PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni dapat diartikan sebagai hasil karya manusia yang mengandung keindahan dan
dapat diekspresikan melalui suara, gerak ataupun ekspresi lainnya. Cara mengekspresikan
seni bisa menggunakan berbagai media seperti pendapat dari Koentjaraningrat (1990 : 45)
“Kesenian memiliki banyak jenis dilihat dari cara/media antara lain seni suara (vokal), lukis,
tari, drama dan patung”. Dilihat dari cara penyampaiannya, seni dapat dilihat, didengar,
diraba dan dirasakan. Banyaknya media yang bisa digunakan dalam pengungkapan seni
Hal ini dikarenakan seni merupakan simbol dari perasaan yang ada pada diri manusia,
apapun bentuknya. Melihat seni bisa diibaratkan dengan seseorang yang sedang
berkomunikasi, dalam artian seorang seniman akan menuangkan apa yang ia ingin sampaikan
melalui media karya seninya, sedangkan orang yang melihat karya seni (media) tersebut
menerima informasi yang disampaikan oleh seniman. Seniman akan menuangkan apa yang
ingin ia sampaikan dalam bentuk rupa, secara audio-visual, baik itu dua dimensi maupun tiga
dimensi. Seni rupa berdasarkan fungsinya dibagi menjadi dua kelompok yaitu seni murni
(fine art) dan seni terapan (appllied art). Perbedaan antara seni murni dengan seni terapan
ialah dari fungsinya. Seni murni berfungsi sebagai ungkapan ekspresi seniman tanpa adanya
faktor materil, sedangkan seni terapan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Seni merupakan suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan kecakapan yang luar
biasa sehingga merupakan sesuatu yang elok atau indah. Kebutuhan akan seni budaya
merupakan kebutuhan manusia yang lebih tinggi diantara urutan kebutuhan lainnya. Seni
dan pada puncaknya merupakan proses evolusi manusia untuk makin dekat kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Oleh karena itu, seni budaya akan berkembang apabila masyarakat makmur
dan sejahtera.
Seni memiliki fungsi yang dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung
bagi manusia. Fungsi yang secara langsung dapat dirasakan adalah sebagai media untuk
berekspresi diri, berkomunikasi, bermain, dan menyalurkan bakat yang dimiliki Secara tidak
kemampuan dasarnya untuk belajar. Selain itu, melalui pendidikan seni manusia dapat
memperoleh kehalusan budi pekerti, karena seni mengolah kepekaan manusia terhadap alam
Perkembangan fisik yang berkaitan dengan kegiatan seni adalah kemampuan gerak.
Gerak/motorik dapat dibedakan menjadi motorik kasar dan motorik halus. Seni banyak terkait
sewaktu menari dan memainkan alat musik merupakan gerak motorik halus. Gerak kepala,
tangan, kaki, dan tubuh saat menari dan memainkan peran adalah contoh motorik kasar.
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang
sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar. Melukis
adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi
untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas,
kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat
yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imaji tertentu
hingga tua. Hal tersebut dikarenakan pelukis biasanya memerlukan keahlian dan bakat. Kita
sudah tahu pelukis-pelukis terkenal Indonesia seperti Affandi, Agus Djaya, Bagong
Kussudiardja, Barli Sasmitawinata, Basuki Abdullah dan lain-lain. Adalah pelukis yang memang
Eris Munandar merupakan pelukis asli Purbalingga yang cukup dikenal, prestasi
beliau yang membuat beliau dihargai oleh para pelukis-pelukis di daerah purbalingga. Beliau
juga salah satu pendiri perkumpulan Seniman di Purbalingga. Penulis tertarik menulis
kehidupan Eris Munandar karena kehidupan yang cukup menarik, mampu membagi waktu
antara menjadi guru dan menjadi seorang seniman. Berdasarkan penelitian diatas peneliti
menulis penelitian untuk mengkaji tentang riwayat kehidupan tokoh tersebut menyangkut
latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan dan kehidupan sosial, serta memaparkan
B. Rumusan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,
1. Untuk mengetahui riwayat kehidupan Eris Munandar sebagai tokoh Seni Lukis
seni lukis.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini sebagai Dasar pengambilan judul untuk dijadikan penyusunan
Purwokerto.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai salah satu referensi dalam
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap kesenian
1. Biografi
Biografi tidak ditulis sendiri oleh tokoh yang bersangkutan melainkan oleh orang lain
yang berdasarkan data-data yang ada, diantaranya wawancara. Akan tetapi otobiografi juga
merupakan refleksi yang otentik dari pengalaman seseorang karena otobiografi dapat ditulis
sebagai usaha pembelaan diri. Adapun kelemahan otobiografi adalah pandangan yang partial
pada zamanya, subjektif, dan proses sejarah yang belum final. Sama halnya dengan
otobiografi, memorie ditulis sendiri namun biasanya hanya mengenai satu peristiwa namun
biasanya hanya mengenai satu peristiwa saja. Sedangkan prosography atau biografi kolektif
belakang yang sama dengan mempelajari kehidupan mereka (Kuntowijoyo, 2003: 205-212).
