Makalah Air Susu Ibu Asi
Makalah Air Susu Ibu Asi
PENDAHULUAN
Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan
serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat
terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih
muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang
mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf. Makanan-
makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan tekhnologi masa kini tidak
mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini.
ASI adalah hak setiap bayi/anak dan menyusui merupakan kewajiban setiap
ibu, itu sudah sering kita dengar!. Tetapi sadarkah kita bahwa memberikan ASI itu
adalah juga hak setiap ibu, hak setiap perempuan. Sesungguhnya, setiap perempuan
sudah memiliki cikal bakal payudara semenjak ia masih berada di dalam rahim ibu.
Begitu ia lahir, saluran-saluran air susunya pun sudah terbentuk. Dengan kata lain,
Tuhan telah memberikan ’kemampuan’ untuk menyusui kepada setiap perempuan,
bahkan sejak ia belum terlahir ke dunia. Ini berarti menyusui (memberikan ASI)
adalah HAK ASASI bagi setiap ibu.
ASI itu satu- satunya makanan bayi sampai bayi berumur 6 bulan dan merupakan
makanan terbaik.Bukan susu sapi (susu formula), bukan pisang Pencernaan bayi 0-6
bulan cuma siap nerima ASI, makanya kenapa ada anjuran dari WHO untuk
memberikan ASI eksklusif yang artinya tanpa tambahan air putih, madu, pisang,
sufor, air teh dll). Jangan khawatir deh soal gizi, pasti cukup kok. Komposisi ASI tuh
udah top , khusus buatan tangan tuhan untuk hambanya, jadi udah pasti sempurna dan
sesuai sama kebutuhan tubuh manusia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Bayi yang diberikan ASI eksklusif samapi 4 bln akan menurunkan resiko sakit
jantung bila mereka dewasa.
ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah,
infeksi saluran kencing, dan juga menurunkan resiko kematian bayi
mendadak.
Memberikan ASI juga membina ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.
3
dalam ASI yang dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit
menular dan membantunya agar bekerja dengan benar.
Karena telah diramu secara istimewa, ASI merupakan makanan yang paling
mudah dicerna bayi. Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna
sistem pencernaan bayi yang masih rentan. Karena itulah bayi mengeluarkan lebih
sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi
selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembahan organ.
Air susu ibu yang memiliki bayi prematur mengandung lebih banyak zat
lemak, protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi. Bahkan
telah dibuktikan bahwa fungsi mata bayi berkembang lebih baik pada bayi-bayi
prematur yang diberi ASI dan mereka memperlihatkan kecakapan yang lebih baik
dalam tes kecerdasan. Selain itu, mereka juga mempunyai banyak sekali kelebihan
lainnya.
Salah satu hal yang menyebabkan ASI sangat dibutuhkan bagi perkembangan
bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak omega-3 asam linoleat alfa. Selain
sebagai zat penting bagi otak dan retina manusia, minyak tersebut juga sangat penting
bagi bayi yang baru lahir. Omega-3 secara khusus sangat penting selama masa
kehamilan dan pada tahap-tahap awal usia bayi yang dengannya otak dan sarafnya
berkembang secara nomal. Para ilmuwan secara khusus menekankan pentingnya ASI
sebagai penyedia alami dan sempurna dari omega-3.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol
mengungkap bahwa di antara manfaat ASI jangka panjang adalah dampak baiknya
terhadap tekanan darah, yang dengannya tingkat bahaya serangan jantung dapat
dikurangi. Kelompok peneliti tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan yang
diberikan ASI disebabkan oleh kandungan zat gizinya. Menurut hasil penelitian itu,
yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran Circulation, bayi yang diberi ASI
berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung. Telah diungkap bahwa
keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang mencegah pengerasan
pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan sedikit natrium
(yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak mengalami
4
penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara manfaat ASI bagi
jantung.
