PENDAHULUAN
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal dan akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinalisa. Peranan urin sangat
memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, tetapi juga mengenai
faal berbagai organ dalam tubuh seperti : hati, saluran empedu, pankreas,
sampel. Spesimen urin yang terbaik adalah urin segar yang segera diperiksa,
dengan banyaknya sampel urin yang harus diperiksa dan kondisi lain yang
laboratorium yang baik dan terpercaya. Salah satu tes atau pemeriksaan
1
laboratorium yang sering dilakukan adalah pemeriksaan glukosa urin
( Aziz,2016 ).
dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
Laporan ini menunjukkan adanya peningkatan sebanyak 2-3 kali lipat pada
tahun 2015, 415 juta orang dewasa dengan diabetes, kenaikan 4 kali lipat dari
108 juta di 1980an. Pada tahun 2040 diperkirakan jumlahnya akan menjadi
642 juta. Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ke 7 di dunia untuk
serikat, Brazil, Rusia dan Meksiko dengan jumlah estimasi orang dengan
2
berdasarkan jenis kelamin diderita oleh perempuan yaitu 1.8 % dan laki-laki
penderita diabetes melitus pada bulan Januari tahun 2017 sebanyak 1.522
kasus dan pada bulan januari tahun 2016 sebanyak 267 kasus (DINKES Kota
yang berbeda – beda, cara yang manual menggunakan metode Benedict dan
( Gandasoebrata, 2013 ).
pH urin yang sangat asam pengaruh obat salah satunya adalah vitamin C.
vitamin C yang masuk ke dalam tubuh diserap oleh dinding usus halus dan
harus siap dan cekatan dalam menangani pemeriksaan serta perlu perhatian
dan penanganan yang cepat dan tepat sehingga hasil yang dicapai lebih
3
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, peneliti tertarik
metode Fehling dan metode carik celup berupa strip. Faktor yang dapat
wadah sampel urin, pH urin yang sangat asam pengaruh obat salah satunya
adalah vitamin C.
dengan metode Benedict sebelum dan sesudah konsumsi tablet vitamin C 500
mg ?.
4
1.5 Tujuan Penelitian
Analis Keshatan.
1.6.2 Secara Praktis
1. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pentingnya
2. Bagi Peneliti
5
menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dan
glukosa urin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes
6
Menurut WHO (World Health Organization) sendiri diabetes
memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh yang tidak
dalam darah atau yang dikenal dengan hiperglikemia. jika kadarnya dalam
pemeriksaan urin. Kadar gula dalam darah akan kembali seperti biasa atau
suatu pola hidup yang sehat dan makan secara teratur, mengaatasi/menjaga
(Tjokoprawiro,2001)
2.2 Urin
Urin atau air seni adalah cairan yang diekskresikan oleh ginjal
dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeosatasis
cairan tubuh. Buang air kecil adalah rute utama dimana tubuh
7
2.2.2 Pembentukan Urin
No Proses Penjelasan
1. Filtrasi (Penyaringan) Tempat : Badan Malphigi (Glomelurus
dan Kapsul Bowman )
Bahan : Darah
Hasil : Urin Primer (Mengandung
Air, Glukosa, Asam Amino,
Na+, K+ dan Cl-)
2. Reabsorbsi Temapt : Tubulus Proksimal,
(penyerapan kembali Lengkung Henle dan Tubulus
zat yang dibutuhkan Distal
dalam tubuh) Bahan : Urin Primer
Hasil : Urin Sekunder (Air, Na+, K+ ,
Cl-)
3. Augmenatasi Tempat : Tubulus Distal dan Tubulus
(pembuangan zat Collectives
yang tidak Bahan : Urin Sekunder
dibutuhkan dalam Hasil : Urin Sesungguhnya
tubuh) ( Mengandung Urea )
8
Filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomerulus menuju ke
yang berperan dalam proses ini meliputi sel-sel epitalium pada tubulus
dan air yang dilakukan dengan proses osmosis (Perpindahan pelarut dari
natrium dan air, air yang di reabsorpsi tergantung dari kebutuhan. Proses
penyerapan air dan penambahan zat-zat seperti H+, K+, keratin dan urea
dalam urin sehingga urin hanya berisi zat-zat yang benar-benar sudah
Komposisi Urin terdiri dari 95% air dan mengandung zat buangan
fosfat dalam jaringan otot. Elektrolit meliputi ion natrium, klor, kalium,
9
metabolisme hormon ada secara normal dalam urin. Sebagai zat kimia
dalam jumlah kecil. Urin memiliki bau yang khas dan cenderung berbau
sejumlah besar badan keton, zat kapur (terbentuk saat zat menggeras
2.2.4 Urinalisa
10
dilakukan <1 jam setelah pengambilan sampel, namun yang sering
banyaknya sampel urin yang harus diperiksa dan kondisi lain yang
Linda,2016).
