Anda di halaman 1dari 15

Al-quran, Syari’at dan Masyarakat (hal : 9 -26)

Kata Kunci,: Al Quran, syariat, masyarakat, peradaban dan kebudayaan

1. Al Qur’an :
Tonggak utama sejarah kenabian dan risalah Ilahiyah nabi Muhammad
SAW. Dimulai sejak turunnya Al-Qur’an. Al-Qur’an diturunkan kepada nabi
Muhammad, sebagai wahyu dengan perantaraan malaikat Jibril Alaihissalam,
untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu yang diturunkan bukan hanya Al-
Quran, namun juga Sunah, yang berfungsi menjelaskan dan menerangkan Al-
Qur’an, atau menetapkan hukum secara terperinci mengikuti kaidah-kaidah
penetapan hukum yang disebutkan dalam Al Qur’an secara umum. Oleh
karenanya Al-Qur’an dan Sunah menjadi sumber perumusan hukum pada masa
kenabian, yang membedakannya adalah bentuknya. Di satu sisi Al-Qur’an
diturunkan Allah SWT berupa lafaz dan maknanya, sedangkan Sunah diturunkan
berupa makna dan kandungannya saja, sementara lafaz dan bentuk kalimat
bersumber dari Nabi.
Al-Qur’an berisi keseluruhan syariat, pondasi dan dasar Islam. Berfungsi
sebagai landasan penetapan hukum, apa yang dapat menjadikan orang dihukumi
kafir dan mana yang tidak. Apa yang menjadikan ibadah atau shalat itu sah. Al-
Qur’an merupakan kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan
bahasa Arab , disampaikan secara mutawatir, membacanya bernilai ibadah,
diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri surat an Naas.
Dalam konteks ini terjemahan al-Qur’an tidak disebut” al-Qur’an” tetapi
tafsir. Qiraah syaazah tidak disebut al-Qur’an (karena tidak diriwayatkan secara
mutawatir) seperti bacaan Ibnu Mas’ud tentang penebusan hak (al-Maidah ;
89),dan bacaannya tentang hukum Ila’ (alhholfu alal imtina’anil mut’ah
azzaujiyah muddata arba’ati asyhurin) (fain faau fihinna…(al baqarah 226) dan
bacaannya pada hukum menafkahi anak angkat(Al-Baqarah 222)

