PENDAHULUAN
1
Kontri, https://kemenag.go.id/berita/read/507225, diakses tanggal 9 Mei 2019.
2
Indah Limy, https://kemenag.go.id/berita/read/509345, diakses tanggal 9 Mei 2019.
3
Ibid.
2
B. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan
dibahas oleh penulis dalam karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Bagaimana problematika pelayanan perkawinan dengan menggunakan
Simkah website ?
2. Bagaimana tantangan tugas penghulu dalam melayani pencatatan
perkawinan melalui Simkah berbasis website ?
2. Manfaat Penulisan
Secara Teoritis diharapkan tulisan ini bermanfaat khususnya :
a. Mengetahui problematika pelayanan perkawinan dengan aplikasi
menggunakan aplikasi Simkah website.
b. Mengetahui tantangan penghulu dalam melayani pencatatan perkawinan
degan menggunakan Simkah website.
Secara praktis diharapkan tulisan ini bermanfaat memberi masukan kepada
para penghulu dan pemangku kepentingan khusunya dalam hal pelayanan
perkawinan menggunakan aplikasi Simkah website.
D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menyusun karya ini dalam empat
bab. Bab pertama membahas tentang latar belakang masalah dimana didalamnya
dibahas tentang kegundahan penulis dalam menjalankan tugas sebagai penghulu.
Pada bab kedua membahas tentang landasan teori dimana penulis akan
membahas tentang aturan hukum yang seharusnya dilaksanakan dalam
pelayanan Simkah berbasis website, seperti adanya peraturan menteri agama
nomor 19 tahun 2018 tentang pencatatan perkawinan dan juga keputusan
direktorat jendral bimbingan masyarakat Islam nomor 713 tahun 2018 tentang
penetapan formulir dan laporan pencatatan perkawinan atau rujuk. Motodologi
penelitian juga dibahas pada bab kedua yakni sebagai acuan bagi penulis untuk
menelaah cara menggali permasalahan, menganalisa serta menyimpulkan
penelitian. Dengan metodologi yang tepat dan terarah akan lebih mempermudah
dan mengarahkan penulis agar sesuai dengan tujuan dari penulisan ini.
4
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN METODOLOGI PENELITIAN
A. Kajian Teoritis
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik4.
Penghulu adalah pegawai negeri sipil sebagai pegawai pencatat
perkawinan5. Penghulu diberitugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh Menteri Agama atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk melakukan pengawasan nikah/rujuk
menurut agama Islam dan kegiatan kepenghuluan 6.
Penghulu dapat diberi tugas tambahan menjadi kepala Kantor Urusan
Agama kecamatan dengan jabatan penghulu dengan tugas tambahan7, dan tugas
tambahan memimpin KUA kecamatan bukan merupakan jabatan structural8.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai penghulu,
pengadministrasian pencatatan perkawinan dilakukan melalui aplikasi sistem
informasi manajeman perkawinan berbasis online, dalam hal KUA kecamatan
belum terhubung dengan jaringan, administrasi pencatatan perkawinan
dilakukan secara offline9.
Sistem informasi dan menageman pernikahan atau yang dikenal dengan
Simkah mulai resmi diberlakukan di KUA Kecamatan berdasar keputusan
Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam nomor DJ.II/369 tahun 2013
tertanggal 3 April 2013. Ada empat point dalam keputusan tersebut, diantaranya
4
Poin C. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia nomor 17 tahun 2017 tentang pedoman penilaian kinerja unit penyelenggara
pelayanan publik.
5
Peraturan Menteri Agama nomor 19 tahun 2018, pasal 1 ayat 2.
6
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor Per/62/m.pan/2015, pasal 1
ayat 1.
7
Peraturan Menteri Agama nomor 34 tahun 2016, pasal pasal 6 ayat 1.
8
Peraturan Menteri Agama nomor 34 tahun 2016, pasal pasal 6 ayat 2.
9
Peraturan Menteri Agama nomor 19 tahun 2018, pasal 21 ayat 1 dan 2.
