Agregat Kronik
Agregat Kronik
KESEHATAN
Disusun oleh :
UNIVERSITAS NGUDIWALUYO
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua adalah keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Manusia seperti
halnya semua makhluk hidup didunia ini mempunyai batas keberadaannya dan akan
berakhir dengan kematian. Perubahan-perubahan pada usia lanjut dan kemunduran
kesehatannya kadang-kadang sukar dibedakan dari kelainan patologi yang terjadi akibat
penyakit
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung
lama sampai bertahun-tahun,bertambah berat,menetap,dan sering kambuh.
(Purwaningsih dan Karlina, 2009).
Penyakit kronis bisa menyebabkan kematian. Contoh penyakit kronis adalah
diabetes militus, STROKE,hipertensi, kanker dan penyakit jantung
Ketidakmampuan merupakan persepsi individu bahwa segala hal yang
dilakukan tidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang
dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan. (Purwaningsih
dan Karlina, 2009).
Kesimpulan yang didapat dari pengertian di atas adalah penyakit kronis yang
terjadi pada seseorang dalam waktu lama akan membuat orang tersebut menjadi tidak
mampu melakukan sesuatu seperti biasanya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar penyakit kronis
2. Untuk mengetahui konsep dasar diabetes melitus
3. Untuk mengetahui konsep dasar asuhan keperawatan komunitasn pada
agregat dalam komunitas masalah kesehatan populasi penyakit kronis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP DASAR PENYAKIT KRONIS
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dalam diabetes melitus terbagi menjadi 2, yakni :
penatalaksanaan secara medis dan penatalaksanaan secara keperawatan.
Penatalaksanaan secara medis adalah sebagai berikut:
a. Obat Hipoglikemik oral
Golongan Sulfonilurea / sulfonyl ureas
Obat ini paling banyak digunakan dan dapat dikombinasikan denagn obat
golongan lain, yaitu biguanid, inhibitor alfa glukosidase atau insulin.
Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan produksi insulin
oleh sel- sel beta pankreas, karena itu menjadi pilihan utama para
penderita DM tipe II dengan berat badan yang berlebihan. Obat – obat
yang beredar dari kelompok ini adalah:
Glibenklamida (5mg/tablet)
Glibenklamida micronized (5 mg/tablet)
Glikasida (80 mg/tablet).
Glikuidon (30 mg/tablet).
Golongan Biguanid / Metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati, memperbaiki
ambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer). Dianjurkan sebagai obat
tunggal pada pasien dengan kelebihan berat badan.
Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena
membuat insulin bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu
menurunkan berat badan, memperkuat jantung, dan mengurangi
stress. Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan teratur akan
lebih baik, tetapi jangan melakukan olahraga yang berat – berat
7. Pemeriksaan Diagnostik
Glukosa darah sewaktu
a. Kadar glukosa darah puasa
b. Tes toleransi glukosa
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan:
Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
8. Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi akut dan kronis. Yang
termasuk dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes ketoasidosis
(DKA), dan hyperglycemic hyperosmolar nonketocic coma (HHNC). Yang
termasuk dalam komplikasi kronis adalah retinopati diabetic, nefropati diabetic,
neuropati, dislipidemia, dan hipertensi.
a. Komplikasi akut
Diabetes ketoasidosis adalah akibat yang berat dari deficit insulin yang berat
pada jaringan adipose, otot skeletal, dan hepar. Jaringan tersebut termasuk
sangat sensitive terhadap kekurangan insulin. DKA dapat dicetuskan oleh
infeksi ( penyakit)
b. Komplikasi kronis:
Retinopati diabetic
Lesi paling awal yang timbul adalah mikroaneurism pada pembuluh
retina. Terdapat pula bagian iskemik, yaitu retina akibat berkurangnya
aliran darah retina. Respon terhadap iskemik retina ini adalah
pembentukan pembuluh darah baru, tetapi pembuluh darah tersebut
sangat rapuh sehingga mudah pecah dan dapat mengakibatkan
perdarahan vitreous. Perdarahan ini bisa mengakibatkan ablasio retina
atau berulang yang mengakibatkan kebutaan permanen.
Nefropati diabetic
Lesi renal yang khas dari nefropati diabetic adalah glomerulosklerosis
yang nodular yang tersebar dikedua ginjal yang disebut sindrom
Kommelstiel-Wilson. Glomeruloskleriosis nodular dikaitkan dengan
proteinuria, edema dan hipertensi. Lesi sindrom Kommelstiel-Wilson
ditemukan hanya pada DM.
Neuropati
Neuropati diabetic terjadi pada 60 – 70% individu DM. neuropati diabetic
yang paling sering ditemukan adalah neuropati perifer dan autonomic.
Displidemia
Lima puluh persen individu dengan DM mengalami dislipidemia.
