Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Kanker payudara adalah keganasan paling umum pada wanita di seluruh dunia.
Penyakit ini merupakan 22,9% dari semua jenis kanker pada wanita dan merupakan salah
satu penyebab utama kematian pada wanita. 1.000.000 wanita terkena penyakit ini setiap
tahunnya, dan 300.000 wanita lainnya meninggal setiap tahun sebagai akibatnya. 1

Menurut data dari GLOBOCAN (Global Cancer Project) tahun 2014, 1.671.149
kasus baru kanker payudara diidentifikasi dan 521,907 kasus kematian akibat kanker
payudara terjadi di dunia dengan kanker payudara yang umum di wanita mencapai angka
26% dengan insiden kanker payudara di negara-negara maju lebih tinggi, sementara kematian
terbesar di negara-negara berkembang. 2

Kanker payudara merupakan penyebab nomor 5 kematian di dunia dengan rata-rata


per tahun adalah sebanyak 522.000 kasus.2 Pada negara berkembang, kanker payudara
merupakan penyebab pertama kematian pada wanita dengan jumlah kematian sebanyak
324.000 yang merepresentasikan sebanyak 14,3% dari seluruh kasus kematian yang terjadi.2

Faktor genetik adalah faktor penyebab penyakit kanker payudara. Menurut penelitian,
10% sampai 20% dari semua kasus kanker payudara disebabkan oleh penyebab genetik
utama3. Kanker payudara herediter, yang biasanya disebabkan oleh mutasi pada gen BRCA1
dan BRCA2, bertanggung jawab atas 5% - 10% dari semua kasus kanker payudara. Mutasi
gen BRCA1 dan BRCA2 masing-masing bertanggung jawab atas 52% dan 32% keluarga
dengan kanker payudara.3

Selain faktor usia, kanker payudara memiliki banyak faktor resiko lainnya.3 Salah
satunya adalah ras dan etnisitas. Insidensi kanker payudara tergolong lebih rendah pada ras
asia, hispanik, amerika-india di bandingkan dengan wanita kulit putih golongan non-
hispanik.3 Faktor reproduktif seperti usia menarke, kehamilan, jarak waktu melahirkan,
laktasi, pernah atau tidaknya aborsi, serta usia menopause dapat berperan pada terjadinya
kanker payudara.3

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi
Payudara wanita dewasa berlokasi dalam fascia superficial dari dinding depan dada. Dasar dari
payudara terbentang dari iga kedua di sebelah atas sampai iga keenam atau ketujuh disebelah bawah, dan dari
sternum batas medialnya sampai ke garis midaksilrasis sebagai batas lateralnya. Dua pertiga dasar tersebut
4
terletak di depan M. pectoralis major .

Gambar 2.1. Potongan sagital mammae dan dinding dada sebelah depan

Bagian-bagian dari payudara diantaranya adalah : 4


1. Breast : Jaringan lemak yang berisi kelenjar yang memproduksi susu;
terletak fasia superfisial diatas retromammary space, yang terletak
diatas fasia pektoralis profunda yang membentuk muskulus pektoralis
mayor.
2. Areola : Kulit berpigmen sirkular yang mengelilingi puting susu;
mengandung kelenjar sebasea dan kelenjar keringat yang melubrikasi
puting susu.
3. Puting susu: Lokasi duktus laktiferos.

2
Arteri yang menyuplai payudara antara lain adalah : 4
1. Arteri interkostal anterior
2. Arteri mammae lateralis
3. Arteri torako-akromial

Pembuluh limfatik dari bagian tubuh atas kebanyakkan berasal dari payudara
yang terdiri dari :
1. Nodus aksilaris lateral : terletak dibelakang vena aksilaris
2. Nodus pektoralis : terletak pada batas inferior muskulus pektoralis
minor
3. Nodus posterior : terletak pada lipatan aksila psoterior
4. Nodus sentral : terletak pada dasar aksila
5. Nodus apikal : terletak medial dari vena aksilaris dan superior
dari muskulus pektoralis minor