6
adalah pada keputusan kesatu yakni penerapan Simkah pada KUA Kecamatan
merupakan suatu tuntutan yang mesti dilakukan dalam era globalisasi dan
transformasi saat ini dalam rangka meningkatkan pelayan publik. Pada
keputusan kedua berbunyi pelayan yang mudah dan murah sebagai lembaga
pemerintah dalam mengayomi masyarakat mengharuskan adanya upaya
perubahan paradigma agar semua layanan dapat diakses melalui media teknologi
informasi. Serta pada keputusan ketiga, aplikasi Simkah merupakan sarana
pencarian dan pencatatan nikah pada KUA Kecamatan yang dapat menghasilkan
data dan informasi secara elektronik menuju penerapan e-nikah.
Pada awal adanya Simkah yakni tahun 2013, Simkah merupakan
program Aplikasi Komputer berbasis Windows yang berguna untuk
mengumpulkan data-data Nikah dari seluruh Kantor Urusan Agama (KUA) di
Wilayah Republik Indonesia secara online maupun offline, data akan tersimpan
dengan aman di KUA setempat, di Kabupaten/Kota di Kantor Wilayah Propinsi
dan di Bimas Islam. Data-data tersebut berguna untuk membuat berbagai analisa
dan laporan sesuai dengan berbagai keperluan10. Simkah windows tidak hanya
digunakan untuk pencatatan perkawinan saja, terdapat fasilitas lainnya seperti
pencatatan wakaf, kemasjidan dan rujuk.
Aplikasi Simkah windows merupakan aplikasi yang memerlukan
penginstalan pada komputer yang memerlukan pemahaman cara penginstalan
aplikasi tersebut. Aplikasi yang tidak harus terhubung dengan internet ini
mampu membantu secara signifikan tugas dari penghulu dalama pencatatan
perkawinan. Terbukti sejak tahun 2013 tersebut di kabupaten Banyumas semua
KUA telah menggunakannya dan telah berjalan dengan baik serta membantu
mempercapat proses pencatatan perkawinan.
Sejak peluncuran Simkah, penilaian lomba KUA Teladan tingkat
nasionalpun tidak lepas dari kemampuan aplikasi Simkah dalam menyajikan
data perkawinan. Peserta bahwan Pemenang lomba KUA teladan tingkat
10
Aris Setiawan, Buku Panduan SIMKAH, Ariessoftware.Net@2010. Hal. 4.
7
9. Pada menu wali, pilih wali yang akan melaksanakan perkawinan, apakah
nasab atau hakim, input data sesuai petunjuk dan masukkan NIK wali
kemudian klik validasi maka akan muncul data wali. Pada kolom ini semua
data wali terbuka untuk diedit jika tidak sesuai dengan data yang ada.
Masukkan nomor handphone wali atau catin wanita.
10. Pada menu wakil wali, lakukan hal yang sama pada kolom wali ditambah
dengan nomor dan tanggal wakil wali tersebut dilaksankan, demikian juga
pada menu wakil suami.
11. Selajutnya masukkan data mas kawin / mahar, pilih siapan pemeriksanya dan
klik simpan jika yakin data semua sudah benar. Lakukan proses pencetakan
dengan memilih ikon pencetakan.
12. Pada menu pecatatan perkawinan ada dua cara. Jika pernikahan itu di KUA,
maka pecatatan bisa langsung, namun jika perkawinan di luar KUA maka
harus memasukkan no billing dan upload bukti bayar. Jika sudah maka akan
muncuul ikon yang sama dengan yang pernikahan di KUA.
13. Selanjutnya masukkan nomor Akta nikah, masukkan kedua saksi, seri dan
nomor porporasi, tanggal pengeluaran buku nikah dan pilih penghulu yang
menghadiri pencatatan perkawinan.
14. Selanjutnya proses pencetakan, masih pada kolom pencatatan nikah, cari
data pengantin yang akan dicetak, lalu pilih ikon yang akan dicetak, misalnya
Akta Nikah, buku nikah, kartu nikah dan atau kehendak nikah.
B. Kerangka Berfikir
Pencatatan perkawinan merupakan tugas negara yang diberikan kepada
penghulu. Sejak berdirinya Kementerian Agama (Departemen Agama) pada
tahun 1945 pencatatan perkawinan mengalamani perkembangan yang baik,
mulai dari penulisan manual hingga saat ini dengan komputerisasi. Terlepas dari
kelemahan dari semua mode penulisan pencatatan, penghulu bekerja untuk
melayani dengan baik setiap masyarakat yang akan melakukan perkawinan.