2. As-Syariah
Syariah secara bahasa mempunyai dua arti salah satunya jalan yang lurus, seperti dalam
firman Allah QS; Al-Jasiyah: 18… yang kedua sumber mata air yang mengalir yang
dapat diminum.
Syariah bermakna mencari tahu atas sesuatu, Al-Jurjani mendefinisikannya :
terus membiasakan diri beribadah. Ada juga yang mengatakan : Syariah adalah sebuah
jalan/tatacara beragama. Attahanuwy seorang ahli terminology berkata : Syariah adalah
apa-apa yang disyariatkan oleh Allah SWT atas hambanya berupa hukum-hukum yang
dibawa para nabi (salawat atas mereka dan atas Nabi Kita SAW. ). Demikian juga
dengan tata cara beribadah, yang disebut sebagai bagian Furu’ dan Amaliyah, yaitu Ilmu
Fiqh, atau yang terkait tata cara beri’tiqad dan kenal sebagai ushul dan I’tiqad dan
disusun sebagai ilmu Kalam.
Lafaz Syariah dalam istilah para ahli Fiqh : Ialah hukum-hukum yang telah
ditetapkan Allah atas hambanya agar menjadi orang-orang yang beriman dan beramal
agar menjadikan mereka mulia/bahagia di dunia dan akhirat.
Al-Qur’an sebagai syariat sosial : adalah aturan umum yang diwajibkan atas
seluruh masyarakat dan negara maupun pribadi, baik dalam urusan iman, ibadah dan
mua’malah, tak ada perbedaan antara semua kaum mukmin menyangkut kewajiban dan
penggolongannya, Semua di hadapan hukum Allah adalah sama, tak ada pengecualian
bagi negara kecuali pada batas yang sempit, seperti pembebasan dari kewajiban
mengeluarkan zakat harta seseorang dan menjadikan baitul maal sebagai pewaris bagi
orang yang tak punya ahli waris, atau pemberian keleluasaan kepada penguasa yang adil
untuk menyusun hukum/undang-undang dan menjalankan pemerintahan yang demikian
disebut sebagai politik syariah : yaitu pengaturan kemaslahatan dengan membuat
pengecualian dalam penerapan hukum secara menyeluruh pada penerapan hukum-hukum
syariat atau menghentikan penerapannya terkait keamanan dan transaksi keuangan yang
bersifat sementara, atau menyangkut perbuatan yang dilakukan sebelum reklamasi,
seperti dihapuskannya hukuman bagi pencuri pada masa kelaparan pada zaman Umar
RA, dan pembentukan kantor-kantor, atau pewajiban terhadap orang kaya untuk
mengeluarkan pajak jika terjadi kekosongan kas baitul maal ketika negara membutuhkan
dana menghadapi musuh( dalam situasi perang).
Hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah atas hambanya disebut Syariah :
bersifat lurus, tertentu hukumnya sesuai kondisi, tanpa keraguan dan gangguan sedikitpun
dalam aturannya. Dan dari kata syariah diambil kata kerja ( syara’a) atau menghidupkan
syariat , menetapkan hukumnya, menjelaskan aturannya, Allah Ta’ala berfirman :
(assyura : 12), Dan pencipta syariat sesungguhnya adalah Allah Ta’ala, Dialah sumber
hukum syariat seluruhnya, jika disebutkan lafaz (almusyri’) bagi peletak hukum
sesungguhnya itu bermakna kiasan, bila undang-undang sesuai dengan hukum-hukum
syariat maka itu dibolehkan syariat, dan jika itu bertentangan dengan hukum syariat maka
itu ditolak dan dihukumi haram.
Seperti yang sudah diketahui bahwa pemilahan hukum-hukum syariat dalam al-
Qur’an sangat sedikit, sebagian besar bersifat global, dibuat berdasarkan sifat penetapan
kaidahnya secara umum atau asal hukum. Seluruh hukum dan asalpenetapannya secara
umum tidak banyak diketahui kecuali diteliti secara khusus, dan dalam hal ini dapat
dipahami dengan merunut pengertian kata( Assyariah, ),(Tasyri’),(Musyri’), dengan arti
yang telah disebut seperti berikut:
1. Selesainya penurunan perintah syariat dan penetapan hukum –hukum syariat dengan
berpindahnya Rasul menuju persemayaman Ar-Rafiqul A’la(Allah SWT)
2. Adanya perbedaan antara dua kalimat ( sejarah pensyariatan) dan (sejarah Fiqh)
3. Hukum-hukum ijtihadiyah yang muncul pada zaman Sahabat, sebagian Tabiin dan
Tabiuttabiin yang bukan syariat. Dan di sini singkatnya tentang makna Tasyri’, dan
kita harus mengatakan bahwa: Attasyri’ adalah intisari hukum secara tekstual dan
konklusif. Dan dari perspektif yang baru ini pembatasan tentang makna istilah
Attasyri’, bahwa Attasyri’ (pensyariatan) tidak serta merta selesai dengan wafatnya
Rasulullah SAW. Dan tidak ada perbedaan antara makna kata sejarah pensyariatan
dan sejarah fiqh, dan hukum-hukum pada zaman sahabat dan tabiin dan para mujtahid
selanjutnya juga merupakan syariat bagi kita.
3. Al-Mujtama’
Yang dimaksudkan dengan kata mujtama’: adalah umat islam yang individunya
memahami ungkapan-ungkapan tentang syariat, yang wajib baik secara perorangan
maupun berjamaah-baik dengan syariat Qur’ani dan islami, baik di Negara islam maupun
bukan Negara islam. Di Negara islam mencakup kaum muslimin yang beriman maupun
kafir dzimmi yang berdomisili di Negara islam yang memberlakukan hukum-hukum
syariat islam dalam masalah mu’amalat dan jinayat, tapi selain itu maka kita bebaskan
mereka sesuai agamanya.
Negara Islam: adalah Negara yang dipimpin oleh seorang penguasa muslim yang
menerapkan system hukum islam, dan ditegakkan syiar-syiar islam di sana. Dan tidak
berubah keadaan Negara mitu dengan penentangan atau penghapusan terhadap beberapa
hukum syariat selama syiar-syiar islam tetap ditegakkan seperti adzan, shalat jumat dan
berjamaah, karena Negara ini sejak semula memang adalah negara islam dan masih tetap
milik kaum muslimin meskipun telah dikuasai oleh penguasa non muslim seperti
Libanon,Palestina, dan Kashmir, atau Afganistan pada masa komunis, Albania atau
Negara-negara islam yang tersisa yang dulu di bawah kekuasaan Rusia seperti Taskent,
Adzerbaijan, atau seperti Bosnia dan Herzegovina yang pernah menjadi bagian Negara
Yugoslavia.
4. Peradaban dan kemajuan
Peradaban mempunyai dua pengertian yaitu:
a. Peradaban adalah lawan dari primitive, primitive yang akrab dengan barbarisme,
kebiadaban dan kebuasan yaitu masa bangsa semith yang merupakan bagian dari fase
perkembangan manusia.
b. Ia adalah kumpulan dari ciri khusus kemasyarakatan, keagamaan, fisik, teknologi,
ilmu pengetahuan dan seni khas milik suatu bangsa tertentu, seperti budaya Hindu,
Yunani, Arab, atau ia adalah sekumpulan ciri kemajuan ilmu pengetahuan, seni, dan
sastra yang turun –temurun dari satu generasi ke generasi yang berikutnya pada suatu
masyarakat atau masyrakat yang serupa.
Peradaban ada yang lama dan yang lainnya ada yang baru, ada yang di Timur dan
ada yang di Barat, peradaban itu berbeda-beda satu dengan yang lainnya, dan masing-
masing mempunyai kajian, tingkatan dan bahasanya tersendiri.
Maka setiap peradaban baik Timur dan Barat haruslah tersusun dari materi dan
immateri (bersamaan), oleh karena itu maka sesungguhnya peradaban barat
bersifat( materi )temporer akan hilang dan musnah , sedang peradaban islam yang
memang terbangun dari materi dan jiwa (jasad dan ruh) akan tetap abadi terus
menerus eksis.
Peradaban : peradaban,kemajuan: bentuk fisik dari peradaban yaitu pembangunan,
sarana transportasi dan hiburan, berkaitan dengan kebudayaan yang merupakan
bagian hasil olah fikir , kejiwaan dan moral sebuah peradaban.

