur permukaan air
(point gage) lalu isi tabel 8; saat bersamaan perhatikan ketinggian air pada tepi kiri
flume dan perkirakan kedalama air berdasarkan hasil pengamatan pada sisi tersebut
kemudian isi tabel 9. Titik pengukuran pada y = 15 cm dari 0 cm (ujung ambang)
sampai dengan 30 cm ke arah hilir flume.

8
Tabel 8. Pengukuran permukaan air pada penampang melintang A di y = 1,2; 7.5; 15; 22.5;
28.

y[cm]\x'[cm] A
28
22.5
15.0
7.5
1.2

Tabel 9.Hasil perkiraan kedalaman air berdasarkan pengamatan pada sisi kiri flume pada
penampang melintang A di y = 1,2; 7.5; 15; 22.5; 28.

y[cm]\x'[cm] A
15 (pada dasar
flume)
15 (permukaan
air)
15 (kedalaman air)

8. t’= 330detik: Ukur debit saat dilakukan pengukuran permukaan air dengan prosedur
yang sama seperti dijelaskan pada pengukuran debit outflow. Lalu isi hasil
pengukuran ke dalam tabel 10. Catat waktu mulai pengukuran.

Tabel 10. Pengukuran debit saat dilakukan pengukuran permukaan air

Lamanya Massa air + Massa


pengukuran ember Massa air
ember q(cm2 /s)
(kg)
t(sec) (kg) (kg)

(1) (2) (3) (4)=(2)-(3) (5)

Awal pengukuran
muka air (saat
y=1.2 cm)

Akhir pengukuran
muka air (saat y =
28 cm)

9. t = 330 detik; Ukur permukaan air dengan menggunakan alat ukur permukaan air
(point gage) lalu isi tabel 11; saat bersamaan perhatikan ketinggian air pada tepi kiri
flume dan perkirakan kedalama air berdasarkan hasil pengamatan pada sisi tersebut
kemudian isi tabel 12. Titik pengukuran pada y = 15 cm dari 0 cm (ujung ambang)
sampai dengan 30 cm ke arah hilir flume.

9
Tabel 11. Pengukuran permukaan air pada penampang melintang B di y = 1,2; 7.5; 15; 22.5;
28.

y[cm]\x'[cm] B
28
22.5
15.0
7.5
1.2

Tabel 12. Hasil perkiraan kedalaman air berdasarkan pengamatan pada sisi kiri flume pada
penampang melintang A di y = 1,2; 7.5; 15; 22.5; 28.

y[cm]\x'[cm] B
15 (pada dasar
flume)
15 (permukaan
air)
15 (kedalaman air)

10. t’= 450detik: Ukur debit saat dilakukan pengukuran permukaan air dengan prosedur
yang sama seperti dijelaskan pada pengukuran debit outflow. Lalu isi hasil
pengukuran ke dalam tabel 14. Catat waktu mulai pengukuran.

Tabel 14. Pengukuran debit saat dilakukan pengukuran permukaan air

Lamanya Massa air + Massa


pengukuran ember Massa air
ember q(cm2 /s)
(kg)
t(sec) (kg) (kg)

(1) (2) (3) (4)=(2)-(3) (5)

Awal pengukuran
muka air (saat
y=1.2 cm)

Akhir pengukuran
muka air (saat y =
28 cm)

Pelaksanaan Praktikum hidrolika selesai

10
BAB III

HASIL PRAKTIKUM

A. Percobaan Pertama
1. Data hasil pengukuran dan perhitungan debit
a. Hasil Pengukuran

Tabel 3.1 Hasil Pengukuran

Waktu Mulai Waktu Pengukuran Massa air + Massa ember Massa Air
No (kg)
Pengukuran (detik) ember (kg) (kg)
1 60 detik 1,98 10,1 2 8,1

2 90 detik 2,4 10,5 2 8,5

3 120 detik 1,88 9,8 2 7,8

4 429 detik 2,16 11,1 2 9,1

5 636 detik 1,77 9,1 2 7,1

6 646 detik 1,85 9,8 2 7,8

7 805 detik 1,80 9,2 2 7,2

8 815 detik 1,95 9,9 2 7,9

9 973 detik 1,98 9,8 2 7,8

10 983 detik 2,02 9,9 2 7,9

11
b. Hasil perhitungan debit
Tabel 3.2 Hasil perhitungan debit
No Waktu Mulai Persamaan Debit (q)
Pengukuran 𝑚 (cm2/dt)
𝑞=
∆𝑡. 𝑏. 𝜌
1 60 detik 8,1 136,364
𝑞= 𝑥 1000
1,98 𝑥 30
2 90 detik 𝑞 = 8,5 𝑥 1000 132,399

