Anda di halaman 1dari 4

A.

DAFTAR MASALAH DI PUSKESMAS X

NO MASALAH TARGET KONDISI SAAT INI


1 Tingginya angka kejadian ISPA pada lansia 0,1% 0,3%
2 Cakupan hipertensi pada lansia 95% 92%
3 Prevalensi balita gizi buruk yang masih tinggi 0,30% 0,41%
4 Cakupan peserta KB aktif 76% 75%
5 Cakupan pelayanan anak balita 90% 80%

B. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH


PROBLEM URGENCY SERIOUSNESS GROWTH TOTAL RANKING
NO 1 5 4 5 14 I
NO 2 2 3 4 9 1V
NO 3 4 4 5 13 II
NO 4 2 3 3 8 V
NO 5 3 4 5 12 III

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa prioritas masalah adalah problem No.1 yaitu
tingginya angka kejadian ISPA pada lansia.

C. MENGIDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH


No Faktor Penyebab Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan
Masalah
1 Man Kurangnya pengetahuan dan Mengadakan penyuluhan
tindakan masyarakat dalam kepada masyarakat secara
melindungi diri dari kontinyu
resiko terkena ISPA
Terdapat beberapa warga
dengan kebiasaan perilaku
membakar sampah dan
memasak dengan tungku
2 Material Kurangnya sarana (media) Mengadakan anggaran
penyampaian informasi promosi kesehatan dalam
mengenai ISPA dan cara bentuk poster, leaflet, dan
pencegahan seperti poster, spanduk
leaflet, spanduk di pos
pelayanan kesehatan dan
tempat-tempa umum
3 Metode Jadwal penyuluhan ISPA Membuat jadwal penyuluhan
yang belum teratur yang dapat dilaksanakan
sesuai target
4. Lingkungan Tingkat perokok aktif masih Memberikan penyuluhan
tinggi, 41% terdapat mengenai dampak dari
perokok di dalam rumah. merokok

Diagram Tulang Ikan tingginya angka kejadian ISPA pada lansia

MAN MATERIAL

tingginya
LINGKUNGAN angka
kejadian
ISPA pada
lansia
METODE

D. MENENTUKAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH


Kegiatan C A R L Skor Ranking
Mengadakan 3 3 3 3 162 II
penyuluhan kepada
masyarakat secara
kontinyu
Mengadakan 1 1 1 1 1 IV
anggaran promosi
kesehatan dalam
bentuk poster, leaflet,
dan spanduk
Membuat jadwal 2 2 2 1 8 III
penyuluhan yang
dapat dilaksanakan
sesuai target
Memberikan 3 3 3 4 108 I
penyuluhan mengenai
dampak dari merokok
Penjelasan Metode yang Digunakan :
1. Menentukan Prioritas Masalah (USG)

Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan urutan prioritas masalah
dengan metode teknik scoring. Proses untuk metode USG dilaksanakan dengan
memperhatikan urgensi dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta
kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin besar dengan
menentukan skala nilai dari 1-5 atau 1-10. Masalah yang memiliki skor total
paling tinggi adalah prioritas masalah.
a. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
b. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat
dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, membahayakan system atau tidak.
c. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.

2. Menentukan Prioritas Pemecahan Masalah (CARL)


Metode CARL merupakan suatu cara untuk menentukan prioritas masalah jika
data yang tersedia adalah data kualitatif. Dilakukan dengan menentukan skor atas
kriteria tertentu, yaitu Capability, Accesbility, Readiness, dan Leverage (CARL).
Semakin besar skor maka semakin besar masalahnya, semakin besar masalahnya
sehingga semakin tinggi pada urutan prioritas.
Metode CARL didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-10.
Kriteria CARL tersebut mempunyai arti :
C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)
A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknoloi serta
penunjang pelaksanaan seperti peraturan atau juklak
R = Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran,
seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan masalah yang dibahas.
E. INPUT, PROSES, OUTPUT
tingginya angka kejadian ISPA pada lansia

Input:
 SDM: perlu penambahan petugas/kader yang memahami tentang program
pemberian ISPA
 DANA: perlu dana tambahan untuk promosi kesehatan dalam bentuk poster,
leaflet, dan spanduk mengenai merokok maupun ISPA , juga dana untuk
melaksananakan pelatihan/penyuluhan kepada keluarga juga kader setempat
tentang dampak merokok dan penyakit ISPA.
 Metode: Membuat jadwal penyuluhan yang dapat dilaksanakan sesuai target.
 Waktu: dibutuhkan waktu khusus untuk penyuluhan
 Tempat: untuk melakukan penyuluhan dampak merokok dan ISPA
 Media: Poster, leaflet, PPT untuk penyuluhan

Proses:

 Penyuluhan kepada masyarakat


 Melakukan kunjungan rumah untuk edukasi serta pemberian informasi pada
warga yang tidak sempat ikut penyuluhan, namun memiliki faktor risiko
terhadap ISPA
 Edukasi rokok dan ISPA
 Melakukan kerja sama lintas sektoral (BKKBN, Dinas Perhubungan dan
Sosial)
 Membuat penyuuhan di posyandu lansia

Output

 Jumlah posyandu lansia yang aktif meningkat


 Pengetahuan mengenai merokok dan ISPA meningkat

Outcome:

 Menurunnya angka kejadian ISPA pada lansia


 Meningkatnya kesejahteraan lansia

Anda mungkin juga menyukai