3
Fisiologi Payudara

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama adalah
sejak masa hidup anak melalui pubertas, masa fertilitas dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan
progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai siklus menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi,
payudara menjadi lebih besar dan beberapa hari sebelum menstruasi berikutnyaterjadi pembesaran
maksimum. Kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi
payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.
Pada saat itu pemeriksaan mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi
mulai, semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi saat hamil dan menyusui. Saat itu payudara membesar karena epitel duktus
lobul dan alveous berproliferasi dan tumbuh duktus baru.Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior
memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu.

4
2.2. Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan suatu penyakit dimana sel-sel pada payudara bertumbuh
di luar kendali.5 Perubahan yang terjadi pada sel-sel tersebut dapar disebabkan karena adanya
mutasi pada gen yang berfungsi untuk menyeimbangkan pertumbuhan sel. Terdapat
bermacam-macam jenis kanker payudara.5 Jenis kanker payudara yang dapat muncul
bergantung pada sel payudara mana yang berubah menjadi kanker.5

2.2.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Kanker Payudara


Faktor resiko terjadinya kanker payudara dapat bermacam-macam, mulai dari usia,
faktor reproduksi, riwayat keluarga dengan kanker payudara, predisposisi genetik, dan faktor
lingkungan.6,7,8
a. Umur :
Risiko untuk mengalami kanker payudara meningkat, seiring dengan bertambahnya usia.
Angka kejadian kanker payudara rata-rata pada wanita Amerika: >75% penderita kanker
berusia >50 tahun
b. Riwayat individu
Riwayat kanker payudara sebelumnya juga meningkatkan risiko terjadinya kanker
payudara kembali pada sisi ipsilateral atau kontralateral. Faktor-faktor lain yang terkait
dengan terjadinya kanker payudara kembali antara lain diagnosis karsinoma duktal in situ
pada usia dini, kanker stadium IIb, kanker dengan reseptor hormon negatif, dan usia muda.
c. Riwayat Keluarga :
Adanya riwayat kanker payudara di dalam keluarga meningkatkan risiko seorang wanita
untuk mengalami kanker payudara, terutama pada relasi tingkat pertama (ibu atau saudara
wanita) yang didiagnosis kanker payudara pada usia < 50 tahun
d. Gambaran histopatologi payudara
Penyakit payudara proliferatif seperti Karsinoma duktal in situ, karsinoma lobular in situ,
atypical ductal hyperplasia meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Kelainan-
kelainan proliferatif lainnya tanpa gambaran atipik, seperti hiperplasia duktal, papilloma
intraduktal, adenosis sklerosis, dan fibroadenoma hanya sedikit meningkatkan risiko
terjadinya kanker payudara.

5
e. Predisposisi genetik

Wanita dengan mutasi delesi pada gen BRCA1 (BReast CAncer gene one) dan BRCA2
(BReast CAncer gene two) memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker payudara.
Gen-gen lainnya yang juga berisiko antara lain mutasi pada gen TP53, PTEN, STK11, NF1,
(CDH-1) E-Cadherin, ATM, gen supresor CHEK2, serta gen pemodifikasi BRIP1 dan
PALB2. 6
Semua orang memiliki gen BRCA1 dan BRCA2. Fungsi dari gen BRCA adalah untuk
memperbaiki kerusakan pada sel dan menyeimbangkan pertumbuhan sel-sel secara normal.
Mutasi yang terjadi pada gen BRCA1 dan BRCA2 menyebabkan gen-gen tersebut tidak
berfungsi secara normal, namun orang – orang yang diwarisi mutasi khusus pada BRCA 1
dan BRCA 2 terutama meningkatkan risiko kanker payudara dan peningkatan risiko beberapa
jenis kanker tambahan. Orang yang telah mewarisi mutasi pada BRCA1 dan BRCA2
cenderung mengembangkan kanker payudara dan ovarium pada usia muda daripada orang-
orang yang tidak memiliki mutasi ini. Selain peningkatan risiko kanker payudara, pembawa
mutasi pada gen BRCA1 atau BRCA2 memiliki peningkatan risiko kanker lainnya seperti
kanker ovarium, usus besar, prostat, pankreas, melanoma, dan lambung.6,9,10
Kanker payudara yang berhubungan dengan mutasi genetik terutama pada: 6,9,10
 Riwayat keluarga dengan kanker payudara yang terdiagnosis sebelum usia 50 tahun
 Riwayat keluarga dengan kanker
 Keturunan Ashkenazi Jewish (Eastern European)
 Keturunan Afrika Amerika dan terdiagnosis dengan kanker payudara pada usia ≤ 35
tahun
 Adanya kelainan gen payudara dalam keluarga

