Anda di halaman 1dari 9

124 Mohanis, Efektivitas Pemberian Air Seduhan Bawang Putih

PEMBERIAN AIR SEDUHAN BAWANG PUTIH TERHADAP


PENURUNAN TEKANAN DARAH

Mohanis1
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang
Jalan Gajah Mada Gunung Pangilun Padang
Mohanis.mohanis@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas pemberian air seduhan bawang putih terhadap
penurunan tekanan darah lansia hipertensi di Kecamatan Nanggalo Padang.Penelitianini
bersifatQuasyEksperimentdengan desainOne Group Pretest Postest, dilakukan diPosyanduLansia
RW 01 KelurahanSurauGadangtanggal 19-26 Februari 2014. Populasi berjumlah 70 orang dan
sampel 15 lansia hipertensi. Alatpengumpulan data yaitu format pengumpulan data dan lembar
observasi yang dianalisa secara univariat dan bivariatdenganuji t test (dependen).Hasil penelitian
didapatkanrata-rata tekanan darah sistolik sebelumdansesudah pemberian seduhan bawang putih
yaitu165,33±9,9 mmHg dan154±9,1 mmHg, t hitung 12,588. Rata-rata tekanan darah diastolik
sebelum dansesudahpemberian seduhan bawang putih 96,66±16,858 mmHgdan94±12,98 mmHg, t
hitung 14,492. Ada perbedaan yang signifikan tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan
sesudah pemberianseduhan bawang putih.Dapat disimpulkan konsumsi seduhan bawang putih dapat
menurunkan tekanan darahpada lansia hipertensi. Diharapkan pada kaderdan lansia hipertensi di
posyandu agar dapat mengaplikasikan pembuatan seduhan bawang putih untuk
hipertensidengankonsumsisetiappagiselama 7 hariberturut-turut.

Kata Kunci : Bawang putih; tekanan darah; hipertensi; posyandu; lansia

Abstract

This research aims to determine the effectiveness of the provision of water infusion of garlic on
blood pressure in elderly hypertensive at Nanggalo Padang.This research is quasy experiment with
one group pretest Posttest design, do atRW 01 Elderly IHC Surau Gadang village dated February
19 to 26, 2014. The population numbered 70 people and 15 elderly hypertensive sample. Data
collection tool that formats data collection and observation sheets were analyzed using univariate
and bivariate with t test (dependent).Research results show that average systolic blood pressure
before and after the infusion of garlic is 165.33±9.9 mmHg and 154±9.1 mmHg, t value 12.588. The
average diastolic blood pressure before and after the infusion of garlic 96.66±16.858 mmHg and
94±12.98 mmHg, t value 14.492. There are significant differences in systolic and diastolic blood
pressure before and after the infusion of garlic.It can be concluded steeping consumption of garlic
can lower blood pressure in elderly hypertension. Expected in the cadres and the elderly
hypertension in neighborhood health center in order to apply the manufacture of steeping garlic for
hypertension to consume every morning for 7 days.