3 120 detik 23,7 138,298


𝑞= 𝑥 1000
2,11 𝑥 30
4 429 detik 18,6 140,432
𝑞= 𝑥 1000
2,04𝑥 30
5 636 detik 18 133,71
𝑞= 𝑥 1000
2,09 𝑥 30
6 646 detik 18,9 140,541
𝑞= 𝑥 1000
2,12 𝑥 30
7 805 detik 17 133,333
𝑞= 𝑥 1000
1,88 𝑥 30
8 815 detik 17,8 135,043
𝑞= 𝑥 1000
1,94 𝑥 30
9 973 detik 18,8 131,313
𝑞= 𝑥 1000
2,10 𝑥 30
10 983 detik 19,8 130,363
𝑞= 𝑥 1000
2,16 𝑥 30
Debit rata-rata (q) 135,379

Debit rata-rata
Perhitungan debit rata rata diperoleh dari penjumlahan debit pada
pengukuran ke 3 sampai dengan pengukuran ke 10 dibagi dengan 8.
2. Data hasil pengukuran dan perhitungan kedalaman air
a. Hasil Pengukuran dasar flume dan pelimpah
Tabel 3.3 Hasil pengukuran dasar flume dan pelimpah
X (cm)
Penampang Penampang
Y Hilir Pelimpah Bendung Hulu Pelimpah
A B
30 20 10 0 AS 0 10 20 30
28 27,80 27,43
22.5 27,92 27,64
15 28,22 27,71 28,44 28,34 28,2 28,19 24,05 28 28,13 28,22 28,07
7.5 28,32 27,70
1.2 28,31 28,03

12
b. Hasil pengukuran permukaan air di pelimpah
Tabel 3.4 Hasil pengukuran permukaan air di pelimpah

Y (cm) X (cm)
Hilir Pelimpah Bendung Hulu Pelimpah
30 20 10 5 0 AS 0 10 20 30
15 23,66 23,59 24,72 25,09 22,03 21,10 20,44 19,97 20,05 19,83

c. Hasil pengukuran permukaan air di penampang A dan B


Tabel 3.5 Hasil pengukuran permukaan air di penampang A dan B

Y Penampang A Penampang B

28 23,01 23,86

22.5 23,20 24,00

15 23,53 24,10

7.5 23,66 24,26

1.2 23,90 24,26

d. Perhitungan kedalaman air


Tabel 3.6 Perhitungan kedalaman air

X (cm)
Penampang Penampang Hulu Pelimpah
Y Hilir Pelimpah Bendung
A B
30 20 10 5 0 AS 0 10 20 30
28 4.79 3,57
22.5 4,72 3,68
15 4,69 3,61 4,78 4,75 3,48 3,13 6,16 2,95 7,56 8,16 8,17 8,24
7.5 4,66 3,44
1.2 4,41 3,77
Kedalaman
Air Rata- 4,654 3,614 4,78 4,75 3,48 3,13 6,16 2,95 7,56 8,16 8,17 8,24
rata

*dihitung dengan hasil pengukuran hasil pengukuran dasar flume dan pelimpah
dikurangi permukaan air

13
3. Penggambaran hasil pengukuran
a. Penampang A

b. Penampang B

14
c. Loncatan Air
 Hasil Pengukuran

 Poto pola aliran dari sisi kiri dan kanan


* Tidak ada poto karna tidak sempat poto

15
4. Perhitungan kecepatan, kedalaman kritis dan energy hasil praktikum
Perhitungan kecepatan
𝑞
𝑣=

Dengan
h = kedalaman air (cm)
V = kecepatan (cm/s)
q = debit persatuan lebar (cm2/s)
Perhitungan kedalaman kritis

3 𝑞2
ℎ𝑐 = √
𝑔
Dengan
hc = kedalaman kritis
g = percepatan gravitasi (980 cm/s2)
q = debit persatuan lebar (cm2/s)
Perhitungan energi

𝑣2
𝐸 =ℎ+
2𝑔

Dengan
h = kedalaman air (cm)
g = percepatan gravitasi (980 cm/s2)
E = energi (cm)
Tabel 3.7 Hasil perhitungan kecepatan, kedalaman kritis dan energi penampang A dan B
Penampang q h hc V v2/2g E
(4) (6) (7)=(3)+(6)
(1) (2) (3) (5)