BRCA1 dan BRCA2 adalah gen manusia yang menghasilkan protein penekan tumor
atau Tumor Suppressor Gen (TSG) protein sehingga dua gen ini disebut sebagai TSGs.
Protein ini membantu memperbaiki DNA yang rusak dan dan memastikan pelestarian
bahan genetik, oleh karena itu, berperan dalam memastikan kestabilan bahan genetik
masing-masing sel.18 Bila salah satu dari gen ini bermutasi, atau diubah, sehingga produk
proteinnya tidak dibuat atau tidak berfungsi dengan benar, kerusakan DNA mungkin tidak
dapat diperbaiki dengan benar. Akibatnya, sel lebih cenderung mengembangkan
perubahan genetik tambahan yang bisa menyebabkan kanker.

6
f. Faktor reproduksi
 Usia menarke  Wanita dengan usia ≤ 13 tahun memiliki resiko 2 kali lipat.
 Paritas dan usia pertama kali kehamilan  Wanita nulipara memiliki resiko lebih tinggi
terhadap perkembangan kanker payudara dibandingkan wanita multipara.
 Menyusui  Menyusui memiliki efek protektif terhadap perkembangan kanker payudara.
 Usia menopause  Menopause lebih lambat memiliki resiko kanker payudara.
g. Faktor pemberian hormon
Penelitian menunjukkan ada hubungan penggunaan terapi pengganti hormon / hormone
replacement therapy (HRT) dengan terjadinya kanker payudara, biasanya pada kanker
dengan reseptor hormon positif. Risiko kanker payudara lebih tinggi pada pengguna terapi.
terapi kombinasi estrogen dengan progestin pada wanita postmenopause dapat meningkatkan
risiko terjadinya kanker payudara. Sebaliknya, terapi estrogen saja pada wanita
postmenopause dapat menurunkan risiko terjadinya. Waktu pemberian dan durasi terapi
diduga merupakan faktor penting terhadap risiko terjadinya kanker payudara. Wanita yang
diberikan terapi pengganti hormon pada usia mendekati menopause memiliki risiko yang
lebih tinggi. Begitu pula dengan pemberian terapi kombinasi jangka panjang (> 5 tahun).
h. Obesitas

Obesitas terutama pada wanita postmenopause dapat meningkatkan risiko terjadinya


kanker payudara. Resistensi insulin dan hiperinsulinemia telah diselidiki sebagai faktor risiko
terjadinya komorbid yang terkait dengan obesitas seperti penyakit kardiovaskuler dan
diabetes. Insulin memiliki efek anabolik pada metabolisme seluler dan meningkatnya
ekspresi reseptor insulin telah terbukti pada sel kanker manusia. Hiperinsulinemia telah
terbukti merupakan faktor risiko independen terjadinya kanker payudara pada wanita
postmenopause yang tidak memiliki diabetes.
I. Radiasi
Paparan radiasi dari berbagai sumber, termasuk terapi medis dan ledakan nuklir
meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Terapi radiasi di daerah dada pada anak-
anak meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, sebanding dengan dosis radiasinya.
Risiko tertinggi terdapat pada anak-anak yang diterapi untuk penyakit Hodgkin.