Keywords : Blood pressure; garlic; hypertensi; health center; aging

Kopertis Wilayah X Jurnal


Jurnal IPTEK Terapan 9 (1) (2015): 124-135 135

PENDAHULUAN Pencegahan hipertensi bisa diatasi


Proses menua merupakan suatu proses dengan 2 cara yaitu dengan farmakologis
menghilangnya secara perlahan-lahan atau dengan obat-obatan anti hipertensi
kemampuan jaringan untuk memperbaiki dengan jangka panjang bahkan seumur
diri, mengganti dan mempertahankan fungsi hidup, seperti diuretik, (Tablet
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan (Furosemide). Pengobatan nonfarmakologis
yang diderita (Dharmojo, 2006). Pada lanjut yaitu dapat menurunkan tekanan darah
usia terjadi kemunduran sel-sel karena sehingga pengobatan farmakologis menjadi
penuaan yang dapat berakibat pada tidak diperlukan atau setidaknya ditunda,
kelemahan organ, kemunduran fisik, adapun obat nonfarmakologis atau obat
timbulnya waktu tertentu berbagai macam tradisional adalah mengkudu, daun salam,
penyakit seperti penyakit degenerative rumput laut, umbi bawang putih, labu siam
(Depkes RI, 2008). dan tumbuhan herbal lainnya (Depkes RI,
Penyakit darah tinggi atau hipertensi 2008).
pada lansia adalah penyakit tekanan darah Menurut beberapa ahli, pengobatan
batas atas (systole) lebih dari 140 mmHg nonfarmakologis sama penting dengan
dan tekanan darah bawah (diastole) lebih pengobatan farmakologis, dan bahkan akan
dari 90 mmHg (Maryam, 2008). Menurut lebih menguntungkan terutama bagi
WHO di Jenewa 2002, didapatkan penderita hipertensi ringan. Pada penderita
prevalensi penyakit hipertensi adalah 13-155 hipertensi ringan, pengobatan
dari populasi dewasa dunia.Setengah dari nonfarmakologis kadang dapat
populasi yang berusia lebih dari 60 tahun mengendalikan atau menurunkan tekanan
adalah penderita hipertensi. Hipertensi darah sehingga pengobatan secara
diperkirakan menjadi penyebab kematian farmakologis tidak diperlukan atau
7,1 juta orang seluruh dunia, yaitu sekitar sekurangnya ditunda. Namun pada kondisi
13% dari total kematian, dan prevalensinya ketika obat antihipertensi sangat diperlukan,
hampir sama besar baik di Negara maka pengobatan nonfarmakologis dapat
berkembang maupun dinegara maju. dijadikan sebagai pelengkap sehingga
Hipertensi tidak memiliki keluhan dan menghasilkan efek pengobatan yang lebih
tanda gejala yang khas, karena itulah disebut baik (Junaedi, dkk, 2013).
silent killer. Hipertensi merupakan penyebab Pemanfaatan herbal untuk mengatasi
kematian nomor 3 setelah stroke dan suatu penyakit semakin disukai masyarakat
tuberculosis, yakni mencapai 6,7 % dari karena terbukti mampu memberikan hasil
populasi kematian pada semua umur di yang memuaskan. WHO merekomendasikan
Indonesia, bahkan fakta membuktikan penggunaan obat herbal dalam pemeliharaan
bahwa satu dari empat penderita tidak kesehatan masyarakat, pencegahan dan
mengetahui jika mereka menderita pengobatan penyakit, terutama untuk
hipertensi. Hipertensi sering dianggap penyakit kronis, degenerative dan
kondisi normal pada orang tua dan kanker.WHO juga mendukung upaya-upaya
lansia.Padahal tidak demikian faktanya dalam peningkatan keamanan dan khasia
penyakit hipertensi sangat berbahaya dan dari obat tradisional.Penggunaan obat
mengakibatkan orang meninggal dunia tradisional secara umum dinilai lebih aman
karena penyakit hipertensi dan daripada penggunaan obat modern. Hal ini
komplikasinya (Dewi & familia, 2010). disebabkan obat tradisional memiliki efek

