NIM : 171041020048
Dan disini kita akan membahas tentang kecerdasan buatan pada perpustakaan,. Perpustakaan
manual sudah tidak jaman lagi, dengan adanya Teknologi Informasi (TI) pekerjaan para
pustakawan menjadi sangat terbantu, bahkan ada yang menyerupai kecerdasan buatan alias
Artificial Intelligence (AI)
Kini kita takperlu lagi berlelah leher mencari judul buku atau penulis yang diinginkan.
Komputerisasi telah membantu para pustawan menjadi lebih mudah. Terlebih kini sudah banyak
kecerdasan buatan yang menyerupai kecerdasan manusia sehingga dapat menggantikan peran
pustakawan dalam melakukan pekerjaan di perpustakaan.
Sistem pakar yang dimaksud di atas adalah expert system (sistem pakar yang merupakan bagian
dari Knowledge Base System (KBS) bagian dari Artificial Intelligence (AI). Definisi sistem pakar
menurut Engkos ini adalah perangkat lunak komputer yang berisi pengetahuan dan pengalaman pakar serta
menggunakan mesin inferensi yang digunakan para pakar dalam mencegah masalah. Jadi perangkat lunak
ini hamper menyerupai kecerdasan manusia.
- MACAM APLIKASI
Cansearch dan MenUse adalah salah satu perangkat lunak sistem pakar yang sudah banyak
digunakan, yang dapat membantu membuat statement penelusuran pada pangkalan data
Meline. Sistem ini menggunakan bantuan menu pada layar komputer dengan teknik touch
terminal atau tidak menggunakan keyboard
Intelligent Computer Asistance (ICA) bisa menolong bidang kerja perpustakaan lain
seperti pengindeksan, yang sudah sukses dipraktikkan oleh US National Library of
Medicine. Perangkat lunak ini popular dalam bidang indeks ini adalah Med Index. salah
satu prototipe sistem pakar hasil penelitian untuk interactive knowledge-based
indexing dari literatur medis menggunakan Medical Subject Heading (MeSH). Sistem ini
dapat memproduksi indeks dari basis pengetahuannya dalam bentuk frame, berperan
sebagai sistem komputer untuk mengindeks secara konsisten dan tepat.
- REFERENSI PERPUSTAKAAN
Sedangkan bagi bidang katalogisasi dan klasifikasi dikembangkan piranti lunak yang
menentukan nomor klasifikasi buku dan menentukan judul subjek. Salah satu contoh
sistem pakar untuk katalogisasi adalah Online Catalogue Library of
Congress (OCLC) Automated Title Page Project. Sistem ini dikembangkan untuk
menghasilkan deskripsi bibliografi sesuai dengan standar Anglo American Catalogue
Rules (AACR2). Sistem ini dapat mengidentifikasi secara benar elemen-elemen bibliografi
sekitar 73 persen.
Engkos menjelaskan, bahwa semua sistem ini dilakukan secara online, salah satu
kegiatannya menyeleksi database, menentukan kata kunci dan membuat strategi
penelusuran. Untuk menghadirkan sistem pakar diperpustakaan harus ada akses internet.
Membangun sistem pakar di perpustakaan harus didukung dengan bahasa perintah, format
luaran, cakupan pangkalan data, dan adanya fasilitas penelusuran literatur termasuk
operasional untuk memperbaiki kesalahan sewaktu menelusuri informasi,
Demi lengkapnya kehadiran sistem pakar di perpustakaan diperlukan pula basis data,
subjek area, indeks, tesaurus, klasifikasi, kode, teknik reformulasi search mode, subjek
domain, termasuk struktur semantik, perbendaharan kata dan hubungan semantik
antarterminologi. Apabila semua ini bisa dilengkapi maka seorang pustakawan bisa
digantikan oleh sistem pakar. Tentu saja tak perlu digantikan dalam arti sesungguhnya,
melainkan hanya diperingan saja tugasnya.