Sistem Informasi dan managemen pernikahan / perkawinan yang dikenal
dengan istilah Simkah merupakan awal kemajuan pencatatan perkawinan atau
10
C. Motodologi Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah dalam penelitian ini dengan
metode penelitian deskriptif, yakni penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi
dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit
yang diteliti antara fenomena yang diuji.
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), penulis akan
mengumpulkan data dengan cara menelfon langsung penghulu dan operator
Simkah dan pihak-pihak terkait11 dan pendekatannya menggunakan
pendekatan penelitian yuridis normatif yang berdasar ketentuan-ketentuan
atau auran perundang-undangan yang ada dikaitkan dengan teori hukum serta
melihat realita yang terjadi di masyarakat yaitu yang berkaitan dengan
pelayanan perkawinan oleh penghulu Aplikasi berbasis Simkah website.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber penelitian
(data yang langsung diperoleh dari lapangan).12 Dalam hal ini data yang
diperoleh berasal dari wawancara dengan para penghulu yang ada di
Kabupaten Banyumas dan para operator Simkah berbasit website dan
data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
11
Sumardi Suryabrata, Metedologi Penelitian (Jakarta : Rajawali,1990), hlm. 23.
12
Saiffudin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,1998), hlm. 91.
12
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari pihak lain dengan
kata lain sumber data yang mengutip dari sumber lain, yaitu seperti aturan
perundang-undangan baik peraturan menteri agama (PMA) maupun
keputusan keputusannya, buku-buku, jurnal, website dan lain-lain yang
terkait dengan tema penelitian ini.
13
BAB III
PROBLEMATIKA PENGHULU DALAM PELAYANAN PERKAWINAN
MENGGUNAKAN APLIKASI SIMKAH
13
Wawancara dengan Mujamil, MSI selaku ketua peguyuban penghulu di Kementerian
Agama Kabupaten Banyumas pada tanggal 11 Mei 2019.
14
14
Wawancara dengan Boni Haryanto selaku operator Simkah di KUA Kecamatan
Ajibarang pada tanggal 10 Mei 2019.
15
15
Wawancara dengan Murti Astuti, SH, selaku operator Simkah di KUA Kecamatan
Jatilawang pada tanggal 9 Mei 2019.
16
B. Analisis Masalah
Pencatatan perkawinan merupakan kewajiban dari penghulu yang
dibantu oleh operator Simkah dan pegawai lainnya. Simkah merupakan aplikasi
yang secara resmi telah diakui oleh Kementerian Agama sejak 2013 hingga
sekarang. Adapun Simkah berbasis windows secara resmi sejak 2013 (bahkan
telah berjalan sebelumnya) hingga 2018 telah mengalami berbagai perubahan
(update) sehingga para penghulu dan operator Simkah telah terampil
menggunakan aplikasi Simkah windows tersebut.
Sejak 2018 aplikasi Simkah terjadi modifikasi dari Simkah windows
menjadi Simkah website. Dalam proses peralihan tentunya terjadi penyesuaian
yang sangat signifikan, dan tentunya kedua aplikasi tersebut memiliki
keunggulan dan kelemahan dalam pengoprasikannya. Diantara keunggulan dan
kelemahan serta perbedaan dan kesamaan kedua sistem tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Keunggulan Aplikasi Simkah Windows dan Website.
a. Keunggulan Aplikasi Simkah Windows.
18
3) Jika terjadi kegagalan dalam validasi NIK (rata-rata karena NIK ganda),
maka pendaftaran atau pemeriksaan perkawinan tidak bisa dilakukan
karena beberapa kolom khusunya nama tidak bisa diinput secara manual
harus melalui validasi NIK.
4) Foto calon pengantin yang tidak bisa di edit setelah pendaftaran dilalui,
padahal terkadang calon pengantin saat pendaftaran terkadang ada yang
lupa belum membawa foto.