Kopertis Wilayah X Jurnal


134 Mohanis, Efektivitas Pemberian Air Seduhan Bawang Putih

samping relative lebih sedikit daripada obat signifikan pada tekanan darah sistolik dan
modern (Usia, 2010). diastolik sebesar 6-10 mmHg dan tekanan
Survey Kesehatan Nasional 2010 diastol 6-9 mmHg (Catherine, et al., 2004).
menunjukkan bahwa 59,12% penduduk Di Indonesia, jumlah penderita
Indonesia merupakan konsumen herbal dan hipertensi mencapai 17-21% dari jumlah itu
95% memanfaatkan herbal. Obat herbal 60% penderita hipertensi berakhir pada
menjadi alternative guna meningkatkan stroke. Diperkirakan hipertensi yang ada di
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan Indonesia mencapai 15 juta jiwa tetapi
penyakit, terutama untuk penyakit hanya 4% yang merupakan hipertensi
degenerative dan gangguan metabolisme, terkontrol. Prevalensi 6-15% pada lanjut
serta untuk tujuan rehabilitasi (Subroto). usia, 50% tidak menyadari sebagai penderita
Bawang putih (Allium sativum L.) hipertensi sehingga cenderung untuk
mempunyai sejumlah khasiat yang sangat menjadi hipertensi berat karena tidak
bermanfaat bagi tubuh.Salah satu khasiat menghindari dan tidak mengetahui
bawang putih adalah dapat menurunkan faktorresiko, dan 90% merupakan hipertensi
tekanan darah tinggi. Bawang putih esensia (Hartono, 2012).
merupakan obat alami penurun tekanan Data yang didapat dari dinas kesehatan
darah karena bawang putih memiliki kota Padang pada tahun 2011 jumlah
senyawa aktif yang diketahui berpengaruh penderita hipertensi pada lansia di kota
terhadap ketersediaan ion untuk kontraksi padang sebanyak 7.507 kasus, pada tahun
otot polos pembuluh darah yang berasal dari 2012 sebanyak 8.875 kasus, tahun 2013
kelompok ajoene (Junaedi, dkk, 2013). sebanyak 9.447 kasus. Dari 22 puskesmas
Hasil penelitian yang dilakukan kota Padang ditemukan 10 penyakit
terhadap ekstrak umbi bawang putih dengan terbanyak pada lansia tahun 2012, penyakit
dosis 2,4 g/individu/hari mampu dengan jumlah tertinggi adalah hipertensi
menurunkan tekanan darah pada penderita yaitu 17.662 kasus dengan kasus tertinggi
hipertensi. Penurunan tekanan darah terjadi yang berlokasi di wilayah Puskesmas
5-14 jam setelah perlakuan. Ekstrak tersebut Nanggalo dengan angka tertinggi 2.497
mengandung allisin 1,3%. Efek samping kasus kemudian baru diikuti dengan
yang terjadi pada sukarelawan setelah penyakit lain seperti rematik, ISPA,
perlakuan tidak ditemukan (McMahon, F.G. Gastritis, gangguan penglihatan, jantung,
& R. Vargas, 2004).Sebagai pendamping vertigo, diabetes, alergi kulit dan infeksi
obat medis, konsumsi bawang putih bahkan kulit.
telah disarankan oleh para dokter di Berdasarkan survey awal yang peneliti
Australia untuk para pasien hipertensi. lakukan pada tanggal 5 januari 2014 di
Catherine Hood juga menemukan bukti Puskesmas Nanggalo Padang didapatkan
bahwa bawang putih dapat mengurangi data hipertensi 5 bulan terakhir pada tahun
aktivitas angiotensin coverting enzyme 2013 dengan jumlah kasus hipertensi pada
(ACE). Ini merupakan mekanisme di mana bulan Agustus sebanyak 144 kasus, pada
obat inhibitor ACE berperan dalam bulan September 116 kasus, pada bulan
menurunkan tekanan darah dengan Oktober sebanyak 121 kasus, pada bulan
meminum satu gelas air seduhan bawang November sebanyak 180 kasus, pada bulan
putih rutin setiap pagi selama 7 hari. Desember sebanyak 373 kasus.
Hasilnya menunjukkan pengurangan