Selain itu, kelompok penelitian yang dipimpin Dr. Lisa Martin, dari Pusat
Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat, menemukan
kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai adiponectin di dalam ASI. 5
Kadar Adiponectin yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan rendahnya resiko
serangan jantung. Kadar adiponectin yang rendah dijumpai pada orang yang
kegemukan dan yang memiliki resiko besar terkena serangan jantung. Oleh karena itu
telah diketahui bahwa resiko terjadinya kelebihan berat badan pada bayi yang diberi
ASI berkurang dengan adanya hormon ini. Lebih dari itu, mereka juga menemukan
keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang memiliki peran utama
dalam metabolisme lemak. Leptin dipercayai sebagai molekul penyampai pesan
kepada otak bahwa terdapat lemak pada tubuh. Jadi, menurut pernyataan Dr. Martin,
hormon-hormon yang didapatkan semasa bayi melalui ASI mengurangi resiko
penyakit-penyakit seperti kelebihan berat badan, diabetes jenis 2 dan kekebalan
terhadap insulin, dan penyakit pada pembuluh nadi utama jantung.
5
mungkin tidak bisa dimunculkan pada air atau bahan makanan, selain pada ASI.
Namun ASI – sedikitnya 90% adalah air – , memenuhi kebutuhan bayi akan air dalam
cara yang paling bersih dan sehat.
6
pernapasan. Pasca serangkaian penelitian, diperlihatkan bahwa ASI juga memberikan
perlindungan melawan kanker. Setelah menunjukkan bahwa penyakit kanker getah
bening yang teramati pada masa kanak-kanak ternyata sembilan kali lebih sering
menjangkiti anak-anak yang diberi susu formula, mereka menyadari bahwa hasil yang
sama berlaku pula untuk jenis-jenis kanker lainnya. Menurut hasil penelitian tersebut,
ASI secara tepat menemukan keberadaan sel-sel kanker dan kemudian
membunuhnya. Adalah zat yang disebut alpha-lac (alphalactalbumin), yang terdapat
dalam jumlah besar di dalam ASI, yang mengenali keberadaan se-sel kanker dan
membunuhnya. Alpha-lac dihasilkan oleh sebuah protein yang membantu pembuatan
gula laktosa di dalam susu.
2.4.3 Berkah Tanpa Tara Ini Adalah Karunia Allah
Ciri menakjubkan lain dari ASI adalah fakta bahwa ASI sangat bermanfaat
bagi bayi apabila disusui selama dua tahun. 10 Pengetahuan penting ini, hanya baru
ditemukan oleh ilmu pengetahuan, telah diwahyukan Allah empat belas abad silam di
dalam ayat-Nya: ”Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan..." (QS, Al Baqarah,
2:233)
Sang ibu bukanlah yang memutuskan untuk membuat ASI, sumber zat
makanan terbaik bagi bayi yang lemah yang memerlukan makanan di dalam
tubuhnya. Sang ibu bukan pula yang menentukan beragam kadar gizi yang dikandung
ASI. Allah Yang Mahakuasa-lah, Yang mengetahui kebutuhan setiap makhluk hidup
dan memperlihatkan kasih sayang kepadanya, Yang menciptakan ASI untuk bayi di
dalam tubuh sang ibu.
7
di dalam usus bayi sehingga mendominasi sistem pencernaan. Meningkatnya jumlah
bakteri baik di dalam usus besar bayi memberikan perlindungan terhadap tubuh bayi.
8
lebih – selama bayi anda terus menambah berat dan tumbuh sebagaimana
mestinya, berarti ASI anda bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik.