7
2.3 Klasifikasi Kanker Payudara
Beberapa jenis kanker payudara :11
1) Karsinoma duktus in situ  80% kasus ditemukan pada pemeriksaan
mamografi, tidak mengancam nyawa, namun meningkatkan resiko terkena
kanker payudara invasif.
2) Karsinoma duktus invasif  80% kasus kanker payudara merupakan
karsinoma duktus invasif.
3) Karsinoma tubular payudara  Berperan dalam 1-4% dari seluruh kasus
kanker payudara dimana biasanya berdiameter ‹ 1 cm dan terasa keras dan
padat.
4) Karsinoma medular payudara  Berperan dalam 3-5% dari seluruh kasus
kanker payudara dengan bentuknya yang menyerupai medula yang di otak.
Benjolan berukuran ‹ 2 cm yang dapat menyebabkan nyeri, bengkak,
kemerahan atau nyeri tekan pada payudara.
5) Karsinoma inflamasi payudara  Berperan pada 1% kasus kanker payudara.
Dimulai dari kemerahan dan pembengkakkan pada payudara yang cepat
bertumbuh dan menyebar dengan gejala yang memburuk dalam hitungan hari
bahkan hitungan jam.
6) Paget’s disease  Jenis kanker payudara dimana sel-sel kanker berkumpul di
sekitar puting susu sehingga mempengaruhi duktus. Puting susu dan areola
dapat menjadi bersisik, kemerahan, gatal, dan mengalami iritasi.
7) Tumor phyllodes  Berbentuk seperti daun (leaflike) dan biasanya jinak.

8
2.4 Diagnosis Kanker Payudara 5,6
Anamnesis bertujuan mendapatkan faktor risiko terjadinya kanker dan menentukan
ada tidaknya gejala-gejala yang menandakan penyakit payudara. Anamnesis harus mencakup
usia menarke, status menopause, kehamilan terakhir, dan penggunaan kontrasepsi oral atau
terapi pengganti hormon postmenopause. Riwayat individu terhadap kanker payudara dan
usia saat didiagnosis, serta riwayat keganasan lainnya yang diterapi secara radiasi juga perlu
diketahui. Sebagai tambahan, harus dicari riwayat keluarga terhadap kanker payudara
dan/atau kanker ovarium pada hubungan keluarga derajat pertama. Kelainan / tindakan pada
payudara sebelumnya harus diketahui dengan jelas, termasuk riwayat biopsi sebelumnya.
Setelah faktor risiko diperoleh, lakukan penilaian terhadap gejala-gejala spesifik seperti nyeri
payudara, keluarnya discharge dari payudara, malaise, nyeri tulang, dan penurunan berat
badan.
Pemeriksaan fisik mencakup inspeksi menyeluruh saat pasien duduk tegak. Perubahan
pada puting, ketidaksimetrisan, serta massa harus dilihat dengan jelas. Amati adanya tanda-
tanda perubahan pada kulit sekitar seperti skin dimpling, eritema, peau d’orange (terkait
dengan kanker payudara lokal tahap lanjut atau inflamatorik). Setelah inspeksi, lakukan
palpasi nodus limfe area servikal, supraklavikula, dan aksila untuk mengetahui ada tidaknya
adenopati. Bila teraba, tentukan ukuran, jumlah, dan mobilitasnya. Palpasi jaringan payudara
dilakukan pada posisi pasien berbaring dan lengan ipsilateralnya diletakkan di belakang
kepala. Palpasi dilakukan secara sistematis pada daerah subareolar dan setiap kuadran
payudara untuk menentukan letak massa. Massa kemudian diidentifikasi ukurannya,
bentuknya, lokasinya, konsistensinya, serta mobilitasnya.