Hipertensi
Hipertensi pada pasien dengan DM tipe 1 menunjukkan penyakit ginjal,
mikroalbuminuria, atau proteinuria. Pada pasien dengan DM tipe 2,
hipertensi bisa menjadi hipertensi esensial. Hipertensi harus secepat
mungkin diketahuin dan ditangani karena bisa memperberat retinopati,
nepropati, dan penyakit makrovaskular.
Kaki diabetic
Ada tiga factor yang berperan dalam kaki diabetic yaitu neuropati,
iskemia, dan sepsis. Biasanya amputasi harus dilakukan. Hilanggnya
sensori pada kaki mengakibatkan trauma dan potensial untuk ulkus.
Perubahan mikrovaskuler dan makrovaskuler dapat mengakibatkan
iskemia jaringan dan sepsis. Neuropati, iskemia, dan sepsis bisa
menyebabkan gangrene dan amputasi.
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah di bawah 60
mg/dl, yang merupakan komplikasi potensial terapi insulin atau obat
hipoglikemik oral. Penyebab hipoglikemia pada pasien sedang menerima
pengobatan insulin eksogen atau hipoglikemik oral.
9. Program pemerintah dalam pemeliharaan kesehatan penyakit kronis
PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan
proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta,
Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan
kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis
untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien.
a. Tujuan prolanis adalah Mendorong peserta penyandang penyakit
kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta
terdaftar yang berkunjung ke Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil
“baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 dan
Hipertensi sesuai Panduan Klinis terkait sehingga dapat mencegah
timbulnya komplikasi penyakit.
b. Aktifitas PROLANIS
1. Konsultasi Medis Peserta Prolanis : jadwal konsultasi disepakati
bersama antara peserta dengan Faskes Pengelola
2. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis
3. Reminder melalui SMS Gateway
Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk
melakukan kunjungan rutin kepada Faskes Pengelola melalui pengingatan
jadwal konsultasi ke Faskes Pengelola tersebut
:
4. Home Visit
adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah Peserta PROLANIS
untuk pemberian informasi/edukasi kesehatan diri dan
lingkungan bagi peserta PROLANIS dan keluarga
C. KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS
Pengkajian umum komunitas
Pada tahap pengkajian ini terdapat beberapa kegiatan yaitu mulai dari
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan
masalah perioritas. Kumpulan individu/ keluarga di komunitas merupakan
“Core“ dari asuhan keperawatan komunitas. Demografi, populasi, nilai- nilai,
keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatannya, serta
dipengaruhi pula oleh delapan sub sistem: fisik dan lingkungan perumahan,
pendidikan , keselamatan dan transportasi, politik dan kebijakan pemerintah,
kesehatan dan pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi.
a. Data inti :
2) Pendidikan 6) Keyakinan
4) Pekerjaan
Tujuan :
Intervensi :
Targetkan sasaran pada kelompok berisiko tinggi dan rentan usia yang akan
mendapat besar dari pendidikan kesehatan
Identifikasi faktor imternal atau eksternal yang dapat meningkatkan atau
mengurangi motivasi untuk berperilaku sehat
Tentukan penegtahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada individu,
keluarga atau kelompok sasaran
Identifikasi karakteristik populasi target yang mengetahui strategi belajar
Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan tersebut
Pertimbangkan kemudahan akses, hal-hal yang disukai konsumen, dan biaya dalam
perencanaan program
Hindari penggunaan teknik dengan menakut –nakuti sebagai strategi untuk
memotivasi orang agar mengubah perilaku kesehatan atau hidup wajar
Berikan ceramah untuk penyampaikan informasi dalam jumlah besar, pada saat
yang tepat
Berikan diskusi kelompok dan bermain peran untuk mempengaruhi keyakinan
terhadap kesehatan, sikap dan niali-nilai
Lakukan demonstrasi ulang, partisipasi belajar, dan manipulasi bahan
pembelajaran ketika mengerjakan keterampilan psikomotorik
Libatkan individu, keluarga dan kelompok dalam perencanaan dan rencana
implementasi gaya hidup atau modivikasi perilaku kesehatan
Pertimbangkan dukungan keluarga, teman sebaya dan masyarakat terhadap
perilaku yang kondusif bagi kesehatan
Gunakan berbagai strategi dan interfensi dalam program pendidikan
Domain 1 : promosi kesehatan
Kelas 2 : manajemen kesehatan
Diagnosa : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)
Defenisi : ketidakmampuan mengidentifikasi, mengelola dan / atau mencari