Contoh-contoh dari syariat Qur’an :


Al-Qur’an Al-Karim merupakan sumber awal bagi syariat islam, yang menunjukkan
apa-apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang.(kewajiban syariat) harus
menghormati dan mengikutinya serta beramal dengan sesuai perintah, seperti Firman
Allah Taala( al-Maidah 15-16) dan Firman Allah SWT pada surat annisa’ 59

Di sini saya akan memberikan contoh-contoh syariat dalam bidang yang beraneka
ragam :

Dalam bidang Aqidah dan Iman Allah SWT berfirman (al-Baqarah 285)

Dalam hal Ahlaq Allah SWT berfirman dalam beberapa kumpulan ayat tentang dasar-
dasar ahlaq(al-A’raf 199) dipraktikkan dengan ayat surat(ali Imran 124)

Dan dalam bidang politik dan hukum Allah berfirman(an-nisa’ 58)


Dan dalam hubungan hakim dan terdakwa Allah Azza wajaqlla berfirman : (Ali-
Imran 159) dan Allah menyifati orang yang beriman dengan benar dengan
firmannya : Assyuura 28
Di dalam hubungan ummat dengan yang lain Allah SWT memerintahkan untuk
menepati janji, mencintai dan menjaga keimanan yang telah diteguhkan(.Annahl :
91), jika terjadi permusuhan terhadap umat, agama, kaum lelakinya, dan dakwah
islam, maka diwajibkan atas mereka untuk berjihad sebagaimana perintah Allah (al-
haj 78) jika mereka(musuh) menghendaki perdamaian dan condong kepada ishlah
maka kita harus menyepakatinya dan membuat perjanjian damai dan menjaga
keamanan. Seperti firman Allah ( Aal-anfaal 61)selama mereka tidak merebut tanah
air kita, maka tidak boleh menduduki/menguasai walaupun kita mempunyai kekuatan,
dan diperkenankan menandatangani kesepakatan gencatan senjata dalam keadaan
lemah.
Dalam penjelasan tentang struktur social kemasyarakatan dan aqidah dan
penerapannya bagi umat islam: Allah menyebutkan dalam sepuluh nasehat di akhir
surat al-an’am 151-152. Lalu dalam penegasan hubungan dengan Allah SWT dengan
masyarakat, dan orang perorangan yaitu hubungan yang tiga telah diatur oleh syariat
islam: saya menyebutkan apa yang diriwayatkan oleh Tabrani dari Abi Mas’ud ia
berkata : sesungguhnya ayat yang paling agung dalam Kitabullah (Allahu laa
ilaahailla huwal hayyul qoyyum). Dan jika saya kumpulkan ayat dalam Al-Qur’an
yang terkait dengan kebaikan dan keburukan : ( innallah yakmuru biladli…) dan ayat
yang banyak kegembiraan di sana adalah surat Al guraf/azzumar ( kul ya ibaady…)
dan ayat yang paling hebat balasannya adalah (man yattakilklaha yaj’al lahu…)
Dalam hal keutamaan dan perintah menuntut ilmu , Allah SWT berfirman :
( falau la nafara…)

Attaubah :122 dan Ia berfirman : ( rabby zidni ilman…) : Thaha :114, Allah Azza
wajalla berfirman yarfaillah…): Al-mujaadalah : 11

Dalam hukum-hukum amaliyah , yang mengatur dua hal yaitu : ibadah dan
mu’amalah

Dalam bidang ibadah Allah berfirman (waiqimusshalat..) :Al- Baqarah : 43 ,182,196,


Al-Haj :29, Al-Maidah :89

Dan dalam bidang muamalat, Allah berfirman (waahallallah al bai’a…) Al-Baqarah


275, ini menunjukkan bolehnya melakukan segala jenis yang jual-beli yang benar
sesuai keterangan hadits/sunnah beserta syarat-syartanya dan pelarangan segala jenis
riba, riba fadl,nasyi’ah,qardl dan bunga tabungan.