Menurut Kuntowijoyo(2003: 206), Biografi harus memuat empat hal atau empat unsur
yaitu yang pertama kepribadian tokoh. Masyarakat penganut Hero in History percaya bahwa
sejarah adalah kumpulan biografi. Mereka lebih menonjolkan kepribadian tokoh menurut
mereka, individu merupakan pendorong transformasi sejarah. Unsur yang kedua, kekuatan
sosial yang mendukung. Kekuatan sosial memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada
individu. Pengaruhnya dapat berupa kepercayaan atau kekaguman terhadap seorang tokoh
masyarakat. Seperti tokoh pada penelitian kali ini yaitu H. Abdul Kahar Anshori, ia
dan kewibawannya yang membuat orang kagum dan menghormatinya dapat dijadikan
2. Seni
Pengertian seni yang paling universal adalah identifikasi dari sebuah keindahan.
Banyak yang mengatakan kalau keindahan adalah bagian dari fitrah manusia. Herber Read
menyebutkan bahwa seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang
menyenangkan (Herbert Read, The Meaning of Art, (New York: Pinguin Book, 1959)).
membingkai perasaan keindahan. pengertian seni merupakan bentuk simbolis dari perasaan
dari sebuah pengalaman atau bukan sekedar terjemahan dari sebuah pengalaman tertentu.
Dalam proses mentransformasikan pengalaman atau perasaan emotifnya dalam karya seni,
seorang seniman memilih atau menggunakan material untuk diolah menjadi sebuah medium.
Medium tersebut kemudian diolah lagi menjadi wujud-wujud tertentu sesuai isi gagasan yang
dimiliki.
Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa yang cara pengungkapannya
diwujudkan melalui karya dua dimensional dimana unsur-unsur pokok dalam karya adalah
garis dan warna Soedarso Sp (1990:11) . Seni menurut Leo Tolstoy (Sumardjo, 2000:62)
adalah ungkapan perasaan pencipta yanng disampaikan kepada orang lain agar mereka dapat
merasakan apa yang dirasakan pelukis. Seni menurut Sukaryono (1988:7) adalah ungkapan
isi hati dan perasaan yang disebut sebagai bahasa seniman yang dikomunikasikan.
Seni menurut Thomas Munro (Mikke Susanto, 2002:101) adalah alat buatan manusia
untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang melihatnya. Seni menurut
merangsang timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menghayatinya.
Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Dalam bahasa Sanskerta, kata
seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa
berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah.Peninggalan-
peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang
manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-
bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan
teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan
menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau
Eris Munandar merupakan seorang pelukis yang lebih cenderung ke aliran Realisme
dan Naturlisme, itu terlihat dari karya-karyanya yang ada disekitar rumah. Ia menunjukan
bahwa aliran realisme mampu menghadirkan kesan tersendiri yang membuat orang yang
melihatnya bertanya tentang arti dari karya-karya yang dibuatnya, aliran realisme ditunjukan
lewat karya-karya yang berupa lukisan, patung dan topeng. Aliran naturalisme yang
terlihatpun menunjukan bahwa kita sebagai manusia harus berkesinambung dengan alam agar
Penulisan tentang biografi seorang tokoh masyarakat memang sudah sering dilakukan
oleh para peneliti. Pada dasarnya penulisan biografi tokoh yang terkenal maupun tokoh yang
berjasa dalam suatu lingkup masyarakat, mempunyai alur pemikiran yang terfokus pada alur
kehidupan tokoh dan prestasi yang diraihnya tersebut maupun pemikiran-pemikirannya yang
Nur Maulidatus Sholihah dengan skripsi yang berjudul “Biografi Krishna Mustajab 1967-
1987”. Skripsi ini membahas tentang biografi seniman Surabaya yang bernama Krishna
Mustajab serta peranannya sebagai seniman dalam mengembangkan kesenian yang ada di
Surabaya. Permasalahan yang diangkat adalah perjalanan hidup dalam meniti karier sebagai
menyimpulkan bahwa seorang tokoh keagaman yaitu Syaikh Mahfudh Al-Hasani sangatlah
berpengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat pada saat itu. Latar belakang keluarga dan
pendidikan yang baik membuat masyarakat memilihnya menjadi seorang tokoh panutan.
Kemampuan cara pandanganya tentang berbagai masalah yang dialami pada saat itu dan cara
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Endah Puji Lestari (2005) dalam
lengger di umur belasan tahun. Kesenian lengger merupakan bakatnya dan untuk
menyalurkan bakatnya itu ia mempelajari lengger dari salah satu seniornya, kemudian ia juga
tidak segan untuk berbagi ilmu kepada anak-anak atau orang yang ingin mempelajari lengger
legger demi mengurusi keluarga, suami dan anak-anaknya. Padahal pada saat itu usianya
yang masih produktif untuk berkarya. Saat menjadi lengger Karsinah pernah tampil di depan
tindakan. Beberapa penelitian terdahulu tersebut memanglah berbeda dari segi objek dan
penelitiannya, namun pada dasarnya penelitian biografi suatu tokoh mempunyai tujuan yang
sama yaitu untuk memaparkan kehidupan suati tokoh masyarakat yang mempunyai pengaruh.
Dari beberapa contoh peneliti diatas yang merupakan sebuah penelitian budaya atau seni
pertunjukan maka peneliti biografi kali ini merupakan jenis biografi budaya atau seni
pertunjukan. Penelitian ini memaparkan kehidupan dari tokoh masyarakat yang tergolong
mampu menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi remaja. Kemampuannya dalam
bidang pewayangan menginspirasi agar kita sebagai penduduk asli Indonesia menjunjung
tinggi kebudayaan kebudayaan Indonesia dengan cara menjaga kelstariannya dan ikut
1. Kerangka Teoretis
Biografi atau catatan tentang seseorang itu, meskipun sangat mikro menjadi bagian
dalam mosaik sejarah yang lebih besar. Malah ada pendapat bahwa sejarah adalah
penjumlahan dari beberapa biografi. Dengan adanya biografi dapat dipahami para pelaku
sejarah, zaman yang menjadi latar belakang biografi dan lingkungan sosial politiknya. Akan
tetapi sebenarnya sebuah biografi tidak perlu menulis tentang hero yang menentukan jalan
sejarah, cukup partisipan, bahkan the unknown. Namun tidak memiliki tokoh itu tentu
masing mempunyai metodelogi sendiri. Biografi disebut portrayal bia hanya mencoba
memahami. Biografi yang termasuk kategori ini adalah biografi politik, bisnis, olahraga, dan
sebagainya serta prosopography yaitu biografi kolektif. Dalam biografi yang scientific orang
berusaha menerangkan tokohnya berdasarkan analisis ilmiah. Dalam hal ini penggunaan
konsep dan teori dari psychohistory (sejarah kejiwaan) (Kuntowijoyo, 2003: 208)
Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri
yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku hidupnya.
Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak
terkenal, namun demikian, biografi tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu
atau lebih tempat atau masa tertentu. Biografi seringkali bercerita mengenai seorang tokoh
sejarah, namun tak jarang juga tentang orang yang masih hidup. Banyak biografi ditulis
secara kronologis. Beberapa periode waktu tersebut dapat dikelompokkan berdasar tema-
tema utama tertentu (misalnya, masa-masa awal yang susah atau ambisi dan pencapaian).