2. Menunda pemberian makanan padat memberikan perlindungan yang lebih
baik pada bayi terhadap berbagai penyakit Meskipun bayi terus menerima
imunitas melalui ASI selama mereka terus disusui, kekebalan paling besar
diterima bayi saat dia diberikan ASI eksklusif. ASI memiliki kandungan 50+
faktor imunitas yang sudah dikenal, dan mungkin lebih banyak lagi yang
masih tidak diketahui. Satu studi memperlihatkan bayi yang diberikan ASI
eksklusif selama 4 bulan+ mengalami infeksi telinga 40% lebih sedikit
daripada bayi yang diberi ASI ditambah makanan tambahan lain. Probabilitas
terjadinya penyakit pernapasan selama masa kanak-kanak secara signifikan
berkurang bila bayi diberikan ASI eksklusif setidaknya selama 15 minggu dan
makanan pada tidak diberikan selama periode ini. (Wilson, 1998). Lebih
banyak lagi studi yang juga mengaitkan tingkat eksklusivitas ASI dengan
meningkatnya kesehatan (lihat faktor imunitas pada susu manusia dan Resiko
pemberian makanan instan).
3. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem
penernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang Biasanya bayi siap
untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun secara
psikologis, pada usia 6 – 9 bulan. Bila makanan padat sudah mulai diberikan
sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan
tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang
tidak menyenangkan (gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi dll).
Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Asam lambung
dan pepsin dibuang pada saat kelahiran dan baru dalam 3 sampai 4 bulan
terakhir jumlahnya meningkat mendekati jumlah untuk orang dewasa.
Amilase, enzim yang diproduksi oleh pankreas belum mencapai jumlah yang
cukup untuk mencernakan makanan kasar sampai usia sekitar 6 bulan. Dan
enzim pencerna karbohidrat seperti maltase, isomaltase dan sukrase belum
mencapai level oranga dewasa sebelum 7 bulan. Bayi juga memiliki jumlah
9
lipase dan bile salts dalam jumlah yang sedikit, sehingga pencernaan lemak
belum mencapai level orang dewasa sebelum usia 6-9 bulan.
4. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar
sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang
dengan baik Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi sudah siap untuk
menerima makanan padat termasuk ::
Bayi dapat duduk dengan baik tanpa dibantu.
Reflek lidah bayi sudah hilang dan tidak secara otomatis mendorong
makanan padat keluar dari mulutnya dengan lidah.
Bayi sudah siap dan mau mengunyah.
Bayi sudah bisa “menjumput”, dimana dia bisa memegang makanan
atau benda lainnya dengan jempol dan telunjuknya. Menggunakan jari
dan menggosokkan makanan ke telapak tangan tidak bisa
menggantikan gerakan “menjumput”.
Bayi kelihatan bersemangat untuk ikut serta pada saat makan dan
mungkin akan mencoba untuk meraih makanan dan memasukkannya
ke dalam mulut. Sering kali kita mengatakan bahwa salah satu tanda
bahwa bayi sudah siap untuk menerima makanan padat adalah bila
bayi terus menerus ingin menyusu (kelihatan tidak puas setelah
diberikan ASI/susu)-walaupun dia tidak sedang dalam keadaan sakit,
akan tumbuh gigi , mengalami perubahan rutinitas atau mengalami
pertumbuhan yang tiba-tiba. Meskipun demikian, sulit untuk
menentukan apakah peningkatan kebutuhan untuk menyusui itu
berhubungan dengan kesiapan bayi untuk menerima makanan padat.
Banyak (bahkan sebagian besar) bayi usia 6 bulan yang mengalami
pertumbuhan yang tiba-tiba, tumbuh gigi dan mengalami berbagai
perkembangan – dalam satu waktu, yang pada akhirnya bisa
menyebabkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui. Yakinkan
bahwa anda melihat semua tanda-tanda kesiapan untuk menerima
makanan padat sebagai suatu kesatuan, karena bila bayi hanya
10
menunjukkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui, itu bukanlah
tanda kesiapannya untuk menerima makanan padat.