Dan dalam hal pembolehan sewa menyewa, Allah berfirman (Laisa alaikum..) Al-
Baqarah :198, Athalaq :6 Atau jika perempuan yang kamu cerai dalam keadaan
menyusui atau ada bersamanya , maka berikan mereka bagiannya sesuai kesepakatan
secara sempurna.

Di dalam engaturan hudud dan qisas banyak ayat terkenal membahasnya, seperti
firman Allah : Al-Baqarah :178 tentang hukuman zina ,Annur :2, hukuman pencuri
Allah SWT berfirman ( Al-Maidah : 38) dan hukuman orang yang memerangi Islam,
Allah berfirman (Al-Maidah 33, dan tentang pengharaman minuman keras dan judi,
memberi persembahan pada patung batu, dan mengundi keberuntungan , menerawang
kebaikan dan keburukan(Al-Maidah :90) telah ditetapkan pula dalam sunnah
hukuman meminum khamr yaitu 40 atau 80 kali cambukan tergantung batas
banyaknya khamr yang diminum.
Dalam masalah ahwalussyahsiyah : Allah berfirman untuk menganjurkan
pernikahan(Annur : 33), Annisa’ : 3, Dan dalam pengaturan syariat terkait thalaq dan
jumlahnya ( Al-Baqarah : 229), tentang khulu’(perempuan membayar sejumlah uang
agar dicerai oleh suaminya)(Al-Baqarah : 229), tentang iddah orang yang ditinggal
mati (Al-Baqarah :234), Iddah orang hamil yang dicerai (At-Thalaq : 4).

Inilah beberapa contoh yang mencakup 500 ayat dari hukum-hukum yang mengatur
hukum syariat.

SEKILAS PANDANG TENTANG HUKUM SYARIAT DAN UNDANG-UNDANG YANG

BERLAKU

Pada zaman dulu (saat kekosongan hukum) interaksi social berorientasi pada “kekuatan”,
baik berbicara mengenai keluarga, kerabat, atau suku, kekuatan menjadi modal untuk
mendapatkan hak atau menolaknya., setiap orang menggantungkan diri pada kekuatan jika ingin
mendapatkan hak-haknya. Kekuatan digunakan mengambil, menuntut, mengambil dan
,membatalkan.atau meminta keadilan tentang haknya.

Penetapan hukum seperti ini sangat aneh mengakibatkan keresahan ,timbulnya masalah
menyebabkan buruknya hubungan social dikarenakan hak dan kewajiban ditentukan oleh
kekuasaan orang sendiri. Hubungan dibangun atas dasar kepentingan material dalam kekuasaan.
Lalu kekuasaan juga menjadi dasar hubungan antara kelompok masyarakat yang heterogen yang
berdekatan maupun berjauhan.

Lalu pemahaman manusia meningkat, mereka menyadari pentingnya sebuah aturan yang
mengatur hubungan, prilaku, dan transaksi social mereka. Hukum menjadi kebutuhan yang
sangat diperlukan dalam masyarakat. Norma-norma hukum perlahan mulai muncul dalam
masyarakat, hingga hukum modern didasarkan pada perbedaan antara hak dan kekuasaan.
Hukum dapat dipergunakan untuk membebaskan orang-orang dari ketidakadilan dan penindasan,
dan menyingkirkan hukum yang tidak adil.
Kelompok yang berselisih tidak lagi menggunakan kekerasan dan lebih mengutamakan
rekonsiliasi demi kebaikan dan sesuatu yang lebih bermanfaat. Lalu mereka melangkah pada
pengadilan yang lebih tinggi yaitu arbitrase.

Orang dapat memilih dua jenis hukum ini, jika masyarakat lemah, banyak orang berbuat
jahat maka maka penjahat di buang untuk memutuskan rantai masalahnya. System ini terkenal
pada masyarakat zaman dulu. Hukum buang ini dijunjung tinggi oleh masyarakat Arab pada
zaman jahiliyah. Hukum rampasan merupakan implementasi pengadilan Tuhan bagi orang
Yunani, adapula system hukum kebangkitan dalam undang-undang orang Inggris. Ketika
kehidupan berpusat di perkotaan maka system hukum beralih kepada hukum yang bersifat
memaksa dari yang tadinya bersifat opsional.

Lalu muncullah system hukum perundang-undangan di Hedonia tengah, hukum


keagamaan yang menyembah berhala mengagungkan kekuatan alam dan segala unsurnya yang
beraneka ragam seperti matahari dan planet-planet. Hal utama dalam penerapan hukum ini
adalah menanamkan rasa takut dengan murka Tuhan, para penyusun undang-undang ini
menyandarkan hukum pada wahyu-wahyu Tuhan yang diturunkan kepada para kepala suku atau
hakim yang menjadi penengah antara pihak-pihak yang berselisih.