Selain biografi, pengetahuan tentang otobiografi (biografi yang ditulis sendiri oleh
tokoh), memorie (peristiwa masa lampau) dan prosopography diperlukan dalam penelitian ini
agara peneliti biografi pada tokoh ini menghasilkan kualitas yang baik.bedanya dengan auto
biografi ,sebuah biografi tidak ditulis sendiri oleh tokoh yang bersangkutan melainkan orang
lain. Penelitian biografi juga sama dengan penelitian lainnya yang dimiliki kelebihan dan
kelemahan yang masih menjadi perdebatan pemikira tentang kelebihan dan kelemahan.
Menurut pemikiran Sartono Kartodirdjo biografi dipandang memiliki kelemahan pada teknik
penulisan. Teknik penulisab biografi membutuhkan kemahiran dalam pemakaian bahasa dan
retorik tertentu, pendeknya seni menulis. Disamping itu biografi juga mempunyai fungsi
Beberapa penjelasan mengenai biografi sudah dipaparkan diatas, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa penulisan biografi sangat mudah dibedakan dengan penulisan penelitian
lainnya. Penulisan biografi mempunyai kekhasan penulisan tersendiri dilihat dari ciri-ciri teks
biografinya. Setiap penulisan biografi mempunyai ciri-ciri khas yang pertama dengan struktur
teks meliputi orientasi, peristiwa atau masalah, dan reorientasi. Teks orientasi merupakan
bagian dari pengenalan tokoh yang berisi gambaran awal tentang tokoh atau pelaku didalam
teks biografi. Bagian teks peristiwa atau masalah yang dialami tokoh berisi penjelasan
peristiwa yang terjadi atau dialami tokoh. Teks reriontasi merupakan bagian penutup yang
Hal yang menarik bagi peneliti sehingga melakukan penelitian biografi yaitu karena
mengungkapkan sesuatu yang nyata (tidak fikfif) dan mengandung pelajaran berharga
sekalipun peneliti sama sekali belum mengenal tokoh yang diceritakan serta tidak tahu
banyak yang mengenai bidang yang ditekuni tokoh tersebut. Sebuah biografi menceritakan
proses mulai dari kanak-kanak tokoh tersebut termasuk latar belakang lingkungan dan
keluarga, timbulnya cita-cita dalam benak sang tokoh untuk terjun dalam bidang yang
disukainya, awal karir sang tokoh berikut berbagai masalah yang muncul, sampai saat ia
berhasil mewujudkannya.
2. Pendekatan
Selain teori yang digunakan dalam sebuah penelitian. Suatu penelitian hendaknya
memiliki sebuah pendekatan yang relevan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan
Antropologi
meneropong segi-segi sosial peristiwa yang dikaji, umpamanya golongan atau komunitas
sosial mana yang berperan, serta nilai-nilainya, hubungannya dengan kelompok lain, konflik
masing kelompok etnik dapat berupa sistem ide, sistem sosial, serta benda-benda karya
manusia.Dalam hal ini, seni termasuk ke dalam wujud kebudayaan sebagai hasil karya
manusia yang paling konkret meliputi hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan
difoto.Selanjutnya, berkaitan dengan peran budaya dalam karya seni, menurut Melalatoa
mencapai tujuan bersama seperti kemakmuran, persatuan, kemuliaan, kebahagiaan dan rasa
aman ketika berkoneksi dengan yang gaib (supernatural). Kesenian sebagai hasil ekspresi
lukis, seni rias,seni patung, seni sastra, seni tari, seni vokal dan lain sebagainya.