bantuan untuk mempertahankan kesehatan
Batasan karakteristik :
tujuan :
menerima diagnosa
mencari informasi tentang penyakit
memantau tanda dan gejala komplikasi
memantau perubahan penyakit
menggunakan sumber sumber yang ada di komunitas perencanaan :
domain 7 : komunitas
kelas 2D : manajemen resiko kemunitas
level : manajemen lingkungan komunitas
Intervensi :
inisiasi skring risiko kesehatan yang berasal dari lingkungan
monitor status risiko kesehatan yang sidah diketahui
berpartisipasi dalam program dikomunitas untuk mengatasi risiko yang sudah
diketahui
tingkatkan kebijakan pemerintash untuk menurunkan risiko tertentu
lakukan program edukasi untuk kelompok berisiko
koordinasikan layanan terhadap kelompok dan komunitas berrisiko
bekerjasama dengan kelompok dilakukan untuk memastikan aturan pemerintah yang
sesuai
Domain 1 : promosi kesehatan
Kelas 2 : manajemen kesehatan
Diagnosa : Ketidakefektifan manajemen kesehatan (00078)
Definisi : pola pengaturan dan pengintegrasian ke dalam kebiasaan terapeutik
hidup sehari hari untuk pengobatan penyakit dan sekuelenya yang tidak
memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan spesifik’
Batasan karakteristik : kegagalan melakukan tindakan untuk mengurangi faktor
resiko
Faktor yang berhubungan :
Kesulitan ekonomi
Kurang dukungan sosial
Kurang pengetahuan tentang program terapeutik
Domain 7 : komunitas
Kelas : peningkatan kesehatan komunitas
Level : pengembangan kesehatan komunitas
Intervensi :
Identifikasi bersama komunitas mengenai masalah, kekuatan , dan
prioritas kesehatan
Berikan kesempatan berpartisipasi bagi semua segmen komunitas
Bantu anggota komunitas untuk meningkatkan kesabaran dan
memberikan perhatian mengenai masalah-masalah kesehatan
Lakukan dialog untuk menentukan masalah-masalah ksehatan
komunitas dan mengembangkan rencana tindakan
Fasilitasi implementasi dan revisi dari rencana komunitas
Bantu anggota komunitas terkait dengan pengembangan dan prngadaan
sumber daya
Tingkatkan jaringan mengenai dukungan komunitas
Kembangkan strategi untuk mengelola konflik
Pastikan bahwa anggota komunitas mempertahankan kontrol
pengambilan keputusan
Domain 1 : promosi kesehatan
Kelas 2 : menejemen kesehatan
Diagnosa : ketidakpatuhan (00079)
Definisi : perilaku individu yang tidak sesuai dengan rencana promosi
kesehatan yang ditetapka oleh pfofesional pelayanan kesehatan
Batasan karakteristik :
Gagal mencapai hasil
Perilaku tidak taat
Faktor yang berhubungan :
Durasi pengobatan
Intensitas pengobatan
Kompleksitas regimen kesehatan
Pengobatan berbiaya tinggi perencanaan
domain 1 : komunitas
kelas 2C : penigkatan kesehatan komunitas
level 3 : pendidikan kesehatan
Intervensi :
Targetkan sasaran pada kelompok berisiko tinggi dan rentan usia yang akan
mendapat besar dari pendidikan kesehatan
Identifikasi faktor imternal atau eksternal yang dapat meningkatkan atau
mengurangi motivasi untuk berperilaku sehat
Tentukan penegtahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada
individu, keluarga atau kelompok sasaran
Identifikasi karakteristik populasi target yang mengetahui strategi belajar
Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan tersebut
Pertimbangkan kemudahan akses, hal-hal yang disukai konsumen, dan biaya
dalam perencanaan program
Hindari penggunaan teknik dengan menakut –nakuti sebagai strategi untuk
memotivasi orang agar mengubah perilaku kesehatan atau hidup wajar
Berikan ceramah untuk penyampaikan informasi dalam jumlah besar, pada
saat yang tepat
Berikan diskusi kelompok dan bermain peran untuk mempengaruhi keyakinan
terhadap kesehatan, sikap dan niali-nilai
Lakukan demonstrasi ulang, partisipasi belajar, dan manipulasi bahan
pembelajaran ketika mengerjakan keterampilan psikomotorik
Libatkan individu, keluarga dan kelompok dalam perencanaan dan rencana
implementasi gaya hidup atau modivikasi perilaku kesehatan
Pertimbangkan dukungan keluarga, teman sebaya dan masyarakat terhadap
perilaku yang kondusif bagi kesehatan
Gunakan berbagai strategi dan interfensi dalam program pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
NIC. 2015. IOWA Outcome Project Nursing Intervention Classification. Mosby : New York.
NOC. 2015. IOWA Outcome Project Nursing Outcomes Classification. Mosby : New York
Mansjoer, arif. 2007. Kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Purwaningsih, wahyundan karlina, Ina. (2009). Asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta : Nuha
medika
Smeltzer, S.C.,& Bare, B., G.(2013) Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
Suddarth, (ed,8.vol. 2), Jakarta ; EGC