OLEH
Armawati
Rara Silvia HR
Meidina Juliani
Nopriyanti
M. Syafi’i
Laporan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) dengan judul “ Hipertensi” pada Stage
Keperawatan Gerontik Di Desa Sungai Punggu Baru Kecamatan Anjir Muara
Kabupaten Barito Kuala.
Mengetahui,
Anjir Muara, Desember 2019
(...............................................) (.......................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit lansia dengan
hipertensi mengetahui hipertensi dan mampu melakukan perawatan pada
hipertensi dengan menggunakan terapi air kelapa dengan baik dan benar secara
mandiri.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit lansia mampu:
1) Mengetahui yang dimaksud dengan terapi komplementer.
2) Menjelaskan pengertian dari hipertensi.
3) Menyebutkan penyebab dari hipertensi.
4) Menjelaskan gejala yang terjadi pada penderita hipertensi.
5) Mengetahui akibat lanjut dari hipertensi.
6) Mengetahui pencegahan dan perawatan pada hipertensi.
7) Mendemonstrasikan terapi komplementer dengan menggunakan air kelapa
muda.
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Materi (terlampir)
2. Leaflet
3. LCD
E. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
No Waktu
Kegiatan Penyaji Sasaran
A. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas
dan angka kematian/mortalitas (Adib, 2009). Hipertensi adalah suatu peningkatan
tekanan darah di dalam arteri (Ruhyanudin, 2007 ).
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90
mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan hipertensi.
Jadi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di atas normal
yaitu lebih dari 140/90 mmHg.
B. Penyebab Hipertensi
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi essensial
(primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada
kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi sekunder
yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain. Faktor ini juga
erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor
makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi
garam dapur yang tinggi, merokok dan minum alkohol. Apabila riwayat hipertensi
didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan menderita hipertensi
menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya hipertensi
antara lain stress, kegemukan (obesitas), pola makan, merokok (Adib, 2009).
D. Diet Hipertensi
1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
a. Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung, mie, tapioca,
nasi
b. Sumber protein nabati seperti tahu, temped an kacang-kacangan
c. Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang, melon,
tomat, dll
E. Komplikasi
Efek pada organ :
1. Otak
Pemekaran pembuluh darah
Perdarahan
Kematian sel otak : stroke
2. Ginjal
Malam banyak kencing
Kerusakan sel ginjal
Gagal ginjal
3. Jantung
Membesar
Sesak nafas (dyspnoe)
Cepat lelah
Gagal jantung
G. Terapi Komplementer
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan
penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat
menyempurnakan.Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan
melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak
bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia. Standar praktek
pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem
pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak
menjadi bagian dari pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012).
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke
dalam pengobatan modern (Andrews et al., 1999). Pendapat lain menyebutkan
terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain luas dalam sumber
daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai
dengan teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan
yang umum di masyarakat atau budaya yang ada (Complementary and alternative
medicine/CAM Research Methodology Conference, 1997 dalam Snyder &
Lindquis, 2002).
Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi
tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang
mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan
spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis
sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip
keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio,
psiko, sosial, dan spiritual).