Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BIOLOGI

PEMASANGAN CINCIN (RING) PADA MASALAH


JANTUNG KORONER

OLEH :

AUSTIN G. PARDOSI
YOSEPHINE SIANIPAR

XI MIA 4

1,2,3
Email: drandi@example.org
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


 Penulisan
Saat ini, siswa kelas 2 SMA sudah memasuki materi bab
5 yaitu sistem sirkulasi manusia dalam rangka memenuhi
salah satu kompetensi dasar yang ada di bab tersebut. Kami
membuat makalah (karya tulis) yang berjudul Pemasangan
Cincin (Ring) pada masalah jantung koroner
 Penyakit
Sehubungan dengan orang tua dari Si. Yosephine selaku
pembuat makalah adalah seorang penderita Jantung Koroner
dan sudah memakai ring dalam kurun waktu 10 tahun.

1.2. Tujuan Penulisan


Untuk memenuhi K.D. 4.6. menyajikan karya tulis
tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung,
serta pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem
sirkulasi manusia serta kaitannya dengan teknologi melalui
studi literatur.

BAB 3

3.1 Deskripsi Penyakit


Penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi ketika
pembuluh darah jantung (arteri koroner) tersumbat oleh
timbunan lemak. Bila lemak makin menumpuk, maka arteri
akan makin menyempit, dan membuat aliran darah ke jantung
berkurang.
Berkurangnya aliran darah ke jantung akan memicu gejala
PJK, seperti angina dan sesak napas. Bila kondisi tersebut tidak
segera ditangani, arteri akan tersumbat sepenuhnya, dan memicu
serangan jantung.
Arteri koroner adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah
kaya oksigen ke jantung. Terdapat dua jenis arteri koroner, yang
sama-sama bercabang dari aorta atau pembuluh darah besar, yaitu:

1. Arteri koroner kiri utama (left main coronary artery/LMCA) –


Arteri ini berfungsi mengalirkan darah ke serambi kiri dan
bilik kiri jantung. LMCA terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

- Left anterior descending (LAD) – berfungsi mengalirkan


darah ke bagian depan dan kiri jantung.
- Circumflex (LCX) – berfungsi mengalirkan darah ke bagian
belakang dan sisi luar jantung.

2. Arteri koroner kanan (right coronary artery/RCA) – Arteri ini


mengalirkan darah ke serambi kanan dan bilik kanan. Selain
itu, RCA juga mengalirkan darah ke nodus sinoatrial dan
nodus atrioventrikular, yang mengatur ritme jantung. RCA
terbagi menjadi right posterior descending dan acute marginal
artery. Bersama LAD, RCA juga mengalirkan darah ke bagian
tengah jantung, dan septum (dinding pemisah antara bilik
kanan dan bilik kiri jantung).

Berdasarkan data WHO, penyakit jantung koroner merupakan


salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. Pada tahun 2015
saja, tercatat lebih dari 7 juta orang meninggal karena PJK.
Sedangkan di Indonesia sendiri, lebih dari 2 juta orang terkena PJK
di tahun 2013. Dari jumlah tersebut, PJK lebih sering terjadi pada
rentang usia 45-54 tahun.

3.2. Gejala Penyakit


1. Nyeri dada (angina)
Angina adalah nyeri dada yang terjadi ketika area
otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen. Angina
akan terasa seperti rasa menekan pada dada, yang
biasanya akan dirasakan ketika Anda terlalu banyak
beraktivitas.

Selain pada dada, rasa nyerinya juga bisa menjalar


ke bahu, lengan, leher, rahang, atau punggung. Menurut
American Heart Association, wanita cenderung
melaporkan serangan jantung yang menyebabkan rasa
sakit secara khusus di perut bagian bawah dan bagian
bawah dada.

Namun perlu diingat juga, tidak semua nyeri


dada adalah gejala jantung koroner. Nyeri dada akibat
angina juga dapat disertai oleh gejala lainnya,
seperti keringat dingin.
2. Keringat dingin dan mual

Ketika pembuluh darah menyempit, otot-otot


jantung akan kekurangan oksigen sehingga
menyebabkan suatu kondisi yang disebut iskemia.
Kondisi ini akan memicu keluarnya keringat berlebih
dan penyempitan pembuluh darah, yang kemudian
muncul sebagai suatu sensasi yang sering dideskripsikan
sebagai keringat dingin. Di sisi lain, iskemia juga dapat
memicu reaksi mual dan muntah.
3. Sesak napas

Jantung yang tidak berfungsi normal akan


berimbas pada kelancaran pernapasan penderitanya,
sehingga membuat Anda rentan mengalami sesak napas.
Sesak napas gejala penyakit jantung biasanya mungkin
terjadi bersamaan dengan nyeri dada.

3.3 Cara Pencegahan


1. Menerapkan pola makan yang sehat

Penumpukan plak yang ada di dalam pembuluh darah


Anda terjadi akibat timbunan lemak tubuh yang terlalu
banyak. Oleh karena itu, mulai sekarang Anda harus
mengurangi mengonsumsi makanan yang mengandung lemak
jenuh, seperti gorengan dan fast food.

Selain itu, jika Anda mengonsumsi makanan berkalori


tinggi, juga akan meningkatkan risiko penyumbatan pada
pembuluh darah. Jadi, batasi juga makanan yang mengandung
gula tinggi dan tetap mengonsumsi makanan sesuai dengan
kebutuhan kalori Anda. perbanyaklah mengonsumsi makanan
sumber serat.