Kopertis Wilayah X Jurnal


Jurnal IPTEK Terapan 9 (1) (2015): 124-135 135

Peneliti melakukan wawancara dengan pertimbangan tertentu yang dibuat oleh


10 orang penderita hipertensi hanya 1 orang peneliti sendiri yaitu semua lansia hipertensi
yang mengkonsumsi bawang putih untuk yang berada di posyandu lansia RW 01
terapi hipertensinya dan dia mengatakan ada Surau Gadang yang. Dalam penelitian ini
perubahan setelah minum terhadap tekanan lansia hipertensi yang diambil berjumlah 15
darahnya sedangkan untuk 9 orang lagi responden. Sampel yang diambil adalah
mereka mengetahui bahwa bawang putih sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan
dapat mencengah hipertensi tapi mereka eksklusi. Setelah diseleksi sampel yang
tidak mencoba untuk mengkosumsinya memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
karna mereka berangapan bahwa adalah berjumlah 15 orang.Pengambilan
penyakitnya tersebut bisa dicegah dengan sampel diambil secara purposive sampling,
istirahat yang cukup jika tidak bisa ditahan dengan kriteria :
lagi mereka hanya membeli obat di warung. a.Kriteria inklusi yaitu :
Berdasarkan latar belakang di atas 1) Bersedia menjadi responden
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian 2) Lansia berumur 60 tahunkeatas
“Efektifitas Pemberian Air Seduhan Bawang 3) Lansiahipertensi yang bersedia tidak
Putih terhadap Penurunan Tekanan Darah di mengkonsumsi obat anti hipertensi
Nanggalo Padang”. selama penelitian
4) Lansiahipertensi yang tidak
METODE PENELITIAN menggunakan terapi herbal lain
Jenis penelitian ini menggunakan selain bawang putih
Quasy Eksperiment dengan desain One 5) Lansia hipertensi saat penelitian
Group Pretest Posttest, yaitu sebelum tekanan darah sistolik dan diastolic
diberikan air seduhan bawang putih terlebih >140/90 mmHg
dahulu dilakukan pretest (pengukuran b. Kriteria eksklusi :
tekanan darah sebelum) kemudian setelah 1) Lansia hipertensi dengan komplikasi
perlakuan (pemberian seduhan bawang 2) Lansiahipertensi yang sensitive pada
putih) maka dilakukan lagi posttest bawang putih dan alergi terhadap
(pengukuran tekanan darah sesudah) untuk obat
mengetahui adanya perubahan pada tekanan 3) Lansia hipertensi post operasi
darah lansia setelah perlakuan tersebut. katarak dan apendiksitis
Penelitian ini telah dilaksanakan pada
tanggal 19 Februari sampai 26 Februari Penelitian ini dimulai dengan
2014. melakukan pre test dengan mengukur
Populasi dalam penelitian ini adalah tekanan darah masing-masing lansia
semua lansia yang mengalami hipertensi. hipertensi pada pagi hari jam 08.00 WIB
Jumlah lansia hipertensi yang berada di setiap pagi selama 7 hari. Setelah mengukur
posyandu lansia RW 01 berjumlah 70 orang. tekanan darah diberikan air seduhan bawang
Pengambilan populasi berdasarkan jumlah putih (200 cc) kepada lansia hipertensi 1x
lansia hipertensi terbanyak di RW 01 dengan sehari setiap jam 8 setelah perut responden
jumlah lansia hipertensi 70 orang dari 142 terisi oleh makanan atau sarapan pagi
orang lansia di RW 01 Kelurahan Surau selama 7 hari berturut-turut. Setelah hari
Gadang Kecamatan Nanggalo Padang. pertama di posyandu, hari ke 2-7 peneliti
Sampel dalam penelitian ini memakai memberikan air seduhan bawang putih (200
teknik purposive sampling yaitu cc) kepada lansia hipertensi 1x sehari setiap
pengambilan sampel didasarkan pada suatu jam 8 setelah perut responden terisi oleh

