Tugas PLC Studi Kasus
Tugas PLC Studi Kasus
Diajukan untuk memenuhi Tugas ke-1 mata kuliah Perancangan Berbasis PLC
di semester VIII
Disusun oleh:
2212142039
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tugas ini adalah
untuk mengetahui dan mempelajari pengimplementasian dari mata kuliah
Perancangan Sistem Berbasis PLC yang dipelajari disemester VIII ini dalam dunia
industri. Selain itu laporan ini juga diajukan untuk memenuhi Tugas ke-1 mata kuliah
Perancangan Berbasis PLC.
Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penulisan kali ini adalah
sebagai berikut:
a) Terdiri dari 3 limit switch yaitu sensor botol, sensor ukuran botol dan sensor
penentuan botol rusak atau tidak.
b) Terdiri dari 3 conveyor yaitu conveyor utama untuk menggerakan botol kosong
untuk diisi, conveyor hasil botol besar dan conveyor box berisi botol rusak
c) Alat berfungsi secara continue yang diawali dengan menekan tombol START dan
berhenti ketika tombol STOP ditekan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Conveyor
3
Gambar 2.1 Contoh Roller Conveyor
4
Selain itu, roller conveyor memmpunyai kemampuan untuk menggabungkan
2 jalur yang terpisah. Penggabungan 2 jalur tersebut dapat dilakukan dengan berbagai
metode seperti Y-Line dan accumulating roller conveyor.
2. Tiang Penyangga
Tiang peyangga mempunyai fungsi untuk pondasi kerangka badan sistem
roller conveyor. Kerangka badan ini didesain sebagai tumpuan roller conveyor
terhadap tanah yang dilalui oleh sistem conveyor.
5
Gambar 2.2 Tiang Penyangga
3. Motor Pengerak
Motor penggerak mempunyai fungsi untuk menggerakkan drive roller agar
selalu berputar sesuai dengan kecepatan yang diinginkan operator. Motor
penggerak ini pada umumnya ditempatkan diujung paling akhir alur roller
conveyor agar bisa menjaga rantai transmisi tetap tegang.
6
Berikut desain komponen roller conveyor yang pernah dianalisis di mata
kuliah Tugas Desain Mesin I.
5. Sistem Transmisi
Sistem transmisi mempunyai fungsi untuk mentranmisikan daya pada
penggerak ke sistem conveyor. Transmisi pada sister roller conveyor terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu transmisi antara motor penggerak dengan drive roller
dan transmisi antara drive roller dengan roller lain.
Sistem transmisi antara motor penggerak dengan drive roller biasanya
ditempatkan di ujung paling akhir dari jalur conveyor. Sistem transmisi ini
biasanya terdiri dari motor, speed reducer, coupling, sprocket, dan rantai.
7
Gambar 2.5 Sistem Transmisi
Sistem transmisi antara drive roller dengan roller biasanya ditempatkan pada
kerangka badan sistem conveyor. Transmisi antar roller biasanya digunakan
sproket dan rantai dengan perbandingan kecepatan putar 1:1 agar kecepatan
putar antar roller sama dan barang yang ditranportasikan dapat berjalan
dengan baik.
8
Gambar 2.6 Diagram konseptual aplikasi PLC
Walaupun istilah PLC secara bahasa berarti pengendali logika yang dapat
diprogram, tetapi pada kenyataannya, PLC secara fungsional tidak lagi terbatas pada
fungsi-fungsi logika saja. Dewasa ini, sebuah pLC dapat melakukan perhitungan-
perhitungan aritmatika yang relatif kompleks, fungsi komunikasi, dokumentasi dan
lain sebagainya. Bahkan sistem kendali yang berbasiskan pada teknologi linier
(dengan sinyal kontinyu) dapat direalisasikan sehingga PLC sekarang dapat
dilengkapi dengan modul pengendali PID.
9
2.2.1 Komponen PLC
Dalam sebuah PLC terdapat beberapa komponen yang terbagi ke dalam 2
bagian, yaitu komponen hardware dan komponen software. Komponen-
komponen ini terdiri dari :
10
2.2.2 Keunggulan PLC dibanding Sistem Konvensional
Limit switch adalah suatu alat yang berfungsi untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik pada suatu rangkaian, berdasarkan struktur mekanik dari
limit switch itu sendiri. Limit switch memiliki tiga buah terminal, yaitu: central
terminal, normally close (NC) terminal, dan normally open (NO) terminal. Sesuai
dengan namanya, limit switch digunakan untuk membatasi kerja dari suatu alat yang
sedang beroperasi. Terminal NC, NO, dan central dapat digunakan untuk memutuskan
aliran listrik pada suatu rangkaian atau sebaliknya. Sama halnya dengan saklar pada
umumnya, limit switch juga hanya mempunyai 2 kondisi, yaitu menghubungkan atau
memutuskan aliran arus listrik. Dengan kata lain hanya mempunyai kondisi ON atau
Off.