apa yang bisa disebut kebudayaan. Keduanya mengatakan kebudayaan atau kultur sebagai
suatu golongan fenomen yang diberikan muatan makna tertentu oleh antropologi dalam
rangka menghadapi segala persoalan untuk dipecahkan. Fenomena yang disebutkan dalam
hal ini, salahsatunya adalah perilaku manusia yang tradisional dan terlembagakan. Seorang
antropolog secaraleluasa dapat meneliti sistem budaya atau adat dari suatu kebudayaan
tertentu. Dalam usahanya tersebut mencoba untuk mengaitkan perhatian terhadap nilai-nilai
budaya, norma dan hukum, pengetahuan dan keyakinan dari manusia yang menjadi warga
masyarakat. Termasuk dengan meneliti pada tindakan, aktivitas-aktivitas dan hasil karya
Pendekatan antropologi budaya memiliki hubungan erat dengan seni. Pada umumnya
orang awam mengartikan antropologi secara sempit yaitu sebagai pengertian dari kebudayaan
itu sendiri. Pengertian itu seperti kebudayaan adalah hasil seni, keindahan dan tari-tarian.
Sebaliknya banyak pula antropologi yang memberikan arti dalam cangkup yang luas terhadap
Antropologi merupakan studi tentang umat manusia pada umumnya dengan mempelajari
berbagai warna, bentuk fisik masyarakat dan budaya yang dihasilkan. Menurut antropologi,
arti kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
Manusia dan seni adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Seni dimiliki oleh
seluruhmanusia, tidak terkecuali. Kedekatan manusia dan seni inilah yang memunculkan
adanya bidang yang secara khusus mengkaji seni itu sendiri. Yaitu, sosiologi seni, psikologi
seni, sejarah seni, dan tidak terkecuali antropologi seni. Antropologi seni adalah kajian
ilmuan tropologi yang mempelajari manusia dan segala perilaku berkeseniannya. Kajian
antropologi seni ini muncul mengingat adanya kedekatan antara manusia dan seni, selain
karena seni juga merupakan salah satu dari unsur budaya yang mana manusia dan budaya
adalah obyek utama disiplin ilmu antropologi. Dalam kaitannya dengan antropologi seni ini,
Rahim (2009) mengatakan bahwa “pintu yang menjadi celah bagian antropologi untuk
G. Metode Penelitian
Dalam Metode Penelitian penulis berusaha menulis riwayat hidup atau sejarah
perjalanan hidup seorang tokoh. Guna membantu membantu proses penelitian ini, peneliti
historis atau metode penelitian sejarah. Metode historis atau metode penelitian sejarah adalah
suatu cara seorang sejarawan mendekati objek penelitian dengan langkah-langkah yang
terstruktur sehingga akan mempermudah dalam memperoleh data sejarah (Priyadi, 2013 :
111).
Menurut Gottschalk metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara
kritis terhadap rekaman atau peninggalan masa lampau. Kemudian data-data yang teruji dan
dianalisis disusun kembali menjadi sebuah kisah sejarah. Pencapaian metode historis ini
mengumpulkan data. Upaya peneliti untuk mendapatkan data yang akurat yaitu melalui
dokumen dan wawancara atau sumber tertulis. Dalam memasuki tahap pengumpulan sumber
(heuristik), seorang peneliti sejarah memasuki lapangan (medan) penelitian. Kerja penelitian
secara aktual dimulai. Sumber sejarah dibedakan menjadi tiga yaitu : sumber sejarah yang
bersifat umum dan khusus, sumber sejarah yang bersifat tertulis dan tidak tertulis, serta
sumber sejarah primer dan sumber sejarah sekunder (Daliman, 2012: 51).
Penulis pada penelitian ini menggunakan wawancara untuk mendapatkan sumber lisan
yang asli atau otentik, wawancara dilakukan secara intensif kepada Eris Munandar dan
keluarganya untuk memperoleh data yang diperlukan. Kemudian diuji kebenarannya agar
mendapat data yang valid. Penulis mewawancarai hal-hal yang terkait dengan biografi Eris
Munandar serta keluarga dari Eris Munandar, baik itu ayah, ibu, dan sanak saudaranya.
penjelasan, serta kisah sejarah kepada peneliti. Pertama-tama ada kemungkinan, pelaku atau
narasumber itu tidak berterus terang meskipun tidak berbohong. Pelaku masih belum
memahami maksud wawancara itu. Pelaku bisa berpikir bahwa jangan-jangan wawancara itu
dimaksudkan untuk membuka rahasia atau kedok kejahatan, kesalahan, kebodohan, dan
berbagai perilaku lain yang menyebabkan peristiwa yang buruk itu terjadi. Sejarawan atau
peneliti ketika menemui keragaman sikap para pelaku harus selalu menjelaskan tujuan
wawancara untuk menutupi kekurangan sumber dokumen dan manfaat sumber sejarah lisan
dalam merekonstruksi sebuah sejarah atau peristiwa yang tidak ada sumbernya (Priyadi,
2014: 91).
