JAKARTA UTARA
Proses penanganan limbah medis cair dampaknya bisa mengancam kesehatan warga dan
limbah medis lebih berbahaya dibandingkan limbah jenis lainnya, maka dalam penanganan
limbah medis cair perlu dilakukan pengolahan karena ada kandungan mikroorganisme patogen
yang dapat mengakibatkan infeksi,
Dalam Pengelolaan Limbah Medis Cair Di Puskesmas kecamatan Koja dikelola khusus di
Puskesmas dengan sistem IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah). Cara Pengolahannya yang
kami dapatkan informasinya dari Petugas bagian Kesling hanya sebatas :
- Limbah medis cair berasal dari kegiatan di Puskesmas yang dapat berupa sisa darah, urin, dan
cairan tubuh lainnya, terutama dari Rumah Bersalin atau VK, dan buangan limbah cair dari
laboratorium, mengalir bersama-sama ke dalam septic tank terlebih dahulu, lalu diproses dengan
sistem IPAL yang selanjutnya untuk mendapatkan pengolahan lebih lanjut untuk diproses
dengan cara penyaringan berulang-ulang untuk mengubah limbah cair yang tadinya infeksius
menjadi non infeksius.
- Tahapan:
1. Bak stabilisasi
Pada pengolahan sistem limbah cair pada tahap pertama akan ditampung dalam bak stabilisasi
untuk distabilkan dengan sistem over flow dialirkan ke bak aerasi.
2. Bak Aerasi (Klorinasi)
Dari bak aerasi dengan sistem over flow limbah cair dialirkan ke dalam bak klorinasi untuk
mendapatkan tambahan klor bubuk maupun larutan.
3. Bak sementara
Setelah proses klorinasi limbah cair hasil pengolahan ditampung dengan bak penampungan
sementara
4. Selokan
dari bak penampungan sementara, mengalir ke selokan.
Untuk lebih meyakinkan lagi, setiap hari pompa dan kaporit dicek sedangkan perawatan sistem
dilakukan setiap enam bulan sekali.
Proses pengolahan limbah cair yang tak sempurna akan mempengaruhi kualitas lingkungan
dimana limbah tersebut dibuang. Tetapi hasil akhir pembuangan limbah cair berwarna bening
dan selama ini tak mendapatkan keluhan dari warga sekitar.