1. Toluena
2. Thymol
3. Formaldehida
4. Natrium karbonat
2.3 Glukosa
11
karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi
karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Ada tiga jenis heksosa
yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
yang sama, yaitu 6 atom karbon, 12 atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.
penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H) dan
12
D-glukosa rantai terbuka mempunyai enam rantai karbon, dari C1
lain mengikat gugus hidroksi dan atom hidrogen. Gugus hidroksi pada
13
sedang di antara 55 sampai 69, dan IG tinggi di atas 70 (Atkinson dkk.,
2008).
Pada kondisi normal darah disaring oleh jutaan nefron, sebuah unit
limbah misalnya urea, elektrolit (natrium, kalium, klorida), asam amino, dan
zat yang diperlukan termasuk glukosa diserap kembali) dan zat-zat yang tidak
yang keluar pada air kemih maka terdapat dua kecurigaan, yakni kadar gula
dalam darah yang terlalu tinggi sehingga tidak mampu disaring oleh ginjal
2.5 Vitamin C
14
Ascorbic acid (asam askorbat) adalah salah satu senyawa kimia
larut dalam air. Vitamin C yang disebut juga sebagai asam askorbik
basah), tetapi cukup stabil dalam larutan asam (Sunita, 2004). Di dalam
anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran cerna
15
dengan tembaga (Cu), panas, atau alkali (Larutan bersifat basah)
(Soediaoetomo,2007).
jika terkena cahaya berubah menjadi coklat. Sifat utama dari vitamin C
a. Sifat Fisika
16
2. Kelarutan dalam air 33 g/100 ml, dalam etanol 2 g/100 ml, dalam
gliserol 1 g/100 ml, dalam propilen glikol 5 g/100 ml, larut dalam
b. Sifat Kimia
(mereduksi zat lain) yang mudah teroksidasi oleh panas, cahaya dan
tinggih ke konsentrasi rendah) pada bagian atas usus halus lalu masuk
merupakan yang terbesar sekitar 3-6 jam sedangkan dalam feses hanya
sekitar 6-10 mg dalam 24 jam dan pada kulit berupa keringat sedikit
(Sediaoetomo,2007).
17
Mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah besar (Megadose)
man, 2014).
turut dikonsumsi juga. Oleh karena itu sember vitamin C dari makanan
18
2.5.6 Dosis Vitamin C
Vitamin C Vitamin C
Rentang Usia Rentang Usia
(mg/hari) (mg/hari)
Bayi dan anak Perempuan
0-6 bulan 40 10-12 tahun 50
7-11 bulan 50 13-15 tahun 65
1-3 tahun 40 16-18 tahun 75
4-6 tahun 45 19-29 tahun 75
7-9 tahun 45 30-49 tahun 75
Laki-laki 50-64 tahun 75
10-12 tahun 50 65-80 tahun 75
13-15 tahun 75 80 + tahun 75
16-18 tahun 90 Ibu hamil
+10 mg dari
19-29 tahun 90 trimester 1
standar usia
+10 mg dari
30-49 tahun 90 trimester 2
standar usia
+10 mg dari
50-64 tahun 90 trimester 3
standar usia
Ibu
65-80 tahun 90
menyusui
6 bulan +25 mg dari
80 + tahun 90
pertama standar usia
+25 mg dari
6 bulan kedua
standar usia
19
vitamin C mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh.
kolesterol.
empedu.
2. Vitamin C meningkatkan kadar HDL, tingginya kadar HDL akan
(Khomsan, 2010).
20
kelelahan, anoreksia, nyeri otot dan lebih mudah stress dan infeksi,
21
Uji benedict digunakan untuk menunjukkan adanya monosakarida dan
gula pereduksi. Tembaga sulfat dalam reagen benedict akan bereaksi dengan
bata. Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan reagen benedict
atau merah bata dan muncul endapan hijau, kuning, orange atau merah bata.
(Jakarta: EGC,2011)
A. Dasar Teori :
orang bertubuh sehat adalah 180 mg%. Adanya glukosa dalam urin itu
akan terjadi jika kadar glukosa darah melebihi nilai ambang ginjal.
diabetes mellitus.
B. Prinsip Pemeriksaan :
terlihat dengan perubahan warna dari larutan Benedict tersebut. Jadi, bila
C. Pra Analitik
22
1. Persiapan pasien
2. Persiapan sampel
pengawet urin.