5. Menunda pemberian makanan padat mengurangi resiko alergi makanan
Berbagai catatan menunjukkan bahwa memperpanjang pemberian ASI
eksklusif mengakibatkan rendahnya angka insiden terjadinya alergi makanan
(lihat Referensi alergi dan Resiko Pemberian Makanan Instan). Sejak lahir
sampai usia antara empat sampai enam bulan, bayi memiliki apa yang biasa
disebut sebagai “usus yang terbuka”. Ini berarti bahwa jarak yang ada di
antara sel-sel pada usus kecil akan membuat makromolekul yang utuh,
termasuk protein dan bakteri patogen, dapat masuk ke dalam aliran darah. Hal
ini menguntungkan bagi bayi yang mendapatkan ASI karena zat antibodi yang
terdapat di dalam ASI dapat masuk langsung melalui aliran darah bayi, tetapi
hal ini juga berarti bahwa protein-protein lain dari makanan selain ASI (yang
mungkin dapat menyebabkan bayi menderita alergi) dan bakteri patogen yang
bisa menyebabkan berbagai penyakit bisa masuk juga. Dalam 4-6 bulan
pertama usia bayi, saat usus masih “terbuka”, antibodi (slgA) dari ASI
melapisi organ pencernaan bayi dan menyediakan kekebalan pasif,
mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus
terjadi. Bayi mulai memproduksi antibodi sendiri pada usia sekitar 6 bulan,
dan penutupan usus biasanya terjadi pada saat yang sama.
6. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia
karena kekurangan zat besi Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yang
mengandung zat besi, terutama pada usia enam bulan pertama, mengurangi
efisiensi penyerapan zat besi pada bayi. Bayi yang sehat dan lahir cukup bulan
yang diberi ASI eksklusif selama 6-9 bulan menunjukkan kecukupan
kandungan hemoglobin dan zat besi yang normal. Dalam suatu studi
(Pisacane, 1995), para peneliti menyimpulkan bahwa bayi yang diberikan ASI
eksklusif selama 7 bulan (dan tidak diberikan suplemen zat besi atau sereal
yang mengandung zat besi) menunjukkan level hemoglobin yang secara
signifikan lebih tinggi dalam waktu satu tahun dibandingkan bayi yang
11
mendapat ASI tapi menerima makanan padat pada usia kurang dari tujuh
bulan. Para peneliti tidak berhasil menemukan adanya kasus anemia di tahun
pertama pada bayi yang diberikan ASI eksklusif selama tujuh bulan dan
akhirnya menyimpulkan bahwa memberikan ASI eksklusif selama tujuh bulan
mengurangi resiko terjadinya anemia.
7. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari resiko
terjadinya obesitas di masa datang. Pemberian makanan padat terlalu dini
sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan berat badan
pada anak-anak. (Untuk contoh, lihat Wilson 1998, von Kries 1999, Kalies
2005)
8. Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk mejaga
kesediaan ASI mereka Berbagai studi menunjukkan bahwa pada bayi
makanan padat akan menggantikan prosi susu dalam menunya – makanan
tersebut tidak menambah total asupan pada bayi. Makin banyak makanan
padat yang dimakan oleh bayi, maka makin sedikit susu yang dia serap dari
ibunya, dan makin sedikit susu yang diserap dari ibu berarti produksi ASI juga
makin sedikit. Bayi yang makan banyak makanan padat atau makan makanan
padat pada umur yang lebih muda cenderung lebih cepat disapih.
9. Menunda makanan padat membantu memberi jarak pada kelahirn bayi
Pemberian ASI biasanya sangat efektif dalam mencegah kehamilan terutama
bila bayi anda mendapatkan ASI eksklusif dan semua kebutuhan nutrisinya
dapat dipenuhi melalui ASI..
10. Menunda pemberian makanan padat membuat pemberiannya menjadi lebih
mudah Bayi yang mulai makan makanan padat pada usia yang lebih besar
dapat makan sendiri dan lebih kecil kecendurangan untuk mengalami alergi
terhadap makanan.
12
2.5 MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)
2.5.1 Defenisi
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan
kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai usia
4 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi
semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang
memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke
makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan
bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting
untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat
pada periode ini.