2.5 Pencitraan Diagnostik 6,12


1. Mamografi
Merupakan metode pilihan untuk mendeteksi adanya tumor payudara pada kasus
kecurigaan keganasan, maupun tumor payudara kecil yang tidak terpalpasi. Pemeriksaan
mamografi dapat dilakukan apabila adanya kecurigaan klinisi terhadap kanker payudara. ,
sebagai tindak lanjut pasca mastektomi, untuk mendeteksi tumor primer kedua dan
rekurensi di payudara kontralateral dan pasca – breast conserving therapy ( BCT ).6,12
Menurut American Cancer Society rekomendasi mamografi adalah :12
1. Perempuan antara usia 40 – 44 tahun dapat melakukan skrinig tahunan
2. Wanita dengan risiko kanker payudara rata-rata harus menjalani mamografi
skrining rutin yang dimulai pada usia 45 tahun.
9
3. Wanita usia 45-54 tahun harus diskrining setiap tahunnya.
4. Wanita ≥ 55 tahun harus beralih ke skrining dua tahunan atau berkesempatan
untuk terus melakukan skrining setiap tahunnya.
5. Wanita harus terus melakukan skrining mamografi selama kesehatan mereka
keseluruhan baik dan mereka memiliki harapan hidup ≥10 tahun.

Mamografi tidak dianjurkan untuk perempuan berusia dibawah 35 tahun, karena sulit
diinterprestasikan karena padatnya jaringan kelenjar payudara. Mamografi pada perempuan
pasca menopause lebih mudah di interprestasikan karena jaringan kelenjar payudara yang
telah mengalami regresi.

2. MRI
MRI menjadi bagian penting dalam diagnosis dan tatalaksana kanker payudara pada pasien-
pasien tertentu. Indikasi dari MRI payudara antara lain evaluasi pasien yang tidak dapat
diperiksa dengan mamogram, menentukan luasnya kanker payudara pada diagnosis pertama
kali (termasuk mengidentifikasi adanya invasi pada M. pectoralis major, M. serratus anterior,
dan Mm. intercostal), evaluasi temuan yang tidak spesifik pada pemeriksaan fisik,
mamografi, dan/atau USG, skrining payudara kontralateral pada pasien yang baru didiagnosis
dengan karsinoma mammae, serta skrining pada pasien asimtomatik yang berisiko tinggi
untuk mengalami karsinoma mammae (sebagai tambahan mamografi rutin). Kegunaan lain
dari MRI payudara adalah evaluasi respon kemoterapi neoadjuvan dan identifikasi residu
pada pasien post lumpektomi.

3. USG
USG diindikasikan pada pasien berusia < 30 tahun dengan lesi yang teraba, pasien yang
hamil atau menyusui, adanya abnormalitas pada pemeriksaan mamografi/MRI, skrining
tambahan pada wanita yang berisiko tinggi mengalami kanker payudara yang tidak memiliki
akses terhadap MRI, serta diduga terdapat limfadenopati aksila. Pada prosedur invasif, USG
juga dapat memberikan gambaran saat itu juga (real-time).

10
2.6 Stadium Kanker Payudara 13
Staging kanker payudara dilakukan setelah diagnosis ditegakkan, mengikuti guideline
American Joint Commission on Cancer (AJCC) berikut ini.

11
12
2.7 Tatalaksana Kanker Payudara 6,14,15,16
a. Tatalaksana Umum
American Cancer Society merekomendasikan breast conserving therapy (BCT) sebagai terapi
pembedahan utama pada wanita dengan kanker payudara stadium dini. Kontraindikasi
absolut dari BCT antara lain:
 penyakit multisentrik (tumor terdapat pada > 1 kuadran payudara)
 kalsifikasi yang terlihat difus dan maligna
 kanker payudara inflamatorik
 riwayat radiasi di dada / payudara sebelumnya
 tidak dapat menerima radiasi
Kemoterapi neo-adjuvan meningkatkan kelayakan untuk dilakukan BCT, terutama pada
pasien dengan kanker payudara setempat tahap lanjut.
Terapi radiasi memegang peranan penting terhadap berhasilnya BCT, dan sudah lama dikenal
menurunkan risiko rekurensi hingga 50%