Undang-undang mengimplementasikan keinginan-keinginan Tuhan ( menurut


persangkaan mereka) berhala-berhala sembahan mereka. Hal ini berlaku pada bangsa-bangsa
barat seperti Yunani,bangsa Siltin yang mendiami wilayah Ghalee sebelum terjadinya perang
Rumania dan Irlandia kuno, bangsa-bangsa timur di zaman Mesir( Al-Far’anah),India,Yahudi
dan Arab. Adapun hukum undang-undang, agama( berhala) dan adab sopan santun bercampur
baur dalam hukum pada masa itu. Dukun memiliki peran yang penting dalam penyusunan
aturan-aturan hukum dan selalu menyatakannya sebagai implementasi keinginan Tuhan, mereka
mencela ilmu hukum/undang-undang, mereka mengumpulkan ahli-ahli agama dan ahli-ahli
hukum, pengumpulan peraturan perundang-undangan, adat istiadat yang mulia merupakan
penampakan syariat agama(berhala).

Fase perundang-undangan kemudian beralih dari klaim wahyu Tuhan ke fase mengikuti
adat istiadat yang berlaku antara raja-raja dan kelompok-kelompok yang dimuliakan statusnya
atau pemuka agama, lalu berakhir dengan runtuhnya pengaruh kelompok karena aturan dan
pengumpulan seluruh kekuatan di tangan mereka. Hal tersebut diikuti oleh kemenangan
masyarakat lalu mereka mengkodifikasi adat, sehingga undang-undang menjadi produk akal
fikiran manusia karena kebutuhan yang mendesak untuk mengatur, ketertiban
masyarakat,perekonomian dan keadilan tanpa pengaruh agama. Perubahan ini berakhir dengan
pergantian fase hukum adat menuju fase hukum tertulis, bersamaan dengan ditemukannya
tulisan.

Saya akan memberikan contoh kumpulan hukum-hukum kuno yang pernah diterapkan,
untuk memberikan gambaran perbedaan antara hukum tersebut dengan syariat/ hukum ketuhanan
yang sesungguhnya seperti dalam Al-Qur’an, Injil dan Taurat terkait dengan fungsinya untuk
kemaslahatan manusia secara khusus.