A 135,379 4,654 2,66 29,089 0,432 5,086

B 135,379 3,614 2,66 37,459 0,716 4,33

Tabel 3.8 Hasil perhitungan kecepatan, kedalaman kritis dan energi di hulu pelimpah

X q h V v2/2g E

(7)=(3)+(6)
(1) (2) (3) (4) (5)

30 135,379 8,24 16,429 0,137 19,796

20 135,379 8,17 16,570 0,140 19,766

10 135,379 8,16 16,590 0,140 19,608

0 135,379 7,56 17,907 0,164 7,521

16
Tabel Hasil perhitungan kecepatan, kedalaman kritis dan energi di hilir pelimpah

X q h V v2/2g E

(7)=(3)+(6)
(1) (2) (3) (4) (5)

AS 135,379 2,95 45,891 1,074 4,024

Tabel 3.9 Hasil perhitungan kecepatan, kedalaman kritis dan energi di hilir pelimpah

X q h V v2/2g E

(7)=(3)+(6)
(1) (2) (3) (4) (5)

0 135,379 6,16 21,977 0,246 6,406

5 135,379 3,13 43,252 0,954 4,084

10 135,379 3,48 38,902 0,772 4,252

20 135,379 4,75 28,501 0,414 5,164

30 135,379 4,78 28,321 0,409 5,189

17
5. Perhitungan kedalaman aliran menggunakan persamaan energy
a. Pecobaan pertama
 Untuk q = 135,379 𝑐𝑚2 /𝑠 dan kedalaman aliaran h10 = 4,78 cm dan lebar B
= 30 cm
Penyelesaian:
Q=qxb
= 135,379x 30
= 4061,37 𝑐𝑚3 /𝑠

ℎ7 1 2
= (√1 + 8 × FR10 − 1)
ℎ10 2
𝑄 𝑄2
𝑣 2 (𝐴 ) 2
𝑏 2 ℎ10 𝑄2
2
FR10 = 3 = = = 3
𝑔 × ℎ10 𝑔 × ℎ10 𝑔 × ℎ10 𝑔 × 𝑏 2 × ℎ10
Jadi :

2
𝑄2 4061,37 2
FR10 = = = 0,171 𝑐𝑚
𝑔 × 𝑏 2 × ℎ3 980 × 302 × 4,783
4,78
ℎ7 = (√1 + 8 × 0,171 − 1) = 1,287 𝑐𝑚
2
𝑄2 4061,372
𝐸𝑠 = ℎ7 + = 1,287 + = 6,932 𝑐𝑚
2 × 𝑔(𝐵 × ℎ7 )2 2 × 980 × (30 × 1,287)2
Untuk aliran kritis di atas mercu bendung
𝑉
Fr =
√𝑔×𝐷 Fr = 1 (Aliran Kritis)
Karena aliran kritis Maka Fr = 1 Fr > 1 (Aliran Super Kritis)
𝑞
ℎ𝑐 𝑞 Fr < 1 (Aliran Sub Kritis)
Jadi 1 = = ℎ 2 × √𝑔 × ℎ𝑐
√𝑔×ℎ𝑐 𝑐

𝑞2
𝑔 × ℎ𝑐 = ℎ 2 …………………………………………… Sama-sama dikali (ℎ𝑐 2 )
𝑐

𝑔 × ℎ𝑐 3 = 𝑞 2

𝑞2
ℎ𝑐 3 =
𝑔

18
3 𝑞2
Jadiℎ𝑐 = √ 𝑔

3 𝑞 2 3 135,379 2
ℎ𝑐 = √ =√ = 2,654 𝑐𝑚
𝑔 980

𝑣2−2 𝑄2 4061,372
= = = 1,328 𝑐𝑚
2𝑔 2 × 𝑔(𝐵 × ℎ𝑐 )2 2 × 980 × (30 × 2,654)2

Energi spesifik pada aliran kritis di atas ambang


𝑣2−2
𝐸𝐶 = ℎ𝑐 + = 2,654 + 1,328 = 3,982 𝑐𝑚
2𝑔

𝑣2 𝑄 𝑞×𝐵 𝑞
𝐸𝐶 = ℎ𝑐 + →𝑣= = =
2𝑔 𝐴 𝐵×ℎ ℎ

1
(Hasilinisesuaidengan criteria 𝐸𝐶 = 1 2 ℎ𝑐 )
𝑞
𝐸𝐶 = ℎ𝑐 +
ℎ𝑐 2
2𝑔
𝑔 × ℎ𝑐 3 1
𝐸𝐶 = ℎ𝑐 + 2 = ℎ𝑐 + ℎ𝑐
ℎ𝑐 2
2𝑔