A. Alat
1. Tabung reaksi
3. Pipet tetes
5. Gelas Beaker
B. Bahan
1. Larutan Benedict
3. Vitamin C 500 mg
4. Lampu spritus
23
D. Analitik
Larutan A:
terbentuk gelembung.
E. Pasca Analitik
Interpreatasi:
24
3. 2+ : Warna kuning (hijaunya tingal sedikit).
benedict yaitu cupri (Cu2+) menjadi kupro (Cu+) kemudian membentuk Cu2O
yang mengendap dan berwarna merah. Reaksi benedict ini berlangsung dari
25
BAB III
KERANGKA KOSEP DAN HIPOTESIS
urin, pH urin yang sangat asam pengaruh obat salah satunya adalah vitamin C
(Gandasoebrata,2007).
sebagian kecil di dalam tinja dan melaului kulit (Jimm man, 2014).
glukosa urin sebagai variabel dependen. Maka langkah kerja pertama dalam
penelitian ini yaitu memberikan perlakuan yang berbeda pada subjek yaitu
26
menggunakan uji statistik, untuk mengetahui perbedaan hasil glukosa urin
pada subjek.
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Glukosa Urin Secara Kualitatif Dengan
Metode Benedict Sebelum Dan Sesudah Konsumsi Tablet Vitamin C
500 mg Di Universiatas Kader Bangsa Palembang Tahun 2019.
Sebelum konsumsi
vitamin C
Hasil Pemeriksaan
Glukosa Urin
Sesudah konsumsi
vitamin C
3.2 Hipotesis
27
BAB IV
METODE PENELITIAN
waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan utama untuk
melihat perbedaan hasil kadar glukosa urin metode Benedict sebelum dan
Bangsa Palembang.
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi dalam ini adalah semua mahasiswa jurusan prodi DIII
4.3.2 Sampel
Menurut Arikunto s, yang menyebutkan jika populasi ≤ 100, maka
penelitian populasi, jika populasi ≥ 100 maka diambil 10-15% atau 20-
28
25% tergantung kemampuan penelitian. Maka dari itu, jumlah sampel
Palembang.
2. Bersedia menjadi responden
3. Responden yang tidak mengalami sakit
4.3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel secara acak sederhana ( Simple
ada tidanya perbedaan atau hubungan antara dua variabel dilakukan uji
statistik. Dalam hal ini sebelum dan sesudah konsumsi tablet vitamin C
29
4.7. Definisi Operasional
4.7.1 Variabel Dependen
Hasil Pemeriksaan Glukosa Urin
1) Definisi : Pemeriksaan glukosa urin adalah pemeriksaan untuk
mengetahui adanya glukosa dalam urin
(Gandasoebrata,2003).
2) Cara Ukur : Metode Benedict dengan membaca warna larutan.
3) Alat Ukur : Tabung reaksi, Rak tabung reaksi, Pipet tetes, Botol
penampung air, gelas beaker, penjepit tabung reaksi,
warna hijau).
5) SkalaUkur : Ordinal.
4.7.2 Variabel Independen
Sebelum Konsumsi Tablet Vitamin C 500 mg
1) Definisi : Sampel urin diambil sebelum responden konsumsi
tablet vitamin C 500 mg untuk pemeriksaan glukosa
urin.
2) Cara Ukur : Metode Benedict dengan membaca warna larutan.
3) Alat Ukur : Tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, botol
Penampung air, gelas beaker, penjepit tabung reaksi,
warna hijau).
30
3. (2+) : Warna kuning (hijaunya tingal sedikit).
5) SkalaUkur : Ordinal.
Sesudah Konsumsi Tablet Vitamin C 500 mg
1) Definisi : Sampel urin diambil sesudah responden konsumsi
tablet vitamin C 500 mg untuk pemeriksaan glukosa
urin.
2) Cara Ukur : Metode Benedict dengan membaca warna larutan.
3) Alat Ukur : Tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, botol
penampung air, gelas beaker, penjepit tabung reaksi,
warna hijau).
5) SkalaUkur : Ordinal.
DAFTAR PUSTAKA
31
Jim man. 2014. Essential of human nutrition. Jakarta: Buku kedoteran
Atkinson dkk., 2008 dalam Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol.
3 No. 2 Desember 2016
Sumber : http://wahyuriyadi.blogspot.com/2009/10/uji-benedict-adalah-uji-kimia-
untuk.html.
Sumber : https://www.atlm-edu.id/p/kebijakan-dan-privasi.html
Sumber : http://www.ilmukimia.org/2013/05/glukosa.html
32