Hukum Dracon, Solon dan hukum kodifikasi 12 meja

1. Hukum Dracon
Dracon adalah seorang hakim di Athena setelah runtuhnya kekuasaan raja-raja.
Dia memberlakukan hukum Dracon sekitar tahun 620 S.M, Dracon merupakan
pentolan dari kelompok dewan hakim/ pengawas, maka hukumnya ditujukan untuk
kebaikan dan mengutamakan kepentingan masyarakat umum. Pendeknya hukumnya
menggambarkan aturan-aturan yang baik di masa berlakunya hukum adat, hukum ini
identic dengan hukum yang keras dan kejam, contohnya hukuman bagi pencuri
adalah dibunuh.
Pada tahun 600 S.M, Solon mengeluarkan kumpulan hukum yang tidak
membedakan kelas social di Athena , dia memasukkan dasar-dasar baru yang lebih
tepat sesuai perkembangan masyarakat, dia menjauhkan hukum dari pengaruh agama,
melarang memperbudak orang yang berhutang(jika tidak bisa melunasi hutangnya),
maka barang jaminannya yang ditahan bukan badannya, untuk menutupi hutangnya.
Melarang orang tua menjual anak perempuannya, membolehkan anak mempunyai
hak milik walaupun ayahnya masih hidup, meniadakan dasar hak pewarisan pada
anak yan paling besar, memberikan harta peninggalan pada anak-anak laki-laki,
memberikan sebagian hak waris pada kerabat wanita, membolehkan orang
mewasiatkan harta miliknya bagi seseorang yang dikehendaki bila tidak mempunyai
keturunan.
Pada tahun 451 S.M, di Roma diberlakukan hukum kodifikasi 12 meja, hukum ini
mempunyai dua tujuan : persamaan hak kaum elit dan masyarakat umum, pembukuan
system hukum adat istiadat yang mempunyai dua perbedaan dengan undang-undang
Yunani: mengutamakan formalitas dan ceremonial pada hukumnya, mengadili di
depan umum mengenai masalah pertanian dengan memuaskan, sedang hukum
Yunani menyidangkan masalah jual beli, hubungan social dengan cepat. Hukum
kodifikasi 12 meja juga berisi beberapa hukum agama dan penyelenggaraan upacara
penguburan jenazah.
2. Hukum Hamurabi
Pada tahun 2000 S.M, raja Babylonia yang paling terkenal bernama Hamurabi
memajang tulisan tentang hukum pada dinding di sepanjang sungai Euprat, berisi
kumpulan aturan adat istiadat yang telah dipakai bangsa Babylon sebelum
penetapannya. Isinya mencakup pasal-pasal dan materi hukum sebanyak 282
pasal. Menggabungkan antara hukum pidana dan hutang piutang, menjelaskan
macam-macam kejahatan seperti pencurian, menerangkan pula beberapa hukum
perjanjian hutang-piutang seperti Qardl,Wadli’ah,Syirkah,Muzara’ah,A’riyah
penyewaan binatang untuk mengerjakan pertanian. Hukum Hamurabi ini
mengatasi Hukum 12 meja orang Romawi karena sudah menerapkannya sekitar
15 abad.
3. Hukum Mano
Mano bagi orang India adalah seperti Fir’aun bagi orang Mesir, pada tahun 1280
S.M hukum Mano telah diungkapkan dalam syair pujaan untuk dewa Brahma,
yang ditujukan kepada raja pertama di antara tujuh raja yang dianggap titisan
dewa. Hukum ini berisi kumpulan aturan yang harus ditaati pada masalah agama,
dasar-dasar tata krama, sopan-santun , ketetapan-ketetapan hukum dan hukum
perekonomian. Lalu dia menciptakan system klasifikasi empat kasta : kasta
Brahmana, kasta Ksatria, Kasta Waisya dan kasta Sudra. Sesuai perbedaan kasta
maka hak mereka secara umum dan khusus berbeda pula. Kemudian kemunculan
Budha yang Bijaksana pada abad ke-5 sebelum masehi menghapus aturan kasta
tersebut.
4. Hukum Buhur itb
Buhur itb adalah nenek moyang 24 keluarga di Mesir pada tahun 718 atau 716
sebelum masehi. Dia mengumpulkan dan menyusun hukum Mesir yang
diagungkan sebelum masanya, lalu penerusnya melanjutkan penyusunannya
sampai tahun 212 masehi, hukum ini dihapuskan oleh kaisar Caracalla dari
Romawi tahun 212 masehi dan menjadi undang-undang yang harus ditaati
diseluruh wilayah kekaisaran Romawi.
Undang-undang Buhur itb adalah hukum yang luar biasa, karena sudah
maju dan tidak terkait dengan agama. Ia menjadi Akhir fase penerapan hukum
Mesir kuno. Pengaruhnya jelas tampak pada undang-undang Babylonia dan
Asuria khususnya undang-undang Hamurabi.

Hukum Moderen :

Hukum modern digolongkan menjadi bagian yang terpisah satu sama lainnya, seperti
hukum madaniy, hukum janaiy dan hukum perdagangan dst. Hukum-hukum ini mempengaruhi
hubungan manusia dalam hubungan sosialnya, memberikan batasan hak-hak dan kewajiban
mereka sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Ada yang menganut paham individualistis ,
mengagungkan kebebasan dan kehormatan individu, atau kelompok komunal yang beranggapan
bahwa individu merupakan kesatuan tubuh dari masyarakat. Hak bernegara menjadi kewajiban
setiap orang, membantu masyarakat lebih utama dari individu, semua hukum ini terpengaruh
oleh hukum-hukum sebelumnya.

Hukum yang paling utama dari kedua kelompok ini adalah : paham individualistis
mengakui dan mempromosikan hak atas properti individu dengan menerapkan paten dan
mendorongnya., kelompok sosialis menafikan kepemilikan pribadi dan lebih dalam
membicarakan kepentingan kelompok, mengutamakan milik bersama. paham individual
mendasarkan tanggung jawab pribadi terhadap sebuah kesalahan, sedangkan doktrin sosialis ber
prinsip “siapa yang menikmati manfaat menanggung bahaya”. Doktrin individu mengakui
otoritas kehendak kontrak, sehingga individu diberi kebebasan untuk masuk ke dalam hubungan
dan kontrak apapun yang mereka inginkan, tanpa membatasi individu untuk masuk ke dalam
hubungandan kontrak apapun yang mereka inginkan, tanpa membatasi mereka dengan batasan
apapun. Pada kontrak syariah hak dan kewajiban yang timbul dari kontrak tersebut adalah hasil
kedua pihak dan sesuai dengan persetujuan keduanya.

Doktrin sosialis membatasi hak individu untuk berkuasa, memberi negara hak melindungi
individu dari kontrak eksploitatif dan ketidakadilan. Negara memiliki hak dalam doktrin individu
untuk melindungi kebebasan dan hak-hak individu, Doktrin tersebut menyerukan pemisahan
kekuasaan, memisahkan kekuasaan yang temporal dan otoritas keagamaan, memisahkan otorias
militer dan sipil, kekuasaan legislative dan eksekutif, dan kehakiman berdiri sebagai institusi
yang independen. Sementara pada negara sosialis mengatur sebagian besar aspek aktivitas
masyarakat, kekuasaan terkonsentrasi di tangan segelintir orang.