1
𝐸𝑐 = 1 ℎ𝑐
2
𝑍 = 10cm

𝑄2 𝑄2
h1+ = ℎ7 + +z
2×𝑔×(𝐵×ℎ1) 2 2×𝑔(𝐵×ℎ7 )2

𝑄2
h1 + = 16,932 𝑐m ……………………….. sama sama di kali h12
2×𝑔×(𝐵×ℎ1) 2

𝑄2
(h1 x h12)+ × ℎ1 2 = 16,932 x h12
2×𝑔×𝐵2 ×ℎ1 2

4061,372
ℎ13 + = 16,932 ℎ1 2
2×𝑔×𝐵2

4061,372
ℎ13 + = 16,932 ℎ1 2
2×980×302

ℎ13 − 16,932ℎ12 + 9,351 = 0

19
Dengan cara coba-coba

mendekati
h1 0
7 -477.317
8 -562.297
10 -683.849
15 -425.349
16.9 0.21148
17 29.003
18 355.383
19 755.899

Jadi h1 = 16,9 cm

Gambar aliran hasil perhitungan

20
B. Percobaan Kedua
1. Data hasil pengukuran dan perhitungan debit
a. Hasil Pengukuran

Tabel 3.10 Hasil Pengukuran

Waktu Mulai Waktu Pengukuran Massa air + Massa ember Massa Air
No (kg)
Pengukuran (detik) ember (kg) (kg)
1 60 detik 2,12 23,1 2,4 20,7

2 90 detik 2,14 25 2,4 22,6

3 120 detik 2,13 25 2,4 22,6

4 429 detik 2,15 26,1 2,4 23,7

5 636 detik 2,18 26,2 2,4 23,8

b. Hasil perhitungan debit

Tabel 3.11 Hasil perhitungan debit

No Waktu Mulai Persamaan Debit (q)


Pengukuran 𝑚 (cm2/dt)
𝑞=
∆𝑡. 𝑏. 𝜌
1 60 detik 20,7 325,47
𝑞= 𝑥 1000
2,12 𝑥 30
2 90 detik 22,6 352,02
𝑞= 𝑥 1000
2,14 𝑥 30
3 120 detik 22,6 353,67
𝑞= 𝑥 1000
2,13 𝑥 30
4 429 detik 23,7 367,44
𝑞= 𝑥 1000
2,15 𝑥 30
5 636 detik 23,8 363,91
𝑞= 𝑥 1000
2,18 𝑥 30
Debit rata-rata (q) 361,67

Debit rata-rata
Perhitungan debit rata rata diperoleh dari penjumlahan debit pada pengukuran
ke 3 sampai dengan pengukuran ke 10 dibagi dengan 8.

21
2. Data hasil pengukuran dan perhitungan kedalaman air
a. Hasil Pengukuran dasar flume dan pelimpah

Tabel 3.12 Hasil pengukuran dasar flume dan pelimpah

X (cm)

Penampang Penampang Ujung Hulu Pelimpah


Y Hilir Pelimpah
A B Pelimpah
30 20 10 0 10 20 30

28 30,1 30,2

22.5

15 30,1 30,2 30,1 30,1 30,1 30,1 42,7 42,7 42,7

7.5

1.2 30,1 30,1

b. Hasil pengukuran permukaan air di pelimpah

Tabel 3.13 Hasil pengukuran permukaan air di pelimpah

X (cm)

Ujung Hulu Pelimpah


Y (cm) Hilir Pelimpah
Pelimpah
30 20 10 0 10 20 30

15 23,23 23,25 24,25 22,88 22,34 22,89 22,24

c. Hasil pengukuran permukaan air di penampang A dan B

Tabel 3.14 Hasil pengukuran permukaan air di penampang A dan B

Y Penampang A Penampang B

28 24,05 23,51

22.5 24,16 23,68

15 24,31 23,81

7.5 24,56 23,98

1.2 24,84 24,26

22
d. Perhitungan kedalaman air

Tabel 3.15 Perhitungan kedalaman air

X (cm)

Penampang Penampang Hilir Pelimpah Ujung Hulu Pelimpah


Y
A B Pelimpah
30 20 10 0 10 20 30

28 * 6,05 * 6,69

22.5 * 5,94 * 6,52

15 * 5,79 * 6,39 * 6,87 * 6,85 * 5,85 * 7,22 * 20,36 * 19,81 * 20,46

7.5 * 5,54 * 6,12

1.2 * 5,26 * 5,84

Kedalaman 5,71 6,31 6,87 6,85 5,85 7,22 20,36 19,81 20,46
air rata-
rata

*dihitung dengan hasil pengukuran hasil pengukuran dasar flume dan pelimpah
dikurangi permukaan air