13
2.5.3 Memperkenalkan Makanan Pendamping Asi Setelah Bayi Berusia 6
Bulan
Pakar ASI dan pakar kesehatan menyatakan bahwa Anda harus menunggu
sampai bayi Anda berusia 6 bulan untuk memperkenalkan makanan padat, dengan
kata lain, pemberian makanan padat harus dimulai pada usia 6 bulan, bukan pada
usia 4 bulan
Telah banyak penelitian yang dilakukan dalam beberapa tahun belakangan ini,
dan sebagian besar organisasi kesehatan telah memperbaharui rekomendasi mereka
dan mendukung hasil riset tersebut. Sayangnya, banyak penyedia jasa kesehatan
belum memperbaharui rekomendasi mereka pada para orang tua, dan banyak sekali
buku-buku yang masih ketinggalan jaman, sehingga masih banyak yang
merekomendasikan pengenalan makanan padat di usia 4 bulan.
Organisasi-organisasi di bawah ini merekomendasikan pemberian ASI
Eksklusif (tanpa ada tambahan cereal, jus atau makanan lainnya) pada semua bayi
selama 6 bulan pertama dalam hidup mereka (bukan pada usia 4 – 6 bulan):
1. World Health Organization – Organisasi Kesehatan Dunia
2. UNICEF – Organisasi PBB yang mengurus masalah anak-anak
3. US Department of Health & Human Services – Departemen Kesehatan AS
4. American Academy of Pediatrics – Organisasi Dokter Anak di AS
5. American Academy of Family Physicians – Organisasi Dokter Keluarga di AS
6. American Dietetic Association – Asosiasi Diet AS
7. Australian National Health and Medical Research Council – Badan Kesehatan
Nasional Australia
8. Royal Australian College of General Practitioners – Organisasi Dokter Umum
Australia
9. Health Canada – Organisasi Kesehatan Kanada
14
2.5.4 Mengapa Perkenalan Makanan Pendamping Asi Harus Dimulai Pada
Usia 6 Bulan?
Penundaan pemberian makanan padat sampai bayi berusia 6 bulan berlaku
bagi bagi yang mendapatkan ASI, ASI eksklusif dan juga susu formula.
1. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi
hingga ia berusia enam bulan
ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna.
ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi. Pada bulan-
bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu
melindunginya bayi dari diare, sudden infant death syndrome/SIDS - sindrom
kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa
terjadi.
Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang
dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Organisasi
Kesehatan Dunia – WHO mengatakan: “ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi
oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan
perkembangan seorang bayi… Evaluasi pada bukti-bukti yang telah ada menunjukkan
bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah
cara yang paling optimal dalam pemberian makan kepada bayi. ”
Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng
daripada yang tersedia didalam ASI – pada titik inilah, nutrisi tambahan bisa
diperoleh dari sedikit porsi makanan padat. Bayi-bayi tertentu bisa minum ASI
hingga usia 12 bulan atau lebih – selama bayi anda terus menambah berat dan tumbuh
sebagaimana mestinya, berarti ASI anda bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik.
15
Umumnya bayi cenderung menyukai rasa manis, sebab itu jika ingin
memberikan sayuran, mulailah dengan rasa yang manis misalnya wortel atau ubi
manis. Jika bayi tidak menyukai sayuran, sebaiknya tetap konsisten diberikan karena
dalam beberapa kali pemberian, bayi akan mulai menyukainya.
Mulailah dengan tekstur yang halus kemudian lebih kasar. Perpindahan
refleks tergantung pada ketrampilan bayi. Refleks muntah (gag reflex) terjadi jika
bagian pertengahan lidah dirangsang mundur ke bagian belakang lidah setelah usia 6
bulan, sehingga memungkinkan bayi mengkonsumsi tekstur makanan yang lebih
kasar.
16
Jangan memaksa bayi untuk makan, karena menyebabkan waktu makan akan
menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan untuknya.
Tanda-tanda bayi tidak ingin makan lagi, bayi menutup mulutnya dan
menghindari sendok yang diberikan.
