Fishbone
Fishbone
LATAR BELAKANG
Desa Tanjung Pasir adalah suatu desa yang terletak di daerah pesisir pantai di
sebelah utara dari Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten
yang mempunyai luas wilayah 5,64 km2. Batas-batas Desa Tanjung Pasir dapat dilihat
Pangkalan
Gambar 1.1 Peta Tanjung pasir
Laut Jawa
1
Desa Tanjung Pasir terdiri dari 6 Kepala Dusun, 18 Rukun Warga (RW) dan
31 Rukun Tetangga (RT). Jarak tempuh dari pusat pemerintahan Desa Tanjung Pasir
2
Akses menuju Desa Tanjung Pasir dapat ditempuh dengan angkutan umum,
sepeda motor, ataupun mobil. Akan tetapi, masih terdapat daerah yang hanya dapat
ditempuh dengan berjalan kaki. Suasana sebelum memasuki Desa Tanjung Pasir
melewati daerah Kampung Melayu Teluk Naga, setelah pasar maju sekitar 200 meter
mengambil arah kanan tepat di depan sekolahan Strada. Kondisi fisik jalan menuju
Desa Tanjung pasir dari arah Bandara Soekarno Hatta cukup baik dan telah
menggunakan aspal; meskipun ada beberapa jalan yang berlubang, namun tidak
begitu mengganggu perjalanan. Sedangkan kondisi fisik jalan menuju Desa Tanjung
JUMLA RATA-
LUAS JUMLAH JUMLAH KEPADATAN
H RATA
JIWA/RUM
NO KECAMATAN WILAYAH KELU RUMAH PENDUDUK
DESA PENDUDU AH
DESA RAHA
+KEL K TANGG
(km²) N TANGGA per km²
A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JUMLAH
30.00 6 0 6 53.831 12.421 4.33 1.794
(KAB/KOTA)
3
Distribusi penduduk per desa dapat dilihat pada tabel di atas. Kepadatan
1.2 Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat sangat berperan dalam membentuk sikap dan
2011).
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan berdasarkan data yang tercatat di Desa
(Kartikawatie, 2012):
4
Tabel 1.1 Jumlah prasarana pendidikan di Desa Tanjung Pasir bulan
Agustus 2012
Kanak)
2. SD (Sekolah Dasar) 2 1.269 28
Negeri
3. Madrasah Ibtidaiyah 2 876 16
(MI)
4. SMP (Sekolah Menengah - - -
Pertama) Negeri
5. Madrasah Tsanawiyah 1 413 16
(MTs)
6. SMP (Sekolah Menengah - - -
Menengah Kejuruan)
Negeri
9 Lembaga Pendidikan:
Pendidikan Usia dini - - -
- - -
(PAUD) - - -
Kursus bahasa
Kursus menjahit
Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan ekonomi erat kaitannya dengan sumber mata pencaharian penduduk.
Sebagian besar wilayah kerja di Desa Tanjung Pasir belum berkembang secara
5
ekonomi. Jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir terdiri dari 8.849 jiwa yang usia
produktif dan pencari kerja diperkirakan sebanyak 2.039 jiwa. Secara umum dapat
nelayan, petani, pedagang, dan buruh dengan pendapatan yang tidak tetap. Dari data
yang didapat pada tahun 2011 menunjukkan hampir separuh dari jumlah penduduk di
Desa Tanjung Pasir mempunyai tingkat ekonomi yang rendah, dimana data ini masih
(Kartikawatie, 2012):
Nelayan : 2.331 orang
Buruh/swasta : 65 orang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 15 orang
Pedagang : 1.213 orang
Penjahit : 24 orang
Tukang batu : 62 orang
Tukang kayu : 42 orang
Peternak : 6 orang
Pengrajin : 5 orang
Montir : 25 orang
Dokter/bidan : 6 orang
Supir : 30 orang
Pengemudi becak : 43 orang
TNI/POLRI : 6 orang
Pengusaha : 8 orang
Petani : 176 orang
(Kartikawatie, 2012):
Koperasi : 1 unit
Pasar : - unit
Warung/kedai : 100 unit
Kios kelontong : 5 unit
Bengkel : 8 unit
Toko : 20 unit
Percetakan/sablon : - unit
6
Material/toko bangunan : - unit
Swalayan : - unit
Supermall : - unit
Pegadaian : - unit
Bank BRI : - unit
Bank Swasta : - unit
Pos Giro : - unit
landai sehingga di Desa Tanjung Pasir terdapat tambak yang luasnya mencapai 570
hektar. Walaupun demikian, pada awalnya lahan di Tanjung Pasir tidak cocok untuk
kegiatan budidaya karena kurang baiknya sistem irigasi yang ada. Baru setelah
adanya perbaikan irigasi oleh pemerintah, kegiatan budidaya dapat berkembang lebih
baik. Sedangkan berdasarkan kepemilikan tambak, dari total luas tambak yang ada di
Desa Tanjung Pasir hanya sekitar 20% saja yang dimiliki oleh penduduk desa
budidaya tambak utama yang ada di Desa Tanjung Pasir adalah ikan bandeng, mujair,
minggu atau hari libur banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Tempat pariwisata
yang terdapat di desa Tanjung Pasir adalah tempat penangkaran buaya, resort, serta
wisata pantai Tanjung Pasir. Tempat yang paling banyak dikunjungi biasanya adalah
kawasan pantai. Namun keadaan pantai di Tanjung Pasir tidak terawat dengan baik.
Banyak sampah yang tidak terurus dan air pantai yang terlihat berwarna kecoklatan.