3. Penggambaran hasil pengukuran


a. Penampang A

23
b. Penampang B

c. Loncatan Air
 Hasil pengukuran

 Poto pola aliran dari sisi kiri dan kanan


* Tidak ada poto karna tidak sempat poto

24
4. Perhitungan kecepatan, kedalaman kritis dan energy
Perhitungan kecepatan
𝑞
𝑣=

Dengan
h = kedalaman air (cm)
V = kecepatan (cm/s)
q = debit persatuan lebar (cm2/s)

Perhitungan kedalaman kritis

𝑞2 3
ℎ𝑐 = √
𝑔

Dengan
hc = kedalaman kritis
g = percepatan gravitasi (980 cm/s2)
q = debit persatuan lebar (cm2/s)

Perhitungan energi

𝑣2
𝐸 =ℎ+
2𝑔

Dengan
h = kedalaman air (cm)
g = percepatan gravitasi (980 cm/s2)
E = energi (cm)

Tabel 3.16 Hasil perhitungan kecepatan, kedalaman kritis dan energi penampang A dan B

Penampang q h hc V v2/2g E
(4) (6) (7)=(3)+(6)
(1) (2) (3) (5)

361,67 5,7 5,11 63,33 2,04 7,75


A
1
361,67 6,3 5,11 57,31 1,67 7,98
B
1

25
Tabel 3.17 Hasil perhitungan kecepatan, kedalaman kritis dan energi di hulu pelimpah

X q h V v2/2g E

(6)=(3)+(5)
(1) (2) (3) (4) (5)

30 361,67 20,46 17,67 0,15 20,61

20 361,67 19,81 18,25 0,16 19,97

10 361,67 20,36 17,76 0,16 20,52

0 361,67 7,22 50,09 1,28 8,50

Tabel 3.18 Hasil perhitungan kecepatan, kedalaman kritis dan energi di hilir pelimpah

X q h V v2/2g E

(7)=(3)+(5)
(1) (2) (3) (4) (5)

0 361,67 7,22 50,09 1,28 8,50

10 361,67 5,85 61,82 1,94 7,79

20 361,67 6,85 52,79 1,42 8,27

30 361,67 6,87 52,64 1,41 8,28

26
5. Perhitungan kedalaman aliran menggunakan persamaan energy
Pecobaan kedua
 Untuk q = 361,67 𝑐𝑚2 /𝑠 dan kedalaman aliaran h7 = 6,87 cm dan lebar B =
30 cm
Penyelesaian:
Q=qxb
= 361,67 x 30
= 10850,1 𝑐𝑚3 /𝑠

ℎ5 1 2
= (√1 + 8 × FR7 − 1)
ℎ7 2
𝑄 𝑄2
𝑣 2 (𝐴 )
𝑏 2 ℎ72 𝑄2
2
FR7 = = = =
𝑔 × ℎ73 𝑔 × ℎ7 𝑔 × ℎ7 𝑔 × 𝑏 2 × ℎ73
Jadi :

2
𝑄2 10850,1 2
FR7 = = = 0,411 𝑐𝑚
𝑔 × 𝑏 2 × ℎ3 980 × 302 × 6,873
6,87
ℎ5 = (√1 + 8 × 0,411 − 1) = 3,678 𝑐𝑚
2
𝑄2 10850,1 2
𝐸𝑠 = ℎ5 + = 3,678 + = 8,611 𝑐𝑚
2 × 𝑔(𝐵 × ℎ5 )2 2 × 980 × (30 × 3,678)2
Untuk aliran kritis di atas mercu bendung
𝑉 Fr = 1 (Aliran Kritis)
Fr =
√𝑔×𝐷
Fr > 1 (Aliran Super Kritis)
Karena aliran kritis Maka Fr = 1
Fr < 1 (Aliran Sub Kritis)
𝑞
ℎ𝑐 𝑞
Jadi 1 = = ℎ 2 × √𝑔 × ℎ𝑐
√𝑔×ℎ𝑐 𝑐