Kesimpulannya : hukum positif bergantung pada norma yang berlaku, kepentingan


khusus negara yang didukung kesepakatan para cerdik cendekia, sehingga adat kebiasaan,
pikiran, dan minat manusia menjadi sumber hukum, hukum terpisah dari agama. Etika tidak
menjadi syarat yang perlu dipertimbangkan bahkan ketika terkait norma agama dan ketuhanan,
hukum menjadi aturan realitas berasaskan manfaat dan fungsi.

Hukum Musa dan Kristen

Hukum Musa dan Kristen merupakan hukum yang berlandaskan hukum Taurat dan Injil,
yang merupakan wahyu Ilahy. Hukum Musa contohnya, adalah hukum perjanjian lama berupa
campuran aturan agama, dan moral, yang telah diputuskan dalam firman Tuhan, apakah dalam
lingkup tertentu dalam masalah khusus atau ditentukan dalam prinsip umum yang berlaku.

Kodifikasi pertama wahyu yang diturunkan kepada Musa bin Imran adalah lembaran-
lembaran yang Allah wahyukan, setelah Allah berbicara dengannya di bukit Thur di gurun Sinai
selama empat puluh malam. Hal ini telah dijelaskan dalam Al-Qur’an, (surat Al-A’raf ayat 142-
145).

Lembaran-lembaran tersebut adalah Taurat yang asli, yang diwahyukan kepada musa,AS.
Dan hilang bersama Tabut(bahtera) yang membawanya masuk selama perang Bani Israil dengan
bangsa lain. Taurat yang ada sekarang ini atau perjanjian lama bukanlah Taurat yang diwahyukan
kepada Musa, AS. Tapi hanya tulisan pengarang belakangan ini yang merupakan perkataan para
Rahib(pendeta Yahudi) Levy yang memberikan hak kepada putra-putra levy untuk membuat
keputusan hukum bagi bangsa Israel.

Musa, AS. adalah referensi sebenarnya untuk hukum-hukum orang Ibrani, yang hanya
berupa sepuluh perintah yang disajikan dalam dua bentuk buku berbeda dalam lima kitab
Musa,AS.seperti yang tertulis dalam Kitab Keluaran dan Ulangan :
 Aku adalah Tuhan Allahmu yang membawa kamu dari tanah Mesir, dari rumah
perbudakan, dan tak ada, tak ada Allah lain sebelum aku.
 Aku merindukan dosa para ayah terhadap anak-anak lelaki pada generasi ketiga dan
keempat dari mereka yang membenci aku.
 Jangan berbicara atas nama Tuhan Allahmu dengan sia-sia, karena Tuhan tidak
mengampuni mereka yang mengucapkan nama-Nya dengan sia-sia.
 Ingatlah untuk mensucikan hari Sabtu.
 Hormatilah ayah dan ibumu..agar hari-harimu panjang di tanah yang diberikan
Tuhan,Allahmu.
 Jangan membunuh
 Jangan berzina
 Jangan mencuri
 Jangan memberikan sumpah palsu atas kerabatmu
 Jangan mengambil rumah kerabatmu, baik isteri
kerabatmu,pelayannya,kaumnya,bantengnya,keledainya atau apapun dari kerabatmu.

Di antara hukum Taurat : Qisas untu pembunuhan, Diyat bagi kasus pencurian dengan lima
atau empat kali lipat barang yang sama, ketentuan persembahan, ritual, pesta, sumpah,
persembahan bakaran, penebusan dosa, pengakuan dosa, dan penyuciannya, upacara, tradisi,
pengorbanan dan do’a ditangan para pemimpin agama.

Sebagaimana telah diketahui bahwa yahudi adalah agama yang diidentikkan dengan satu
bangsa tertentu, mirip dengan Hindu,(agama orang India) bukanlah agama advokasi, tidak
menerima orang asing , dan yahudi mengklaim diri mereka sebagai umat pilihan Tuhan,
“Zionisme” ini mirip Nazi yang merupakan gerakan rasial, yang mengklaim ketidakpedulian
terhadap kedaulatan dan perbedaan dengan orang lain.

Aqidah mereka tidak mengesakan Tuhan dan menyembah Tuhan yang Esa sebagaimana
aqidah para nabi, yang jelas mereka ketahui dalam fikiran mereka, tetapi cenderung pada
perwujudan pluralism, utiliatiarisme, dan Tuhan (Yahweh) bukanlah Tuhan yang paling tinggi
atau supranatural, bagi mereka Dia adalah Tuhan untuk Bani Israil sendiri, bukan untuk bangsa
lain, digambarkan bahwa Dia adalah gambaran manusia yang murni tentang Tuhan, Musa dapat
mengalahkannya, Dia tidak sempurna, sering berbuat salah, lalu menyesalinya, Dia
memerintahkan pencurian, Dia adalah orang yang kejam, destruktif, fanatic terhadap umatnya,
karena Dia bukan Tuhan semua bangsa, tetapi Tuhan Bani Israel saja. Dengan demikian Dia
dimusuhi oleh Tuhan yang lain, sama seperti umatnya menjadi musuh bangsa lain.