b. Terapi Lokoregional
Terapi ini ditujukan kepada pasien kanker payudara dengan staging I, IIA, atau IIB.
1. Lumpektomi dengan staging aksila secara bedah
 Nodus aksila negatif : terapi radiasi pada seluruh payudara, dengan atau tanpa boost
ke bed tumor, atau pertimbangkan iradiasi payudara parsial pada pasien tertentu.
Terapi radiasi diberikan setelah kemoterapi sesuai indikasi.
 1 – 3 nodus aksila positif : terapi radiasi pada seluruh payudara, dengan atau tanpa
boost ke bed tumor, setelah kemoterapi sesuai indikasi. Pertimbangkan terapi radiasi
di area infraklavikula dan supraklavikula, serta nodus mammari interna.
 ≥ 4 nodus aksila positif : terapi radiasi pada seluruh payudara, dengan atau tanpa boost
ke bed tumor, serta area infraklavikula dan supraklavikula. Pertimbangkan terapi
radiasi di area nodus mammari interna.

2. Mastektomi total + staging aksila secara bedah, dengan atau tanpa rekonstruksi
 Nodus aksila negatif, ukuran tumor ≤ 5 cm dan margin ≥ 1 mm : tidak memerlukan
terapi radiasi.
 Nodus aksila negatif, ukuran tumor ≤ 5 cm dan margin dekat (< 1 mm) :
pertimbangkan terapi radiasi post kemoterapi, ke dinding dada.

13
 Nodus aksila negatif, ukuran tumor > 5 cm atau margin positif : pertimbangkan terapi
radiasi ke dinding dada ± area infraklavikula.
 1 – 3 nodus aksila positif : pertimbangkan terapi radiasi ke dinding dada + area
infraklavikula dan supraklavikula, serta pertimbangkan juga terapi radiasi ke nodus
mammari interna.
 ≥ 4 nodus aksila positif : terapi radiasi post kemoterapi ke dinding dada, area
infraklavikula dan supraklavikula. Pertimbangkan terapi radiasi ke nodus mammari
interna.

3. Mastektomi
Sekitar 30 – 40% pasien kanker payudara di Amerika Serikat diindikasikan
mastektomi, karena tidak dapat dilakukan BCT atau atas dasar keinginan pasien sendiri.
Beberapa tipe mastektomi antara lain :
 TM / simple mastectomy : pengangkatan payudara, kulit yang melapisi, puting, dan
kompleks areola.
 SSM / skin-sparing : sama dengan mastektomi simpel namun menyisakan kulit
sebanyak mungkin dan lipatan inframammari untuk rekonstruksi segera atau
terencana.
 MRM / modified radical mastectomy : sama dengan mastektomi simpel namun
disertai diseksi nodus limfe aksila secara kontinu.
 NSM : sama dengan teknik SSM namun menyisakan areola dan/atau puting.
 RM / radical mastectomy : juga mengangkat Mm. pectoralis dan nodus aksila level
III. Mastektomi biasanya disertai dengan biopsi nodus sentinel.
 PM / prophylactic mastectomy : mastektomi yang dilakukan tanpa adanya tanda
kanker payudara.

4. Tatalaksana Area Aksilla


Diseksi lengkap nodus limfe aksila, atau pengangkatan nodus aksila level I dan II
merupakan prosedur pembedahan standar untuk kanker payudara invasif hingga saat ini.
Tindakan ini diindikasikan pada pasien dengan nodus limfe positif, yang ditunjukkan pada
hasil biopsi jarum saat pemeriksaan awal, atau nodus limfe yang secara klinis tidak terlihat
namun dicurigai pada pemeriksaan USG dan dikonfirmasi dengan biopsi jarum. Pasien-
pasien dengan regio aksila negatif secara klinis maupun radiologis, dapat dilakukan biopsi

