Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH PANCASILA

REVIEW FILM BIOGRAFI

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi


Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Pancasila
Tahun Pelajaran 2019/2020

OLEH:
ANDI PRASETYA
175090500111006

JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
SINOPSIS FILM

Judul Film : Guru Bangsa : Tjokroaminoto

Produser : Christine Hakim, Dewi Umaya Ranchman, Sabrang Mowo Damar,


Panuluh, Didi Petet, Nayaka Untara, dan Ari Syar

Pemeran : Reza Rahardian, Christine Hakim, Didi Petet, Alex Komang, Egi
Fredly,Sujiwo Tedjo, Maia Estianty, Ibnu Jamil, Chelsea Island, Christoffer
Nelwan, Tanta Ginting, Ade Firman, Alex Abbad, Dan Putri Ayudya

Perusahaan produksi : Yayasan Keluarga Besar H.O.S Tjokroaminoto

Tahun tayang : 2015

Guru Bangsa Tjokroaminoto menceritakan tentang setelah lepas dari era tanam paksa di akhir tahun
1800, Hindia Belanda memasuki babak baru yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakatnya,
yaitu dengan gerakan politik etis yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Tetapi kemiskinan
masih banyak terjadi. Rakyat banyak yang belum mengenyam pendidikan, dan kesenjangan sosial
antaretnis dan kasta masih terlihat jelas.
Oemar Said Tjokroaminoto (Tjokro) yang lahir dari kaum bangsawan Jawa di Ponorogo, Jawa
Timur, dengan latar belakang keislaman yang kuat, tidak diam saja melihat kondisi tersebut.
Walaupun lingkungannya adalah keluarga ningrat dengan hidup yang nyaman dibandingkan rakyat
kebanyakan saat itu, ia berani meninggalkan status kebangsawanannya dan bekerja sebagai kuli
pelabuhan dan merasakan penderitaan sebagai rakyat jelata.
Tjokro berjuang dengan membangun organisasi Sarekat Islam, organisasi resmi bumiputera pertama
terbesar kala itu, sehingga bisa mencapai 2 juta anggota. Ia berjuang menyamakan hak dan martabat
masyarakat bumiputera di awal 1900 yang terjajah. Perjuangan menjadi benih lahirnya tokoh dan
gerakan kebangsaan.
Tjokro yang intelektual, pandai bersiasat, mempunyai banyak keahlian, termasuk silat, mesin,
hukum, penulis surat kabar yang kritis, orator ulung yang mampu menyihir ribuan orang dari
mimbar pidato, membuat pemerintah Hindia Belanda khawatir, dan membuat mereka bertindak
untuk menghambat laju gerak Sarekat Islam yang pesat. Perjuangan Tjokro lewat organisasi Sarekat
Islam untuk memberikan penyadaran masyarakat, dan mengangkat harkat dan martabat secara
bersamaan, juga terancam oleh perpecahan dari dalam organisasi itu sendiri.
Rumah Tjokro di Gang Peneleh, Surabaya, terkenal sebagai tempat bertemunya tokoh-tokoh bangsa
Indonesia kelak. Di rumah sederhana yang berfungsi sebagai rumah kos yang di bina oleh istrinya,
Suharsikin, Tjokro juga mempunyai banyak murid-murid muda yang pada akhirnya menetas,
memilih jalan perjuangannya masing-masing, meneruskan cita-cita Tjokro yang mulia untuk
mempunyai bangsa yang bermartabat, terdidik, dan sejahtera. Salah satu muridnya di Soekarno
yang kelak menjadi proklamator kemerdekaan
(Sumber : hariansejarah.id)
Nilai yang bisa diambil dalam film “Guru Bangsa : Tjokroaminoto” ditinjau dari pemahaman
terhadap Pancasila adalah sebagai berikut :

 Peduli terhadap rakyat kecil dan menjunjung tinggi kemanusiaan.


H.O.S Tjokroaminoto merupakan tokoh yang berasal dari keluarga bangsawan, akan
tetapi dihadapannya semua orang sama (bangsawan setara dengan masyarakat pada
umumnya) di dalam semua aspek kehidupan dan juga kecintaannya terhadap
rakyat/masyarakat kecil dibuktikan dengan melawannya saat melihat perbudakan pribumi
yang tidak manusiawi.
 Kebebasan dalam berpendapat dan menyuarakan pemikiran
H.O.S Tjokroaminoto merupakan tokoh pemimpin yang terbuka dalam hal paham-paham
ideologi. Para pengikutnya di Sarekat Islam dan murid-muridnya sangat diperbolehkan
untuk memiliki pemikiran yang berbeda dengannya. Beliau tidak menolak perkembangan
ideologi-ideologi dunia yang masuk ke Indonesia, dengan syarat ideologi-ideologi
tersebut tidak disalahgunakan dengan kekerasan dalam pelaksanaannya.
Kegigihannya dalam menyuarakan pendapat dianggapnya sebagai perjuangan untuk
membebaskan rakyat dari belenggu penjajah,
 Religius
H.O.S Tjokroaminoto merupakan tokoh pemimpin yang sangat religius. Hal ini ditunjang
dari silsilah keluarganya, dimana Kyai Kasan Besari kakek dari H.O.S Tjokroaminoto
merupakan tokoh pemimpin yang menjadi guru para ulama pada masa itu. Selain itu,
beliau senantiasa patuh terhadap aturan agama Islam serta merenungi semua
perbuatannya dan menjadikan Allah SWT sebagai pemandu jalan hidupnya, keluarganya,
serta rakyatnya untuk memperoleh kemerdekaan yang sesungguhnya.

 Cinta terhadap tanah air


H.O.S Tjokroaminoto merupakan tokoh pemimpin yang melawan adanya penjajahan di
Indonesia. Beliau sangat mengecam adanya perbudakan, kekerasan dan penyiksaan
pribumi, pemberian upah kecil pada rakyat, dan hal-hal lain yang Belanda lakukan yang
menurutnya tidak layak dilakukan pada sewajarnya manusia . Beliau menghendaki bahwa
nantinya Indonesia memiliki pemerintahan sendiri yang pemerintahnya dapat melindungi
rakyat dan mengembalikan hak-hak rakyat atas tanah, pendidikan, dan hak lain yang
melekat pada manusia seutuhnya, termasuk kemerdekaan rakyat Indonesia untuk
berdaulat diatas negaranya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai