Anda di halaman 1dari 6

ACTA PHYSIOLOGICA

Review dari

PERANAN SUHU KULIT SEBAGAI PENGATURAN SUHU

Abstrak (ga penting)

Menganalisis apakah suhu kulit mewakili suhu lingkungan dan apakah ia juga akan
memberikaan sinyal (tanda) pada sistem pengaturan suhu tubuh, atau apakah merupakan
salah satu bagian dari suhu tubuh? Dan apakah memberi sinyal feedback/feedforward atau
tidak?

Tubuh manusia itu tertutup oleh kulit yang berambut yang mana merupakan batasan tubuh
dengan lingkungan luar (termasuk pakaian pada manusia dan bulu pada mamalia bukan
manusia). Sinyal suhu dari kulit berambut ternyata mewakili suhu lapisan teratas tubuh dan
memberi feedback pada sistem pengaturan suhu tubuh. Feedback ini memiliki peran
pembantu, baik feedback positif atau negatif, serta mengurangi lama dan kesalahan dalam
sistem pengaturan suhu tubuh.

Sedangkan kulit yang tidak berambut menutupi organ-organ penukar panas terutama
effektor, yang juga digunakan untuk mencari tahu mengenai keadaan lingkungan luar.
Contohnya tangan. Peran utama mereka yang berhubungan dengan sensor tubuh adalah
mengetahui suhu lokal dari suatu objek yang dirasakan. Suhu lokal ini sebagai sinyal awalan
berbagai perilaku lanjutan kita. Sama dengan kulit berambut, kulit tidak berambut juga
terdapat feedback dengan pengaturan suhu tubuh, tetapi sangat terbatas fungsinya,. Dalam
Sistem otonom, sistem pengaturan suhu tidak menggunakan sinyal maju. Pengaturan suhu
menggunakan sinyal maju dan umpan balik. Penerapan sinyal ini digunakan untuk mencapai
efek biologis dengan memblokir sinyal suhu dengan obat-obatan, dibahas.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kulit kita memiliki lebar 2 m2 sebagai pembatas dunia luar dan dalam serta sebagai
pelindung dari beragam faktor tidak menguntungkan, sehingga memungkinkan kita untuk
tetap mempertahankan homeostasis.

Kulit itu termasuk organ sensori terbesar yang juga mempengaruhi homeostatis dengan cara
mensensor berbagai gangguan yang terjadi di perbatasan dua lingkungan, termasuk
gangguan termal dan memicu respons pertahanan. Hebatnya, tidak ada kesepakatan pasti
tentang gangguan termal yang terdeteksi oleh kulit, eksternal maupun internal.
1. Sebuah kelompok besar dari makalah terbaru (Nakamura & Morrison 2008,

2010, Kanosue et al. 2010, Nakamura 2011) menyatakan

bahwa saraf kulit mendeteksi suhu lingkungan dan berfungsi sebagai sinyal maju

(feedforward) dalam kontrol suhu tubuh. Istilah ‘maju’ digunakan untuk nama jalur

termoregulasi saraf dari kulit.

2. Makalah baru lain yang lebih kecil (Romanovsky et al. 2009, Werner
2010) menyatakan bahwa suhu kulit adalah salah satu dari tubuh suhu, dan sinyal
kulit termal berfungsi sebagai sinyal umpan balik (feedback) dalam sistem
termoregulasi.

3. Menurut penulis, Misalnya, dalam ulasan 2007 (Romanov-sky 2007b), mengikuti

contoh dari banyak orang sebelum saya (Huckaba et al. 1971, Partridge & Partridge

1992, McAllen et al. 2006), saya menganggap termal kulit sinyal untuk diumpan ke

depan. Sejak itu, saya sadar bahwa penelitian ini keliru, dan ulasan berikutnya, rekan

penulis saya mengatakan bila saya meneliti suhu kulit sebagai sinyal umpan balik

(Romanovsky et al. 2009). Saya berniat untuk membenarkan penelitian baru ini di

masa sekarang

INTI : SUHU KULIT ADALAH SISTEM FEEDBACK

Feedback vs. feedforward

Feedback

Permisalan seperti rumah didinginkan oleh lingkungan di malam yang beku, suhu udara di

dalam rumah turun di bawah set termostat, dan ini menyalakan pemanas, akhirnya

menghangatkan rumah.

Feedforward
Sistem kontrol umpan maju

Permisalan yang sama, terdapat sistem yang telah mengukur suhu dingin di luar rumah lalu

segera menyalakan pemanas tanpa harus menunggu suhu dalam rumah dingin terlebih

dahulu

Kesimpulan

- sistem umpan balik, bereaksi terhadap perubahan variabel kontrol (kontrol reaktif,

koreksi). Berasal dari variabel yang dikendalikan sistem

- sistem umpan depan, bereaksi tanpa perubahan variabel kontrol (kontrol proaktif,

penghindaran). Sinyal umpan maju tidak tergantung pada variabel yang dikendalikan

sistem.