14
nodus limfe sentinel bersamaan dengan dilakukannya mastektomi atau lumpektomi. Nodus
sentinel didasarkan pada konsep bahwa cairan limfe mengalir dari sel-sel ganas ke sebuah
atau beberapa nodus, yang dinamakan nodus sentinel, sebelum mengalir kembali ke nodus
yang lebih distal.

c. Terapi Adjuvan
Tujuan diberikannya terapi adjuvan sistemik adalah memperbaiki angka survival.
Angka rekurensi yang tinggi diduga terkait dengan terjadinya mikrometastasis pada 10 – 30%
pasien dengan nodus limfe negatif, serta 35 – 90% pasien dengan nodus limfe positif saat
pasien didiagnosis. Kemoterapi adjuvan membantu proses eradikasi residu metastasis, baik
setempat maupun metastasis jauh. Pemberian adjuvan hormonal dan kemoterapi setelah
terapi pembedahan bergantung pada ada tidaknya reseptor hormon, serta ekspresi molekul
HER-2/neu.
Pengobatan Adjuvant meliputi:
 Chemoterapi : Kemo bisa diberikan sebelum atau sesudah operasi.
 Obat Target HER2 : Jika kanker HER2-positif, obat yang ditargetkan HER2 dimulai
bersamaan dengan kemoterapi. Baik trastuzumab (Herceptin) dan pertuzumab
(Perjeta) dapat digunakan sebagai bagian dari terapi adjuvan. Kemudian trastuzumab
dilanjutkan setelah operasi untuk total 6 bulan hingga satu tahun perawatan.
 Terapi Hormon: Jika kanker adalah reseptor hormon-positif, terapi hormon
(tamoxifen, inhibitor aromatase, atau yang diikuti oleh yang lain) biasanya digunakan,
bisa dimulai sebelum operasi, tetapi karena ini berlangsung setidaknya selama 5
tahun, itu harus diberikan setelah operasi juga.

15
Gambar Macam-macam operasi carcinoma mammae

2.8 Prognosis 17
Prognosis kanker payudara bergantung pada stadiumnya.12 Berdasarkan database oleh
National Cancer Institute pada kasus kanker payudara antara tahun 2007-2013 adalah :
1. 5-year survival rate pada wanita dengan stadium 0 atau stadium 1 kanker payudara
sebesar 100%
2. 5-year survival rate pada wanita dengan stadium 2 kanker payudara sebesar 93%
3. 5-year survival rate pada wanita dengan stadium 3 kanker payudara sebesar 72%,
namun terkadang dapat ditangani dengan sukses
4. 5-year survival rate pada wanita dengan stadium 4 kanker payudara atau kanker yang
sudah mengalami metastasis ke bagian tubuh lain adalah sebesar 22%.

16
BAB III
KESIMPULAN

Faktor genetik adalah faktor penyebab penyakit kanker payudara. Menurut penelitian,
10% sampai 20% dari semua kasus kanker payudara disebabkan oleh penyebab genetik
utama3. Kanker payudara herediter, yang biasanya disebabkan oleh mutasi pada gen BRCA1
dan BRCA2, bertanggung jawab atas 5% - 10% dari semua kasus kanker payudara. Mutasi
gen BRCA1 dan BRCA2 masing-masing bertanggung jawab atas 52% dan 32% keluarga
dengan kanker payudara.
Selain faktor usia, kanker payudara memiliki banyak faktor resiko lainnya. riwayat
individu, riwayat keluarga, obesitas, radiasi, faktor reproduksi, factor pemberian hormon,
gambaran histologic payudara.
Pengobatan Kanker Payudara selain dengan Breast Conserving Therapy (BCT),
Lumpektomi, Mastektomi, Terapi Adjuvan (kemoterapi, terapi hormone)
Prognosis kanker payudara bergantung pada stadiumnya. Pada wanita dengan stadium
0 atau stadium 1 kanker payudara sebesar 100% 5-year survival rate, Pada wanita dengan
stadium 2 kanker payudara sebesar 93% 5-year survival rate, Pada wanita dengan stadium 3
kanker payudara sebesar 72%, namun terkadang dapat ditangani dengan sukses, Pada wanita
dengan stadium 4 kanker payudara atau kanker yang sudah mengalami metastasis ke bagian
tubuh lain adalah sebesar 22%. 5-year survival rate.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Insidens Kanker Payudara di Indonesia. 2015. Kemenkes RI. [Internet]. ( accessed on


2018 Juli 15). Available from :
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf
2. Ghoncenh M, Pournamdar Z, Salehiniya H. Incidens and Mortality and Epidemiology
of Breast Cancer in the World. NCBI. 2016. [Internet]. ( accessed on 2018 Juli 15).
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27165206
3. Breast Cancer. American Cancer Society. 2017. [Internet] (accessed on 2018 Juli 15).
Available from: https://www.breastcancer.org/risk/factors
4. Sjamsuhidajat, R. Buku ajar ilmu bedah de jong. Jakarta: EGC; 2014
5. What is Breast Cancer. American Cancer Society. 2017. [Internet] (accessed on 2018
Juli 15). Available from: https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/about/how-
does-breast-cancer-form.html
6. Shah R, Rosso K, Nathanson SD. Pathogenesis, prevention, diagnosis and treatment of
breast cancer. World J Clin Oncology. 2014 August 10; 5(3): 283-98.
7. Breast Cancer risk factor. Cancer treatment center for America. 2018. [Internet]
(accessed on 2018 Juli 18). Available from: https://www.cancercenter.com/breast-
cancer/risk-factors/
8. What are the risk factor of breast cancer? CDC. 2018. [Internet] (accessed on 2018 Juli
18). Available from: https://www.cdc.gov/cancer/breast/basic_info/risk_factors.htm
9. BRCA Mutations: Cancer Risk and Genetic Testing. National Cancer Institute. 2018.
[Internet] (accessed on 2018 Juli 20). Available from: https://www.cancer.gov/about-
cancer/causes-prevention/genetics/brca-fact-sheet
10. Genetic testing. 2018. [Internet] (accessed on 2018 Juli 20). Available from:
https://www.breastcancer.org/symptoms/testing/genetic
11. Types of Breast Cancer. 2018. [Internet] (accessed on 2018 Juli 21). Available from:
https://www.breastcancer.org/symptoms/types
12. Radiation for breast cancer. American Cancer Society. 2018. [Internet]. (accessed on
2018 Juli 21). Available from: https://www.cancer.org/cancer/breast-
cancer/treatment/radiation-for-breast-cancer.html
13. Breast Cancer Staging. American Cancer Society. 2018. [Internet]. (accessed on 2018
Juli 21). Available from: https://www.cancer.org/cancer/breast-cancer/understanding-
a-breast-cancer-diagnosis/stages-of-breast-cancer.html
18
14. Treatment of Breast Cancer. American Cancer Society. 2018. [Internet]. (accessed on
2018 Juli 21). Available from: https://www.cancer.org/cancer/breast-
cancer/treatment/treatment-of-breast-cancer-by-stage/treatment-of-breast-cancer-
stages-i-iii.html
15. Breast Cancer Treatment and Management. 2018. [Internet]. (accessed on 2018 Juli
21). Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1947145-treatment
16. Treatment of Breast Cancer. National Health Service UK. 2017. [Internet]. (accessed
on 2018 Juli 21). Available from: https://www.nhs.uk/conditions/breast-
cancer/treatment/
17. Breasct Cancer survival rates. American Cancer Society. 2018. [Internet]. (accessed on
2018 Juli 21). Available from: https://www.cancer.org/cancer/breast-
cancer/understanding-a-breast-cancer-diagnosis/breast-cancer-survival-rates.html

19

Anda mungkin juga menyukai