Kopertis Wilayah X Jurnal


134 Mohanis, Efektivitas Pemberian Air Seduhan Bawang Putih

makanan atau sarapan pagi selama 7 hari putih yaitu 154 mmHg dan 94 mmHg
berturut-turut dengan melakukan kunjungan dengan standar deviasi 9,1 mmHg dan 12,98
rumah ke rumah masing-masing lansia mmHg.
hipertensi (door to door). Kemudian Berdasarkan analisa peneliti, dari
melakukan posttest pada hari ke 8 penelitian yang telah dilakukan di Posyandu
kunjungan dengan mengukur kembali Lansia RW 01 Kelurahan Surau Gadang
tekanan darah masing-masing Kecamatan Nanggalo Padang tingginya
lansiahipertensi, setelah itu dicatat dalam tekanan darah pada lansia di posyandu lansia
lembar observasi. Data pengukuran tekanan RW 01 dipengaruhi oleh faktor umur terlihat
darah sebelum dan sesudah pemberian air dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti
seduhan bawang putih ini akan diolah dan rentannya hipertensi terjadi pada lansia, ini
dianalisa menggunakan uji t dependen. disebabkan karena semakin tua umur
seseorang kemungkinan seseorang
HASIL DAN PEMBAHASAN menderita hipertensi semakin besar, karena
Penelitian terhadap pasien dengan hilangnya elastisitas jaringan pembuluh
Hypertensi pada lansia yang telah dilakukan darah dan arterisklerosis akibat proses
dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1- 3 menua, serta adanya pelebaran pembuluh
darah yang terjadi pada lansia.
Tabel 1. Rata-Rata Tekanan Darah Sebelum Terjadinya tekanan darah tinggi pada
Pemberian Seduhan Bawang Putih lansia, juga dipengaruhi asupan garam yang
berlebihan, karena garam merupakan hal
TD sebelum Mean SD yang sangat penting bagi mekanisme
Sistolik 165,33 9,9 timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan
Diastolik 96,66 16,858 garam terhadap hipertensi adalah melalui
peningkatan plasma atau cairan tubuh dan
Berdasarkan tabel diatasdidapatkan tekanan darah. Semakin tinggi asupan garam
rata-rata untuk tekanan darah sistolik dan di dalam darah, maka akan menyebabkan
diastolik sebelum pemberian seduhan kekentalan pada darah, sehingga
bawang putih yaitu 165,33 dan 96,66 menyebabkan meningkatnya volume darah,
mmHg dengan standar deviasi 9,9 mmHg sehingga terjadinya hipertensi.
dan 16,858 mmHg. Berdasarkan tabel 2 pada penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah
Tabel 2. Rata-Rata Tekanan Darah Sesudah sistolik dan diastolik setelah pemberian
Pemberian Seduhan Bawang Putih seduhan bawang putih yaitu 154 mmHg dan
94 mmHg dengan standar deviasi 9,1 mmHg
TD sesudah Mean SD dan 12,98 mmHg.
Berdasarkan analisa peneliti bawang
Sistolik 154 9, 1 putih dapat menurunkan tekanan darah
Diastolik 94 12, karena bawang putih mengandung zat alisin
98 dan hidrogen sulfida. Zat tersebut memiliki
efek selayaknya obat darah tinggi, yakni
Berdasarkan tabel didapatkan nilai memperbesar pembuluh darah dan membuat
rata-ratauntuk tekanan darah sistolik dan pembuluh darah tidak kaku sehingga
diastolik setelah pemberian seduhan bawang tekanan darah akan turun. Mekanisme kerja

Kopertis Wilayah X Jurnal


Jurnal IPTEK Terapan 9 (1) (2015): 124-135 135

bawang putih dalam menurunkan tekanan 16,858 mmHg terjadi penurunan 94 ± 12,98
darah berhubungan dengan efek vasodilatasi mmHg dengan t hitung 14,492.
pembuluh darah yang menyebabkan Dari tabel3 terlihat perbedaan antara
tertutupnya kanal dan terbukanya kanal tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah
sehingga terjadi hiperpolarisasi. Dengan pemberian seduhan bawang putih yaitu
demikian, otot akan mengalami relaksasi. sebesar 11,33 mmHg dengan standar deviasi
Tingginya konsentrasi ion intraseluler 0,8 mmHg dan t hitung 12,588,
menyebabkan vasokontriksi yangberdampak sedangkanperbedaantekanan darah diastolik
terhadap terjadinya kondisi hipertensi. sebelumdansesudahyaitu 2,66 mmHg
Senyawa aktif dalam bawang putih diduga dengan standar deviasi 3,878 mmHg dengan
dapat menghambat masuknya ion ke dalam t hitung 14,492 mmHg. Maka dapat
sel. Dengan demikian, akan terjadi disimpulkan terdapat perbedaan yang
penurunan konsentrasi ion intraseluler dan signifikan tekanan darah sistolik dan
diikuti relaksasi otot. Hal ini dapat diastolik sebelum dengan sesudah diberikan
menyebabkan terjadinya pelebaran ruangan seduhan bawang putih pada lansia
dalam pembuluh darah, sehingga tekanan hipertensi.
darah menjadi turun. Menurut Junaedi (2013) Senyawa
alisin dalam bawang putih berkhasiat
Tabel 3. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum menghancurkan pembentukan pembekuan
dan Sesudah Pemberian Seduhan Bawang darah dalam arteri, mengurangi gejala
Putih diabetes dan mengurangi tekanan darah.
Variabel Mean SD T T Bawang putih juga mengandung zat alisin
tabel hitung dan hidrogen sulfida. Zat tersebut memiliki
TD 165,33 9,9 1,761 12,588 efek selayaknya obat darah tinggi, yakni
SistolikSebel 154 9,1 memperbesar pembuluh darah dan membuat
umdan pembuluh darah tidak kaku sehingga
Sesudahdiberi tekanan darah akan turun. Kemampuan
kanseduhanba bawang putih untuk secara signifikan
wangPutih mengurangi risiko hipertensi dapat dikaitkan
TD 96,66 16,858 1,761 14,492 dengan kehadiran zat aktif yang dikenal
DiastolikSebe 94 12,98 sebagai allicin dan sulfida. Allicin
lumdan merupakan zat yang bekerja untuk
Sesudahdiberi merelaksasi pembuluh darah, mengurangi
kanSeduhanB tekanan apa pun, dan kerusakan yang
awangPutih mempengaruhi darah.
Senyawa aktif umbi bawang putih
yang diketahui berpengaruh terhadap
Berdasarkan penelitian yang telah ketersediaan ion untuk kontraksi otot polos
dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil pembuluh darah berasal dari kelompok
penurunan tekanan darah setelah pemberian ajoene. Tingginya konsentrasi ion
seduhan bawang putih selama 7 hari intraseluler menyebabkan vasokontriksi
berturut-turut, yaitu 165,33 mmHg ± 9,9 yang berdampak terhadap terjadinya kondisi
mmHg terjadi penurunan menjadi 154 hipertensi. Senyawa aktif dalam bawang
mmHg ± 9,1 dengan t hitung 12,588 putih diduga dapat menghambat masuknya
sedangkan diastoliknya 96,66 mmHg ± ion ke dalam sel. Dengan demikian, akan
terjadi penurunan konsentrasi ion

Kopertis Wilayah X Jurnal


134 Mohanis, Efektivitas Pemberian Air Seduhan Bawang Putih

intraseluler dan diikuti relaksasi otot. Hal ini pembuluh darah, sehingga tekanan darah
dapat menyebabkan terjadinya pelebaran menjadi turun.
ruangandalam pembuluh darah, sehingga Selain itu, Bawang Putih juga sangat
tekanan darah menjadi turun (Hernawan, U. efektif menurunkan kolesterol tinggi dalam
E. & A. D. Setyawan, 2003). darah. Dengan mengkonsumsi bawang putih
Sesuai dengan hasil penelitian dapat mencegah aterosklerosis,
Catherine Hood tentang pemberian seduhan Aterosklerosis sendiri adalah penyempitan
bawang putih rutin setiap pagi selama 7 pembuluh darah arteri karena penumpukan
haridapat menurunkan tekanan darah sistolik lemak dan kolesterol yang bisa
dan diastolik sebesar 6-10 mmHg dan mempengaruhi tekanan darah, menyebabkan
tekanan diastolik 6-9 mmHg (Junaedi, dkk, stroke dan serangan jantung.
2013) yang artinya ada pengaruh pemberian
seduhan bawang putih terhadap penurunan SIMPULAN
tekanan darah pada lansia hipertensi. Dari hasil yang didapatkan dari
Berdasarkan analisa peneliti, penelitian tentang efektifitas pemberian
meminum seduhan bawang putih selama 7 seduhan bawang putih terhadap penurunan
hari berturut-turut dapat menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi di
tekanan darah pada lansia hipertensi posyandu lansia RW 01 Kelurahan Surau
yaitumenurunkan tekanan darah sistolik dan Gadang Kecamatan Nanggalo Padang tahun
diastolik sebesar 6-10 mmHg dan tekanan 2014 dapat ditarik kesimpulan bahwarata-
diastolik 6-9 mmHg. Sesuai dengan hasil rata tekanandarahpada lansia hipertensi
penelitian yang didapatkan peneliti yaitu Sebelumpemberianseduhanbawangputihyait
selama 7 hari hampir semua pasien tekanan usistolik165,33 mmHg dan diastoliknya
darah sistolik dan diastoliknya turun sebesar 96,66 mmHg. Rata-rata tekanan darah pada
10 mmHg dan tekanan diastolik menurun 10 lansia hipertensi sesudah pemberian seduhan
mmHg pada saat post tes pada hari ke bawang putih yaitu sistolik154 mmHg dan
delapan.Kandungan zat alisin dan hidrogen diastoliknya 94 mmHg. Dengan demikian
sulfide dalam bawang putih memiliki efek dapat disimpulkan bahwa terdapat
selayaknya obat darah tinggi, yakni perbedaan yang signifikan tekanan darah
memperbesar pembuluh darah dan membuat sistolik dan diastolik Sebelum dengan
pembuluh darah tidak kaku sehingga sesudah diberikan seduhan bawang putih
tekanan darah akan turun. pada lansia hipertensi dimana tekanan darah
Oleh karena itu, sangat bagus bagi lansia hipertensi mengalami perbedaan
lansia yang menderita hipertensi untuk signifikan pada tekanan darah sistolik
mengkonsumsi seduhan bawang putih sebesar 10 mmHg dan diastolik 10 mmHg
karena sangat berperan penting dalam dari tekanan darah sebelumnya di
memperbesar pembuluh darah dan membuat posyandulansia RW 01 Kelurahan Surau
pembuluh darah tidak kaku serta dapat Gadang Kecamatan Nanggalo Padang Tahun
menghambat masuknya ion ke dalam sel. 2014.
Dengan demikian, akan terjadi penurunan
konsentrasi ion intraseluler dan diikuti DAFTAR PUSTAKA
relaksasi otot. Hal ini dapat menyebabkan Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi Penyakit
terjadinya pelebaran ruangan dalam Tidak Menular. Jakarta : Rineka
Cipta.