17
1. Kelompok susu yang mengandung protein dengan nilai biologis tinggi,
kalsium, fosfor, riboflavin, vitamin A dan D (jika difortifikasi).
2. Kelompok daging dan telur yang mengandung protein bernilai biologis tinggi,
zat besi, vitamin B dan A (dari hati dan telur).
3. Kelompok sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin C, provitamin
A dari sayur dan buah yang berwarna hijau dan kuning, trace element, serat.
4. Kelompok serealia (sumber karbohidrat) mengandung protein nabati, mineral,
serat dan vitamin B.
Menu seimbang harus mencakup keempat kelompok makanan tersebut, tentu
saja disesuaikan dengan bahan makanan, kebiasaan makan, dan selera makan. Bentuk
& porsi makan disesuaikan dengan daya terima, toleransi dan kemampuan makan
bayi/anak
Biasanya anak sudah dapat mengkonsumsi makanan padat, jika refleks
menjulurkan lidahnya sudah hilang, sudah dapat menegakkan kepalanya, dan enzim
pencernaannyapun sudah cukup matang untuk dapat mengkonsumsi makanan padat.
Anak sudah dapat mengkonsumsi makanan berserat, jika ketrampilan mengunyah dan
menelannya sudah berkembang. Demikian pula jumlah makanan harus ditingkatkan
porsinya secara bertahap sesuai dengan isi lambung bayi atau anak.
2.6 PEMBERIAN MAKANAN ANAK UMUR 0-24 BULAN YANG BAIK DAN
BENAR
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan
bayi/anak menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi 5
tahap :
a. Makanan bayi umur 0 – 4 bulan
b. Makanan bayi umur 4 – 6 bulan
c. Makanan bayi umur 6 – 9 bulan
d. Makanan anak umur 9 – 12 bulan
e. Makanan anak umur 12 – 24 bulan
18
Pada situasi khusus seperti anak sakit atau ibu bekerja, pemberian makanan
bayi/anak perlu penanganan secara khusus.
INGAT !
• Berikan kolostrum
• Berikan ASI Eklusif
19
3. Perlu diingat tiap kali berikan ASI lebih dulu baru MP-ASI, agar ASI
dimanfaatkan seoptimal mungkin. MP-ASI berbentuk cairan diberikan dengan
sendok, jangan sekali-kali menggunakan botol dan dot. Penggunaan botol dan
dot berisiko selain dapat pula menyebabkan bayi/anak mencret itu dapat
mengakibatkan infeksi telinga.
4. Memberikan MP-ASI dengan botol dan dot untuk anak baduta sambil tiduran
dapat menyebabkan infeksi telinga tengah, apabila MP-ASI masuk keruang
tengah.
5. Memperkenalkan makanan baru pada bayi, jangan dipaksa. Kalau bayi sulit
menerima, ulangi pemberiannya pada waktu bayi lapar, sedikit demi sedikit
dengan sabar, sampai bayi terbiasa dengan rasa makanan tersebut.
INGAT !
• Teruskan pemberian ASI
• Berikan ASI lebih dulu, baru MP-ASI
• Berikan makanan lumat halus 1-2 x sehari
20
Pada umur 8 bulan – beri 8 sendok makan
Pada umur 9 bulan – beri 9 sendok makan
“ Bila bayi meminta lagi, ibu dapat menambahnya”
21
3. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan.
Misalnya nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti
dengan: tahu, tempe, kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun
kangkung, wortel, tomat. Bubur susu diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur
sumsum, biskuit, dll.
4. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi
frekuensi pemberian ASI sedikit demi sedikit.
INGAT !
• Teruskan pemberian ASI
• Berikan makanan keluarga 3 kali sehari
• Berikan makanan selingan 2 kali sehari
• Gunakan beraneka ragam bahan makanan setiap harinya.