Seorang sejarawan atau peneliti tentu harus fokus dalam mewawancarai seorang
menambah wawasan dan pengetahuan terhadap penelitian tersebut. Latar belakang budaya
para narasumber atau pelaku juga harus menjadi landasan bagi sejarawan dalam melakukan
Masalah budaya itu terutama persoalan yang terkait dengan latar pendidikan.
pendidikannya, misalnya, sekolah dasar akan merasa rendah diri ketika akan diwawancarai.
Di samping merasa enggan menjawab, juga akan enggan pula memberi jawaban wawancara
secara tertulis. Peneliti disini juga harus bersabar jika menghadapi persoalan-persoalan
seperti ini. Artinya, wawancara dapat dilakukan secara perlahan-lahan tetapi sering sehingga
sumber sejarah lisannya bisa diungkap. Atau, peneliti bisa melibatkan orang tua, anak atau
dan alat rekam agar mempermudah penulis dalam mengolah hasil wawancara tersebut.
Informan yang peneliti wawancarai adalah istri dari tokoh yang bernama “” dan kedua anak
tokoh yang bernama. Data tertulis dan lisan yang telah diperoleh dan dikumpulkan. Data
tersebut kemudian dipisahkan sesuai dengan pembahasan antar bab berikutnya. Hal ini
2. Kritik (Verifikasi)
Kritik peneliti harus benar-benar memilah-milah data yang benar atau sesuai dengan
fakta yang ada sehingga nanti akan diperoleh data yang otentik. Selain itu juga baik berupa
sumber tertulis maupun sumber lisan yang didapatkan dari narasumber, yaitu Eris Munandar
beserta keluarga maupun sanak saudara. Nantinya akan dikritik secara ekstern maupun intern
yang menilai apakah sumber itu kreadibilitas (kebiasaan untuk dipercaya) atau tidak.
Peneliti disini harus bisa membaca dan mendeteksi setiap perbedaan itu. Perbedaan
adalah wawancara simultan. Suatu wawancara yang diumpamakan seperti permainan catur
simultan antara seorang grandmaster (sangat ahli) melawan master-master yang jumlahnya
puluhan atau ratusan. Grandmaster dalam permainan itu tidak selalu menang secara
keseluruhan. Bisa saja, ia dipecundangi oleh seorang master. Artinya, peneliti bisa juga gagal
dalam mewawancara salah seorang atau beberapa pelaku. Peneliti menerima banyak
banyak pelaku. Disitu, peneliti bisa menanyakan langsung jawaban seorang narasumber,
Eris Munandar kemudian ditanyakan lagi kepada orang tuanya maupun sanak saudaranya
sejarah lisan, juga untuk melakukan kritik sumber, baik kritik ekstern maupun kritik intern.
Kritik ekstern yang menuntut terhadap sumber sejarah lisan dalam hal keautentikan sumber,
maka sejarawan dapat meminta kesaksian pelaku lain. Selain dimanfaatkan sebagai kritik
Kritik intern ditempuh dengan membandingkan antarsumber, atau antarsumber sejarah lisan.
Sumber sejarah lisan yang berversi-versi itu dibandingkan satu sama lain sehingga akan
diketahui versi yang kuat dan versi yang lemah. Versi yang kuat biasanya didukung oleh
banyak narasumber atau pelaku sejarah. Versi yang lemah tidak mendapat dukungan.