Tak hanya porsi makan, jadwal makan juga perlu Anda


perhatikan agar Anda memiliki pola makan yang sehat dan
mencegah makan berlebihan.
2. Melakukan olahraga rutin
Olahraga adalah hal penting yang harus dilakukan oleh
semua orang, bahkan bagi Anda yang telah terkena penyakit
jantung koroner. Dengan berolahraga rutin, lemak-lemak yang
sebelumnya tertimbun di dalam tubuh dan membuat pembuluh
tersumbat dapat terbakar, risiko serangan jantung pun semakin
rendah.

Sebelum melakukan olahraga, sebaiknya diskusikan


terlebih dahulu dengan dokter Anda jenis olahraga dan
intensitas seperti apa yang boleh Anda lakukan. Usahakan
untuk melakukan olahraga setiap hari, meskipun dalam durasi
yang tak terlalu lama.
3. Hindari stres

Stres adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan


pembuluh darah Anda tersumbat dan oksigen tidak sampai ke
jantung. Wajar memang bila seseorang mengalami tekanan
dan stres, namun yang terpenting adalah bagaimana mengelola
stres tersebut. Anda dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang
Anda sukai, untuk menurunkan tingkat stres yang Anda alami.
4. Tidur dengan cukup dan teratur

Kurang tidur bisa menyebabkan Anda berisiko penyakit


jantung koroner, sehingga bila Anda sudah mengalami
penyakit tersebut, kebiasaan begadang hanya membuat kondisi
kesehatan Anda semakin buruk. Dalam berbagai penelitian
diketahui bahwa orang yang durasi tidurnya kurang dari 7 jam
per malam memiliki risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.

3.4 Teknologi Yang Dipakai

Jika sudah terkena penyakit jantung koroner, salah satu


metode yang paling umum digunakan adalah dengan pasang
ring jantung atau stent jantung. Pasang ring jantung atau
dalam bahasa medisnya disebut sebagai stent jantung adalah
sebuah prosedur yang dilakukan untuk melebarkan pembuluh
darah koroner yang menyempit atau tersumbat di bagian
jantung.

Pembuluh darah yang tersumbat ini akibat dari


penumpukan plak kolesterol ataupun zat lain yang menempel
di dinding pembuluh. Oleh sebab itu, pemasangan ring jantung
bertujuan untuk membuka pembuluh darah koroner di jantung
sehingga bisa kembali menerima suplai darah yang cukup dan
memperkecil kemungkinan seseorang mengalami serangan jantung.

Stent terbuat dari logam ataupun plastik yang berbentuk


tabung kecil yang tersusun dari kawat-kawat yang nampak seperti
jala. Pemasangan stent ini menetap, sehingga akan melekat di
jantung dan tidak bisa dikeluarkan lagi. Oleh karenanya, permukaan
stent dilapisi dengan obat jantung koroner lainnya yang bisa
membantu menjaga arteri yang tersumbat agar tidak tertutup

3.5. Prosedur Kerja

Prosedur pemasangan ring jantung dilakukan pada kasus-


kasus darurat seperti saat seseorang terkena serangan jantung
ataupun karena adanya keluhan seseorang yang mengalami
penyempitan pembuluh koroner. Penyempitan pembuluh koroner
bisa terdeteksi ketika seseorang melakukan pemeriksaan ke dokter
terlebih dulu.

Pemasangan ring jantung merupakan prosedur nonbedah di


bawah anestesi lokal yang diberikan di daerah pergelangan tangan
ataupun pangkal paha. Maka, selama tindakan berlangsung pasien
akan dalam keadaan sadar. Selain itu, pemasangan stent umumnya
tidak membutuhkan waktu yang lama, namun hal ini tergantung dari
kesulitan dan jumlah ring yang akan dipasang.

Prosedur pasang ring jantung akan diawali dengan proses


kateterisasi. Kateterisasi dilakukan dokter dengan cara memasukkan
selang kateter yang pada ujungnya dilengkapi dengan balon dan
sudah dipasangi ring jantung melalui pembuluh darah ke arteri
koroner yang menyempit atau tersumbat.

Ketika kateter sudah berada di daerah yang dituju, dokter akan


memasukan zat kontras ke dalam kateter untuk melihat kondisi
jantung pasien yang terlihat dari perjalanan zat kontras di pembuluh
darah, sehingga memudahkan dokter untuk melihat keadaan jantung
pasien yang muncul di layar monitor.
` Saat kateter sudah dimasukkan ke dalam pembuluh
darah, balon yang terdapat di ujung keteter dalam keadaan
mengempisbersamaan dengan ring jantung. Namun ketika
kateter telah sampai di area yang mengalami penyempitan dan
penyumbatan, maka balon yang ada di bagian ujung keteter
akan mengembang bersamaan dengan ring jantung. Balon ini
berfungsi untuk meregangkan arteri yang tersumbat sehingga
memungkinkan peningkatan aliran darah.

Setelah itu balon kateter dikempeskan dan kemudian


selang kateter ditarik keluar. Namun saat kateter ditarik
keluar, ring jantung menetap di lokasi tersebut supaya
pembuluh darah tetap terbuka.

Anda mungkin juga menyukai