22
5. Kandungan zat gizi memenuhi kecukupan gizi sasaran
6. Mutu protein dapat memacu pertumbuhan fisik ( Protein Eficiency Ratio/PER
lebih besar atau sama dengan 70% mutu casein, setara dengan > 1,75 )
7. Jenis MP-ASI disesuaikan dengan umur sasaran
8. Bebas dari kuman penyakit, pengawet, pewarna, dan racun
9. Memenuhi nilai sosial, ekonomi, budaya, dan agama
Selain itu beberapa zat gizi yang yang terkait erat dengan tumbuh kembang
anak yang perlu diperhatikan antara lain :
KEPADATAN ENERGI/DENSITAS
Tidak kurang dari 0,8 Kal per gram
PROTEIN
Tidak kurang dari 2 gr per seratus Kalori dan tidak lebih dari 5.5 gr per seratus Kal
dengan mutu protein tidak kurang dari 70% Kasein standar. Nilai Protein Energi %
mempunyai range antara 10 - 18
LEMAK
Kandungan Lemak mempunyai range antara 1,5 gr – 4,5 gr per seratus Kal
Berikut beberapa contoh, bahan, cara membuat dan komposisi kandungan zat
gizi yang terkandung pada makanan pengganti ASI ( Air Susu Ibu ) yang baik untuk
bayi dan anak :
1. FORMULA KANJI RUMBI
Bahan :
Beras 60 gram 6 sdm
Udang 25 gram 2 sdm
Daging ayam 25 gram 2 sdm
Gula 5 gram 0,5 sdm
Minyak 5 gram 0,5 sdm
Santan 5 gram 0,5 sdm
Wortel 25 gram 2 jari telunjuk
23
Seledri, Bawang merah, ba
wang putih, bawang prei, secukupnya
jahe, pala, cengkeh, ketum
bar, garam, air
Cara Membuat
1. Beras dimasak sampai lunak, masukkan udang, daging ayam yang sudah
dihancurkan.
2. Campur semua bahan masak terus sambil diaduk rata diatas api sedang.
24
Cara Membuat
1. Kacang hijau direbus dengan 800 cc air hingga lunak lalu dihancurkan
(disaring)
2. Campur semua bahan tambahkan air 50 cc aduk rata dan masak diatas api
sedang hingga matang.
3. FORMULA KOLE-KOLE
Bahan
Tepung beras 35 gram 5 sdm
Kacang Hijau 50 gram 5 sdm peres
Susu 10 gram - -
Minyak 5 gram 0,5 sdm
Garam 1 gram ¼ sdt
Air secukupnya
Cara Membuat
1. Kacang hijau direbus dengan 800 cc air hingga lunak lalu dihaluskan (disaring
dengan saringan kawat)
25
2. Campur semua bahan tambahkan air 50 cc aduk rata dan masak diatas api
sedang hingga matang.
Cara Membuat
1. Beras dicuci bersih
2. Tumis bumbu yang sudah dirajang halus kecuali salam dengan minyak
26
3. Ikan dibersihkan beri cuka, dikukus diambil dagingnya
4. Campurkan seluruh bahan, tambahkan garam dan 2,5 gelas air
5. Aduk merata, kemudian tim dengan api kecil selama 1,5 jam
Cara Membuat
1. Beras dicuci bersih
2. Hati ayam dan tempe dicincang halus
3. Campurkan seluruh bahan, tambahkan garam dan 2 gelas air
27
4. Masak dengan api sedang hingga mengental, terakhir masukkan bayam yang
sudah dicincang halus
5. Aduk merata hingga matang
6. Diblender atau disaring
Cara Membuat
1. Ikan dibersihkan dan dilumuri jeruk mipis kemudian direbus dengan 1 gelas air
hingga matang lalu diambil dagingnya dan dihancurkan
28
2. Sawi hijau diiris halus
3. Campurkan semua bahan, buat adonan tambahkan air
4. Masak diatas api sedang hingga matang
5. Haluskan atau disaring
Cara Membuat
1. Jagung diparut lalu ditimbang
29
2. Ikan dibersihkan beri cuka, dikukus lalu dihaluskan
3. Wortel diparut, kangkung diiris halus
4. Tempe dipotong kecil- kecil, direbus ± 15 menit lalu dihaluskan, tomat potong-
potong kecil
5. Semua bahan dicampur didalam panci tambahkan air, kemudian di masak diatas
api hingga matang.
