OLEH:
ANDI PRASETYA
175090500111006
JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
SINOPSIS FILM
Pemeran : Reza Rahardian, Christine Hakim, Didi Petet, Alex Komang, Egi
Fredly,Sujiwo Tedjo, Maia Estianty, Ibnu Jamil, Chelsea Island, Christoffer
Nelwan, Tanta Ginting, Ade Firman, Alex Abbad, Dan Putri Ayudya
Guru Bangsa Tjokroaminoto menceritakan tentang setelah lepas dari era tanam paksa di akhir tahun
1800, Hindia Belanda memasuki babak baru yang berpengaruh dalam kehidupan masyarakatnya,
yaitu dengan gerakan politik etis yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Tetapi kemiskinan
masih banyak terjadi. Rakyat banyak yang belum mengenyam pendidikan, dan kesenjangan sosial
antaretnis dan kasta masih terlihat jelas.
Oemar Said Tjokroaminoto (Tjokro) yang lahir dari kaum bangsawan Jawa di Ponorogo, Jawa
Timur, dengan latar belakang keislaman yang kuat, tidak diam saja melihat kondisi tersebut.
Walaupun lingkungannya adalah keluarga ningrat dengan hidup yang nyaman dibandingkan rakyat
kebanyakan saat itu, ia berani meninggalkan status kebangsawanannya dan bekerja sebagai kuli
pelabuhan dan merasakan penderitaan sebagai rakyat jelata.
Tjokro berjuang dengan membangun organisasi Sarekat Islam, organisasi resmi bumiputera pertama
terbesar kala itu, sehingga bisa mencapai 2 juta anggota. Ia berjuang menyamakan hak dan martabat
masyarakat bumiputera di awal 1900 yang terjajah. Perjuangan menjadi benih lahirnya tokoh dan
gerakan kebangsaan.
Tjokro yang intelektual, pandai bersiasat, mempunyai banyak keahlian, termasuk silat, mesin,
hukum, penulis surat kabar yang kritis, orator ulung yang mampu menyihir ribuan orang dari
mimbar pidato, membuat pemerintah Hindia Belanda khawatir, dan membuat mereka bertindak
untuk menghambat laju gerak Sarekat Islam yang pesat. Perjuangan Tjokro lewat organisasi Sarekat
Islam untuk memberikan penyadaran masyarakat, dan mengangkat harkat dan martabat secara
bersamaan, juga terancam oleh perpecahan dari dalam organisasi itu sendiri.
Rumah Tjokro di Gang Peneleh, Surabaya, terkenal sebagai tempat bertemunya tokoh-tokoh bangsa
Indonesia kelak. Di rumah sederhana yang berfungsi sebagai rumah kos yang di bina oleh istrinya,
Suharsikin, Tjokro juga mempunyai banyak murid-murid muda yang pada akhirnya menetas,
memilih jalan perjuangannya masing-masing, meneruskan cita-cita Tjokro yang mulia untuk
mempunyai bangsa yang bermartabat, terdidik, dan sejahtera. Salah satu muridnya di Soekarno
yang kelak menjadi proklamator kemerdekaan
(Sumber : hariansejarah.id)
Nilai yang bisa diambil dalam film “Guru Bangsa : Tjokroaminoto” ditinjau dari pemahaman
terhadap Pancasila adalah sebagai berikut :