11
Gambar 2.4 Limit Switch
Namun sistem kerja limit switch berbeda dengan saklar pada umumnya, jika
pada saklar umumnya sistem kerjanya akan diatur/ dikontrol secara manual oleh
manusia (baik diputar atau ditekan). Sedangkan limit switch dibuat dengan sistem
kerja yang berbeda, limit switch dibuat dengan sistem kerja yang dikontrol oleh
dorongan atau tekanan (kontak fisik) dari gerakan suatu objek pada aktuator, sistem
kerja ini bertujuan untuk membatasi gerakan ataupun mengendalikan suatu
objek/mesin tersebut, dengan cara memutuskan atau menghubungkan aliran listrik
yang melalui terminal kontaknya.
12
BAB III
PERANCANGAN
CONVEYOR LARGE
LARGE BOTTLE SENSING PLC
KHUSUS
13
switch (Large bottle sensing) berfungsi sebagai pendeteksi botol small
atau larg dan 3. Scrapt sensing berfungsi untuk memisahkan botol yang
rusak.
3. Setelah masing-masing botol telah berlabel (dibedakan berdasarkan
small, large dan botol rusak) oleh input sensor. Maka botol akan masuk
kedalam sistem masing masing.
4. Scrapt botol akan mengaktifkan selenoid scrapt sesuai inputan yang
diberikan oleh scrapt sensor di input tadi. Selenoid akan bekerja dan
botol akan jatuh pada sistem scrapt yang telah dibuat. Botol tidak akan
berjalan di roller conveyor yang menuju ke pengisian (flow fill) melaikan
ke roller conveyor scrapt botol.
5. Large botol dan Small botol dibedakan oleh sensing input (limit switch)
dimana ketika LS kontek terbaca large botol dan sebaliknya terbaca small
kontek.
6. Ketika LS membaca large kontek maka otomatis akan mengaktifkan
selenoid pemisah botol large dan small. Dimaka large botol akan keluar
dari roller conveyor utama menuju roller conveyor khusus large botol.
Sementara small botol akan tetap berada di roller conveyor utama hingga
proses selesai.
7. Pengaturan switch A, B dan C berfungsi untuk mengatur kecepatan
pengisian botol.
8. Tombol STOP berfungsi untuk menghentikan sistem.
14
Gambar 3.2 Ilustrasi Perancangan Bottle Line Production Systems
15
3.3 Pengalamatan Input dan Output PLC
Berikut ini daftar pengalamatan pada input dan output PLC yang digunakan
dalam pengoperasian alat :
16
Tabel 3.2 Pengalamatan Input PLC
17
3.4 Ladder Diagram
18
19
BAB IV
KESIMPULAN
20
3. Limit Switch LS2 mentrigger valve Large Fill dan Small Fill untuk mulai
mengisi Botol. Apabila LS2 mempunyai nilai bit 0 maka botol yang terdeteksi
adalah Small Bottle, sedangkan apabila LS2 mempunyai nilai 1 botol yang
terdeteksi adalah Large Bottle. Nilai bit yang terbaca LS2 akan mentrigger
PLC akan menghitung berapa jumlah bit yang dibutuhkan botol dari LS2
menuju Bottle Ekstraktor
4. LS3 (Broken) bernilai 1 apabila mendeteksi botol yang rusak dan bernilai 0
apabila mendeteksi botol yang bagus. Apabila LS3 bernilai 0 maka botol akan
terus dilanjutkan menuju Filling Ekstraktor, tetapi apabila LS3 bernilai 1
maka akan mentrigger solenoid Broken gate. Buka tutup Broken Gate
dikendalikan oleh Limit Switch.
5. Botol Reject akan masuk ke dalam Box Reject. Conveyor Box Reject akan
ON apabila nilai counter BOX Reject minimal 29. Small Bottle Bernilai 2 dan
Large Bottle bernilai 3.
6. Ketika LS1 mentukan alamat botol akan dieksekusi ke alamat (I:1/9) Filling
Tube, LS2 mendeteksi Large Bottle atau Small Bottle akan menentukan
apakah akan diisi Large Charge (O:2/7) atau Small Charge (O:2/8).
7. Ketika Alamat bit Filling Tube Sudah terpenuhi makan botol akan diteruskan
ke Cap Ram untuk memasang Tutup pada botol yang diinginkan.
8. Ketika botol sudah melewati bit pemisah di Filling Tube, Untuk LS2 yang
bernilai 1 (Large Bottle) maka kemudian valve Divert Gate Akan terbuka dan
Large Bottle akan terpisan ke conveyor bawah. Untuk LS2 yang bernilai 0
(Small Bottle) makan valve Divert Gate tertutup dan botol tetap berada di
conveyor atas.
9. Tombol Stop akan menghentikan semua sistem.
21
DAFTAR PUSTAKA
22