Perbandingan versi akan menyimpulkan bahwa versi tertentu itu mengada-ada atau dibuat-
buat oleh pelaku atau narasumber tertentu. Sesuatu yang apa adanya adalah fakta sejarah
yang lolos dari kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ektern bermain pada tataran
keautentikan atau keaslian sumber, sedangkan kritik intern bekerja pada kawasan kredibilitas
sukar dihindari, karena ditafsirkan oleh sejarawan (si subjek), sedangkan yang objektif adalah
faktanya. Penafsiran model sejarah tersebut dapat diterapkan dalam ilmu antrophologi, seni
pertunjukan, studi agama, filologi, arkeologi, dan ilmu sastra. Penafsiran sejarah juga disebut
juga dengan analisis sejarah. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti fakta-fakta yang terdapat
pada sumber sejarah yang telah terkumpul dan sudah mengalami tahap verifikasi kemudian
peneliti menafsirkan data tersebut. Penafsiran dilakukan sesuai dengan teori dan pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini, seperti yang tercantum dalam landasan teori (Priyadi,
2011: 88-89).
Pada tahap analisis, nantinya penulis menguraikan secara detail tiga fakta, yaitu
manifact, sociofact, dan artifact dari berbagai sumber atau data baik itu tertulis maupun lisan
yang didapat dari narasumber Eris Munandar beserta keluarganya sehingga unsur-unsur
terkecil dalam fakta tersebut akan menampakkan kohesinya (Priyadi, 2011: 92).
oleh penelitian terhadap peristiwa-peristiwa masa lalu (Badri Yatim, 1995: 5). Historiografi
disini merupakan cara penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang
kronologis peristiwa. Aspek ini sangat penting karena arah penelitian peneliti adalah
penelitian sejarah sehingga proses peristiwa dijabarkan secara detail. Data atau fakta tersebut
selanjutnta ditulis dan disajikan dalam beberapa bab berikutnya yang terkait satu sama lain
hasil penelitian dari awal hingga akhir, yang meliputi masalah-masalah yang harus dijawab.
H. Sistematika Penyajian
Untuk sistematika penyajian pada penelitian ini nantinya akan dideskripsikan dalam
tertarik untuk melakukan penelitian ini. Kemudian batasan masalah atau batasan yang peneliti
tentukan sendiri akan kemana arah dan fokus penelitian ini sehingga tidak didapati kesan
yang „ngambang‟ atau bias dan menjelaskan hal-hal yang akan diungkap dalam penelitian ini.
Selanjutnya beberapa persoalan atau pertanyaan yang akan dicari jawabannya, peneliti
cantumkan secara jelas dalam rumusan masalah. Berikutnya adalah tujuan penelitian yang
ingin menegaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan pada rumusan masalah. Kemudian akan ditulis
pula apa harapan dari penelitian ini, kemanfaatan apa yang ingin peneliti berikan setelah
penelitian ini selesai. Selanjutnya ada kajian pustaka dimana di dalamnya menjelaskan
tentang variabel penelitian dan beberapa penelitian terdahulu yang penulis temukan ada
dimasukkan kedalam sub bab ini. Selanjutnya terdapat kerangka teoritis dan pendekatan
dimana di dalamnya peneliti memilih teori ilmu sosial yang sesuai sebagai model penjelasan
dan memilih serta menggunakan salah satu disiplin ilmu sosial sebagai alat bantu penjelasan.
Berikutnya Dicantumkan pula metode penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini baik
pertama tentang riwayat kehidupan Eris Munandar yang sebelumnya telah ditentukan pada
rumusan masalah.
Bagian ketiga, berikutnya menjelaskan tentang kiprah Eris Munandar sebagai pelukis.
Bagian ke empat, selanjutnya menjelaskan prestasi yang telah diraih oleh Eris
Munandar dalam dunia Seni yang mana sebelumnya telah ditentukan pertanyaanya pada
rumusan masalah.
Bagian keenam, Kesimpulan yang merupakan jawaban dari beberapa pertanyaan yang
peneliti haturkan di bagian ini, karena peneliti yakin akan keterbatasan diri sebagai manusia,
sementara obyek penelitian ini teramat penting dan kompleks. Pada bab ini juga berisi
tentang saran yang ditujukan untuk dalang muda dan para pembaca laporan penelitian ini.