𝑞2
𝑔 × ℎ𝑐 = ℎ 2 …………………………………………… Sama-sama dikali (ℎ𝑐 2 )
𝑐

𝑔 × ℎ𝑐 3 = 𝑞 2

𝑞2
ℎ𝑐 3 =
𝑔

3 𝑞2
Jadiℎ𝑐 = √ 𝑔

27
q =361,67 𝑐𝑚2 /𝑠

3𝑞 2 3 361,672
ℎ𝑐 = √ =√ = 5,11 𝑐𝑚
𝑔 980

𝑣2−2 𝑄2 10850,12
= = = 2,55 𝑐𝑚
2𝑔 2 × 𝑔(𝐵 × ℎ𝑐 )2 2 × 980 × (30 × 5,11)2

Energi spesifik pada aliran kritis di atas ambang


𝑣2−2
𝐸𝐶 = ℎ𝑐 + = 5,11 + 2,55 = 7,66 𝑐𝑚
2𝑔

𝑣2 𝑄 𝑞×𝐵 𝑞
𝐸𝐶 = ℎ𝑐 + →𝑣= = =
2𝑔 𝐴 𝐵×ℎ ℎ

1
(Hasilinisesuaidengan criteria 𝐸𝐶 = 1 2 ℎ𝑐 )
𝑞
𝐸𝐶 = ℎ𝑐 +
ℎ𝑐 2
2𝑔

𝑔 × ℎ𝑐 3 1
𝐸𝐶 = ℎ𝑐 + 2 = ℎ𝑐 + ℎ𝑐
ℎ𝑐 2
2𝑔

1
𝐸𝑐 = 1 ℎ𝑐
2

𝑧 = 10cm

𝑄2 𝑄2
h1 + = ℎ5 + +z
2×𝑔×(𝐵×ℎ1) 2 2×𝑔(𝐵×ℎ5 )2

𝑄2
h1 + = 18,611 𝑐 m ……………………….. sama sama di kali h12
2×𝑔×(𝐵×ℎ1) 2

𝑄2
(h1 x h12)+ × ℎ1 2 = 18,611 x h12
2×𝑔×𝐵 2 ×ℎ1 2

10850,12
ℎ13 + = 18,611 ℎ1 2
2×𝑔×𝐵 2

10850,12
ℎ13 + = 18,611 ℎ1 2
2×980×302

28
ℎ13 − 18,611ℎ12 + 66,737 = 0

Dengancaracoba-coba:

Mendekati
H1
0
18.417 0.934938
18.416 0.602934
18.415 0.271004
18.4142 0.005513
19 207.166
20 622.337
21 1120.286
22 1707.013
Jadi h1 = 18.4142 cm
Gambar aliran hasil perhitungan

29
Penhitungan energy untuk penampang

Diketahui:

B = 30.00 cm

𝑞1 = 135,379 𝑐𝑚2 /𝑠

𝑞2 = 104,767 𝑐𝑚2 /𝑠

𝑄1 = 𝑞1 x B 𝑄2 = 𝑞2 x B

135,379 x 30 104,767 x 30

4061,37 𝑐𝑚3 /𝑠 3143,01 𝑐𝑚3 /𝑠

Jawaban

Luas penampang :A=Bxy=3xy

Lebar permukaan air : T = B = 30 cm

𝐴 30𝑦 𝑐𝑚2
Kedalaman hidraulik :𝐷= 𝑇
=
30 𝑐𝑚

Dengan menggunakan persamaan energy spesifik :

𝑣2
E=y+2
𝑔

Dapat menghitung E untuk setiap harga y yang dapat dibuat dalam table dibawah ini

30
TABEL PERHITUNGAN HARGA V DAN E UNTUK SETIAP DEBIT

Q = 4061,37 (𝒄𝒎𝟑 /𝒔) Q2 = 3143,01 (𝒄𝒎𝟑 /𝒔)