5) Jika catin melakukan pendaftaran mandiri lewat aplikasi website, disaat
validasi penerimaan pendaftaran, maka tanggal dan bulan lahir akan
tertukar. Bulan menjadi tanggal dan tanggal menjadi bulan.
6) Pada saat hari pelaksanaan nikah, kolom pencatatan harus segera diinput,
jika tidak akan data perkawinan tersebut akan tidak tampak. Jika
dilakukan sehari setelah pelaksanaan perkawinan maka tidak bisa
dilakukan pencatatan.
7) Pendaftaran pelaksanaan perkawinan tidak bisa dilaksanakan
perkawinan pada hari itu juga, padalah tidak ada aturan yang melarang
pendaftaran perkawinan secara mendadak jika sudah mendapat
dispensasi perkawinan kurang 10 hari dari Kecamatan.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasar hasir penelitian dan analisis serta pembahasan yang
penulis lakukan, berikut penulis sajikan kesimpulan yang merupakan jawaban
terhadap permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Problematika penghulu dalam pelayan Simkah berbasis website adalah pada
kemampuan server Simkah itu sendiri yang dimiliki oleh Kementerian
Agama. Sebab jika seluruh penghulu dan operator serempak menggunakan
aplikasi ini, maka akan terjadi error dan Simkah website tidak bisa dijalankan.
Demikian juga pada kualitas kecepatan internet dari masing-masing KUA
yang berbeda-beda, semakin cepat internya maka semakin mudah untuk
mengakses situs Simkah website serta komputer yang digunakan untuk
mengakses, jika memiliki komputer dengan spesifikasi yang bagus dan daya
browsing yang baik, maka akan mempengaruhi kecepatan dalam pelayana
perkawinan berbasis website.
2. Tantangan penghulu dalam menghadapi problematika pelayanan perkawinan
menggunakan Simkah merupakan tolak ukur atas integritasnya sebagai
seorang penghulu terhadap negara. Simkah baik berbasis windows maupun
website merupakan alat untuk memperoleh tujuan yakni pencatatan
perkawinan yang baik dan pelayanan yang prima terhadap masyarakat.
Simkah windows memiliki keunggulan dan juga kelemahan demikian juga
Simkah website, jika kedua Simkah ini berkolaborasi tentunya akan
mengurangi kelemahan masingh-masing. Penghulu yang masih bertugas pada
era digital ini harus meningkatkan kemampuan digitalnya agar tantangan
problematika pelayanan perkawinan bisa diatasi dengan baik. Peningkatan
kemampuan baik secara pelatihan maupun belajar mandiri tentunya akan
berdampak pada pelayanan yang prima terhadap masyarakat khususnya
pelayanan perkawinan. Penghulu tidak hanya berpangku tangan kepada
pegawai yang lain, karena era digital mengarahkan penghulu untuk madiri.
24
B. Saran
Setelah mengetahui problematika dan tantangan penghulu dalam
melakukan pencatatan perkawinan menggunakan aplikasi Simkah, penulis
berkeinginan memberikan saran seputar pelaksanaan pelayanan perkawinan
menggunkan Simkah website.
1. Bagi teman-teman penghulu untuk senantiasa mengikuti perkembangan
digitalisasi pelayanan terutama dalam pelayanan pernikahan menggunakan
Simkah khusnya Simkah website dan senantiasa mengedepankan sikap
integritas terhadap Kementerian Agama serta berfikir positif akan program
yang dijalankan oleh Kementerian Agama.
2. Bagi pemangku kebijakkan untuk senantiasa memahami problematika dan
tantangan penghulu dalam pencatatan perkawinan menggunakan aplikasi
Simkah website dan senantiasa membimbing serta melatih para penghulu
agar proses pelaksanaan pencatatan perkawinan dapat berjalan dengan baik
sesuai dengan yang diharapkan.
3. Bagi programer Aplikasi Simkah agar senantiasa mengembangkan Aplikasi
Simkah yang handal, tangguh, cepat dan mudah dijalankan oleh para
penghulu dan operator Simkah. Kolaborasi antara Simkah website dan
Windows adalah hal yang paling penulis harapkan demi kenyamanan dan
kecepatan dalam pelayanan pencatatan perkawinan.
25
DAFTAR PUSTAKA