6. Disaring.
8. FORMULA TELUR
Bahan
Beras 50 gram 4 sdm
Telur ayam 25 gram ½ butir
Bayam 25 gram 1 ¼ ikat kecil
Minyak 5 gram ½ sdm
Garam 1 gram ¼ sdt
Air secukupnya
Cara Membuat
1. Beras dicuci bersih, tambahkan 2 gelas air dan masak menjadi bubur
30
2. Telur diorak arik dengan minyak, masukkan kedalam bubur tambahkan garam
3. Terakhir masukkan bayam yang telah dirajang halus, masak terus dengan api
kecil hingga matang.
4. Haluskan dengan blender atau disaring
Cara Membuat
1. Kedelai direbus ± 30 menit, dibuang kulitnya lalu dihaluskan .
2. Ubi merah dipotong- potong kecil .
3. Wortel diparut
31
4. Daging giling ditumis kemudian dihaluskan .
5. Campur semua bahan, tambahkan air lalu di tim sampai masak dan disaring .
Cara Membuat
1. Beras dicuci
2. Ikan dibersihkan beri cuka, dikukus ambil dagingnya
3. labu kuning dipotong kotak-kotak
4. Campur semua bahan, tambahkan garam dan 2 gelas air
5. Aduk merata, kemudian ditim dengan api sedang ± 1,5 jam
32
Komposisi Zat Gizi :
Hasil 356 g
Energi 297 Kal
Protein 10,34 g
Lemak 6,72 g
Protein Energi % 13,94
NDpE % 9,1
Densitas 0,8
PER 2,9
Fe 0,3 mg
Zn 0,3 mg
Cara Membuat
1. Ikan dibersihkan, beri cuka, ambil dagingnya kemudian potong – potong kecil
2. Beras dimasak dengan ikan sampai hancur
3. Masukkan labu kuning yang sudah dipotong – potong kecil , irisan kangkung,
gula, minyak, garam, bawng merah yang sudah dihluskan, masak terus hingga
matang
4. Disaring
33
Komposisi Zat Gizi :
Hasil 528 g
Energi 452 Kal
Protein 15,04 g
Lemak 18,7 g
Protein Energi % 13,3
NDpE % 8,5
Densitas 0,9
PER 2,7
Fe 0,2 mg
Zn 0,4 mg
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian MP-ASI yang baik dan benar kepada bayi dan anak usia 6-24
bulan terutama dari keluarga miskin merupakan salah satu upaya memulihkan status
gizi bayi dan anak. Pemberian MP-ASI dengan menggunakan bahan makanan lokal
diharapkan memiliki dampak positif terhadap pengetahuan dan keterampilan ibu
dalam menyediakan MP-ASI secara mandiri yang pada gilirannya akan meningkatkan
keadaan gizi sasaran.
Untuk keberhasilan pelaksanaan pemberian MP-ASI diperlukan pemahaman
dari seluruh pihak yang terlibat, kerjasama yang erat di antara pelaksana dan
pengelola serta kesungguhan masyarakat dan keluarga untuk memberikan MP-ASI
lokal kepada anaknya secara baik dan benar.
Oleh karena itu apabila seluruh komponen yang terlibat dalam pemberian MP-
ASI melaksanakan tugas dan fungsi secara baik, maka kegiatan pemberian MP-ASI
akan memberikan andil yang sangat besar bagi upaya memulihkan status gizi bayi
dan anak dari keluarga miskin. Dengan dilaksanakannya pedoman pemberian MP-
ASI lokal ini secara baik dan benar, maka akan diperoleh hasil yang optimal.
35
DAFTAR PUSTAKA
Referensi :
36