SKEMA Feedback dan feedforward dalam sistem pengaturan suhu (GRAFIK)

Pada Multisensori, sistem pengaturan suhu multieffektor dapat dijelaskan sebagai


sebuah lingkaran suhu effector yang relatif independen (Romanovsky 2007b).
- Aktif elemen pada setiap lingkaran (suhu resptor dan suhu effector) sebagai
sistem aktive
- Elemen pasif (pengiriman panas) sebagai heat transfer
Ada 3 hipotesis bagaimana suhu tubuh mungkin diatur dapat diatur dalam lingkaran
suhu effector individu:

a. Suhu tubuh dalam dikontrol oleh jenis lingkaran feedback negatif


- Lingkungan memengaruhi transfer panas, transfer panas memengaruhi suhu
efector&suhu reseptor, aktif sistem memengaruhi transfer panas,
memengaruhi suhu tubuh dalam
b. Suhu tubuh dalam dikontrol oleh jenis lingkaran feedback negatif yang ditambah
sinyal feedforward (dari lingkungan/ambient) (merah)
- Feedforward langsung memengaruhi aktif sistem
c. Suhu tubuh dalam dikontrol oleh jenis lingkaran feedback negatif yang ditambah
main feedback dan auxiliary feedback kontrol (dari suhu kulit)
- Auxiliary feedback berasal dari suhu kulit yang memengaruhi aktif sistem

TELAH SEPAKAT = suhu tubuh dalam merupakan variabel kontrol utama dalam sistem pengaturan
suhu tubuh. Hal itu telah dijelaskan dalam 3 hipotesis lingkaran tersebut.

Catatan

feedforward sinyal,
suhu kulit tidak bergantung aktivitas pengaturan suhu (heat transfer), tapi bergantung pada
suhu lingkugan.

Misalkan di musim dingin, walau sudah memakaipakaian hangat, pada tubuh yang terekspos
seperti tangan, tetap menjadi dingin. Oleh sebab itu, suhu kult yang terekspos mencerminka
suhu lingkungan,bukan internal. Jari juga sering dipakai ota untuk mengecek suhu air dengan
mencelupkan. Oleh sebab itu suhu kulit merupakan system forward yang memengaruhi suhu
tubuh dalam

NAMUN

Ternyata, kulit kita adalah heterogen.

NONHAIRY

Kulit ini menutupi organ khusus untuk kehilangan panas, seperti manusia telapak tangan,
ekor tikus, telinga kelinci atau sisir ayam.

Organ penukar panas ini ditandai oleh beberapa fitur umum, termasuk tidak adanya
rambut, vaskularisasi padat, adanya anastomosis arteriovenosa dan rasio permukaan-ke-
volume yang besar (ke distal). Maksutnya, banyak dari organ-organ ini terletak secara distal,
jauh dari pusat geometris tubuh. Karena semua fitur ini, radiator biologis mampu memasang
dua respons yang berlawanan.

Pertama
respon, pembuangan panas yang cepat ke lingkungan, terjadi ketika aliran darah melalui
organ-organ ini meningkat (vasodilatasi kulit) dan diarahkan ke anastomosis.

Yang kedua, penghentian tiba-tiba kehilangan panas, terjadi ketika anastomosis tertutup, dan aliran
darah kutan berkurang hingga hampir 0 (vasokonstriksi kutan).

Suhu kulit tidak berbulu sangat bervariasi. Sedangkan suhu kulit berbulu lebih stabil, karena
biasanya terisolasi dari lingkungan oleh pakaian pada manusia atau oleh bulu atau bulu pada hewan
endotermik lainnya.

Gambar inframerah tubuh (Gbr. 2). Terdapat 2 jenis kulit, warna hitam sebagai kulit tidak
berbulu, dan warna kuning sebagai kulit berbulu. Tikus terkena dingin.

Dalam termogram, suhu 31,0-37,0 ° C dikodekan kuning (kuning gelap ke terang), suhu di
bawah 31,0 ° C dikodekan hitam, dan suhu di atas 37.0 ° C dikodekan ungu Akibatnya, kulit
vasoconstricted pada organ hitam.

Fakta penting dari sudut pandang klinis adalah bahwa suhu kulit berbulu di sudut dan celah
tubuh (mis. Meatus akustik eksternal dan aksila) sering mendekati suhu tubuh yang dalam.
Maka, dari gambar tersebut kulit berbulu ternyata digunakan sebagai informasi utama
untuk termoregulasi. Dalam dingin, panas sinyal dari perut penting terhadap persepsi kenyamanan
termal oleh manusia. (Nakamura et al. 2013).

Maka dari itu, suhu berbulu BUKANLAH suhu sekitar, dia adalah suhu tubuh. Dengan demikian, ini
digunakan sebagai sinyal umpan balik yang mengemudi efektor otonom

Ada banyak contoh penelitian, baik pada tikus (Vianna & Carrive 2005, Tanaka et al. 2007)
dan pada manusia (Saad et al. 2001, Kondo et al. 2003), menunjukkan bahwa nada vasomotor pada
berbulu dan tidak berbulu kulit diatur secara berbeda. (di gambar, adanya aktivitas vasocontriksi
terjadi di kulit tak berbulu, (hitam)

SUHU DALAM TUBUH vs SUHU KULIT

Suhu dalam tubuh - sinyal feedback utama (-)


- variabel kontrol utama
Suhu kulit - sinyal feedback tambahan (+) dalam
sistem termoregulasi.
- Lebih stabil suhunya
- Respon gangguan lebih cepat

Sebagai variabel tambahan, suhu kulit merespon gangguan lebih cepat daripada variabel kontol utama
dengan mengurangi waktu respon/penundaan. Variabel kontrol utama menggunakan feedback negatif
sedangkan variabel tambahan menggunakan feedback positif (dapat mengurangi bahkan menghilangkan
penyimpangan feedback). Dengan berkurangnya penyimpangan pada sistem termoregulasi menyebabkan suhu
tubuh lebih stabil.

Anda mungkin juga menyukai