Ada banyak perintah dan larangan dalam Yudaisme , dan hukumnya bersifat keras dan
kejam, tidak mempertimbangkan aspek mental atau intelektual, sehingga tidak ada alasan atau
pertimbangan di dalamnya, Obelisk tak boleh digugat/dipertanyakan. Jika ada orang yang belajar
dan mempertanyakan ajaran Yahudi untuk menemukan jawaban yang logis dari hukum tersebut
maka rahib akan mengatakan bahwa semua aturan itu adalah Kehendak Yahweh, semua harus
sesuai dengan keinginannya.

Agama Kristen : merupakan aktualisasi ajaran Taurat( perjanjian lama), kitab-kitab nabi
terdahulu adalah sumber hukumnya, aturannya sesuai dengan ajaran Isa, AS.:” Aku dating bukan
untuk mengganti ajaran Namus (Taurat), tapi untuk memberi keputusan. Isa tidak dating
membawa ajaran baru, tapi lebih konsern memberi contoh yang baik, memberi petunjuk,
mengajak kepada jalan cinta dan toleransi. Mencegah kecenderungan yang terlau besar terhadap
materi seperti keadaan mereka saat itu.

Hal terpenting pada khutbah Isa di puncak gunung sebagai berikut :

o berbahagialah orang miskin dalam Roh Tuhan, karena mereka memiliki kerajaan surga
o berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi ini

o berbahagialah orang-orang yang bersedih karena mereka akan dihibur


o Berbahagialah orang-orang yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan
dikenyangkan.
o Berbahagialah mereka yang menyucikan hati karena mereka benar-benar akan melihat
Tuhan.

Agama Kristen mengukuhkan hukum Taurat seperti larangan membunuh , berzina, sumpah
palsu dalam perjanjian, bersumpah dengan nama Tuhan , karena kristus melarang bersumpah
dengan nama Tuhan dalam segala hal, agama Kristen tidak mengamandemen undang-undang
Taurat, kecuali dalam masalah perceraian, hukum Musa, AS. Membolehkan perceraian( karena
kerasnya sifat kaumnya) sedangkan hukum Isa al-Masih melarang perceraian, kecuali tidak
diikuti pernikahan baru.
Hukum Musa menganjurkan untuk mencintai orang-orang yang dikasihi dan membenci
musuh, sedang Isa menyerukan kasih kepada semua orang bahkan terhadap musuh sekalipun,
melarang balas dendam dan memerintahkan toleransi, Isa bersabda, “ kalian telah mendengar
bahwa dikatakan dalam Taurat, mata dibayar mata, gigi dibayar gigi…sedangkan aku
menyatakan pada kalian jika kamu dipukul pipi kananmu maka berikan lagi pipi kirimu…”

Kemudian datanglah masa berikutnya di mana pengikut Isa mengurangi banyak larangan
dalam Taurat, menghilangkan hal-hal yang diharamkan seperti zina, makan….., memakan darah,
memakan makanan sesembahan, membolehkan meminum khamr, makan daging babi,
membolehkan riba yang kesemuanya itu telah diharamkan dalam Taurat, mereka menghentikan
kewajiban berkhitan atas perintah Paulus, lalu mereka mengumumkan berdirinya konsili Roma
( kerajaan Vatican) di ibu kota dipimpin oleh Bapa(pope) tahun 1869.

Dasar-dasar hukum Kristen setelah Paulus adalah : doktrin Trinitas (kepercayaan akan
adanya Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Roh Kudus) perwujudan anak dalam bentuk
manusia( Yesus) untuk disalib sebagai penghapus dosa adam, Tuhan Bapa meninggalkan bagi
Tuhan Anak kekuasaan untuk menghisab dosa manusia. Kristen yang asli berakhir setelah masa
Isa lalu muncullah Injil (perjanjian baru) yang ditulis orang-orang Kristen belakangan, mereka
menyatakan “ ini adalah Kitab Allah kami, Tuhan kami Yesus Kristus…”

Para penulis kitab Injil ini, pada pokoknya lebih banyak menulis tentang nubuwat-nubuwa
lama, menyanyikan lagu-lagu kasih, perdamaian, toleransi, sedangkan untuk urusan dunia
mereka menyerahkannya pada penguasa, mereka berprinsip, “ urusan pemerintahan serahkan
pada kaisar, urusan agama serahkan kepada Allah…”

Anda mungkin juga menyukai