Hal ini mungkin dapat juga disebabkan karena masih banyaknya warga setempat
yang membuang sampah rumah tangganya ke pantai. Desa Tanjung Pasir juga
7
merupakan salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan untuk para wisatawan
lain betawi, melayu, dan sisanya adalah pendatang. Berdasarkan pencatatan yang
dilakukan oleh kantor kepala desa setempat, mayoritas warga desa Tanjung Pasir
beragama Islam yaitu 97% dan ada pula yang beragama Hindu, sisanya menganut
agama Kristen Katolik, Protestan, dan agama Budha. Suasana beragama warga Desa
Tanjung Pasir cukup baik, rukun, aman, dan tentram, saling menghormati dan tolong
(Kartikawatie, 2012):
1. Islam : 9.594 orang
2. Katolik : 12 orang
3. Protestan : 2 orang
4. Hindu : 56 orang
5. Budha : 51 orang
Sarana peribadatan yang tersedia di Desa Tanjung Pasir adalah sebagai berikut
(Kartikawatie, 2010):
1. Mesjid : 6 unit
2. Mushola : 30 unit
3. Majelis taklim : 12 unit
4. Gereja : - unit
5. Pura : - unit
1.5 Transportasi
Sarana transportasi masyarakat Desa Tanjung Pasir dengan menggunakan
1.6 Kesehatan
Upaya Pemerintah Desa Tanjung Pasir dengan instansi terkait, dalam hal ini
8
2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada balita yang ada di setiap
lingkungan sekitarnya.
7. Pemanfaatan dengan ditanami sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga
9
Berdasarkan data puskesmas Tegal Angus yang kami dapat, salah satu
penyakit tersering yang terjadi di Desa Tanjung Pasir adalah Infeksi Saluran
Pernapasan Atas (ISPA) seperti panas badan yang disertai batuk dan pilek.
140
120
Jumlah Penderita
100
80
60
40
20
0
Jan Feb Mar Apr Mei jun Jul Agt
200
Jumlah Penderita
150
100
50
0
Jan Feb Mar Apr Mei jun Jul Agt
10
1.7 Aksesibilitas Air bersih
Diagram 1.4 Presentase Akses Air Bersih di Kelurahan Tegal Angus Agustus
2012
ketersediaan jamban di seluruh Desa Tanjung Pasir baik jamban keluarga maupun
Banten. Di desa ini, tanaman yang dapat tumbuh amat terbatas. Hal ini dikarenakan
kondisi air yang berkadar garam tinggi dan tanah yang mengandung pasir amat
Mengingat kondisi ini, maka Direktorat Budidaya dan Pascapanen Sayuran dan
sayuran.
11
Pada saat ini, Desa Tanjung Pasir dijadikan sebagai percontohan dan
pembelajaran agar budidaya sayuran dapat dilakukan juga di tingkat rumah tangga
pendapatan keluarga.
Keterangan:
Puskesmas
12
Gambar 2.1. Denah Lokasi Keluarga Binaan
keluarga 1.500.000 /
bulan
tangga
Kandung / bulan
Ny. Mpit
Tn. Mamad
Kandung
Tn. Mamad
13
& Ny. Mpit
Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Keluarga tersebut terdiri dari Tn.
Mamad sebagai kepala keluarga dengan seorang istri yang bernama Ny. Mpit, dua
orang anak; anak pertama bernama Fauzi, dan anak kedua bernama Ika, dan ibu dari
tanggerang dengan penghasilan Rp. 1.500.000 per bulan. Pendapatan Tn. Rinto
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, seperti membeli air PAM,
makanan, tabungan untuk sekolah anak, memperbaiki rumah dan lain-lain. Tn.
Mamad mampu menyelesaikan sekolah hingga tamat SD. Istrinya, Ny. Mpit, yang
berusia 38 tahun, hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Ny. Mpit mampu
menyelesaikan pendidikan hingga tamat SD. Pasangan ini menikah saat berusia 17
dan 15 tahun. Saat hamil ibu mpit jarang memeriksakan kandungannya di puskesmas
dan saat melahirkan dibantu oleh dukun beranak. Menurut Ny. Mpit alasan
Anak pertama pasangan Tn. Mamad dan Ny. Mpit adalah seorang laki-laki,
bernama Fauzi yang sekarang berusia 22 tahun. Fauzi bekerja sebagai buruh di pabrik
sendal dengan penghasilan Rp. 720.000 per bulan. Penghasilan Fauzi dipakai untuk
Anak kedua Tn. Mamad dan Ny. Mpit saat ini sedang meneruskan pendidikannya di
14
sebayanya disekitar rumah. Ny. Mpit mempunyai ibu kandung yang tinggal bersama
yang bernama Ny. Marbuah yang berusia 60 tahun. Ny. Marbuah berkerja sebagai
pedagang makanan ringan di sekitar pantai Tanjung Pasir. Ny. Marbuah mampu
Saat ini ny. Mpit sedang menjalani program Keluarga Berencana (KB) di
bidan terdekat dengan menggunakan implan sejak kelahiran anak pertama. Program
Keluarga Tn. Mamad memiliki kebiasaan makan dua sampai tiga kali sehari.
Ny. Mpit memasak makanan dengan menu seadanya, contoh menu yang disajikan
sehari-hari ialah nasi, sayur, ikan asin, sayur asem, dan sambal. Semua makanan
dimasak sampai matang. Keluarga Tn. Mamad dan Ny. Mpit mengerti cara cuci
tangan yang baik tetapi tidak semua anggota keluarga ingat dengan kebiasaan
mencuci tangan baik sebelum makan, maupun sesudah buang air kecil dan besar.
Anggota keluarga Tn. Mamad jarang memakai alas kaki jika berpergian keluar
Ketika ada anggota keluarga yang sakit, keluarga ini biasanya langsung
berobat ke dokter, puskesmas, dan klinik terdekat. Penyakit yang sering diderita
anggota keluarga Tn. Mamad adalah sesak batuk serta diare. Diare seringkali diderita
oleh anak kedua Tn. Mamad dan Ny. Mpit, yaitu Ika.
Keluarga Tn. Mamad tinggal di rumah pribadi, dengan luas tanah sekitar 48
bertingkat dan terdiri dari satu ruang tamu berukuran 3 m x 3 m, tidak memiliki ruang
keluarga, tiga kamar tidur masing-masing berukuran 2 x 2 m, ruang dapur dan kamar
15
mandi yg menjadi satu dengan ukuran 3 x 4 m. Rumah ini terletak di tengah
pemukiman padat pesisir pantai. Sebagian besar ruangan di dalam rumah ini
berlantaikan semen dan beratapkan genting. Dinding rumah terbuat dari batu bata,
kecuali. Untuk ventilasi, rumah ini tidak mempunyai jendela. Keluarga ini hanya
terdapat 1 buah lampu di dalam rumah, 1 buah lampu bohlam dengan watt kecil
Keluarga ini memiliki kamar mandi tanpa jamban yang bergabung dengan
digunakan juga oleh seluruh warga untuk buang air besar. Kamar mandi dan dapur
rumah Tn. Mamad tersebut memiliki sumber air sumur, air sumur jernih dan
digunakan untuk keperluan seperti mandi, mencuci, memasak air minum dan
membilas alat makan. Keluarga Tn. Mamad tidak memiliki pekarangan. Sampah-
sampah dikumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan akhir yang berada di tepi
empang.
rumah maupun di dalam rumah. Tn. Mamad dan Fauzi biasanya merokok satu
Keluarga Tn. Mamad mempunyai dua buah motor yang dipakai untuk bekerja
Tn. Mamad dan Fauzi. Dan satu buah sepeda untuk keperluan sehari-hari Ny. Mpit.
Fauzi dan Ika punya kebiasaan sering jajan sembarangan didekat rumahnya
yang menyebababkan sering mencret. Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan pun
jarang dilakukan oleh anggota keluarga. Mereka mengaku sering lupa untuk menuci
tangan dengan sabun sebelum makan ataupun setelah buang air kecil dan besar. An.
16
Ika sering bermain di lingkungan sekitar. Lingkungan tempat tinggal keluarga Tn.
Mamad banyak di dominasi oleh anak-anak. An. Ika sering bermain dengan anak-
anak sekitar. Mereka sering bermain yang membuat tangan mereka kontak dengan
tanah. Karena lingkungan tempat tinggal juga dikelilingi oleh jalan yang terbuat dari
tanah. Selepas bermain An. Ika sering lupa mencuci tangan dan terkadang mereka
langsung makan.
Keluarga dari Tn.Mamad jarang berolahraga, selain itu dalam hal menabung
U
da
sumur
pur
Kamar 3
Pintu Kamar
Ruang 2
Tamu
Kamar
1
jendela
17
Pen
Status Jenis
Nama Usia didi Pekerjaan Penghasilan
Keluarga Kelamin
kan
Kepala SM Buruh
Tn. Muhlas Laki-laki 25 th Rp 1.700.000/bulan
keluarga P pabrik
SM Ibu rumah
Ny. Dede Istri Perempuan 23 th -
K tangga
Anak
Kandung 1 th
An. Awal
Tn. Laki-laki 3mg - - -
Alfiansyah
Muhlas & g
Ny. Dede
bersuku sunda, bekerja sebagai buruh pabrik dan menikah dengan Ibu Dede yang
sekarang berusia 23 tahun. Sebelum hamil, ibu Dede bekerja juga sebagai buruh
pabrik, setelah hamil, ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi ibu rumah
tangga. Dari hasil pernikahan mereka, lahir seorang anak An. Awal Alfiansyah yang
Banten. Rumah yang dihuni oleh Tn. Muhlas dan keluarga nya merupakan rumah
milik sendiri dengan luas bangunan 3 x 8 m. Rumahnya terdiri dari beberapa ruangan
18
yaitu satu kamar tidur, satu ruang untuk gudang, satu ruangan untuk menonton TV,
satu dapur dan satu kamar mandi yang tidak terdapat jamban pribadi dan terdapat
saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Bagian depan rumah Tn, Muhlas
berlantaikan keramik tetapi bagian dapur dan kamar mandi lantainya terbuat dari
semen. Atap rumah terbuat dari genteng tanpa plafon dan dinding dari semen. Jendela
terbuat dari kaca dan tidak bisa dibuka terletak di depan rumah dan di kamar tidur
dan pengap. Hanya terdapat 1 buah lampu tempat menonton tv, 1 buah lampu di
dalam kamar dan 1 buah di teras rumah. Di dapurdan sumur terdapat lampu yang
tidak begitu terang. Sumber air didapatkan dari air sumur. Air ini digunakan untuk
kebutuhan rumah tangga seperti minum, makan, mandi dan mencuci. Limbah rumah
tangga cair di buang ke empang yang berjarak 4m dari rumah dan limbah padat di
buang di belakang rumah. Pada keluarga ini sampah dibuang di depan rumah,
Keluarga tuan Muhlas memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari (pagi, sore).
Untuk mandi, mencuci pakaian, makan dan minum keluarga tn. Muhlas
menggunakan air sumur. Sampah rumah tangga dibuang didepan rumah dan setelah
menumpuk lalu dibuang ke laut. Keluarga tn. Muhlas tidak memiliki jamban sehingga
apabila mereka ingin buang air besar mereka akan pergi ke laut untuk BAB. Apabila
pernah menabung. Anak pertama pasangan tn. Muhlas dan ibu Dede adalah seorang
19
laki-laki, bernama Awal Alfiansyah. Ibu Dede memakai KB suntik 3 bulan sekali,
Keluarga tuan muhlas memiliki kebiasaan makan dua sampai tiga kali sehari.
Istrinya memasak makanan dengan menu seadanya, menu yang disajikan sehari-hari
adalah nasi, ikan asin, tahu goreng, serta sambal. Keluarga ini jarang memakan sayur
dan buah.
Tuan Muhlas dan istrinya mencuci tangan sebelum, setelah makan dan setelah
BAB tetapi tidak dari air yang mengalir dan tidak menggunakan sabun. Keduanya
jarang menggunakan alas kaki ketika keluar di sekitar lingkungan rumahnya, mereka
juga tidak suka mencuci kaki setelahnya. Sedangkan anak mereka memiliki kebiasaan
mulutnya sehingga setahun ini sudah 2 kali diare, frekuensi BAB sehari kurang lebih
Dapur Sumur
U
Gudang
20
jendela jendela
Keluarga Kelamin an
keluarga / bulan
rumah
tangga
Anah
Kandung Tn.
21
Balok & Ny.
Anah
Kandung
Tn.Muhriji &
Ny. Irpah
Tn.Muhriji &
Ny. Irpah
islam dan bersuku Jawa, memiliki pekerjaan sebagai nelayan yang menikah dengan
ibu Anah yang sekarang berusia 60 tahun. Mereka tinggal bersama kedua anaknya
yang bernama ibu Irpah 25 tahun yang menikah dengan bapak Muhrji 25 tahun, dan
adik dari ibu Irpah yang bernama Jamal yang berusia 18 tahun. Daerah tempat tinggal
Kabupaten Tangerang, Desa Tanjung Pasir, Provinsi Banten. Rumah yang dihuni oleh
bapak balok dan keluarga nya merupakan rumah milik sendiri dengan luas bangunan
4 x 10 m yang dihuni oleh 7 orang anggota keluarga. Rumah bapak balok terdiri dari
beberapa ruangan yaitu dua kamar tidur, satu ruang untuk menonton televisi, satu
dapur dan satu kamar mandi yang tidak terdapat jamban pribadi dan terdapat saluran
pembuangan air limbah rumah tangga. Rumah bapak balok berlantaikan semen
dengan atap rumah terbuat dari genteng tanpa plafon dan dinding dari semen.
22
Ventilasi hanya ada 1 terletak di depan rumah dan tidak ada dibagian kamar tidur dan
dan pengap. Hanya terdapat 1 buah lampu di dalam rumah, 1 buah lampu bohlam
dengan watt kecil ditiap-tiap kamar dan 1 buah di teras rumah sehinga penerangan
kurang baik
Keluarga bapak balok memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari (pagi, sore).
Untuk mandi, mencuci pakaian keluarga ibu irpah menggunakan air sumur, dan untuk
makan dan minum keluarga menggunakan air dari PAM keliling yang dibeli satu
dirijen harganya Rp 1000. Sampah rumah tangga dibuang didepan rumah dan setelah
menumpuk lalu dibakar. Keluarga ibu irpah tidak memiliki jamban sehingga apabila
mereka ingin buang air besar mereka akan pergi ke laut untuk BAB.
yang dihasilkan dari bapak balok senilai Rp. 400.000, dan menantunya bapak Muhriji
Anak pertama pasangan ibu Irpah dan bapak Muhriji adalah seorang laki-laki,
bernama Dimas, dan anak keduanya perempuan bernama Melinda. Kedua anaknya di
imunisasi secara rutin di posyandu. Anak bapak Muhriji memiliki kebiasaan jajan
sembarangan dan jarang mencuci kaki ketika keluar atau main dari luar.
Keluarga bapak balok memiliki kebiasaan makan dua sampai tiga kali sehari.
Ibu Irpah anaknya yang memasak sehari-hari dengan makanan menu seadanya, menu
yang disajikan sehari-hari adalah nasi, ikan asin, tahu goreng, serta sambal. Keluarga
ini jarang memakan sayur , susu dan vitranin atau mineral lainnya.
23
Anak dari ibu Irpah punya kebiasaan sering jajan sembarangan diantaranya
membeli es yg ada didekat rumahnya yang menyebababkan anak nya sering mencret.
Anak nya pun sering keluar rumah tanpa menggunakan alas kaki. Hal ini disebabkan
orang tua serta rekan- rekannya pun jarang menggunakan alas kaki. Anak bapak
Muhriji memiliki kebiasaan jajan sembarangan dan jarang mencuci kaki ketika
keluar atau main dari luar. Sedangkan anak kedua dari pasangan bapak Muhriji dan
ibu Irah memiliki kebiasaan jarang mencuci tangan dan memakai alas kaki, selain itu
anak nya sering menghisap jempol sehingga anak kedua nya sering mengalami
U
sumur
Kamar 2
dapu
Kamar 1
r
jendela Pintu Ruang tv
24
C. Area Masalah
Medis :
Diare berulang
Non Medis :
25
Perilaku tidak memakai alas kaki jika keluar rumah
Medis :
Diare berulang
ISPA
Non Medis :
menggunakan sabun.
rumah.
Medis :
Diare berulang.
26
ISPA.
Non medis :
yaitu metode delbeq dan metode delphi . Metode delbeq adalah penetapan prioritas
pengertian dan pemahaman peserta tanpa mempengaruhi peserta. Lalu diminta untuk
prioritas.
27
Metode delphi adalah suatu metode dimana dalam proses pengambilan
dipertemukan secara langsung (tatap muka), dan identitas dari masing-masing pakar
disembunyikan sehingga setiap pakar tidak mengetahui identitas pakar yang lain.
Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya dominasi pakar lain dan dapat
Metode Delphi merupakan suatu teknik membuat keputusan yang dibuat oleh suatu
kelompok, dimana anggotanya terdiri dari para ahli atas masalah yang akan
28
Gambar 4.1. Proses Metode Delphi
binaan di Desa Tanjung pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Provinsi
1. Perilaku mengenai cara mencuci tangan yang baik dengan air mengalir
dan sabun.
6. Perilaku buang air besar dan kecil pada jamban yang sehat.
29
Dari beberapa masalah yang didapatkan pada ketiga keluarga binaan, kami
tidak memakai alas kaki, tidak mencuci tangan selepas bermain maupun
tangan.
4. Dari survey yang dilakukan pada kelima keluarga binaan didapatkan adanya
persepsi bahwa kebiasaan tidak memakai alas kaki dan tidak cuci tangan
setelah bermain maupun setelah buang air adalah suatu hal yang lumrah.
menurut kecamatan dan Puskesmas Tegal Angus Tahun 2012 (data puskesmas
terlampir).
30
Diagram 1.3 Jumlah rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di
(sumber : buku
laporan
tahunan
BAB II
KEPUSTAKAAN
Polhaupessy,Psi menguraikan perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari
luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Untuk
aktifitas ini mereka harus berbuat sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan
pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah bentuk perilaku.Cerita ini dari satu segi. Jika
2. Bentuk Perilaku
31
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
terselubung atau tertutup (cover). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan / kesadaran, dan sikap yang terjadi
tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas
Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus
(rangsangan dari luar). Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun
bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor – faktor yang membedakan
1. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given
atau bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan
sebagainya.
2. Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik,
dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi factor yang dominanyang
perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni.
32
1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti
ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku
tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (long lasting). (Notoatmodjo,
2010).
5. Perilaku Sehat
terhadap kesehatan (health attitude) dan praktik kesehatan (health practice).Hal ini
berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang
33
2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau
kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap
2005)
terhadap stimulasi yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2008), ada tiga faktor
34
1. Faktor yang mempermudah (predisposing factor), antara lain pengetahuan,
sikap, kepercayaan,norma sosial, dan unsur lain yang terdapat dalam diri
Control / CDC), cuci tangan adalah tindakan paling utama dan menjadi satu-satunya
cara mencegah serangan dari penyakit. Cuci tangan adalah murah, mudah, dan untuk
mencegah penyakit. Pencegahan penyakit yang paling penting dari itu semua. (Journal
of Environmental Health,2006).
Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan perilaku yang
biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Rendahnya perilaku cuci
tangan pakai sabun dan tingginya tingkat efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun
dalam mencegah penularan penyakit, maka sangat penting adanya upaya promosi
dipahami betapa perilaku ini harus dilakukan, antara lain karena berbagai alasan sbb :
1. Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan
35
B. Tujuan
Tujuan utama dari cuci tangan secara higienis adalah untuk menghalangi
Mencuci tangan dalam upaya peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
sangatlah penting dan mudah dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan
indonesia sehat 2010. (Iswara, 2007). Mencuci tangan menjadi penting jika ditinjau
dari :
1. Kulit tangan banyak kontak dengan berbagai aktivitas, benda dan lingkungan.
2. Kuman dapat terdapat di kulit jari, sela kuku, kulit telapak tangan.
3. Kontak mulut dan tangan saat makan / minum.
4. Dapat menimbulkan penyakit saluran cerna.
menular, cukup banyak penyakit yang dapat dicegah melalui kebiasan atau perilaku
higienes dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS), seperti misal penyakit diare, typhus
perut, kecacingan, flu burung, dan bahkan flu babi yang kini cukup menghebohkan
dunia. Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan,
terlebih cuci tangan pakai sabun merupakan masih merupakan sasaran penting dalam
promosi kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini
disebabkan perilaku tersebut masih sangat rendah, dimana baru 12% masyarakat yang
cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar, hanya 9% ibu-ibu yang mencuci
tangan pakai sabun setelah membersihkan tinja bayi dan balita, hanya sekitar 7%
36
masyarakat yang cuci tangan pakai sabun sebelum memberi makan kepada bayi, baru
14% masyarakat cuci tangan pakai sabun sebelum makan. Dengan perilaku cuci
tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan menggunakan air bersih yang mengalir
akan dapat menurunkan kejadian diare sampai 45%. Waktu-waktu yang diharuskan
1. Ada 5 waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus di perhatikan, yaitu :
1. Sebelum makan
2. Sebelum menyiapkan makanan
3. Setelah buang air besar
4. Setelah menceboki bayi/anak
5. Setelah memegang unggas/hewan
2. Selain 5 waktu kritis tersebut, ada beberapa waktu lain yang juga penting dan
beraktifitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai
sabun :
1. Sebelum dan setelah makan
2. Setelah ganti pembalut.
3. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan setelah
terluka
8. Setelah menangani sampah
9. Sebelum memasang dan melepas lensa kontak
37
10. Setelah menggunakan fasilitas umum (misal : toilet, wartel, warnet, dll.)
11. Pulang berpergian dan setelah bermain
12. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.
tangan
3. Bersihkan tangan pakai lap bersih.
C. Menjaga kebersihan kuku pada tangan dan kaki
3 Dasar kuku (nail bed): merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku
4 Alur kuku (nail grove): merupakan celah antar dinding dan dasar kuku
6 Lempeng kuku (nail plate): merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi
dinding kuku
7 Lunula: merupakan bagian lempeng kuku yang berwarna putih didekat akar
9 Hiponikium: merupakan dasar kuku, kulit ari dibawah kuku yang bebas (free
edge) menebal
Fungsi kuku
umum ialah sebagai pelindung dari ujung jari. Fungsi keduanya yang juga sangat
penting adalah memberi sensitifitas daya sentuh . Pada ujung jari terdapat banyak
reseptor yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang sentuh saat kita menyentuh
suatu objek sehingga kita dapat merasakan bersentuhan dengan objek yang kita
sentuh.
Pertumbuhan kuku
39
Kecepatan pertumbuhan kuku rata- rata 1 mm / minggu. Pembaruan total kuku
Kuku yang panjang dan tajam, bisa menggores wajah anak-anak. Kuku yang
panjang juga mudah kotor, dan menjadi sarana masuknya kuman penyakit. Apalgi
anak-anak suka memasukkan jemari ke mulutnya. Gunting kuku di lakukan baik nya
seminggu sekali. Karena jemarinya masih sangat kecil dan begitu lunak, hati-hatilah
Buka jemarinya dan letakkan ibu jari anda di luar telapak tangan balita, sementara jari
anda yang lain masuk ke telapak tangannya. Bersihkan kotoran di balik kukunya
dengan kapas dicelup air hangat. Kemudian gunting kuku satu persatu dan dengan
hati – hati.
Gunting kuku setelah mandi dan Anak sudah terlelap tidur, sebab setelah
mandi kukunya jadi agak lunak dan kalau dalam keadan tidur tentunya
Tim ahli WHO (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu
40
Bentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan,
Apabila seseorang itu penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan
dan lakukan cendrung untuk kita contoh. Orang inilah yang dianggap
3. Sumber-sumber
Pemikiran dan perasaandaya
Pengetahuan
Yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya : waktu, uang, tenaga
Sikap
kerja, ketrampilan dan pelayanan. Pengaruh sumber daya terhadap perilaku
Kepercayaan
dapat bersifat positif maupun negatif.
Keyakinan
Nilai-nilai
4. Kebudayaan
Lingkungan
kebudayaan.
PERILAKU
Sumber-sumber daya
Waktu
Transportasi
Kerangka teori
Biaya
Tenaga kesehatan
Kebudayaan
Kebiasaan
nilai-nilai 41
(kerangka konsep)
42
Definisi operasional
43
Definisi
No Variabel Alat Ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
Operasional
tindakan
membersihka
Skor 2-4:
Perilaku n tangan dan
perilaku
mencuci kaki dengan
mendukung
tangan dan menggunaka Skor <2:
1. Kuesioner Wawancara Ordinal
kaki dengan n air dan perilaku
keluarga
binaan
2. Kebiasaan Kebiasaan Kuesioner Wawancara Skor 4-7: Ordinal
tangan dan
kaki dengan
cara mencuci
44
tangan
dengan air
mengalir dan
sabun serta
memakai alas
kaki.
Pengetahuan
anggota
Skor 4-9:
keluarga
Pengetahuan pengetahua
binaan
menjaga n baik
tentang cara Skor 1-3:
3. kebersihan Kuesioner Wawancara Ordinal
menjaga pengetahua
tangan dan
kebersihan n kurang
kaki.
tangan dan baik.
kaki dan
akibatnya.
4. Petugas Peran petugas Kuesioner Wawancara Skor ≥2: Ordinal
dalam kesehatan
mengedukasi mendukung
Skor <2:
masyarakat
petugas
tentang
kesehatan
pentingnya
tidak
45
menjaga
kebersihan mendukung
tangan dan
kaki.
Sikap yang
diyakini oleh
keluarga
binaan
tentang
Skor 1:
bagaimana
keyakinan
cara
mendukung
mencegah Skor 0:
tidak
menjaga
kebersihan
tangan dan
kaki.
pendidikan pendidikan
46
yang sudah
baik
ditamatkan Skor <2
keluarga kurang
binaan.
Peran orang
tua dalam
mengedukasi
Skor 2-4 :
anak-anak
peran orang
dan anggota
tua
7. Orang tua keluarga lain Kuesioner Wawancara Ordinal
mendukung
Skor <2 :
untuk
Peran orang
tua tidak
menjaga
mendukung
kebersihan
tangan dan
kaki.
47
Pendapatan
atau
penghasilan
yang diterima
oleh anggota
keluarga
Skor 3-6 :
binaan dalam
ekonomi
sebulan.
baik
Pendapatan
8. Pendapatan Kuesioner Wawancara Ordinal
baik jika Skor <3 :
besar dari
UMR (Rp.
1.200.000)
dan kurang
jika kurang
dari UMR
9. Lingkungan Keadaan Kuesioner Wawancara Skor 2-5 : Ordinal
lingkungan di lingkungan
48
binaan. kurang baik
BAB III
49
METODE PENELITIAN
langkah yang ditempuh harus relevan dengan masalah yang telah ditetapkan
Dalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial perlu
keseluruhan objek pengumpulan data. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah
Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam hal ini yang
menjadi sampel adalah kepala keluarga atau istri dari keluarga binaan di RT 02/03,
Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi Banten,
a. Data primer
Data yang langsung didapatkan dari hasil kuesioner semua anggota warga binaan
di Desa Tanjung Pasir, Teluk Naga melalui wawancara terpimpin dan observasi.
50
b. Data sekunder
Data yang didapat dari data laporan tahunan di Puskesmas Tegal Angus, berupa
data angka sepuluh penyakit terbesar bulan januari 2013, presentase rumah tangga
Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
kuesioner ini dikarenakan kuesioner bersifat objektif (75%) karena berasal dari
sumber data (responden) secara langsung, diharapkan dapat lebih mendengar tujuan-
tujuan, perasaan, pendapat dari responden secara langsung sehingga secara tercipta
hubungan yang baik antara pewawancara dan responden, selain itu dapat diterapkan
untuk pengumpulan data dalam lingkup yang luas, serta cukup efisien dalam
Sumber data dalam pengumpulan data ini adalah para responden yaitu tiga
keluarga binaan di RT 02/03 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
51
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sarana yang dapat diwujudkan berupa benda atau alat yaitu kuesioner dengan teknik
Kebupaten Tangerang. Pengumpulan data ini dilakukan selama tujuh hari, mulai dari
14 Mei 2013 sampai dengan 24 Mei 2013 dengan menggunakan kuesioner sebagai
dengan kuesioner dilakukan terhadap ketiga keluarga binaan ini diambil delapan
Tabel 3.1. Pengumpulan Data di desa Tanjung Pasir Tanggal 14 Mei -24 Mei
2013
52
keluarga binaan
4. Jumat, 17 Mei 2013 Penentuan area masalah dengan dr. Dwi Yanto
lingkungan sekitar
pengumpul data.
lingkungan sekitar
keluarga binaan
dan video.
53
3.5. Pengolahan Data dan Analisis Data
Untuk pengolahan data tentang “Perilaku mencuci tangan serta kaki dengan
air mengalir dan sabun RT/RW 02/03 Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
analisis univariat.
variabel yang ada secara deskriptif. Anlisis ini dilakukan terhadap masing-masing
variabel yang akan diteliti. Tujuan analisis univariat adalah untuk menjelaskan atau
Pada diagnosis dan intervensi komunitas ini, variabel yang diukur adalah
1. Perilaku mencuci tangan dan kaki dengan air mengalir dan sabun cara
54
8. Pendapatan atau penghasilan yang diterima oleh anggota keluarga binaan
dalam sebulan. Pendapatan baik jika sama dengan atau lebih besar dari UMR
BAB IV
HASIL
karakteristik responden yang terdiri dari tiga keluarga binaan di Desa Tanjung Pasir,
Diagram 4.1 distribusi frekuensi kelamin pada tiga keluarga binaan, didapatkan
55
Diagram 4.2 distribusi frekuensi umur pada tiga keluarga binaan, didapatkan
56
Diagram 4.3 distribusi frekuensi pekerjaan pada tiga keluarga binaan,
didapatkan pekerjaan terbanyak pada ketiga keluarga binaan, yaitu ibu rumah
tangga
dalam kuesioner yang dijawab delapan responden pada bulan Mei 2013.
tangan dan kaki dengan air mengalir dan sabun di Desa Tanjung Pasir,
Perilaku mencuci
dan sabun
1 Baik 0 0
57
2 Buruk 8 100
3 Total 8 100
mencuci tangan dan kaki tidak dengan air mengalir dan sabun (100%).
dan kaki di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Kebiasaan menjaga
kaki
1 Baik 1 12.5
2 Sedang 2 25
3 Buruk 5 62.5
4 Total 8 100
58
Tabel 4.3 Distribusi responden mengenai aspek pengetahuan menjaga
kebersihan tangan dan kaki Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
Pengetahuan menjaga
dan kaki
1 Baik 5 62.5
2 Buruk 3 37.5
3 Total 8 100
59
Tabel 4.4 Distribusi responden terhadap aspek pendidikan di Desa Tanjung
Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Mei 2013
1 Tinggi 1 12.5
2 Sedang 2 25
3 Rendah 5 62.5
4 Total 8 100
Tabel 4.5 Distribusi responden terhadap aspek peran petugas kesehatan dalam
60
kaki. Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Peran petugas
masyarakat
1 Ada 8 100
2 Tidak ada 0 0
3 Total 8 100
(100%).
1 Tinggi 5 62.5
2 Sedang 3 37.5
61
3 Rendah 0 0
4 Total 8 100
kebersihan tangan dan kaki di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
1 Baik 8 100
2 Tidak Baik 0 0
3 Total 8 100
62
Tabel 4.8 Distribusi responden terhadap aspek lingkungan yang mempengaruhi
kebersihan tangan dan kaki di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
1 Baik 0 0
2 Tidak Baik 8 100
3 Total 8 100
lingkungan yang tidak baik yang dapat mempengaruhi kebersihan tangan dan kaki.
Tabel 4.9 Distribusi responden terhadap aspek peran orang tua yang mempengaruhi
kebersihan tangan dan kaki di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
1 Baik 3 37.5
3 Total 8 100
63
Berdasarkan tabel 4.9 pada responden didapatkan peran orang tua tidak baik
Tabel 4.10 Hasil analisis univariat sembilaan variabel Perilaku Mencuci Tangan
dan Kaki Pada Keluarga Binaan terhadap sembilan responden di Desa Tanjung
Mei 2013
(orang) ntase
dengan air
dan kaki
3 Pengetahuan Baik 5 62.5%
3 37.5%
menjaga kebersihan
Buruk
tangan dan kaki
4 Pendidikan Tinggi 1 12.5%
Sedang 2 25%
Rendah 5 62.5%
No. Variabel Hasil Ukur Jumlah Perse
(orang) ntase
64
5 Peran petugas Adaa 8 100%
Tidak ada 0 0%
kesehatan
6 Pendapatan Tinggi 5 62.5%
Sedang 3 37.5%
Rendah 0 0%
7 Keyakinan Baik 8 100%
Tidak Baik 0 0%
8 Lingkungan Baik 0 0%
Tidak baik 8 100%
9 Peran Orang Tua Baik 3 37.5%
Tidak Baik 5 62.5%
diagram fishbone yaitu untuk mengetahui penyebab masalah sampai dengan akar
masalah dari setiap akar penyebab masalah tersebut. Adapun diagram fishbone
65
66
Akar Alternatif Rencana
Pemecahan
Penyebab Intervensi
Masalah
Masalah
67
sehat
3 Kurangnya Memaksimalkan -Mengusulkan
peran dari peran petugas kepada petugas
petugas kesehatan kesehatan untuk
kesehatan lebih sering
mengadakan
penyeluhan
tentang hidup
bersih dan sehat
68
6 Pendapatan Memaksimalkan -Membagikan
yang kurang pendapatan sabun antiseptic
dalam masyarakat pada masyarakat
-Membagikan
masyarakat untuk
alas kaki pada
kebutuhan
masyarakat.
primer
7 Orang tua Mengedukasi -Memberikan
tidak para orang tua pengarahan
mengajarkan agar kepada setiap
anak-anaknya mengajarkan orang tua agar
tentang anak-anaknya dapat
kebersihan tentang mengajarkan
tangan dan kebersihan anak-anaknya
kaki tangan dan kaki tentang
kebersihan tangan
dan kaki
8 Rendahnya Memberikan Memberikan
tingkat sosialisasi penyuluhan
pendidikan di tentang tentang wajib
masyarakat pentingnya belajar Sembilan
pendidikan tahun
69
BAB V
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis dari data kuesioner, didapatkan adanya perilaku buruk
dari yang telah menjadi kebiasaan sekitar masalah kebersihan kaki dan tangan. Dari
hasil fish bone didapatkan berbagai macam penyebab kurangnya perilaku mengenai
70
1. Penyuluhan menggunakan media poster, dilakukan dengan target warga
yang Baik dan Benar dengan Menggunakan Air Bersih yang Mengalir dan
Sabun”.
2. Pembagian sabun cuci tangan kepada keluarga binaan.
3. Pembagian sandal jepit kepada keluarga binaan
4. Memberikan sosialisasi tentang pengetahuan hidup bersih dan sehat
5. Memberikan pengertian pentingnya serta hal-hal yang dapat dicegah
5.2 Saran
1. Melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat atau para orang tua
pada anak.
2. Menyadarkan dan mengarahkan tentang mana tradisi yang benar dan
dan tangan.
6. Meningkatkan pembinaan kader agar lebih optimal dalam hal kegiatan
penyuluhan tentang manfaat dan tata cara menjaga kebersihan kaki dan
71
peningkatan pengetahuan dan kesadaran akan perilaku menjaga
DAFTAR PUSTAKA
Amrul Munif,M. 2010. Metodelogi Penelitian Bidang Kesehatan. Jakarta : Penerbit
Sagung Seto
Azwar, Azrul. 1999. Pengantar epidemiologi Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa aksara
Dewi, Kurnia. 2010. Tinjauan teori pengetahuan. Diakses dari
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-kurniadewi-5574-3-
72
pengetahuan-ilmiah-penelitian-ilmiah-dan-jenis-penelitian/ di unduh tanggal
15 Maret 2013
Ningrum,2012.MetodeDelphi.http://dimasarioarumbinang.blogspot.com/2010/06/met
LAMPIRAN
KOESIONER
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
73
b. Mendiamkan saja
3. Perilaku Apakah keluarga anda selalu membersihkan kaki
sebelum tidur ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak
74
7. Kebiasaan Apakah di keluarga anda ada yang memiliki kebiasaan
kobokan
c. Tidak mencuci tangan sebelum makan
11. Pengetahuan Ada berapa langkah cara mencuci tangan yang baik
75
c. Tidak tahu
rumah?
a. Menyediakan
b. Kadang-kadang
c. Tidak Menyediakan
19 Ekonomi Berapa perkiraan pendapatan anda sebulan ?
a. >1.000.000
b. 500.000 – 1.000.000
c. <500.000
20 Ekonomi Apakah anda mampu menabung setiap harinya ?
a. Iya
b. Kadang-kadang
c. Tidak sama sekali
76
21 Orang tua Apakah di keluarga anda selalu diajarkan kebiasan
77
LEMBAR SKORING
Pengetahuan Responden
Skor
VARIABEL PERILAKU
Jawaban B : (0)
Jawaban B : (1)
Jawaban C : (0)
VARIABEL KEBIASAAN
Jawaban B : (1)
Jawaban C : (0)
Jawaban B : (0)
VARIABEL PENGETAHUAN
Jawaban B : (0)
Jawaban C : (0)
Jawaban B : (1)
Jawaban C : (0)
Jawaban B : (0)
VARIABEL KEYAKINAN
Jawaban B : (0)
VARIABEL PENDIDIKAN
Jawaban B : (3)
Jawaban C : (2)
Jawaban D : (1)
Jawaban E : (0)
Jawaban B : (1)
Jawaban C : (0)
79
VARIABEL EKONOMI
Jawaban B : (1)
Jawaban B : (1)
Jawaban C : (0)
Jawaban B : (0)
VARIABEL LINGKUNGAN
Jawaban B : (0)
Jawaban B : (1)
Jawaban C : (0)
80
FOTO KEGIATAN
81
Kebiaasaan keluarga binaan tidak menggunakan alas kaki
1102008214 )
82
Keluarga binaan Tn. Muhlas (Ratu Ursula Paramadina 1102008299)
1102008068)
83
84