A 𝑸𝟏 𝒗𝟐 𝑸𝟐 𝒗𝟐
B (cm) Y (cm) 𝒗𝟏 = 𝑬𝟏 = Y+𝟐𝒈 𝒗𝟐 = 𝑬𝟐 = Y+𝟐𝒈
(c𝒎𝟐 ) 𝑨 𝑨
(cm/s) (cm) (cm/s) (cm)
(1) (2) (3) (4) (6) (1) (2)
30 0.1 3 1353.79 93507.62 1047.67 56000.73
30 0.2 6 676.90 23377.08 523.84 14000.36
30 0.3 9 451.26 10390.02 349.22 6222.59
30 0.4 12 338.45 5844.62 261.92 3500.44
30 0.5 15 270.76 3740.80 209.53 2240.53
30 0.6 18 225.63 2598.03 174.61 1556.17
30 0.7 21 193.40 1909.02 149.67 1143.57
30 0.8 24 169.22 1461.85 130.96 875.81
30 0.9 27 150.42 1155.31 116.41 692.27
30 1 30 135.38 936.08 104.77 561.01
30 1.2 36 112.82 650.56 87.31 390.09
30 1.3 39 104.14 554.60 80.59 332.66
30 1.4 42 96.70 478.48 74.83 287.12
30 1.5 45 90.25 417.09 69.84 250.39
30 1.6 48 84.61 366.86 65.48 220.35
30 1.7 51 79.63 325.26 61.63 195.47
30 1.8 54 75.21 290.40 58.20 174.64
30 1.9 57 71.25 260.92 55.14 157.03
30 2 60 67.69 235.77 52.38 142.00
30 2.5 75 54.15 152.11 41.91 92.10
30 3 90 45.13 106.90 34.92 65.22
30 3.5 105 38.68 79.83 29.93 49.21
30 4 120 33.84 62.44 26.19 39.00
30 4.5 135 30.08 50.68 23.28 32.15
30 5 150 27.08 42.40 20.95 27.40
30 5.5 165 24.61 36.41 19.05 24.01
30 6 180 22.56 31.97 17.46 21.56
30 6.5 195 20.83 28.63 16.12 19.75
30 7 210 19.34 26.08 14.97 18.43
30 7.5 225 18.05 24.12 13.97 17.46
30 8 240 16.92 22.61 13.10 16.75
30 8.5 255 15.93 21.44 12.33 16.25
30 9 270 15.04 20.54 11.64 15.91
30 9.5 285 14.25 19.86 11.03 15.71
30 10 300 13.54 19.35 10.48 15.60

31
TABEL HUBUNGAN ANTARA E DAN Y UNTUK Q1 = 4061,37 (𝒄𝒎𝟑 /𝒔)

Q = 4061,37 (𝒄𝒎𝟑 /𝒔) 12

𝒗𝟐
𝑬𝟏 =
𝑬𝟏 = Y+ 𝒗𝟐 10
𝟐𝒈 Y+𝟐𝒈
(cm)
(cm)
(6) (6) 8
93507.62 0.1
Y (m)
23377.08 0.2 6
10390.02 0.3
5844.62 0.4 4
3740.80 0.5
2598.03 0.6 2
1909.02 0.7
1461.85 0.8
0
1155.31 0.9 0 20000 40000 60000 80000 100000
936.08 1 E1
650.56 1.2
554.60 1.3
478.48 1.4 Gambar Kurva Hubungan Y dan E untuk 𝑸𝟏
417.09 1.5
366.86 1.6
325.26 1.7
290.40 1.8
260.92 1.9
235.77 2
152.11 2.5
106.90 3
79.83 3.5
62.44 4
50.68 4.5
42.40 5
36.41 5.5
31.97 6
28.63 6.5
26.08 7
24.12 7.5
22.61 8
21.44 8.5
20.54 9
19.86 9.5
19.35 10

32
TABEL HUBUNGAN ANTARA E DAN Y UNTUK Q2 = 3143,01 (𝒄𝒎𝟑 /𝒔)

Q2 = 3143,01 (𝒄𝒎𝟑 /𝒔) 12


𝒗𝟐 𝒗𝟐
𝑬𝟐 = Y+𝟐𝒈 𝑬𝟐 = Y+𝟐𝒈
10
(cm) (cm)
(8) (8)
8
56000.73 0.1
14000.36 0.2

Y (m)
6
6222.59 0.3
3500.44 0.4 4
2240.53 0.5
1556.17 0.6 2
1143.57 0.7
875.81 0.8 0
692.27 0.9 0 10000 20000 30000 40000 50000 60000
561.01 1 E2
390.09 1.2
332.66 1.3
Gambar Kurva Hubungan Y dan E untuk 𝑸𝟐
287.12 1.4
250.39 1.5
220.35 1.6
195.47 1.7
174.64 1.8
157.03 1.9
142.00 2
92.10 2.5
65.22 3
49.21 3.5
39.00 4
32.15 4.5
27.40 5
24.01 5.5
21.56 6
19.75 6.5
18.43 7
17.46 7.5
16.75 8
16.25 8.5
15.91 9
15.71 9.5
15.60 10