Kopertis Wilayah X Jurnal


Jurnal IPTEK Terapan 9 (1) (2015): 124-135 135

McMahon, F. G., R. Vagas. 2004. “Can


Brunner, L dan Suddarth, D. 2002. Buku Garlic lower blood pressure? A Pilot
Ajar Keperawatan Medical Bedah study”, Pharmacotherapy13 (4):
(H. Kuncara, A. Hartono, M. Ester, 406-407.
Y. Asih. Terjemahan Edisi 8. Volume Muluk, AF. 2008. “Pandangan Kompetensi
1. Jakarta : EGC. Jamu dalam Pelayanan Kesehatan”,
Chuan-Hsiao HAN, et al. 2011. Jakarta : Semiloka Jamu Brand
“antihypertensive activities of Indonesia.
processed garlic on spontaneously Nisa, Intan. 2012. Ajaibnya Terapi Herbal
hypertensive rats and hypertensive Tumpas Penyakit Darah Tinggi.
humans”, Botanical Studies 52: 277- Jakarta : Dunia Sehat.
283. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Dharmajo R dan martono. 2006. Geriatrik Penelitian Kesehatan. Jakarta :
(ilmu kesehatan usia lanjut). Jakarta Rineka Cipta.
: yudistira. Oktora R. 2007. Gambaran Penderita
Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Hipertensi Yang di Rawat Inap di
Indonesia. Jakarta: PT. Trubus Agri Bagian Penyakit Dalam RSUD
Widya. Arifin Achmad Pekanbaru Periode
Dinkes. 2013. Profil Kesehatan Kota Padang Januari Sampai Desember 2005,
Tahun 2013. Padang. Dinkes Skripsi, FK UNRI.
Padang. Potter, P. A, perry. 2005. Buku ajar
Foushee, D. B., J. Rufin, U. Banerjee. 2004. fundamental keperawatan : konsep,
Garlic as A Natural Agent for proses, dan praktek. Edisi 4. Volume
treathment of Hypertension: A 1. Alih bahasa : yasmin Asih, dkk.
Preliminary Report, Cytobius 34: Jakarta : EGC.
145-152. Qidway, W., et al. 2004. “Effect of dietery
Hartono, Bambang. 2012. Hipertensi. garlic (A. sativum) on the blood
Diakses dari http : //ardika-zein- pressure in humans: a pilot study”,
fst08.web.unair.ac.id/artikel detail- Journal of Pakistani Medical
46061-teknobiomedik- Assosiation 50 (6): 204-207.
HIPERTENSI.html. Ridwan, M. 2010. Mengenal, mencegah,
Hernawan, U. E., A.D. Setyawan. 2003. mengatasi silent killer Hipertensi.
“Senyawa Organosulfur bawang Semarang : Pustaka Widyarma.
putih (A. Sativum L.) dan aktivitas Riwidikdo, Handoko. 2012. Statisik
biologisnya”, Biofarmasi 1 (2) : 65- Kesehatan Belajar Mudah Teknis
76. Analisis Data Dalam Penelitian
Junaedi, Edi. 2013. Hipertensi Kandas Kesehatan (plus aplikasi spss).
Berkat Herbal. Jakarta : Fmedia. Yokjakarta: Nuhamedika.
Laode, sarif. 2012. Asuhan Keperawatan Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar
Gerontik. Yokyakarta : Nuha Keperawatan Medikal Bedah
medika. Brunner & suddarth edisi 8. Jakarta :
Maryam, Siti R dkk. 2008. Mengenal Usia EGC.
Lanjut Perawatannya. Jakarta : Sugiyono. 2010. Metodologi penelitian
Salemba Medika. kuantitatif kualitatif & RND.
Bandung : Alfabeta.

Kopertis Wilayah X Jurnal


134 Mohanis, Efektivitas Pemberian Air Seduhan Bawang Putih

Sustrani, L., dkk. 2005. Hipertensi . Jakarta :


PT. Gramedia Pustaka Utama. Usia, T. 2010. “Arah Pengembangan Obat
Sutanto. 2010. Penyakit Modern Hipertensi, Asli Indonesia”. Bogor : Direktorat
Stroke, Jantung, Kolesterol dan Obat Asli Indonesia Badan
Diabetes. Yogyakarta : CV. Andi. Pengawas Obat Dan Makanan.
Subroto, M.A. 2006. Pengobatan Herbal
Untuk Mengatasi Penyakit
Degeneratif, Jakarta.

Kopertis Wilayah X Jurnal

Anda mungkin juga menyukai