Gambar Kurva Hubungan Y dan E untuk𝑸𝟐

33
TABLE RATING KURVA

Rating Kurva
N0 Q yc
4061.37 2.66
1
3143.01 2.237
2

2.7
2.65
2.6
2.55
2.5
2.45
2.4
2.35
2.3
2.25
2.2
0 1000 2000 3000 4000 5000

34
TABEL HUBUNGAN ANTARA Y/Yc dan E/Yc UNTUK 𝐘𝐜𝟏 = 2,66 (cm)

Yc1 E1 E'1 Y'1 Y


2.660 93507.62 35153.24 0.04 0.10
2.660 23377.08 8788.38 0.08 0.20
2.660 10390.02 3906.02 0.11 0.30
2.660 5844.62 2197.23 0.15 0.40
2.660 3740.80 1406.32 0.19 0.50
2.660 2598.03 976.70 0.23 0.60
2.660 1909.02 717.68 0.26 0.70
2.660 1461.85 549.57 0.30 0.80
2.660 1155.31 434.33 0.34 0.90
2.660 936.08 351.91 0.38 1.00
2.660 650.56 244.57 0.45 1.20
2.660 554.60 208.50 0.49 1.30
2.660 478.48 179.88 0.53 1.40
2.660 417.09 156.80 0.56 1.50
2.660 366.86 137.92 0.60 1.6
2.660 325.26 122.28 0.64 1.7
2.660 290.40 109.17 0.68 1.8
2.660 260.92 98.09 0.71 1.9
2.660 235.77 88.63 0.75 2
2.660 152.11 57.18 0.94 2.5
2.660 106.90 40.19 1.13 3
2.660 79.83 30.01 1.32 3.5
2.660 62.44 23.47 1.50 4
2.660 50.68 19.05 1.69 4.5
2.660 42.40 15.94 1.88 5
2.660 36.41 13.69 2.07 5.5
2.660 31.97 12.02 2.26 6
2.660 28.63 10.76 2.44 6.5
2.660 26.08 9.81 2.63 7
2.660 24.12 9.07 2.82 7.5
2.660 22.61 8.50 3.01 8
2.660 21.44 8.06 3.20 8.5
2.660 20.54 7.72 3.38 9
2.660 19.86 7.47 3.57 9.5
2.660 19.35 7.27 3.76 10

35
4

3
Y/Yc1

0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
E1/Yc1

Gambar Kurva Hubungan antara Y/Yc dan E/Yc UNTUK Yc1 = 2,66 (cm)

36
TABEL HUBUNGAN ANTARA Y/Yc dan E/YcUNTUK Yc2= 2,237 (cm)

Yc2 E2 E2/Yc2 Y/Yc2 Y


2.237 56000.73 25033.86 0.04 0.10
2.237 14000.36 6258.54 0.09 0.20
2.237 6222.59 2781.67 0.13 0.30
2.237 3500.44 1564.79 0.18 0.40
2.237 2240.53 1001.58 0.22 0.50
2.237 1556.17 695.65 0.27 0.60
2.237 1143.57 511.21 0.31 0.70
2.237 875.81 391.51 0.36 0.80
2.237 692.27 309.46 0.40 0.90
2.237 561.01 250.79 0.45 1.00
2.237 390.09 174.38 0.54 1.20
2.237 332.66 148.71 0.58 1.30
2.237 287.12 128.35 0.63 1.40
2.237 250.39 111.93 0.67 1.50
2.237 220.35 98.50 0.72 1.6
2.237 195.47 87.38 0.76 1.7
2.237 174.64 78.07 0.80 1.8
2.237 157.03 70.20 0.85 1.9
2.237 142.00 63.48 0.89 2
2.237 92.10 41.17 1.12 2.5
2.237 65.22 29.16 1.34 3
2.237 49.21 22.00 1.56 3.5
2.237 39.00 17.43 1.79 4
2.237 32.15 14.37 2.01 4.5
2.237 27.40 12.25 2.24 5
2.237 24.01 10.73 2.46 5.5
2.237 21.56 9.64 2.68 6
2.237 19.75 8.83 2.91 6.5
2.237 18.43 8.24 3.13 7
2.237 17.46 7.80 3.35 7.5
2.237 16.75 7.49 3.58 8
2.237 16.25 7.26 3.80 8.5
2.237 15.91 7.11 4.02 9
2.237 15.71 7.02 4.25 9.5
2.237 15.60 6.97 4.47 10

37
20

15
Y/Yc2

10

0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
E2/Yc2

Gambar Kurva Hubungan antara Y/Yc dan E/Yc UNTUKYc2 = 2,237 (cm)

38
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum didapat bahwa
1. Debit aliran rata-rata pada praktikum pertama sebesar 135,379 𝑐𝑚2 /𝑠
2. Debit aliran rata-rata pada praktikum kedua sebesar 104,767𝑐𝑚2 /𝑠

B. Saran

39

Anda mungkin juga menyukai